Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178678 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pakdin Kusing
"Tesis ini membahas strategi untuk Peningkatkan Mutu Pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri yang masih memiliki peringkat prestasi rendah di Kabupaten Alor. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan rekomendasi berupa strategi kebijakan kepada kepala sekolah untuk meningkatkan mutu Pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri yang masih memiliki peringkat prestasi rendah di Kabupaten Alor. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT, untuk mengidentifikasi faktor internal (SW) dan eksternal (OT) agar dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang dimiliki oleh sekolah, kemudian menggabungkannya untuk mendapatkan strategi perioritas yang dapat meningkatkan mutu pendidikan, kemudian dilanjutkan dengan menentukan indikator mana dari faktor internal dan eksternal yang berpeluang meningkatkan mutu pendidikan antara stakeholder penyedia jasa pendidikan (kepala sekolah dan guru) dengan stakeholder pengguna jasa pendidikan (siswa, komite sekolah). Hasil analisis data menyebutkan bahwa sekolah mempunyai kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, Strategi yang di hasilkan adalah ST, yaitu strategi yang memaksimalkan kekuatan untuk mengatasi ancaman.

This thesis discusses the strategy for increasing educational quality at public senior high schools with low performance level in Alor Regency. The aim of the study is to have recommendation in the form of strategic policy towards school principals in order to increase the educational quality of public senior high schools which still low performance level in Alor Regency. This study is applied using SWOT analysis, to identify internal factors (Strength, Weakness) and external factors (Opportunity, Threats) in order to know the strength and weakness then opportunity and threats belong to schools, and then develop the integration to have strategic priority for increasing educational quality, followed by deciding indicators from internal and external factors in opportunity to increase the educational quality among stakeholder of educational service provider (school principal and teachers) and stakeholder of educational service consumer (students, parents and publics). The result of data analysis is mentioned that schools have strength and weakness then opportunity and threats in the effort to increase educational quality. The result strategic is ST (Strenght Threats) that is strategic to maximum power to overcome threats
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35274
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angki Kusuma Dewi
"Tesis ini membahas strategi untuk meningkatkan mutu sekolah menengah atas negeri yang berprestasi rendah di DKI Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan rekomendasi berupa strategi kebijakan kepada kepala sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah menengah atas negeri yang berprestasi rendah di DKI Jakarta baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT, untuk mengidentifikasi faktor internal (SO) dan eksternal (WO) agar dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang dimiliki oleh sekolah, kemudian menggabungkannya untuk mendapatkan strategi optimal untuk jangka pendek maupun jangka panjang, kemudian dilanjutkan dengan menentukan atribut mana dari faktor internal dan eksternal yang berpeluang menimbulkan konflik antara stakeholder penyedia jasa pendidikan (kepala sekolah dan guru) dengan stakeholder pengguna jasa pendidikan (siswa, orang tua dan masyarakat).
Hasil analisis data menyebutkan bahwa sekolah mempunyai kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, Strategi WO untuk jangka pendek dan Strategi SO untuk jangka panjang. Selain itu hipotesa terbukti bahwa stakeholder penyedia jasa pendidikan cenderung melihat dirinya lebih baik daripada stakeholder pengguna jasa pendidikan dan potensi konflik terbesar yang muncul baik untuk saat ini maupun dimasa yang datang adalah antara institusi sekolah sebagai stakeholder penyedia jasa pendidikan dengan masyarakat sebagai stakeholder pengguna jasa pendidikan.

