Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138822 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Johan Sebastian
"Pengaruh penambahan emulsifier lesitin terhadap kestabilan campuran madu herbal madu minyak habbatussauda dan minyak zaitun telah diteliti Kestabilan campuran madu herbal diuji dengan dengan 4 macam cara yaitu sentrifugasi cycling test uji viskositas dan uji ukuran partikel Hasil uji sentrifugasi pada campuran madu herbal dengan konsentrasi lesitin di bawah 5 massa minyak tidak menunjukkan adanya pemisahan fasa Penambahan lesitin setelah batas tertentu akan meningkatkan viskositas campuran Penambahan lesitin sebesar 5 dari massa total minyak ke dalam campuran dengan konsentrasi minyak 7 5 memberikan viskositas yang minimum 4870 cp Cycling test dilakukan dalam refrigerator 4oC dan oven 40oC selama masing masing 24 jam sebanyak 3 kali Hasil cycling test tidak menunjukkan adanya kristalisasi ataupun pemisahan fasa Analisis PSA Particle Size Analyzer membuktikan bahwa penambahan lesitin menyebabkan pembesaran ukuran partikel Rata rata diameter partikel campuran madu herbal tanpa lesitin sebesar 6 3 mm sedangkan campuran madu herbal dengan lesitin sebanyak 1 dari total minyak adalah sebesar 4 67 mm Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan lesitin sebanyak 1 5 dari total massa minyak konsentrasi 7 5 10 dapat menghasilkan campuran yang stabil

The influence of adding lecithin emulsifier on the stability of a mixture of herbal honey honey Black Seed oil and olive oil was examined Stability tested herbal honey mixture with 4 kinds of ways namely centrifugation cycling test viscosity test and the test particle size Centrifugation test results in a mixture of herbal honey with lecithin concentrations below 5 oil mass not show phase separation The addition of lecithin after a certain threshold will increase the viscosity of the mixture The addition of 5 lecithin total mass of oil into the mix with the oil concentration of 7 5 gives a minimum viscosity cp 4870 Cycling test performed at 4oC refrigerator and oven 40oC for 24 hours each 3 times Cycling test result does not indicate the availability of crystallization or phase separation Analysis of PSA Particle Size Analyzer showed that the addition of lecithin causes enlargement of the particle size The average particle diameter of herbal honey mixture without lecithin is 6 3 mm while herbal honey with lecithin mixture of 1 of the total oil is at a 4 67 mm From this study it can be concluded that the use of lecithin 1 5 of the total mass of oil concentration from 7 5 to 10 can produce stable mixtures "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52408
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggia Ferdianti
"Tujuan penelitian ini mempelajari stabilitas madu, minyak habbatussauda dan minyak zaitun. Campuran madu, minyak habbatussauda dan minyak zaitun memiliki banyak manfaat akan tetapi campuran ini sering tidak stabil karena memiliki sifat kepolaran atau fase yang berbeda. Pada penelitian ini digunakan Tween 80 yang merupakan emulsifier Food Grade untuk menstabilkan campuran tersebut.
Diharapkan penelitian ini diperoleh campuran madu, minyak habbatusssauda dan minyak zaitun dengan penambahan emulsifier. Dari hasil penambahan 1,25 gram Tween 80 dapat mencampurkan total minyak 7,5% didalam total seluruh campuran. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat partikel yang terdistribusi dengan baik, fasa yang terpisah dari hasil sentrifugasi, serta penyimpanan selama 8 minggu.

The purpose of this study to view stability a mixture of honey, black seed oil and olive oil. There have many benefits and widely distributed in the market. However, this mixture has instability problem because it has different properties of polarity or phase, to solve this problem required emulsifier Tween 80, an emulsifier food grade to stabilize the mixture.
This research is expected to be aimed for mixture with the addition of the emulsifier. In the addition of 1,25 grams Tween 80 could mix up to 7,5% of total oil in the mixture. Those are showing process of the distribution particle, viscosity measurement, phase separation by sentrifugation and storage for 8 weeks in room temperature.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43808
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maheswara Prihat Ayodyo
"Campuran madu, dan ekstrak lengkuas merah serta minyak jahe merah banyak manfaatnya, namun campuran ini bersifat tidak stabil karena memiliki sifat kepolaran yang berbeda. Untuk menstabilkannya diperlukan emulsifier, penelitian ini menggunakan emulsifier tween 80 dan lesitin. Campuran tanpa emulsifier yang stabil diperoleh pada penambahan ekstrak jahe merah sebanyak 2 mL dan ekstrak lengkuas merah sebanyak 4 mL dalam 100 mL madu. Sedangkan campuran dengan emulsifier paling stabil didapat pada penambahan tween 80 sebanyak 3 mL dan lesitin sebanyak 2 gram dalam 100 mL. Penambahan emulsifier ke dalam campuran menyebabkan viskositas rata-rata campuran meningkat sebesar 100-700 cPs, tegangan permukaan menurun sebesar 10-20 dynes/cm, diameter partikel mengecil hingga 500-600 nm dan densitas serta pH campuran yang relatif stabil. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa tween 80 merupakan emulsifier yang lebih baik dibanding lesitin untuk campuran madu, ekstrak jahe merah dan lengkuas merah.

