Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192682 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Istiqomah
"ABSTRAK
HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immune Deficiency Syndrome)
telah menjadi penyakit infeksi penyebab kematian terbesar pada populasi dewasa di
dunia. Penyakit ini memiliki window period dan fase asimtomatik (tanpa gejala) yang
relatif panjang dalam perjalanan penyakitnya. Sebagian besar penderita HIV dan AIDS
berusia produktif, dan besarnya persentase penderita AIDS pada kelompok usia produktif
mempengaruhi produktifitas sumber daya yang ada di negara ini. Di Indonesia,
Kabupaten Karawang merupakan salah satu wilayah endemis dan berisiko tinggi terhadap
HIV dan AIDS. Sebagai kawasan industri, Kabupaten Karawang memiliki banyak
penduduk usia produktif dengan mobilitas penduduk yang tinggi sehingga mempercepat
proses transfer teknologi, budaya dan gaya hidup. Munculnya tempat-tempat hiburan
malam, peredaran media pornografi dan narkotika menciptakan kemudahan akses
terhadap terjadinya transaksi seks berisiko, yang merupakan cara penularan HIV dan
AIDS terbesar. Komisi Penanggulangan AIDS adalah koordinator untuk upaya
penanggulangan HIV dan AIDS. Dalam melaksanakan fungsinya, KPA memiliki rencana
aksi SRAN 2010-2014. Untuk memonitor dan mengevaluasi program, digunakan sistem
pencatatan dan pelaporan berjenjang. Secara rutin KPA Kabupaten Karawang
mengirimkan laporan ke KPA provinsi, KPA nasional dan para pemangku kepentingan di
Kabupaten Karawang. Namun, analisa terhadap data yang dimiliki belum dilakukan
secara maksimal. Data yang dilaporkan hanya berupa angka absolut dan belum
menggambarkan capaian hasil kinerja. Pengembangan sistem pencatatan dan pelaporan
HIV dan AIDS berbasis data di KPA Kabupaten Karawang bertujuan untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Dengan menggunakan database yang sistematik, penyimpanan,
pengolahan dan pengelolaan data menjadi lebih baik. Metodologi yang digunakan adalah
inkremental dan iteratif dengan model prototyping. Sistem ini akan membatu mengolah
data berupa angka absolut dengan hasil pemetaan populasi kunci menjadi hasil cakupan
kinerja dan indikator. Dengan telihatnya cakupan kinerja dan indikator, diharapkan
perencanaan upaya penanggulangan HIV dan AIDS yang dibuat oleh para pembuat
keputusan dapat lebih efektif, efisien dan tepat sasaran. Untuk pengembangan sistem
selanjutnya, dibutuhkan penguatan di sumber daya, rencana strategis dan SOP.

ABSTRACT
HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immune Deficiency Syndrome)
has become the number one cause of death of adult population in the world. It has
window period and a long asymptomatic phase. Most HIV and AIDS cases are people in
productive age, and it affects productivity of a country. In Indonesia, Karawang District
is one endemic area with high risk of HIV and AIDS. As an industry area, Karawang
District has much population in productive age with high mobility. It accelerates
technology, cultural and lifestyle transfers. The appearance of night clubs, pornography
and narcotics ease access to risky sex transaction, which is the biggest cause of HIV and
AIDS transmission. National AIDS commission is a coordinator to HIV and AIDS
prevention programs. It has SRAN 2010-2014 as the strategic planning for 5 years. To
monitor and evaluate the plans, National AIDS commission has developed a hierarchical
reporting and recording system, from district to national level. Periodically Karawang
AIDS commission sends reports to provincial AIDS commission, national AIDS
commission and stakeholders in Karawang District. However, Karawang AIDS
commission sent report in absolute and has not analyzed it maximally. It has not
described the achievement of Karawang in HIV and AIDS prevention program.
Therefore, the development of data-based HIV and AIDS reporting and recording system
has purpose to solve the problem. With systematic database, the data storage, execution
and management become better and efficient. The methodology of the development is
incremental and iterative with prototyping model. This system will help formulating
absolute data with mapped key population data into coverage of performance. The
coverage will help the decision making become more effective, efficient and based on
needs and target. This proposed system still requires manpower and policy strengthening."
2013
T35918
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nevi Arifiyanti
"HIV/AIDS merupakan penyakit mematikan yang hingga saat ini belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkannya. Pemerintah perlu melakukan program untuk mencegah kasus HIV supaya tidak semakin banyak. Untuk mendukung program tersebut diperlukan data dan informasi yang akurat tentang HIV/AIDS melalui sistem pencatatan dan pelaporan. Kota Bogor menempati peringkat ketiga terbanyak kasus HIV/AIDS di Provinsi Jawa Barat. Dinas Kesehatan Kota Bogor telah melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan HIV/AIDS namun masih terdapat kekurangan diantaranya UPK yang belum mengirimkan laporan dengan tepat waktu. Petugas pelaporan di dinas kesehatan masih merekapitulasi laporan secara manual. Oleh karena itu diperlukan evaluasi untuk menyediakan informasi yang berguna bagi pihak pembuat keputusan untuk menentukan kebijakan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pengambilan data melalui wawancara kepada petugas pencatatan dan pelaporan HIV/AIDS, observasi dan studi dokumentasi. Hasil menunjukan bahwa terdapat komponen yang mempengaruhi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan HIV/AIDS diantaranya determinan organisasi berupa tidak tersedia admin pelaporan di 3 puskesmas, tidak tersedia SOP mengenai pencatatan dan pelaporan HIV/AIDS; determinan teknis yaitu terdapat ketidaksesuaian antara input dan output, tidak ada fitur analisis di dalam SIHA. Dari output yang dihasilkan, ketepatan pengiriman laporan masih belum tepat waktu.

