Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188687 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sinaga, Agnes Gautama
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara grief dan dukungan sosial pada pria yang memiliki pasangan dengan pengalaman keguguran. Pengukuran grief dilakukan dengan menggunakan alat ukur Perinatal Grief Scale (PGS) (Toedter, Lasker, dan Alhadeff ,1988) dan pengukuran dukungan sosial dengan menggunakan Berlin Social Support Scale (BSSS) (Schwarzer dan Schulz,2003). Partisipan penelitian berjumlah 38 pria yang memiliki pasangan dengan pengalaman pregnancy loss, dimana 31 pria memiliki pasangan yang pernah mengalami keguguran dan tujuh pria memiliki pasangan yang pernah mengalami stillbirth. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan dan negatif antara grief dan dukungan sosial pada pria yang memiliki pasangan dengan pengalaman pregnancy loss.

This study aimed to examine the relationship between grief and social support among men whose partners experienced miscarriage The measurement of grief use Perinatal Grief Scale (Toedter, Lasker, and Alhadeff, 1988) and the measurement of social support use Berlin Social Support Scale (BSSS) (Schwarzer and Schulz, 2003). The participants for the research are 38 males whose partners have experienced pregnancy loss, in which 31 males have a partner who have experienced miscarriage and seven males have a partner who have experienced stillbirth. The result of these research indicate that there is no significant relationship and negative correlation among men whose partners have experienced pregnancy loss."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52559
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puri Fajarezza
"Menghadapi grief akibat kehilangan orang tua pada masa emerging adulthood atau masa ketidakstabilan merupakan pengalaman yang menantang. Penelitian ini bertujuan mengetahui kontribusi resiliensi dan dukungan sosial terhadap grief pada emerging adulthood yang mengalami kematian orang tua. Sebanyak 123 partisipan dengan rentang usia 18 - 25 tahun terlibat dalam penelitian ini. Grief diukur menggunakan Texas Revised Inventory of Grief - Present, resiliensi diukur menggunakan Connor Davidson Resilience Scale 10, dan dukungan sosial diukur menggunakanMultidimensional Scale of Perceived Social Support. Berdasarkan analisis regresi berganda, ditemukan bahwa resiliensi dan dukungan sosial secara bersamaan berkontribusi terhadap grief secara signifikan (R2 = .107, p < 0.05).

Dealing with grief due to the loss of a parent during emerging adulthood or a period of instability is a challenging experience. This study aims to determine the contribution of resilience and social support to grief in emerging adults who experience parental death. A total of 123 participants with an age range of 18-25 years were involved in this study. Grief was measured using the Texas Revised Inventory of Grief - Present, resilience was measured using the Connor Davidson Resilience Scale 10, and social support was measured using the Multidimensional Scale of Perceived Social Support. Based on multiple regression analysis, it was found that resilience and social support significantly and simultaneously contributed to grief (R2 = .107, p < 0.05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Levina Adiputri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah persepsi dukungan sosial berperan sebagai mediator dalam hubungan antara rasa syukur dan gejala depresi pada perempuan yang mengalami kehamilan tidak diinginkan KTD. Hal ini mengingat masih minimnya penelitian terkait kondisi psikologis perempuan yang mengalami KTD di Indonesia. Selain itu, penelitian terkait mekanisme hubungan antara rasa syukur dan gejala depresi juga masih sangat terbatas. Penelitian berdesain korelasional ini dilakukan pada 89 perempuan Indonesia usia 17 tahun ke atas yang pernah mengalami KTD dalam lima tahun terakhir. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Beck Depression Inventory BDI, The Gratitude Questionnaire-Six Item Form GQ-6, and Multidimensional Scale Of Perceived Social Support MSPSS. Hasil analisis mediasi menunjukkan bahwa: a terdapat hubungan yang signifikan antara rasa syukur dan gejala depresi ? = -1,04, p