This thesis discusses the strategy to improve the quality of state high schools categorized as underachieving in DKI Jakarta. The purpose of this research is to provide strategic policy recommendations to the principal to improve the quality of high school education with low achievement in Jakarta both the short and long term. This study uses SWOT analysis, to identify the internal factors (SO) and external (WO) in order to know the strengths and weaknesses and opportunities and threats are owned by the school, and then combining them to obtain the optimal strategy for the short and long term, then followed by determining which attributes of internal and external factors are likely to cause conflict between stakeholders of education providers (principals and teachers) with the service user education stakeholders (students, parents and the community).
The results of data analysis states that the school has strengths and weaknesses and opportunities and threats in an effort to improve education quality, WO Strategies for short-term strategy for long-term SO. In addition the hypothesis shown that stakeholder education providers tend to see themselves better than the education of stakeholders and users of the service's biggest potential conflicts that arise both for current and coming period is between the school institutions as a stakeholder provider with the user community as a stakeholder education services.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28789
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Gaol, Hertamina
"Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan Supervisi Akademik oleh Pengawas Sekolah di SMA Negeri Kota Bontang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menggali faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas sekolah di SMA Negeri Kota Bontang.Variabel terikat (dependen) adalah pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas sekolah . Jumlah populasi sebanyak 60 guru yang sudah pernah di supervisi oleh pengawas, sampel diambil dari seluruh populasi sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis faktor dan analisis regresi ganda dengan metode stepwise.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat satu faktor yang mempengaruhi pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas sekolah secara signifikan yaitu faktor kompetensi evaluasi pendidikan pengawas sekolah sebesar 0,210. Tiga faktor lain yang tidak berpengaruh yaitu: 1) kompetensi profesional guru disebabkan kurangnya pembinaan pengawas terhadap guru dalam menerapkan teori belajar, metode dan media pembelajaran pada saat pembelajaran, 2) kompetensi kepribadian pengawas sekolah disebabkan pengawas belum terprogram dalam melakukan kepengawasan hanya sebagai kewajiban dan kurang memotivasi guru 3) sarana prasarana disebabkan kurangnya perhatian dan pembinaan dari pengawas sekolah terhadap guru dalam pemanfaatan sarana.

This study is aimed to know factors that affect the implementation of academic supervision by school supervisor at Public Senior High School of Bontang City. This study applied quantitative approach to know factors that affect the implementation of academic by school supervisor at Public Senior High School at Bontang City. Dependent variable is the implementation of academic supervision by school supervisor. The number of population is 60 teachers who have ever been supervised by school supervisor. Sample is taken from all the entire population so that this study is population study. Statistic analysis which is used is factor analysis and multiple regression analysis using stepwise method.
The result of the study shows that there's one factor which affects the implementation of academic supervision by school supervisor significantly namely factor of educational evaluation competence of school supervisor that is 0,210. Three factors which cannot affect namely: 1) teacher professional competence, which is because of the lack of supervision towards teachers in implementing the theory of learning, method and instructional media when teaching and learning process happened, 2) personal competence of school supervisor, that is because of the lack of program design in doing the supervision which is just as the obligation and the lack of teacher's motivation 3) school facilities, that is because of the lack of attention and supervision by school supervisor towards teachers in utilizing the facilities as well.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35291
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kalsum Puha
"Tesis ini menganalisi kepengawasan mutu pendidikan pada bidang akademik oleh pengawas sekolah pada pada SMA Negeri 1 dan SMK Negeri 1 di Kota Ternate, hal ini sangat penting dan strategis karena penulis banyak analisisanalisis tentang mutu pendidikan tetapi khusus mengenai kepengawasan mutu pendidikan di Provinsi Maluku Utara masih langka. Disamping itu untuk melihat sejauh mana peran kepengawasan terhadap mutu pendidikan khususnya pengawasan akademik yang telah dicapai dan faktor-faktor yang masih menjadi penghambat dalam meningkatkan kualitas pendidikan pada bidang akademik tersebut. Teori yang digunakan adalah teori kepengawasan dari Fremont E. Kant dan James E. Rozenzweig, Hadibroto dan Tani Handoko dan teori hakikat kepengawasan dari Ofsted . Tesis ini menggunakan pendektan kualitatif diskriptif dengan metode pengumpulan data secara wawancara mendalam, observasi, serta kajian dokumen.
Hasil analisis diperoleh diperoleh bahwa pengawasan standar isi dilakukan sekali setahun bahkan kadang tidak dilakukan. Pengawasan standar proses dilakukan dengan tujuan guru dapat profesional melakukan pembelajaran yang berkualitas. Pengawasan dilakukan dengan baik dan ditemukan pada sekolah unggulan pun masih terdapat banyak guru yang tidak melakukan pembelajaran yang sesuai dengan standar proses. Pengawasan standar kompetensi kelulusan tidak dilakukan oleh pengawas akademik sehingga kelulusan siswa masih didominasi oleh aspek kecerdasan dibandingkan aspek kepribadian dan akhlak mulia. Pengawasan standar penilaian dilakukan pada upaya mencapai nilai ketuntasan minimal belum menegaskan pada penilaian yang sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian. Pengawasan yang dilakukan oleh pengawas akademik di SMA Negeri 1 dan SMK Negeri 1 Ternate belum secara optimal menerapkan prinsip-prinsip pengawasan akademik.
Rekomendasi dari penelitian ini adalah dalam melaksanakan kepengawasan mutu, perlu perhatian serius untuk peningkatan kompetensi pengawas disamping sosialisasi kepada kepala sekolah, agar terbangun kesamaan persepsi serta adanya pola komunikasi yang baik antara Pengawas dan Dinas Pendidikan.

