Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144640 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kania Dea Paramita
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan antara pemain musik klasik yang tampil secara solo, duo dan trio atau lebih dalam hal kecemasan performa musikal. Responden dalam penelitian ini adalah 90 murid sekolah musik di wilayah Jabodetabek yang pernah melakukan penampilan musik klasik. Kecemasan performa musikal diukur menggunakan alat ukur Kenny-Musical Performance Anxiety Inventory yang dikonstruksi dan dikembangkan oleh Kenny (2006). Hasil dari Penelitian ini adalah tidak adanya perbedaan tingkat kecemasan performa musikal yang signifikan antara pemain musik klasik yang tampil secara solo, duo, dan trio atau lebih.

The aim of this research is to find if there are any differences between classical music players who perform solo, duo, and trio or more in the matter of their musical performance anxiety. Respondents for this study are 90 music school students in Jabodetabek who has performed in a classical music performance. Musical Performance Anxiety is measured by Kenny-Musical Performance Anxiety Inventory constructed and developed by Kenny (2006). This research found that there is no level difference of musical performance anxiety between classical music players who perform solo, duo, and trio or more."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45965
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jane Luvena Pietra
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas program intervensi guided imagery untuk mengurangi kecemasan performa musikal kepada siswa-siswi musik yang mengalami kecemasan performa musikal dan akan menghadapi resital akhir. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 3 orang (2 perempuan dan 1 laki-laki) serta berada pada rentang usia antara 18-27 tahun. Kecemasan performa musikal diukur dengan menggunakan kuesioner yang dibuat oleh peneliti. Dalam penelitian ini akan dilangsungkan sebanyak 6 sesi, dimana 2 diantaranya digunakan sebagai pengukuran pra-intervensi dan paska-intervensi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat penurunan kecemasan diantara 3 partisipan yang diukur melalui kuesioner serta wawancara.

This study aimed to examine the effectiveness of guided imagery intervention program to reduce musical performance anxiety among music students, who has musical performance anxiety and will face the final recital. Participants in this study were 3 students (2 women and 1 man) and are in the age range between 18-27 years. Musical performance anxiety was measured using a questionnaire made by the researcher. In this study will be conducted as much as 6 sessions, where 2 of them are used as a measure of pre-intervention and postintervention. The results indicate that there is a decrease in anxiety among 3 participants, and were measured through questionnaires and interviews."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T35530
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Willbie Hendrason
"Periode dewasa muda identik dengan early adult transition, sehingga rentan menghadapi quarter life crisis. Dalam menghadapi dampak negatif dari krisis tersebut, individu seringkali menggunakan gim daring (video games) sebagai media untuk coping. Penelitian-penelitian terbaru mulai menemukan adanya potensi penggunaan gim daring dalam meningkatkan resiliensi. Namun, penelitian-penelitian masih terbatas pada penelitian gim daring secara umum. Oleh karena itu. penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan tingkat resiliensi antara pemain dua genre yang sering ditemui, yaitu aksi dan role-play game (RPG). Perbedaan kedua genre tersebut didasarkan pada perbedaan aspek kompetitif dan kooperatif dalam hubungannya dengan resiliensi. Penelitian ini membandingkan tingkat resiliensi yang diukur menggunakan 10-item Connor Davidson Resilience Scale dan juga pertanyaan persepsi aspek kompetitif dan kooperatif yang dirasakan dalam gim daring. Gim daring genre aksi yang digunakan adalah “Playerunknown's Battleground (PUBG)” dan gim daring RPG yang digunakan adalah “Genshin Impact” Hasil analisis komparasi independent sample t-test mendapatkan perbedaan tingkat resiliensi antara pemain gim daring genre aksi dan genre RPG [t(104) = 12.467, p = 0.01], dengan skor resiliensi yang lebih tinggi pada pemain gim daring genre aksi. Hasil ini memperlihatkan tingkat resiliensi berbeda pada genre gim daring yang berbeda.