This study aims to find out whether perceived social support has a mediating role in the relationship between gratitude and depressive symptoms among women who experienced unintended pregnancy. This came from the fact that theres a lack of research studies investigating the psychological conditions of women with unintended pregnancy. Furthermore, researches about the relationship mechanism between gratitude and depressive symptoms are also limited. This current correlational research involved 89 Indonesian women who are older than 17 years old and have experienced unintended pregnancy in the past five years. Research instruments are Beck Depression Inventory BDI, The Gratitude Questionnaire Six Item Form GQ 6, and Multidimensional Scale Of Perceived Social Support MSPSS. Result of the mediation analysis shows that a there rsquo s a significant relationship between gratitude and depressive symptoms 1,04."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwica Novita
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dan psychological well-being pada orangtua yang berperan sebagai caregiver bagi anaknya. Seorang anak yang terdiagnosa mengidap kanker membutuhkan berbagai bantuan dari caregiver terdekatnya, yaitu orangtua. Kondisi tersebut membuat ayah dan ibu seringkali terpisahkan dari lingkungan sosial dan kondisi yang mendukung berbagai hal dalam kehidupannya. Penelitian dilakukan pada 35 orang wanita dan 35 orang pria yang berperan sebagai caregiver. Dukungan sosial diukur dengan menggunakan Interpersonal social support evaluation list (Cohen & Hoberman, 1983) dan psychological well-being diukur dengan menggunaka Ryff’s psychological well-being scale (Ryff, 1989). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial dan psychological wellbeing (r = 0,604; p = 0,000, signifikan pada L.o.S 0,01). Penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan kontrol pada usia caregiver sehingga rentang usia partisipan tidak terlalu melebar.

This study aim to find correlation between social support and psychological well-being on parents as caregiver for their child. A child who is diagnosed with cancer need help from the closest caregiver, which is parents. This condition makes father and mother separated with social environment and condition that’s support many things of their life. The participant of this study were 35 women and 35 men of childhood cancer caregiver. Social support was measured using the Interpersonal social support evaluation list (Cohen & Hoberman, 1983) and psychological well-being was measured using Ryff's psychological well-being scale (Ryff, 1989). The result of this study showed that there is a significant positive relationship between social support and psychological well-being (r = 0,604; p = 0,000, significant at L.o.S 0,01). Futher research should be conducted to controled caregivers age so the age range of participant not too widen.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S58061
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Quamila
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara dukungan sosial dan parenting self-efficacy pada ibu bekerja yang memiliki anak usia kanak-kanak madya serta mendapatkan gambaran deskriptif tentang parenting self-efficacy dan dukungan sosial yang dimiliki ibu bekerja yang memiliki anak usia kanak-kanak madya. Pengukuran dukungan sosial menggunakan alat ukur Social Provisions Scale (Cutrona & Troutman, 1987) dan pengukuran parenting self-efficacy menggunakan alat ukur Self-Efficacy for Parenting Tasks Index (Coleman & Karraker, 2000). Partisipan berjumlah 60 orang ibu bekerja yang memiliki karakteristik memiliki jam kerja lebih dari 40 jam per minggu dan memiliki anak usia kanak-kanak madya.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial dan parenting self-efficacy pada ibu bekerja yang memiliki anak usia kanak-kanak madya (r = 0.482; p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01). Artinya, semakin tinggi dukungan sosial yang dirasakan seseorang, maka semakin tinggi parenting selfefficacy yang dimilikinya. Dimensi parenting self-efficacy terendah pada ibu bekerja dengan anak usia kanak-kanak madya adalah dimensi disiplin dan dimensi tertinggi adalah dimensi kesehatan. Dimensi dukungan sosial terendah yang pada ibu bekerja dengan anak usia kanak-kanak madya adalah dimensi emosional, dan dimensi tertinggi adalah dimensi informasional. Berdasarkan hasil tersebut, dukungan sosial bagi ibu yang bekerja perlu terus dikembangkan agar dapat memiliki parenting self-efficacy yang tinggi.