A mixture of Honey, Red Galangal Extract and Red Ginger Extract many benefit, however this mixture is not stable because of its differing polarities. Stabilization required an emulsifier, this study used a tween 80 and lecithin emulsifier commonly used in the food industry. Without an emulsifier, the most stable mixture possible is up to 2 ml red ginger extract and up to 4 ml red galangal extract in 100 mL. With emulsifier, the most stable mixture can be obtained by adding up to 3 ml tween 80 and up to 2 ml lecithin in 100 mL. Adding emulsifier to mixture raises the mixture’s viscosity amounted to 100-700 cPs and decreased surface tension amounted to 10-20 dynes/cm, decreased particle diameter to 500-600 nm and relativity stable mixture density and pH. From this study, it can be concluded that tween 80 is a better emulsifier than lecithin for a mixture of honey, red ginger and galangal extracts."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47164
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Wayan Aira Dharmayanti
"Pada penelitian ini dipelajari stabilitas madu, minyak jahe merah, dan minyak serai. Campuran madu, minyak jahe merah, serta minyak serai memiliki banyak manfaat akan tetapi campuran ini tidak stabil, karena memiliki sifat kepolaran atau fase zat-zat penyusunnya yang berbeda. Oleh karena itu, pada penelitian ini digunakan Tween 80 sebagai emulsifier Food Grade untuk menstabilkan campuran tersebut.
Dari penelitian ini diperoleh campuran madu, minyak jahe merah, dan minyak serai yang stabil dengan penambahan emulsifier Tween 80, pada komposisi perbandingan volume masingmasing 100ml : 4ml : 2ml dan Tween 80 sebanyak 3ml. Penggunaan emulsifier tween 80 optimal sebanyak 4 ml ternyata mampu menstabilkan campuran baik densitas,tegangan permukaan, dan viskositas selama 5 minggu.

In this research, studied the stability of mixture honey, red ginger oil, and lemongrass oil. A mixture of honey, red ginger oil, and lemongrass oil has many benefits, but the mixture was not stabled, because it has a polarity or phase properties of substances of different constituent. Therefore, in this study used Tween 80 as emulsifier Food Grade to stabilizer the mixture.
This study obtained a mixture of honey, red ginger oil, and lemongrass oil was a stable with the addition of Tween 80 emulsifier, the composition ratio of volume for each 100ml: 4ml: 2ml and 3ml as Tween 80. Tween 80 emulsifier optimal use as much as 4 ml was able to stabilize a good mixture density, surface tension, and viscosity for 5 weeks.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45777
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Aryani Suryadi
"Virgin coconut oil, Olive oil, dan Minyak Jinten hitam merupakan beberapa minyak tumbuhan yang banyak dikembangkan sebagai sediaan nutrasetika. Banyak penelitian telah membuktikan bahwa ketiga jenis minyak tumbuhan ini dapat digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Melalui penelitian ini, dibuat mikroemulsi dari ketiga campuran dengan memvariasikan gliserin sebagai kosurfaktan untuk melihat sediaan yang paling stabil. Pembuatan diagram fasa dilakukan sebelum formulasi utama ditentukan untuk menentukan daerah jernih mikroemusi tersebut. Melalui langkah ini, diperoleh bahwa daerah stabil berada pada rentang minyak 3 hingga 6% dengan rentang tween 80 sebesar 25 hingga 35%. Formulasi utama kemudian dibuat dengan kadar minyak 4,5% dan kadar tween 80 sebesar 30%. Gliserin sebagai kosurfaktan divariasikan 8%, 10%, dan 12%. Setelah pembuatan mikroemulsi, dilakukan pengamatan organoleptis, pH, viskositas, ukuran globul dan tegangan permukaan dan uji stabilitas selama 8 minggu. Sediaan mikroemulsi dengan kadar gliserin 8% diketahui paling stabil. Hal ini disimpulkan dari perubahan ukuran globul yang paling kecil; dari 34,72 nm menjadi 36,25 nm diakhir pengukuran.

