Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190934 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Atika Amalia
"Kendati migrasi tenaga kerja ke luar negeri telah menjadi bagian dari strategi pembangunan pemerintah Indonesia, perhatian akan dampak dari remitansi terhadap ekonomi masih minim, termasuk juga penelitian mengenainya. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha untuk mengisi lokus tersebut dengan melakukan analisis pengaruh remitansi terhadap kesejahteraan pada tingkat subnasional dengan indikator konsumsi per kapita, pertumbuhan konsumsi dan tingkat kemiskinan.
Analisis dilakukan untuk periode tahun 2007 hingga 2009 dengan individu tujuh belas daerah naungan BP3TKI yang mencakup 33 provinsi Indonesia. Dengan menggunakan metode regresi Ordinary Least Square (OLS), remitansi ditemukan terbukti berdampak positif secara signifikan terhadap konsumsi per kapita daerah, namun tidak terbukti berdampak terhadap tingkat kemiskinan dan pertumbuhan konsumsi daerah.

Although internasional labor migration has become a part of the Indonesian government's development strategy, attention to the impact of remittances on the economy is still minimum, including from research perspective. Therefore, this study seeks to fill this locus by analyzing the effect of remittances on welfare at subnational level with per capita consumption, consumption growth and poverty rate.
Analyzes were conducted for the period of 2007 to 2009 with seventeen regions covering 33 provinces of Indonesia. By using simple Ordinary Least Square (OLS) regression, remittances are found to significantly increase per capita household consumption, but cannot be proved to have impacts on poverty rate and consumption growth.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46205
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Muharani
"ABSTRAK
Zakat merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang memiliki kecukupan harta. Zakat yang disalurkan tersebut merupakan bentuk aliran dana dari yang berkecukupan kepada masyarakat yang membutuhkan, yang dapat menjadi tambahan pendapatan bagi penerimanya, serta secara langsung juga menjadi tambahan pengeluaran. Hal tersebut dapat mendorong peningkatan konsumsi agregat masyarakat. Penyaluran zakat dalam jangka panjang dapat mendorong menurunnya tingkat kemiskinan, hal ini dimungkinkan dengan perpindahan masyarakat mustahik menjadi muzakki seiring dengan besarnya jumlah zakat yang disalurkan. Pergeseran golongan masyarakat tersebut dapat mendorong meningkatnya tingkat tabungan masyarakat, karena semakin banyaknya golongan muzakki. Namun, Indonesia yang merupakan negara dengan mayoritas penduduk Muslim, dan telah menyelenggarakan pengelolaan zakat sejak lama, masih belum memperlihatkan keberhasilan zakat, yaitu berkurangnya jumlah masyarakat miskin. Penelitian ini menganalisa bagaimana pengaruh yang ditimbulkan oleh penyaluran zakat terhadap konsumsi agregat, tingkat kemiskinan, dan tingkat tabungan di Indonesia. Menggunakan analisis korelasi kanonikal, penelitian ini akan melihat korelasi antar variabel tersebut. Hasilnya, diperoleh bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara penyaluran zakat terhadap peningkatan konsumsi agregat, penurunan tingkat kemiskinan, dan kenaikan tingkat tabungan di Indonesia.

ABSTRACT
Zakat is an obligation for each Muslim who has asset in the specific amount. The payment of zakat forms a wealth circulation from the wealthy to the needy people. The wealth circulation becomes an addition of income, and simultaneously becomes spending by the zakat receiver. It can be a stimulator to increase aggregate consumption in the country. In the long term, by increasing of zakat distribution, it can also stimulate poverty alleviation. It is will be showed by the shift of needy people to wealthy people. The shift will also increase saving rate in the country, because of the increasing of wealthy people. Meanwhile, Indonesia with large number of Muslim citizen country have long story about zakat management, but it doesn rsquo t showed the success of zakat to reduce the number of poverty. This research analyzes the impact caused by zakat distribution to aggregate consumption, poverty rate, and saving rate in Indonesia. Using canonical correlation analysis method, the result shows that zakat distribution has significance correlation toward increasing of aggregate consumption, decreasing of poverty rate, and increasing of saving rate in Indonesia."