This research was conducted to find the correlation between social support and parenting self-efficacy among working mothers of middle childhood children and how are the conditions of parenting self-efficacy and social support among working mothers of middle childhood children. Social support was measured using a modification instrument from Social Provisions Scale (Cutrona & Troutman, 1986) and parenting self-efficacy was measured using an adapted instrument named Self-Efficay for Parenting Tasks Index (Coleman & Karraker, 2000). The participants of this research are 60 working mothers who have middle childhood children.
The main results of this research show that social support positively correlated significantly with parenting self-efficacy (r = 0.482; p = 0.000, significant at L.o.S 0.01). That is, the higher social support felt by one, the higher parenting self-efficacy one has. Furthermore, discipline found as the lowest domain and health found as the highest domain of parenting self-efficacy. Emotional support found as the lowest and informational support found as the highest social support felt by working mothers. Based on these results, social support to working mothers needs to be developed so that working mothers can have higher parenting self-efficacy.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Anita Puri
"Gejala atau perubahan fisik menopause yang terjadi tentunya berdampak pada berbagai aspek kehidupan, salah satunya aspek psikologis. Menopause memiliki dampak pada beberapa aspek seperti fisik, mental, sosial dan ekonomi dan kualitas hidup. Dampak yang terjadi pada perempuan menopause dapat diminimalisir dengan adanya dukungan sosial yang diberikan kepada perempuan menopause. Faktor yang mempengaruhi dukungan sosial ini salah satunya adalah hubungan intimasi dengan pasangan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi gambaran dukungan sosial dan intimasi dengan pasangan serta hubungan antara dukungan sosial dengan intimasi dengan pasangan pada perempuan menopause. Penelitian cross-sectional ini melibatkan 110 responden yang dipilih menggunakan teknik convenience sampling. Pengambilan data menggunakan Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner data demografi, terjemahan The Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) dan Experience in Close Relationship (ECR). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 60,9% perempuan menopause mendapatkan dukungan sosial tinggi dan 61,8% memiliki intimasi dengan pasangan yang aman atau baik (secure). Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan antara dukungan sosial dengan intimasi dengan pasangan pada perempuan menopause (p value <0,001). Hasil temuan penelitian ini merekomendasikan perlunya mempertahankan dalam memberikan dukungan sosial yang adekuat kepada perempuan menopause. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya agar dapat mengidentifikasi faktor-faktor lain yang berhubungan terhadap intimasi dengan pasangan selain dukungan sosial.

The symptoms or physical changes that occur during menopause undoubtedly impact various aspects of life, one of which is the psychological aspect. Menopause affects several facets such as physical, mental, social, economic, and overall quality of life. The impact on menopausal women can be mitigated through the social support provided to them. One of the factors that influence this social support is the close relationship with a partner. The purpose of this study was to identify the description of social support and close relationship with a partner and the correlation between social support and close relationshop with a partner in menopausal women. This cross-sectional study involved 110 respondents selected using convenience sampling techniques. Data collection included demographic questionnaires, translations of The Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), and the Experience in Close Relationship (ECR) scale. The results of this study showed that 60.9% of menopausal women had high social support and 61.8% had secure intimacy with their partners. The main result show that there is a significant relationship between social support and close relationship with partners among menopausal women (p value <0.001). The findings of this study recommend the need to maintain in providing adequate social support to menopausal women. Recommendations for future research are to identify other factors related to intimacy with partners besides social support."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Adzhani Awanis Latief
"Meningkatnya jumlah ibu penderita HIV/AIDS di Indonesia membuat perlunya untuk mengetahui dinamika kehidupan mereka, terutama keyakinannya dalam melakukan parenting terhadap anak. Keyakinan dalam melakukan parenting ini disebut sebagai parenting self-efficacy (Coleman & Karraker, 1997). Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan parenting self-efficacy dan dukungan sosial pada ibu dengan HIV/AIDS yang memiliki anak usia kanak-kanak madya.
Pengukuran parenting self-efficacy dilakukan melalui alat ukur Self-Efficacy Parenting for Tasks Index (SEPTI) (Coleman & Karraker, 2000), sedangkan dukungan sosial diukur melalui dua komponen—yaitu persepsi terhadap jumlah orang yang dapat diandalkan dan kepuasan akan dukungan yang ada—dalam alat ukur Social Support Questionnaire-Short Form (SSQSR) (Sarason, Sarason, Shearin & Pierce, 1987). Partisipan penelitian ini berjumlah 30 ibu yang terinfeksi HIV dan memiliki anak usia lima hingga dua belas tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara parenting self-efficacy dengan persepsi jumlah dukungan sosial (r = 0,386 ; n = 30; p < 0,05, two-tail) dan juga kepuasan akan dukungan sosial (r = 0,409 ; n = 30; p < 0,05, two-tail). Artinya, semakin tinggi parenting self-efficacy ibu, semakin tinggi pula dukungan sosial yang ibu persepsikan; begitu pula sebaliknya. Ditemukan pula bahwa domain parenting self-efficacy tertinggi adalah nurturance sedangkan yang terendah adalah disiplin. Analisis tambahan juga menemukan adanya perbedaan yang signifikan pada parenting self-efficacy ibu dengan HIV/AIDS berdasarkan urutan kelahiran anak mereka yang berusia kanak-kanak madya.