This research analyzes Supervisory of academic education quality at Public Senior High School number 1 and public vocational school number 1 Supervisor in Ternate. It is very important and strategic because the writer analyzes education quality, but it focuses specially about Supervisory of education quality in Maluku Utara Province which is still unknown. Besides, this research investigates how far Supervisory role towards education quality especially academic Supervisory that has been achieved and investigate obstacle factors in enhancing education quality in academic part. The theories applied in this research are Supervisory theory by Fremont E. Kant and James E. Rozenzweig, Hadibroto and Tani Handoko and supervission fundamental by Ofsted. This research applied descriptive qualitative approach by applying data collecting method through indepth interview, observation,document study.
Analysis result indicates that content standard Supervisory is conducted once a year and even it is non conducted. Process standard Supervisory is carried out to make teachers become professional to do qualified learning. Supervisory has been conducted well and it is found that in qualified school there are still teachers do not conduct learning which goes with process standard. Supervisor does not conduct graduate standard Supervisory, therefore students? achievement is dominated by cognitive aspect rather than personality and attitude aspect. Assessment standard Supervisory is conducted to achieve minimal mastery learning. However, It does not go with the assessment which is suitable with assessment principles. In carrying out academic Supervisory at Public Senior High School number 1 and public vocational school number 1 in Ternate, supervisor does not implement the principles of academic Supervisory optimally.
This research recommend that in carrying out quality Supervisory, it needs a serious concern to enhance supervisor competency and do socialization to principals to build the same perception and good communication pattern between supervisor and education.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35850
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arwan Syarief
"Penyelenggaraan program Sekolah Bertaraf Internasional di SMP Negeri 5 dan SMA Negeri 3 Bandung sudah berjalan dalam waktu 4 tahun. Setelah 4 tahun berjalan implementasi kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional pada kedua sekolah tersebut, perlu dilakukan analisis atau evaluasi untuk mengetahui keberhasilan program tersebut.
Analisis penelitian ini berdasarkan teori yang disampaikan oleh George C. Edward III (1980). Menurut George C. Edward III ada empat faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan publik yaitu, faktor komunikasi, faktor sumberdaya,faktor sikap/disposisi dan faktor struktur birokrasi.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, studi eksplorasi terhadap kepustakaan yang relevan. Hasil penelitian ini di SMP Negeri 5 Bandung menunjukkan bahwa, faktor komunikasi masih mengalami hambatan atau kendala di dalam implementasi kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional, terkait masih belum samanya persepsi antara Kepala SMP Negeri 5 Bandung dengan Wakil Kepala SMP Negeri 3 Bandung. Faktor lain yang menjadi hambatan atau kendala adalah faktor sarana dan prasarana terutama, terkait pemenuhan ruang kelas belum seluruhnya berbasis TIK/ICT.
Hasil Penelitian di SMA Negeri 3 Bandung, menunjukkan bahwa, faktor SDM terutama Guru masih menjadi kendala atau hambatan, terutama Guru-guru yang sudah berusia 40 tahun keatasmasih belum maksimal dalam memberikan materi dalam bahasa Inggris. Faktor lainnya adalah faktor saran dan prasarana terkait pemenuhan lahan tanah sebagai pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional.

Factors that influence the implementation of international school policy in SMP Negeri 5 Bandung and SMA Negeri 3 Implementation of international school program at Junior High School 5 and SMA Negeri 3 Bandung has been running in 4 years. After 4 years of running international school policy implementation at both schools, the need to do analysis or evaluation to determine the success of the program. The analysis of this study is based on the theory presented by the George C. Edward III (1980). According to George C. Edward III, there are four factors that influence the successful implementation of public policy, namely, communication factors, resource factors, factor the attitude / disposition and bureaucratic structure factor.
This study uses a quantitative approach, in which the framework of theoretical concepts to the development of strategies to be assessed and analyzed through exploratory study of the relevant literature.
The results of this study in SMP Negeri 5 Bandung indicates that, the communication factor is still experiencing delays or obstacles in the implementation of international school policy, is still associated with him in perception between the Head of Junior High School 5 deals with the Deputy Head of SMP Negeri 3 Bandung. Another factor is a barrier or obstacle is a factor, especially infrastructure, related to the fulfillment of the classrooms have not been entirely based ICT / ICT. Outcomes Research in SMA Negeri 3 Bandung, showed that, human factors, especially Guru is still an obstacle or hindrance, especially teachers who are aged 40 years and over still have not been up to provide material in English. Another factor is the factor of suggestions and related infrastructure land as the fulfillment of international school development."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T30430
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sakran
"Dalam tesis ini mengukur efektivitas pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas sekolah di SMA Negeri 2 Bantaeng berdasarkan persepsi guru. Permasalahan yang terjadi di SMA Negeri 2 Bantaeng adalah tidak berjalannya pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas rumpun mata pelajaran, sehingga supervisi akademik dilaksanakan oleh pengawas pembina. Tujuannya adalah untuk menganalisis efektivitas pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas sekolah di SMA Negeri 2 Bantaeng menurut persepsi guru. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan jumlah responden sebanyak 58 orang guru. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas sekolah di SMA Negeri 2 Bantaeng kurang efektif menurut persepsi guru.