2018
T51342
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Aquila Widyawati
"Ada beberapa alasan mengapa orang memilih untuk bermigrasi dari negara asalnya. Salah satu alasan terpenting adalah karena masalah ekonomi seperti pengangguran atau gaji yang tidak mencukupi di negara asal mereka. Dalam hal migrasi dan faktor ekonomi terkait dengan remitansi. Remitansi membantu meningkatkan pendapatan rumah tangga yang menjadikannya kekuatan anti-kemiskinan yang kuat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh remitansi terhadap kemiskinan di Indonesia. Studi ini mengamati dampak remitansi terhadap kemiskinan di Indonesia dari tahun 1995 hingga 2019. Data diperoleh melalui beberapa laporan tahunan dari beberapa sumber resmi pemerintah. Untuk mengeksplorasi estimasi dan hasil ekonomi, digunakan data deret waktu dan analisis Ordinary Least Squared (OLS). Hasilnya menunjukkan bahwa tiga dari empat variabel ditemukan signifikan secara statistik. Variabel tersebut adalah remitansi, PDB per kapita atau pendapatan, dan inflasi. Remitansi memiliki hubungan negatif dengan kemiskinan, sedangkan Inflasi dan PDB per kapita memiliki hubungan positif dengan kemiskinan. Artinya, remitansi mengurangi kemiskinan. Namun, dampak remitansi dalam pengentasan kemiskinan relatif rendah. Hal ini dapat dijelaskan dengan tren penurunan pekerja migran, latar belakang pendidikan rendah, remitansi yang tidak tercatat, dan lain-lain.

There are several reasons why people choose to migrate from their home country. One of the most important reasons would be due to the economic problems like being unemployed or having insufficient salary in their home countries. In the case of migration and economic factors, it is related to remittances. Remittances help to increase the household income which makes them a powerful anti-poverty force. This study aims to examine the effects of remittances on poverty in Indonesia. This study observes the remittances impact on poverty in Indonesia from 1995 to 2019. The data is obtained through several annual reports of several official government sources. To explore the estimated and economic results, time-series data and Ordinary Least Squared (OLS) analysis were used. The results show that three out of four variables are found to be statistically significant. Those variables are remittances, GDP per capita or income, and inflation. Remittances have a negative relationship with poverty, while Inflation and GDP per capita have a positive relationship with poverty. This means that remittances reduce poverty. However, the impact of remittances in poverty reduction is relatively low. It can be explained by the decline trend of migrant workers, low education background, unrecorded remittances, and others."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irpan Pebri Setiadi Hsb
"Kemiskinan energi masih menjadi permasalahan penting terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kemiskinan energi erat kaitannya dengan kekurangan pendapatan dalam memenuhi layanan energi dasar. Remitansi diyakini menjadi salah satu stimulus yang potensial dalam mengurangi kemiskinan energi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh remitansi dalam mengurangi kemiskinan energi multidimensi rumah tangga di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari Indonesia Family Life Survey (IFLS) periode tahun 2007 dan 2014. Untuk mengatasi masalah endogenity yang muncul karena adanya reverse causality antara remitansi dan kemiskinan energi, maka penelitian ini menggunakan instrumental variables berupa traditional migrant-sending district. Dengan menggunakan metode 2SLS (two-stage least squares) diperoleh bahwa remitansi dapat menurunkan kemiskinan energi multidimensi di Indonesia. Rumah tangga penerima menggunakan tambahan pendapatan untuk membeli layanan energi seperti listrik, peralatan rumah tangga, dan komunikasi sehingga konsumsi energi meningkat dan selanjutnya kemiskinan energi menurun. Selanjutnya karakteristik rumah tangga juga signifikan dalam mempengaruhi kemiskinan energi seperti status pekerjaan, pendidikan, jenis kelamin, ukuran keluarga, kepemilikan rumah, dan lokasi tempat tinggal. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa ketimpangan pendapatan memediasi hubungan remitansi dan kemiskinan energi.

Energy Poverty is still an important issue especially in developing countries like Indonesia. Recent studies showed that energy poverty is closely related to a lack of income in fulfilling basic energy needs. Remittances are believed to be one of the potential stimulus in reducing energy poverty. This study aims to analyze the effect of remittances in reducing multidimensional energy poverty of households in Indonesia. The data used in this study comes from the Indonesia Family Life Survey (IFLS) for the 2007 and 2014 periods. To overcome the endogeneity problem that arises because of the reverse causality between remittances and energy poverty, this study uses instrumental variables in the form of traditional migrant-sending districts. By using the 2SLS (two-stage least squares) method, it is found that remittances can reduce multidimensional energy poverty in Indonesia. Recipient households use the additional income to purchase energy services such as electricity, household appliances, and communications so that energy consumption increases and subsequently energy poverty decreases. Furthermore, household characteristics are also significant in influencing energy poverty such as employment status, education, sex, family size, home ownership, and location of residence. In addition, this study also found that income inequality mediates the relationship between remittances and energy poverty."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triani Septiana
"Penelitian ini bertujuan menganalisis apakah kosumsi tenaga listrik mempunyai dampak yang berbeda pada pertumbuhan ekonomi kelompok provinsi berdasarkan produktivitas. Penelitian ini menggunakan analisis data panel untuk 25 provinsi yang diklasifikasikan menjadi 3 kelompok: (i) kelompok provinsi dengan produktivitas tinggi (terdiri dari Provinsi DKI Jakarta), (ii) kelompok provinsi dengan produktivitas tinggi-menengah (terdiri dari 13 provinsi), (iii) kelompok provinsi dengan produktivitas menengah-rendah (terdiri dari 11 provinsi) selama periode 1996-2011.