Mothers living with HIV/AIDS are significantly increasing in Indonesia. By then, it's important to know further about their life, including their belief in parenting their children. The mother’s belief in parenting is called parenting self-efficacy (Coleman & Karraker, 1997). This study examined the relationship between parenting self-efficacy and social support among HIV/AIDS mothers with middle childhood children.
Parenting self-efficacy was measured by Self-Efficacy Parenting for Tasks Index (SEPTI) (Coleman & Karraker, 2000), while social support measured through it's two elements (the perception of available others to whom one can turn in times of need and the degree of satisfaction with the available support) in Social Support Questionnaire-Short Form (SSQSR) (Sarason, Sarason, Shearin & Pierce, 1987). The participants in this study were 30 mothers infected HIV with middle childhood children.
The result shows that there is a significant, positive relationship between parenting self-efficacy and both of the elements of social support, which are the perception of social support numbers (r = 0,386 ; n = 30; p < 0,05, two-tail) and the satisfaction of the support (r = 0,409 ; n = 30; p < 0,05, two-tail). Those indicates that the higher mothers parenting self efficacy, the higher they perceive social support, and vice versa. This study also found that the highest domain in parenting self-efficacy is nurturance, while the lowest is discipline. Furthermore, this study found that there is a difference between mothers parenting self-efficacy based on their middle childhood child's ordinal position.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52751
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joula Timisela
"Dukungan sosial diperlukan perempuan positif HIV untuk menghadapi stigma HIV. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara dukungan sosial dengan stigma HIV pada perempuan positif HIV. Desain penelitian ini yaitu potong lintang analitik. Sampel penelitian berjumlah 106 perempuan positif HIV, berusia 15-60 tahun. Penilaian dukungan sosial menggunakan kuesioner MOS-SS yang telah dimodifikasi, sedangkan penilaian terhadap stigma HIV menggunakan kuesioner Berger Stigma Scale versi bahasa Indonesia.
Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan stigma HIV (p=0,024, α:0,05). Dari kelima bentuk dukungan sosial, ditemukan dukungan instrumental (p =0,043), dukungan informasional (p˂ 0,0001), dukungan integritas sosial (p=0,011) berhubungan dengan stigma HIV. Dukungan emosional (p=0,061) dan dukungan penghargaan (p=0,881) tidak berhubungan dengan stigma HIV. Dukungan informasional merupakan bentuk dukungan sosial yang paling memengaruhi stigma HIV (OR 11,64). Dukungan sosial dapat direkomendasikan sebagai salah satu intervensi untuk mengurangi stigma HIV, dengan prioritas utama pada dukungan informasional.