The young adulthood period is often vulnerable to experiencing quarter-life crisis. In facing this crisis, individuals often turn to online games as a means of coping. Recent studies have started to discover the potential use of online games in enhancing resilience. However, research in this area is still limited to general studies on online gaming. Therefore, this study aims to examine the differences in resilience levels between players of two commonly encountered genres, namely action and role-playing games (RPGs). The differences between these two genres are based on the distinct aspects of competitiveness and cooperativeness and their relation to resilience. This study compares resilience levels measured using the 10-item Connor Davidson Resilience Scale, as well as questions regarding the perceived competitive and cooperative aspects experienced in online gaming. The action genre game used is "Playerunknown's Battleground (PUBG)," while the RPG game used is "Genshin Impact". The results of the independent sample t-test comparison analysis indicate a difference in resilience levels between players of action and RPG online games [t(104) = 12.467, p = 0.01], with higher resilience scores observed among players of action genre games. These findings demonstrate varying levels of resilience across different genres of online games."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panji Muhammad Rifqi
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara regulasi emosi dengan kecemasan performa musik pada performer musik remaja. Pengukuran regulasi emosi menggunakan alat ukur Emotion Regulation Questionnaire (ERQ) yang dikembangkan oleh Gross dan John (2003) dan pengukuran kecemasan performa musik dengan menggunakan Music Performance Anxiety Inventory for Adolescents (MPAI-A) yang dikembangkan oleh Osborne dan Kenny (2005a dalam Kenny & Osborne, 2006). Partisipan berjumlah 73 performer musik remaja yang berdomisili di Jabodetabek.
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara strategi cognitive reappraisal dalam regulasi emosi dengan kecemasan performa musik pada performer musik remaja (r = -0.027, dan tidak signifikan pada l.o.s 0.05 (p = 0.818), dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara strategi expressive suppression dalam regulasi emosi dengan kecemasan performa musik pada performer musik remaja (r = -0.045, dan tidak signifikan pada l.o.s 0.05 (p = 0.707)). Artinya, strategi regulasi emosi tidak berhubungan dengan tingkat kecemasan performa musik. Hal ini mungkin disebabkan oleh, perlunya mengukur state and trait anxiety sebelum mengukur kecemasan performa musik, dan perlunya menggunakan alat ukur yang dapat mengukur tingkat seberapa jauh seseorang sudah mampu mengontrol kecemasannya pada tingkat optimum. Berdasarkan hasil tersebut, perlu pengkajian lebih dalam faktor-faktor, serta kemungkinan yang memengaruhi hubungan tersebut.

The study was conducted to get a description about the correlation between emotion regulation and music performance anxiety on adolescent music performer. Emotion regulation was measured by using Emotion Regulation Questionnaire (ERQ) developed by Gross and John (2003) and music performance anxiety was measured by using Music Performance Anxiety Inventory for Adolescent (MPAI-A) developed by Osborne and Kenny (2005a in Kenny & Osborne, 2006). Participants were 73 adolescent music performer in Jabodetabek.
The result shows that there is no significant correlation between cognitive reappraisal strategy in emotion regulation and music performance anxiety on adolescent music performance (r = -0.027, and is not significant at l.o.s 0.05 (p = 0.818)), and that there is no significant correlation between expressive suppression strategy in emotion regulation and music performance anxiety on adolescent music performace (r = -0.045, and is not significant at l.o.s 0.05 (p = 0.707)). This leads us to a conclusion that emotion regulation does not correlate with music performance anxiety. The indication maybe caused by the need to measure whether the anxiety is a state or trait before measuring music performance anxiety and to use a measurement qualified for measuring how far someone can control their anxiety at optimum level. There is a need to conduct an exploration about factors and possibilities that affect the correlation."
Depok: Fakultas Psikologi Unversitas Indonesia, 2014
S56923
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Sekarsari Salsabil
"Perubahan iklim semakin diakui menghadirkan berbagai ancaman bagi kesehatan manusia, termasuk kesehatan mental seperti memengaruhi kondisi psikologis manusia dari berbagai aspek mulai dari rasa stres, duka, hingga masalah perilaku dan emosional lainnya yang disebut sebagai eco-anxiety. Perbedaan usia telah diketahui memengaruhi tingkat eco-anxiety yang berbeda pula. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan tingkat eco-anxiety antara usia dewasa muda dan dewasa tengah. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan between-subjects design. Pengukuran eco-anxiety menggunakan alat ukur oleh Hogg et al. (2021) yang telah diadaptasi ke Bahasa Indonesia. Jumlah partisipan sebanyak 245, merupakan WNI dengan usia 19-65 tahun. Dalam mengambil sampel, peneliti menggunakan metode pengambilan data non-probability sampling dengan teknik pengambilan data convenience sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat eco-anxiety antara dewasa muda dan dewasa tengah dengan nilai signifikan (t (245) = 0.177, p < 0,01). Kesimpulannya, perbedaan usia seperti antara dewasa muda dan dewasa tengah memiliki tingkat eco-anxiety yang berbeda pula. Dengan begitu para pekerja di bidang pemasaran dapat menggunakan penelitian ini sebagai referensi dalam menentukan target penjualan dan dapat menjadi pertimbangan untuk mempromosikan produk yang ramah lingkungan.