Hasil estimasi panel memperlihatkan bahwa: (i) dampak konsumsi tenaga listrik terhadap PDRB pada kelompok provinsi dengan produktivitas menengah-rendah bernilai lebih tinggi daripada dampak konsumsi listrik terhadap PDRB pada kelompok provinsi dengan produktivitas tinggi-menengah, (ii) dampak konsumsi tenaga listrik terhadap PDRB pada Provinsi DKI Jakarta bernilai lebih tinggi daripada dampak konsumsi tenaga listrik terhadap PDRB pada kelompok provinsi dengan produktivitas menengah-rendah.
Melalui perhitungan Technical Elasticity of Substitution (TES), diketahui bahwa pada Provinsi DKI Jakarta hubungan yang terbentuk diantara faktor input investasi kapital dengan konsumsi listrik adalah substitusi dan hubungan yang terbentuk diantara faktor input tenaga kerja dengan konsumsi listrik adalah komplementer. Sedangkan pada kelompok provinsi dengan produktivitas tinggi-menengah dan kelompok provinsi dengan produktivitas menengah-rendah, hubungan yang terbentuk diantara faktor input investasi kapital dengan konsumsi listrik adalah komplementer.

The objective of this study is to analyze whether electricity consumption has different effect on economic growth of group provinces by productivity. By employing data panel analysis, it classifies 25 Indonesian provinces into (i) group of high productivity provinces (consist of DKI Jakarta), (ii) group of high-middle productivity provinces (consist of 13 provinces), (iii) group of middle-low productivity provinces (consist of 11 provinces) with observation period 1996-2011.
Referring to panel data estimation result, it shows that (i) the effect of electricity consumption to output in group of middle-low productivity provinces is higher than effect of electricity consumption to output in group of high-middle productivity provinces, (ii) the effect of electricity consumption to output in DKI Jakarta is higher than the effect of electricity consumption to output in group of high-middle productivity provinces.
Through Technical Elasticity of Substitution (TES), the result shows the relation between capital investment and electricity consumption as substitution and relation between employment and electricity consumption as complementary in DKI Jakarta. For group of high-middle productivity provinces and group of middle-low productivity provinces, the TES shows that relation between capital investment and electricity consumption as complementary.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42413
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramistha Xisara
"Penelitian ini menggunakan metode Granger Causality dengan model VAR/VECM dan uji kointegrasi Johansen untuk mencari hubungan kausalitas antara pertumbuhan ekonomi dan konsumsi listrik di Indonesia dengan rentang waktu penelitian antara tahun 1980-2010. Data yang digunakan meliputi konsumsi listrik, PDB riil sebagai proxy dari pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk bekerja yang semuanya berupa data tahunan. Hasil studi ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan unidirectional yang mengarah dari konsumsi listrik ke pertumbuhan ekonomi. Hasil studi juga menyatakan bahwa hubungan kausalitas unidirectional antara konsumsi listrik dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia memiliki karakteristik negatif, yang berarti bahwa terdapat inefisiensi dalam pemakaian energi listrik di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh konsumsi listrik Indonesia yang masih didominasi oleh sektor non-produktif.

This study uses Granger Causality method with VAR/VECM as its model plot and Johansen Cointegration test to investigate the causality relationship between electricity consumption and economic growth in Indonesia for the period of 1980-2010. This study uses annual data of electricity consumption, real GDP as the proxy of economic growth, and employment. The result indicates that there is a unidirectional causality runs from electricity consumption to economic growth. Furthermore, this study also finds out negative relationship between electricity consumption and economic growth. This means that there is an inefficiency in Indonesia's electricity consumption which is caused by non-productive sector which dominants electricity consumptions."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44319
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Wicaksana
"Determinan dari non-performing loans (NPL) sudah memiliki literatur pendahulu yang terus berkembang. Namun, sedikit penelitian yang melihat pengaruh ini pada tingkat disagregat. Gosh (2017) melakukan analisis yang menemukan perbedaan pengaruh antara variabel makroekonomi dan kondisi neraca dengan kategori NPL yang berbeda.