Virgin coconut oil, olive oil, and Black seed oil are many developed plant oil as nutraceutical products. Many research has been proved that all of this plant oil can be used to reduce cholesterol concentration in blood. In this experiment, microemulsion has been made from mix of three types oil with varying glycerin as co-surfactant to see the most stable preparations. Construction of phase diagram was done before main formula are determined for determine the microemulsion's transparent area. From this step, it can be obtained that stable area are in oil concentration of 3 until 6 percent and tween 80 concentration of 25 until 35 percent. Main formulation made with oil concentration of 4,5 percent and tween 80 of 30 percent. Glycerin as cosurfactant was varied of 8 percent, 10 percent, and 12 percent. After microemulsion formulation, organoleptic observation, pH test, viscosity test, globul size test, surface tension test and stabilization test are done for 8 weeks. Microemulsion with 8 percent of glicerine concentration are known as the most stable. It concluded from the least globul size's change; from 34,72 nm to 36,25 nm in the last measurements."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S56763
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Namirah
"Minyak biji jintan hitam merupakan minyak yang berasal dari hasil ekstraksi biji tanaman Nigella sativa L. yang kaya akan aktivitas farmakologi yang berasal dari komponen bioaktif utamanya yaitu timokuinon. Aroma menyengat serta rasa yang kurang enak merupakan salah satu faktor kurang nyamannya minyak ini dikonsumsi secara oral. Untuk membuat minyak tersebut nyaman dikonsumsi secara oral, maka pada penelitian ini dilakukan modifikasi minyak sebagai emulsi dengan menambahkan sukrosa palmitat sebagai emulgator oral serta mengevaluasi secara fisik dan kimia dari kestabilan emulsi. Kestabilan emulsi diperoleh dari penggunaan 3% sukrosa palmitat dengan konsentrasi minyak sebesar 5% (F1) dan 7,5% (F2) yang telihat dari penampilan fisik yang menunjukkan tidak terjadinya pemisahan fase selama penyimpanan, cycling test dan uji sentrifugasi. Formulasi F1 memiliki kestabilan fisik yang lebih baik daripada formulasi F2. Uji hedonik pada 30 panelis menunjukkan bahwa kedua formulasi diterima. Formulasi F1 (mean = 3,1667) lebih diterima daripada formulasi F2 (mean = 3,) dari skala hedonik pada rentang 1-5. Nilai signifikansi (P < 0,05) menunjukkan bahwa formulasi emulsi berbeda nyata dengan minyak biji jintan hitam, dan dinyatakan mampu menutupi aroma serta rasa dari minyak biji jintan hitam. Penurunan pH terjadi selama 12 minggu penyimpanan. Formulasi dengan konsentrasi minyak 5% memiliki kestabilan fisik yang lebih baik dan pada penetapan kadar, komponen bioaktif timokuinon dalam minyak mengalami sedikit penurunan kadar setelah di formulasi, dan mengalami penurunan kadar secara drastis setelah 60 hari penyimpanan. Dapat disimpulkan bahwa formulasi F1 lebih baik daripada formulasi F2.