In this thesis measure the effectiveness of academic supervision by school Supervisor in SMA Negeri 2 Bantaeng by teachers perceptions. The problems that occur in SMA Negeri 2 Bantaeng is not the passage of implementing academic supervision by school Supervisors subject clusters, so that academic supervision carried out by supervisors builder. The aim is to analyze the effectiveness of the implementation of academic supervision by school Supervisors as perceived by teachers. The method used is descriptive quantitative by the number of respondents were 58 teachers. The conclusion from this study is that the implementation of academic supervision by school supervisor in SMA Negeri 2 Bantaeng less effective as perceived by teachers."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35286
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Peni Andayani
"Program Rintisan SMA Bertaraf Internasional (R-SMA-BI) adalah program pemerintah yang merupakan salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan dalam kerangka mempersiapkan sumberdaya manusia yang ada guna menghadapai tantangan global. Program ini sudah berjalan kurang lebih 5 tahun sejak tahun 2006. Penyelenggaraan program rintisan SMA bertaraf internasional menuju SMA bertaraf internasional bertujuan meningkatkan kinerja sekolah dalam mengembangkan situasi belajar dan proses pembelajaran untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional secara optimal dalam mengembangkan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, dan memiliki daya saing pada taraf internasional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ketercapaian indikator standar efektifitas kinerja minimal dan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian indikator efektifitas kinerja minimal yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 78 Tahun 2009. Penelitian ini menemukan bahwa tidak semua R-SMA-BI yang dirintis mulai tahun 2006 dan 2007 dapat mencapai semua indikator standar efektifitas kinerja minimal.

Pioneer High School International Standard (R-SMA-BI) Program is a government program which is one of the government efforts in improving the quality of education in order to prepare the existing human resources to face global challenges. This program has been running about 5 years since 2006. Implementation of pioneer high school international pilot programs to an international high school level aims to improve school performance in developing learning situations and learning process to achieve national education goals optimally in developing and pious human who is faithful to the Lord Almighty, noble, healthy, knowledgeable, capable, creative, independent, and become citizens of a democratic then accountable and competitive on an international level. The purpose of this study was to determine the achievement minimum performance effectiveness standard indicators and to identify problems faced in achieving the effectiveness of minimum performance indicators contained in the Minister of National Education number 78 in 2009. This study found that not all R-SMA-BI which pioneered starting in 2006 and 2007 can reach all the minimum performance effectiveness standard indicators."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T29288
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Slamat Santoso Kurniawan
"Rendahnya pengetahuan, sikap, dan masih kurangnya dukungan keluarga, dukungan sekolah serta ditambah lagi permasalahan citra tubuh pada remaja siswi SMA, ini akan berkaitan dengan praktik hidup bersih dan sehat (PHBS) remaja siswi SMA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan PHBS remaja untuk mendapatkan tubuh indah pada siswi SMA di Jakarta Tahun 2014. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2014, dengan desain penelitian cross sectional, sampel penelitian adalah 238 orang siswi kelas X dan kelas XI SMA Negeri 12 Jakarta Timur.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa PHBS siswi SMA yang tergolong kurang cukup tinggi (39,5%), faktor internal yang berhubungan sisgnifikan dengan PHBS siswi SMA adalah sikap, sedangkan faktor eksternal yang berhubungan signifikan adalah dukungan keluarga. Hasil uji analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda didapatkan bahwa dukungan keluarga merupakan faktor dominan PHBS remaja pada siswi kelas X dan kelas XI SMA 12 Jakarta Timur Tahun 2014 setelah dikontrol oleh pendidikan ibu. Untuk mengurangi faktor risiko PHBS remaja pada siswi SMA perlu meningkatkan promosi kesehatan dan penyuluhan tentang PHBS di sekolah dan meningkatkan dukungan keluarga terutama orang tua dalam memotivasi, mengawasi dan memberikan perhatian kepada anaknya.