Penelitian ini melihat determinan NPL dari setiap jenis kredit yaitu kredit investasi, modal kerja, dan konsumsi di Indonesia dengan menggunakan data seluruh bank konvensinal selama periode 2013-2018. Penelitian ini juga melihat lebih lanjut dampak pertumbuhan kredit dengan menggunakan lag satu kuartal, dua kuartal, dan empat kuartal terhadap NPL.
Dengan menggunakan one-step system GMM, penelitian ini menemukan setiap jenis kredit memiliki pengaruh determinan yang berbeda terhadap pertumbuhan NPL. Pertumbuhan kredit memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap pertumbuhan NPL secara agregat namun secara disagregat, memiliki pengaruh signifikan yang berbeda-beda untuk setiap jenis kreditnya.

The determinants of non-performing loans (NPL) already has a growing literature. However, very few studies have explored the issue at the disaggregate level. Gosh (2017) analysis unmasks important differences in the inter-relationships between macroeconomic and balance sheet conditions and different categories of NPLs.
The present study examines NPLs for each type of credit in namely investment, working capital, and consumption credits in Indonesia using data of all conventional banks over the period 2013-2018. The paper further explores the impact of credit growth using lags of one quarter, two quarter, and four quarter on NPLs.
By implementing one-step system GMM, the paper finds each type of credit has different determinants on the growth of NPL. Credit growth also has different impact on the NPL based on the number of lags and type of credit.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54667
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Chinta Ramadhani
"Obesitas mulai dialami oleh rumah tangga yang berpenghasilan tinggi, menengah, dan rendah. Prevalensi obesitas ini meningkat seiring dengan globalisasi yang membuat akses terhadap makanan lebih mudah dan harga makanan olahan yang murah namun memiliki kalori yang tinggi. Rumah tangga sebagian besar menggunakan pendapatannya untuk konsumsi makanan. Oleh sebab itu, konsumsi makanan terutama jadi dan olahan erat kaitannya dengan risiko mengalami obesitas. Dalam penelitian ini, kami menyelidiki sejauh mana konsumsi jadi dan olahan mempengaruhi obesitas di Indonesia dengan menggunakan metode Instrumental Variable Probit. Kami menemukan bahwa konsumsi jadi dan olahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap probabiliti obesitas sebesar 0.756. Hasil ini menjadi menarik dikarenakan kondisi sekarang yang kita ketahui bahwa mudahnya akses makanan cepat saji dan makanan olahan yang dapat ditemukan dimana saja dapat menyebabkan obesitas.

Obesity begins to be experienced by households with high, middle and low incomes. The prevalence of obesity is increasing along with globalization which makes access to food easier and the price of processed food is cheap but has high calories. Most households use their income for food consumption. Therefore, consumption of processed and processed foods is closely related to the risk of obesity. In this study, we investigated the extent to which processed and processed consumption affects obesity in Indonesia using the Instrumental Variable Probit method. We found that processed and processed consumption had a positive and significant effect on the obesity probability of 0.756. This result is interesting because of the current conditions that we know that easy access to fast food and processed foods that can be found anywhere can cause obesity."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Myrza Rahmanita
"Perilaku konsumsi conspicuous banyak ditemui di negara-negara maju maupun berkembang. Di satu sisi, konsumsi conspicuous memberikan kontribusi positif seperti pertumbuhan dan percepatan perekonomian; namun di sisi lain dapat membawa dampak negatif seperti jebakan kemiskinan, kesenjangan, pengangguran dan kriminalitas. Di negara dunia ketiga termasuk Indonesia, konsumsi conspicuous dilakukan bahkan sebelum rumah tangga memiliki kemampuan memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan mereka. Rumah tangga yang melakukan konsumsi conspicuous cenderung lebih mengutamakan pengeluarannya untuk barang-barang yang mudah terlihat publik dan mengurangi pengeluaran lain seperti pendidikan dan kesehatan, sehingga berpeluang kehilangan kesempatan untuk mengejar level pendapatan yang lebih tinggi. Selain itu rumah tangga mungkin mengurangi atau meniadakan tabungan yang sesungguhnya dibutuhkan untuk merealisasikan investasi di masa depan. Dampak negatif konsumsi conspicuous terutama semakin buruk ketika terjadi di kelas pendapatan bawah, hal mana membuat penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan.