Black cumin seed oil is one of vegetable oil that was extracted from the seed of Nigella sativa L. plant. Its bioactive component, thymoquinones, has a wide pharmacological activity such as antioxidant and antiinflamatory. Its smell and bitter taste make it so uneasy to consume it directly in its original form. A modification was made to make this oil more comfortable to consume. An emulsion based on this oil using orally safe surfactant, sucrose palmitate, was inspected. Its physical and chemical stability was evaluated. A 3% concentration of sucrose palmitate was used to emulsify 5% (F1) and 7,5% (F2) black cumin seed oil, and were studied to be stable with no phase seperation during storage, cycling test, and centrifugation test judging from their physical appearance. Hedonic test was applied to 30 panelists, and it showed that both formulation was accepted. The F1 formula (mean = 3,1667) is more accepted than the F2 formula (mean = 3) of 1-5 hedonic scale, with the significance score (P) valued less than 0,05 and considered to be significantly different from its origin form. The pH value of each formulation degraded during 12 weeks of storage. The formula of 5% oil (F1) has a better physical stability, and Its bioactive component, thymoquinone, showed small degradation after being formulated but it showed a rapid degradation during 60 days of storage due to its instability in a solution. In conclusion, the F1 formula was better than the F2 formula."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Ikramina
"Dalam penelitian ini dilakukan sintesis oleozon dari minyak zaitun dan kedelai dengan cara ozonasi secara semi-kontinu selama 42 - 84 jam. Ozonasi dilakukan dengan ozonator rancangan sendiri dengan laju alir udara masukan sebesar 200 L/jam dan konsentrasi ozon keluaran sebesar 0,04 - 0,1 g/jam. Kondisi reaksi dijaga pada suhu 15 - 22°C. Kedua jenis oleozon telah dianggap memiliki efikasi sebagai disinfektan bakteri. Pengujian kualitas hasil ozonasi dilakukan dengan metode bilangan iod, bilangan asam, FT-IR, dan pengukuran pH. Staphylococcus aureus digunakan sebagai sampel pengujian kemampuan disinfektan oleozon. Berdasarkan hasil penelitian, minyak kedelai terbukti dapat menjadi alternatif oleozon pengganti minyak zaitun.

In this study, synthesis oleozon was made from olive oil and soybean oil with semi-continue ozonation for 42 - 84 hours. Ozonation done with self-designated ozonator with input air flow rate of 200 L/h and ozone concentration output 0.04 - 0.1 g/hr. The reaction conditions maintained at a temperature of 15-22°C. Both oleozon types has been considered to have efficacy as a disinfectant. Ozonation quality testing results conducted using iodine number, acid number, FT-IR, and pH measurements. Staphylococcus aureus is used as a disinfectant characteristic test sample. Based on this research, soybean oil is proven to be an alternative oleozon to substitute olive oil.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54767
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayun Erwina Arifianti
"Stres pada tubuh manusia akan menghasilkan banyak radikal bebas yang dapat menyebabkan berbagai penyakit. Kondisi ini diperparah dengan adanya radikal bebas yang banyak dihasilkan dari luar tubuh. Walaupun tubuh memiliki beberapa mekanisme pertahanan diri terhadap radikal bebas, namun pertahanan tersebut belum cukup untuk melawan tingginya paparan radikal bebas yang ada sehingga dibutuhkan asupan antioksidan dari luar seperti nutrasetika. Oleh karena itu, dikembangkan nutrasetika dari minyak biji jinten hitam (Nigella sativa Linn.) dalam bentuk sediaan yang nanoemulsi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui stabilitas fisik dan aktivitas antioksidan dari nanoemulsi minyak biji jinten hitam. Uji kestabilan fisik dilakukan dengan pengamatan nanoemulsi yang disimpan pada tiga suhu yang berbeda, yaitu suhu rendah (4±2°C), suhu kamar (29±2°C), dan suhu tinggi (40±2°C); uji sentrifugasi; dan cycling test. Penentuan aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode peredaman radikal DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil).
Hasil menunjukkan formula I memiliki stabilitas fisik terbaik dibandingkan dengan formula lainnya. Aktivitas antioksidan nanoemulsi minyak biji jinten hitam yang diformulasi lebih rendah daripada aktivitas minyak biji jinten hitam. Penyimpanan sediaan dapat mempengaruhi aktivitas antioksidan.