Social support is needed by HIV-positive women to face the HIV stigma. This study aimed to identify the correlation between the social support and the HIV stigma in HIV-positive women. This research applied a cross sectional analytic design. The sample were 106 HIV-positive women, aged 15-60 years. The social support assessment used a modified MOS-SS questionnaire, while the assessment of the HIV stigma used the Indonesian version of Berger Stigma Scale questionnaire.
The results showed that there was a correlation between the social support and the HIV stigma (p=0,24 α: 0.05). Among five forms of social support, the instrumental support (p=0.043), informational support (p˂ 0.0001), and support for social integrity (p=0.011) were correlated to the HIV stigma. While emotional support (p=0.061) and rewarding support (p=0.881) were not correlated to the HIV stigma. The informational support was the most influencing factor of the HIV stigma (OR 11,64). Giving social support can be recommended as one of the interventions to minimize the HIV stigma, with the informational support as the priority.
"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T44818
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selvina Isnaini
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara keberfungsian keluarga dan dukungan sosial pada remaja ketergantungan narkoba yang menjalani rehabilitasi. Pengukuran keberfungsian keluarga dilakukan dengan alat ukur Keberfungsian Keluarga yaitu McMaster Family Assessment Device (FAD) (Epstein, Ryan, Bishop, Miller, & Keitner, 2003) dan pengukuran Dukungan Sosial yaitu alat ukur Berlin Social Support Scale (BSSS) (Schwarzer & Schulz). Partisipan berjumlah 40 remaja ketergantungan narkoba yang menjalani rehabilitasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara keberfungsian keluarga dan dukungan sosial pada remaja ketergantungan narkoba yang menjalani rehabilitasi (r = .666; p = .000).

This research was conducted to find correlation between family functioning and social support among adolescent substance dependency taking rehabilitation. Family functioning conflict was measured using a modification instrument named McMaster Family Assessment Device (FAD) (Epstein, Ryan, Bishop, Miller, & Keitner, 2003) and social support was measured using a modification instrument named Berlin Social Support Scale (BSSS) (Schwarzer & Schulz). The participants of this research were 40 adolescent substance dependency taking rehabilitation. The main result of this research showed that family functioning have a significant relation with social support among adolescent substance dependency taking rehabilitation (r = .666; p = .000)"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S45607
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tirza Fabiola
"Dewasa muda identik dengan kebiasaan dan gaya hidup yang tidak sehat, padahal masa produktif menjadi investasi kesehatan yang penting di masa mendatang. Prediktor yang mempengaruhi upaya seseorang untuk perencanaan dan melakukan perilaku hidup sehat adalah self-efficacy yang dibentuk oleh dukungan sosial.
Penelitian ini bertujuan untuk menelaah hubungan antara dukungan sosial yang dipersepsikan dan perilaku mempromosikan kesehatan pada dewasa muda. Partisipan penelitian berjumlah 804 orang berusia 18 ndash 29 tahun yang tersebar di Indonesia. Dukungan sosial yang dipersepsikan diukur dengan Interpersonal Support Evaluation List 12 ISEL-12 dan perilaku mempromosikan kesehatan diukur dengan Health Promoting Lifestyle Profile II HPLP II.
Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keenam dimensi perilaku mempromosikan kesehatan dengan dukungan sosial yang dipersepsikan.

Emerging adults are associated with unhealthy lifestyles, though health promoting behavior is important for health investments in the future. Health promoting behavior itself affected by perceived self efficacy, formed by social support.
This study aims to examine the correlations between perceived social support and health promoting behavior in emerging adulthood. Study participants were 804 people aged 18 ndash 29 years. The perceived social support is measured by Interpersonal Support Evaluation List 12 ISEL 12 and health promoting behavior measured by Health Promoting Lifestyle Profile II HPLP II.
The results showed no significant correlation between the six dimensions of health promoting behavior with perceived social support.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>