Kebaruan studi konsumsi conspicuous ini karena merupakan penelitian empiris yang dilakukan menggunakan data sekunder. Penelitian terdahulu tentang topik ini kerap bersifat teoritis. Jikapun ada studi empiris, umumnya menggunakan data primer berupa survei atau wawancara semi terstruktur. Kebaruan lainnya adalah mensyaratkan adanya kondisi kedua, yaitu nilai elastistas pendapatan positif; setelah kondisi pertama terpenuhi yaitu nilai elastistas harga positif. Kondisi elastisitas pendapatan positif dipersyaratkan guna memilah antara barang dengan efek Veblen (disebut juga sebagai barang Veblen atau barang untuk konsumsi conspicuous atau barang conspicuous) dengan barang Giffen yang sama-sama memenuhi persyaratan kondisi pertama namun elastisitas pendapatan negatif. Lebih lanjut, dengan adanya syarat elastisitas pendapatan positif tersebut, dapat ditentukan barang conspicuous tersebut terkategorikan sebagai barang necessities ataukah mewah (luxury).
Penelitian konsumsi conspicuous ini dilakukan dengan mencermati keberadaan efek Veblen pada konsumsi di Indonesia dengan menerapkan model empiris menggunakan price dependent utility function Fechner Thurstone dengan kendala anggaran. Penelitian ini menggunakan data sekunder Survei Sosial Ekonomi Nasional periode 2008, 2009 dan 2010 (Susenas Panel) pada level yang lebih mikro yaitu rumah tangga, membedakannya berdasar kelas pendapatan (income class), pengeluaran konsumsi, menggunakan variabel kontrol, dan penerapan kepada delapan kelompok barang, dengan harga masing-masing kelompok barang diproksi menggunakan indeks harga konsumen (IHK). Uji empiris dilakukan menggunakan metoda estimasi panel seemingly unrelated regression (SUR Panel) untuk mengolah data panel yang merupakan kombinasi data cross section dan time series (rumah tangga dengan pengeluaran konsumsi serta harga sepanjang periode 2008, 2009 dan 2010).
Penelitian ini bertujuan menguji keberadaan efek Veblen dalam perilaku konsumsi di Indonesia; mengeksplorasi kelompok-kelompok barang yang memiliki efek Veblen; serta mengidentifikasi perbedaan kelompok-kelompok barang yang memiliki efek Veblen antar kelas pendapatan. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan pemahaman masyarakat serta para pengambil kebijakan terkait konsumsi conspicuous di Indonesia.
Kesimpulan penelitian ini menunjukkan adanya konsumsi conspicuous di Indonesia, terlihat dari ditemuinya efek Veblen di seluruh kelas pendapatan rumah tangga. Kelompok barang conspicuous dapat berbeda antar kelas pendapatan dimana kelompok barang sandang dan barang pribadi ditemui di setiap kelas pendapatan. Barang dengan efek Veblen di Indonesia umumnya berupa barang neccesities kecuali kelompok barang bahan makanan di kelas pendapatan atas, serta kelompok barang transpor, komunikasi, jasa keuangan di kelas pendapatan bawah; keduanya merupakan barang mewah.

Conspicuous consumption is commonly found in both developed and developing countries. On the one hand, conspicuous consumption contributes positively to the growth and acceleration of the economy; but on the other hand it can bring negative impacts like poverty traps, inequalities, unemployment and crime. In third world countries including Indonesia, conspicuous consumption is conducted even before households have the ability to fulfil their food, clothing and housing needs. Households involved in conspicuous consumption tend to spend more on visible items and reduce other expenses such as education and health, thus losing the opportunity to acquire higher income. Moreover, households may reduce or eliminate savings which actually required to apprehend future investments. The negative impact of conspicuous consumption is especially worse when it occurs in lower income classes, which makes this research crucial to be conducted.
The novelty of this study is its empirical type and the enactment of secondary data. Previous research on this topic is often theoretical. Even if there are empirical studies, they are using primary data like interview or semi-structured survey. Another novelty is the prerequisite of second condition, namely the positive value of income elasticity; after the first condition of positive price elasticity is met. This second condition is required to distinguish goods with positive Veblen effects (also referred as Veblen goods, or goods for conspicuous, or conspicuous consumption) with Giffen goods that characterized with negative income elasticity. Furthermore, by the condition of positive income elasticity, conspicuous goods can be categorized as of necessities or luxury goods.