Climate change is increasingly recognized as presenting various threats to human health, including mental health such as affecting human psychological conditions from various aspects ranging from stress, grief, to other behavioural and emotional problems known as eco-anxiety. Age differences have been known to affect different levels of eco-anxiety. Thus, this study aims to see the difference in the level of eco-anxiety between young adults and middle adults. This research is a non-experimental study with a between- subjects design. Measurement of eco-anxiety using a measuring instrument by Hogg et al. (2021) which has been adapted into Bahasa. The number of participants are 245 Indonesian citizens aged 19-65 years. In taking samples, researchers used non-probability sampling data collection methods with convenience sampling data collection techniques. The results showed that there was a significant difference in the level of eco-anxiety between young adults and middle adults with a significant value (t (245) = 0.177, p < 0.01). In conclusion, age differences such as between young adults and middle adults have different levels of eco anxiety. That way workers in the marketing field can use this research as a reference in determining sales targets and can be a consideration for promoting environmentally friendly products."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmatia Andaruni
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara kecemasan sesaat dan self-efficacy pada pemain bola basket. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui berapa besar sumbangan yang diberikan masing-masing komponen dari kecemasan sesaat terhadap self-efficacy. Pengukuran kecemasan sesaat dilakukan dengan menggunakan The Revised Competitive State Anxiety Inventory-2 (Cox, Martens, & Russell, 2003), sedangkan pengukuran self-efficacy dilakukan dengan menggunakan Individual Efficacy Questionnaire (Chase, Lirgg, & Feltz, 1996). Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 155 pemain bola basket yang mengikuti berbagai macam kompetisi bola basket yang diselenggarakan pada bulan April hingga Mei 2013 di Jakarta. Penelitian dilakukan satu jam sebelum pertandingan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara kecemasan sesaat dan self-efficacy pada pemain bola basket (r = -.559, n = 155, p < .01, two-tailed). Hasil tersebut memiliki arti bahwa semakin rendah kecemasan sesaat yang dimiliki individu, maka semakin tinggi self-efficacy yang dimilikinya. Hasil lain dari penelitian ini adalah komponen self-confidence dari kecemasan sesaat memberikan sumbangan terbesar terhadap self-efficacy, yang berarti bahwa peningkatan pada self-confidence dari kecemasan sesaat akan diikuti oleh peningkatan terhadap self-efficacy.

This research was conducted to understand the relationship between competitive state anxiety and self-efficacy among basketball players. It was also conducted to understand how much each component of competitive state anxiety was given to self-efficacy. Competitive state anxiety was measured by using a modified instrument named The Revised Competitive State Inventory-2 or CSAI-2R (Cox, Martens, & Russell,2003), while self-efficacy was measured by using a modified instrument named Individual Efficacy Questionnaire or IEQ (Chase, Lirgg, & Feltz,1996). The participants were 155 basketball players participated at a number of basketball competitions held between April and May 2013 in Jakarta. The research was done one hour before the competition.
The main result showed that there was a significantly negative correlation" "between competitive state anxiety and self-efficacy among basketball players (r = -.559, n = 155, p < .01, two-tailed). This result means that the lower competitive state anxiety of one’s own, the higher self-efficacy of him. Another result of this research was that the biggest contribution of competitive state anxiety components to self-efficacy was self- confidence, which means, an increase of self-confidence component from competitive state anxiety would be followed by an increase of self-efficacy."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52503
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Notowidigdo
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3336
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iqbal Satria
"Studi terror management theory yang selama ini telah dilakukan terkait aktivitas ekonomi dalam meredam kecemasan terhadap kematian menunjukkan adanya pertentangan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengumpulkan dan menyimpan banyak harta kekayaan, khususnya uang itu sendiri, dapat menurunkan kecemasan terhadap kematian. Namun di lain sisi memberikan uang kepada orang yang membutuhkan juga mampu meredam kecemasan terhadap kematian. Pertanyaan yang muncul dari sini, manakah aktivitas ekonomi yang lebih efektif dalam menurunkan kecemasan terhadap kematian, apakah menyimpan uang, dilihat dengan tingkah laku menabung, atau memberikan uang kepada orang yang membutuhkan, dilihat dengan tingkah laku donasi. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Hipotesis penelitian ini adalah bahwa ide menabung akan lebih efektif dalam menurunkan kecemasan terhadap kematian dibandingkan ide mengenai tingkah laku donasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis penelitian ditolak, dan tidak terdapat pengaruh manipulasi aktivitas ekonomi pada kecemasan terhadap kematian, F(2,100) = 2,154, p = 0,12. Tidak adanya pengaruh manipulasi aktivitas ekonomi pada kecemasan terhadap kematian dijelaskan oleh pola aktivitas ekonomi partisipan yang cenderung tinggi pada konsumsi serta religiositas.