Lack of knowledge, attitudes, family support, school support and coupled problems of body image in female high school students, this will be related to their clean and healthy living practices (PHBS). This study aims to determine the factors associated with teenagers clean and healthy living practices to gain beautiful body shape in Jakarta?s female students year of 2014. This research was conducted in April-May 2014, with a cross-sectional research design, the study sample was 238 female students of class X and class XI 12th East Jakarta State Senior High School.
The study concluded that less PHBS in female high school student is still quite high (39.5%), internal factors that significantly related to the PHBS female high school student is attitude, while external factors are family support. The results of multivariate analysis with multiple logistic regression showed that family support is a dominant factor in PHBS female students of class X and class XI 12th East Jakarta State Senior High School in 2014 after being controlled by the mother's education. To reduce the risk factors in high school adolescent PHBS need to improve health promotion and education about PHBS in school and improve family support, especially parents in motivating, supervising and paying attention to their children.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42112
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Connecticut: Kumarian Press, 1992
362 MAN m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Renaldi
"Pendidikan di Indonesia terus mengalami perubahan baik kuantitas maupun kualitas. Pemerintah melalui beberapa program seperti wajib belajar 12 tahun, Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), telah menaikkan persentase penduduk usia produktif yang lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) dari 27,4% pada 2008 hingga 36% pada 2017. Selain secara kuantitas/akses, pemerintah juga melakukan pemerataan kualitas sekolah. Pada tahun 2013, terjadi perubahan kurikulum dan penghapusan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) oleh Kemendikbud. Di tahun tersebut pula, DKI Jakarta lewat Dinas Pendidikan menerapkan jalur lokal berbasis zona/rayon untuk PPDB SMA Negeri 2013, yang biasa juga disebut dengan sistem zonasi. Penelitian ini mencoba melihat efek kebijakan jalur lokal di DKI Jakarta dengan metode difference in difference, menggunakan SMA Negeri sebagai kelompok treatment dan SMA Swasta sebagai kelompok control. Output yang dilihat adalah ujian nasional (UN), dengan UN 2015 sebagai output sebelum zonasi dan UN 2016 sebagai output setelah zonasi. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum terjadi penurunan lebih besar dari tahun 2015 ke 2016 pada hasil UN SMA Negeri dibandingkan SMA Swasta, menggunakan metode difference in difference secara reguler dan random effect. Penelitian ini juga mennunjukkan adanya hubungan positif dari input yakni nilai UN SMP di zona sekitarnya 3 tahun lalu, serta hubungan negatif dengan kepadatan wilayah di sekitar sekolah. Namun apabila dilihat terpisah antara jurusan IPA dan IPS, terlihat bahwa jurusan IPA di SMA Negeri tidak mengalami penurunan lebih besar yang signifikan dibandingkan dengan SMA Swasta, serta jurusan IPA juga tidak terpengaruh oleh faktor input.

Education in Indonesia continues to experience changes in both quantity and quality. The government through several programs such as 12-year compulsory education, School Operational Assistance (BOS), Smart Indonesia Card (KIP), has increased the percentage of the productive age population who graduated from High School (SMA) from 27.4% in 2008 to 36% in 2017. In addition to quantity/access, the government also equalizing quality of schools. In 2013, there was a change in the curriculum and the abolition of International Standard Schools (RSBI) status by the Ministry of Education and Culture. In the same year, Jakarta through The Education Board implemented a zone/rayon-based local admission for the 2013 High School Admission (PPDB), which is also known as the zoning system. This study tries to know the effects of local admission policy in DKI Jakarta with the difference in difference method, using Public High Schools as a treatment group and Private High Schools as a control group. The indicator used for measuring output is the national exam (UN), with the 2015 UN as the output before zoning and the 2016 UN as the output after zoning. Results of this study indicate that in general there was a greater decline from 2015 to 2016 in the Public High School’s UN result compared to its counterpart, using the difference in difference method regularly and random effects. This study also showed that there is a positive relationship with the input factor, using average UN SMP score in the surrounding zone 3 years ago as an indicator, and the negative relationship with the density of the area around the school. However, when viewed separately between the Natural Science and Social Sciences major, it can be seen that the Natural Science major in Public High Schools didn’t experiencing a significantly greater decline compared to Private High Schools, and weren’t affected by input factors.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>