This study aims to examine the existence of Veblen effects in consumption behavior in Indonesia; exploring groups of goods that have Veblen effects; and identifying different groups of goods with Veblen effects among income classes. This research is expected to broaden the insight and understanding of people and policy makers related to conspicuous consumption in Indonesia.
This research is done by observing the existence of Veblen effect on consumption in Indonesia by applying empirical model using Fechner Thurstone price dependent utility function with budget constraint. This study uses secondary data of the National Socioeconomic Survey of 2008, 2009 and 2010 (Susenas Panel) at the micro (households) level, characterised by income classes, consumption expenditures, control variables, eight groups of bundle goods, at the price proxied with the consumer price index (CPI). The empirical assessment was conducted using panel seemingly unrelated regression (SUR Panel) estimation method to process panel data which is a combination of cross section and time series data (households with consumption expenditures and prices during the period of 2008, 2009 and 2010).
This study concluded about the existence of conspicuous consumption in Indonesia, that Veblen effects are found in all income classes. Conspicuous goods may differ between income classes nevertheless bundle goods of clothing and personal items are found in each income class. Goods with Veblen effects in Indonesia generally are neccesities goods; except for foodstuffs in the upper income class; and transports, communications, financial services in the lower income class; both are luxury goods.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
D2549
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Nabiel Erfan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pandemi virus covid 19 terhadap konsumsi listrik pelanggan pada PLN Rayon Unit Layanan Pelanggan (ULP) Cikembar Kabupaten Sukabumi. Pandemi virus covid 19 menyebabkan Pemerintah Kabupaten Sukabumi dan PLN mengeluarkan kebijakan untuk menekan laju pertumbuhan covid 19 yang menyebabkan perubahan pola hidup masyarakat dan konsumsi energi listrik pelanggan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode ARIMA Time Series dengan pemodelan intervensi step function. Data konsumsi listrik pelanggan menggunakan data Januari 2016 hingga Agustus 2020 dengan periode intervensi mulai Maret 2020 saat kebijakan kegiatan belajar mengajar dilakukan dari rumah. Dari pemodelan intervensi step function akan diketahui bahwa jenis konsumsi listrik pelanggan apakah dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, musiman, atau tidak dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah serta dari data tersebut dapat dibuat perkiraan beban pemakaian listrik untuk periode berikutnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi listrik pelanggan rumah tangga terdampak pada kebijakan Pemerintah Kabupaten Sukabumi dan PLN dengan error forecast sebesar 3.732%, penurunan penjualan kWh Pelanggan industri hanya efek musiman dengan error forecast sebesar 22.077%, penurunan penjualan Total kWh hanya efek musiman dengan error forecast sebesar 8.09%, dan konsumsi listrik sosial, bisnis, dan pemerintahan tidak berdampak pada kebijakan Pemerintah Kabupaten Sukabumi dan PLN karena tidak sesuai secara teoritis ketika kebijakan Pemerintah Kabupaten Sukabumi diterapkan maka konsumsi listrik pelanggan sosial, bisnis, dan pemerintah akan berkurang.

A study to determine the effect of the COVID-19 pandemic on the electricity consumption of customers at the PLN Rayon Customer Service Unit (ULP) Cikembar Sukabumi District. The Covid 19 pandemic caused the Sukabumi District Government and PLN to issue policies to reduce the growth rate of Covid 19 which led to changes in people's lifestyles and the consumption of electricity for customers. The method used in this study uses the ARIMA Time Series method with step function intervention modeling. Customer electricity consumption data uses data from January 2016 to August 2020 with an intervention period starting March 2020 when the policy for teaching and learning activities is carried out from home. From the step function intervention modeling, it will be seen that the type of electricity consumption of customers is influenced by government policies, seasonal, or not influenced by government policies, and from this data, an estimate of the electricity consumption load for the next period can be made. The results show that the electricity consumption of household customers is affected by the policies of the Sukabumi District Government and PLN with an error forecast of 3,732%, the decrease in kWh sales for industrial customers is only a seasonal effect with an error forecast of 22,077%, the decrease in total kWh sales is only a seasonal effect with an error forecast of 8.09%, and social, business and government electricity consumption does not have an impact on the policies of the Sukabumi District Government and PLN because it is not theoretically appropriate when the Sukabumi District Government policy is implemented, the electricity consumption of social customers, business and government will decrease"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>