Study of terror management theory that has been done related economy activity in reducing death anxiety indicate a contradiction. Several studies have shown that collecting and storing many assets, especially money itself, can reduce death anxiety. But on the other hand gives money to people who need also able to reduce death anxiety. The question that arises from here, Which economy activity is more effective in reducing death anxiety, whether to save money or give money to people in need. This study aims to answer this question.
The hypothesis of this study is that the idea of saving will be more effective in reducing death anxiety compared to the idea of donation behavior. The results showed that the hypothesis is rejected, and there is no effect of the manipulation of economy activity in the anxiety of death, F (2,100) = 2.154, p = 0.12. The lack of effect of the manipulation of economy activity in the death anxiety is explained by the pattern of economy activity participants are likely to be high on consumption and religiosity.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56212
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhila Nuhanisa Radian
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara trait emotional intelligence dengan lamanya individu mengikuti pendidikan musik klasik. Dalam Data diambil dari sekolah musik yang secara khusus mengajarkan musik klasik. Penelitian ini menggunakan partisipan sebanyak 52 orang, dengan lama belajar musik klasik minimal 5 tahun. Untuk mengukur trait emotional intelligence, penulis menggunakan Trait Emotional Intelligence-Short Form (TEIQue-SF) yang dikembangkan oleh Petrides dan Furnham. Hasil dari penelitian menunjukkan ada korelasi yang signifikan sebesar 0.397 antara trait emotional intelligence dengan lamanya individu mengikuti pendidikan musik klasik.

The objective of this study is to find out the relationship between trait emotional intelligence and the length of classical music education. Participants were taken from music schools which are specilized in teaching classical music. This study involved 52 participants, with at least 5 years of classical music training. Trait emotional intelligence was measured by Trait Emotional Intelligence-Short Form (TEIQue-SF) that developed by Petrides and Furnham. The result showed that there was a 0.397 significant relationship between trait emotional intelligence and length of classical music training.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55313
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syed Afdhal Harits Assegaf
"Penelitian ini didasari oleh fenomena pentingnya mengunjungi perpustakaan. Perpustakaan memiliki dampak yang positif menunjang proses belajar pada mahasiswa dengan tujuan meningkatkan kemampuan literasi, membantu kegiatan belajar seperti diskusi dan penyelesaian tugas-tugas karena perpustakaan dianggap sebagai pusat informasi di kampus.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara kecemasan perpustakaan dan performa akademis. Alat ukur kecemasan perpustakaan "Library Anxiety Scale" (LAS) yang dikembangkan oleh Bostick (1993) yang terdiri dari 32 item dan responden sebanyak 193 mahasiswa dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dengan teknik pengambilan data melalui accidental sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis null diterima (r= .034, p <.05), yang berarti tidak terbukti hubungan signifikan antara kecemasan perpustakaan dengan Performa akademis. Implikasi dari hasil penelitian ini adalah mampu menjelaskan kecemasan perpustakaan di fakultas psikologi terhadap perpustakaan psikologi universitas indonesia. Hasil penelitian juga menjelaskan secara kualitatif bagaimana respon yang muncul dari bentuk kecemasan perpustakaan yang kemudian berimplikasi pada performa akademis.

This study is based on the phenomenon of the importance of visiting the library. Libraries have a positive impact on student learning support with the aim of improving the literacy skills, helping and learning activities such as discussions and completion of tasks because the library is considered as an information center on campus.
This study aims to clarify the relationship between library anxiety and academic performance. Measuring tool library anxiety "Library Anxiety Scale" (LAS) developed by Bostick (1993), which consists of 32 items and the respondent as many as 193 students from the Faculty of Psychology, University of Indonesia with the data collection technique through accidental sampling.
The results showed that the null hypothesis is accepted (r = .034, p <.05), which means not proved a significant association between library anxiety with academic performance. The implication of this study is able to explain library anxiety in the psychology department of the library of the university psychology Indonesia. The results also explain qualitatively how the responses that emerged from the shape library anxiety that then has implications for academic performance.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S62031
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>