Human stress produce a lot of free radical causing various illness. This condition is worsened by exogenous free radical. Although human body has several defense mechanisms to free radical, but it is not sufficient to overcome high exposure of existing free radical so that intake of nutraceutical is needed. Therefore, nutraceutical dosage form from Black Cumin seed oil (Nigella sativa Linn.) in nano emulsion is developed.
The objective of this research was to identify physical stability and antioxidant activity of nanoemulsion from Black Cumin seed oil. Physical stability test was conducted through nanoemulsion observation in three different temperature, which are low (4±2°C), ambience (29±2°C), and high temperature (40±2°C); centrifugation test; and cycling test. Antioxidant activity was determined by DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) radical method.
The result of the study showed that Formula I has the best physical stability among others. In conclusion, antioxidant activity nanoemulsion from Black Cumin seed oil is low compared to Black Cumin seed oil itself. Storage can influence antioxidant activity.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S42151
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Honesty Indria Nisa
"Dalam penelitian ini, dilakukan oleozon sebagai bahan antiseptik atau antidermatitis dalam bentuk minyak cair. Berdasarkan mekanisme reaksi Criegee, ozon mengikat asam-asam lemak tak jenuh pada minyak nabati yang secara ekslusif terjadi pada ikatan-ikatan rangkap C=C dalam masing-masing struktur gugus asam lemaknya. Pemilihan minyak zaitun, biji anggur, bunga matahari, dan kedelai adalah ditinjau pada kandungan asam-asam lemak yang cukup tinggi namun memiliki kandungan yang berbeda. Pembuatan oleozon ini dilakukan dengan menggunakan ozonator hasil rancangan sendiri yang dapat beroperasi secara kontinyu selama lebih dari 12 jam. Reaksi ozonasi dikondisikan pada kisaran suhu 15-22ºC selama 42 jam secara bertahap dengan laju alir udara sebesar 180 L/jam dengan konsentrasi ozon yang keluar dari ozonator sebesar 60 mg/jam. Selanjutnya dilakukan pengujian efikasi terhadap bakteri menggunakan metode kertas cakram. Sampel minyak akan dikarakterisasi menggunakan metode bilangan iod, bilangan asam, analisis FTIR, dan pH. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keempat minyak nabati memiliki efikasi dalam mendisinfeksi bakteri Stapylococcus aureus. Pada penelitian ini, minyak zaitun dan kedelai memiliki efikasi tertinggi dibandingkan dengan minyak lainnya.

In this study will performed the synthesis of oleozon as a desinfectant or antidermatitis forming by liquid oil. By using ozone, Criegee mechanism for unsaturated fatty acid in vegetable oils will occurs to breaking down of bonds double C=C contained in structure of fatty acid. The selection of olive oil, grape seed, sunflower and soyabean based on the content of fatty acids that are quite highly and has a different fatty acid. For making ozonated oil is carried out by using design ozonator which can operate during 12 hours. The condition of reaction at temperature range of 15-22ºC for 42 hours gradually with constant air flow rate of 180 L/h with ozone concentration of 60 mg/hr. The control will be performed by Staphylococcus aureus bacteria effication by paper dishes method. The sample will be characterized and analyzed to see the change of oil after ozonation by using method of acid number, iodin number, FTIR, and pH. From the research, each sample after ozonation process can deactives Staphylococcus aureus bacteria. Olive oil and soyabean has higher effectively than other oils.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54768
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Eka Susilarini
"Dalam penelitian ini, dilakukan sintesis minyak terozonasi (Oleozon®) dari minyak zaitun dan minyak bunga matahari dengan cara ozonasi secara semi kontinu selama 42-84 jam. Ozonasi dilakukan pada suhu 15 - 22°C menggunakan ozonator rancangan sendiri yang dapat beroperasi ±13 jam. Kedua jenis Oleozon® tersebut dianggap memiliki efikasi sebagai disinfektan untuk bakteri Staphylococcus aureus. Ozonasi akan dilakukan pada minyak zaitun, bunga matahari, dan campurannya yang ekivolum yang bertujuan untuk memecah ikatan rangkap C=C dan menghasilkan ozonida yang bertindak sebagai disinfektan. Kualitas Oleozon® ditentukan dengan sejumlah analisis seperti uji bilangan iod, bilangan asam, dan pengukuran pH produk samping (air). Analisis FT-IR juga digunakan untuk melihat perubahan konsentrasi ikatan-ikatan yang berhubungan dengan pembentukan ozonida. Secara sederhana, efikasi Oleozon® diujikan pada bakteri Staphylococcus aureus. Hasil yang didapat adalah minyak zaitun dan campuran minyak zaitun-matahari terozonasi memiliki efek antiseptik yang sebanding.

In this study, synthesis of ozonized oil (Oleozon®) from olive oil and sunflower oil is carried out by means of semi-continuous ozonation for 42-84 hours. Ozonation is performed at 15-22 ° C using own design ozonator that can operate ± 13 hours. Both types of oil are considered have efficacy as an antiseptic for bacteria Staphylococcus aureus. Ozonation of olive oil, sunflower, and mixtures olive-sunflower will break the C = C double bond and produce ozonide which acts as an antiseptic. Oleozon® quality is determined by numbers of analysis such as iodine number, acid number, and pH measurements of byproducts (water). FT-IR analysis was also used to look at changes in the concentration of bonds associated with the formation of ozonida. In short, the efficacy Oleozon® tested to grampositive bacteria Staphylococcus aureus. The result is mixed olive-sunflower oil and olive oil have a comparable disinfection effect.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54860
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>