HIV/AIDS is a deadly disease that has not found a cure that can cure it. The government needs to do a program to prevent HIV problems. To support this program, accurate data and information about HIV/ AIDS is needed through a system of recording and approval. The city of Bogor has the highest ranking in cases of HIV/AIDS in West Java Province. The Bogor City Health Office has implemented a system of recording and reporting on HIV / AIDS but still needs a lot of funds from UPK who have not sent reports in a timely manner. Reporting officers at the health office still recapitulate reports manually. Therefore an evaluation is needed to provide information that is useful for decision makers to determine policy. This research is a qualitative research by taking data through interviews with HIV/AIDS recording and reporting officers, observation and documentation studies. The results showed that there were components that affected the HIV/AIDS recording and reporting system, including organizational determinants in the form of not available tadmin reporting in 3 puskesmas, not available Standard Operating Procedures on HIV/AIDS recording and reporting, no policy or decree regarding recording HIV/AIDS reporting; technical determinant, that is there is a discrepancy between input and output, there is no analysis feature in SIHA. From the resulting output, the accuracy of the report submission is still not timely."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Rustifar Rustana
"Skripsi ini membahas tentang perancangan sistem informasi surveilans HIV/AIDS dalam upaya percepatan distribusi data dan kelancaran arus informasi sehingga dapat menghasilkan gambaran situasi kasus HIV/AIDS dan IMS di Kabupaten Cirebon. Rancangan sistem informasi surveilans HIV/AIDS ini dapat mengolah laporan bulanan kegiatan penanggulangan HIV/AIDS, dengan menggunakan program aplikasi Microsoft Access, yang akan menghasilkan keluaran berupa informasi sebaran kasus, informasi indikator-indikator dalam kegiatan penanggulangan HIV/AIDS, yang kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan grafik secara rinci. Dengan demikian cakupan kegiatan yang masih rendah atau terjadinya kasus yang perlu penanganan khusus dapat dilakukan penanggulangan secara efektif dan efisien. Hasil akhir dari penelitian ini adalah prototipe perangkat lunak komputer dari rancangan sistem informasi surveilans HIV/AIDS di Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon.

This thesis describes the process of developing an information system for HIV/AIDS surveillance in Cirebon Health District. The work starts out with a study of the existing system, based on two study methods: observation and in depth-interviews at Cirebon Health District Office. The primary goal of this thesis is to design a prototype of HIV/AIDS surveillance information system that can accelerate the distribution of data and ensure the smooth running of information that is most useful in reducing the spread of HIV/AIDS and in providing care for those affected in Cirebon district. This prototype, developed using database management system in Microsoft Access 2007, can process the HIV/AIDS and STI reporting which will produce the information about distribution of HIV infections, AIDS and STI cases, and also some indicators of HIV/AIDS programme that displayed in more detail in tables or graphs. The result of this study is a prototype of information system for HIV/AIDS surveillance design in Cirebon Health District."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Inong Febi Fikriyah
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26609
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Hargono
"Penyebaran HIV telah menjadi permasalahan dunia. Salah satu upaya umtuk memantau perkembangan penularan HIV adalah dengan melakukan pemlantauan atau surveilans yang menjadi tanggung jawab Departemen Kesehatan. Data dan informasi kegiatan surveilans generasi kedua belum berada dalam satu basis data yang terpusat Pengembangan prototipe aplikasi komputerisasi dengan standarisasi formulir diharapkan dapat mengurangi hambatan tersebut. Media internet yang bersifat global dan lintas sektor diharapkan dapat menjembatani dan mempercepat proses pelaporan.
Penelitian ini merupakan riset operasional dengan menggunakan pendekatan sistem untuk memecahkan masalah karena memandang permasalahan ini sebagai suatu permasalahan sistem. Tahapan pendekatan sistem tersebut berupa siklus hidup pengembangan sistem yang terdiri dari penelitian awal, analisis sistem, desain sistem dan pembuatan prototipe. Pengumpulan data dilakukan dengan telaah dokumen dan wawancara mendalam. Wawancara mendalam dilakukan terhadap responden pada instansi Dinas Kesehatan Jawa Timur, KPAD Jawa Timer, PM UTD Cabang Surabaya, Rumah Sakit Dr Soetomo Surabaya dan Laboratorium Kesehataa Daerah Jawa Timor.
Permasalahan system informasi surveilans HIV/AIDS teebagi dalarn permasalahan pada masukan, proses dan keluaran. Permasalahan pada masukan antara lain adalah data yang tidak lengkap, formulir pencatatan yang belum baku, belum adanya sekretariat tetap dan ketergantungan kepemimpinan individu tertentu. Pengolahan data yang belum otomatis dan faktor kebijakan menjadi permasalahan pada proses sistem informasi. Sedangkan permasalahan pada keluaran sistem adalah lemahnya komunikasi data dan penggunaan data yang belum optimal.
Upaya surveilans HIV/AIDS memerlukan dukungan dalam bentuk kebijakan atau peraturan yang mengikat.Kebijakan tersebut harus didukung oleh suatu sistem yang memungkinkan komuni`kasi data dan informasi dan semua instansi terkait sehingga dapat mamberikan gambaran yang menyeluruh tentang kejadian HIV dan AIDS di suatu tempat sehingga upaya penanggulangan menjadi lebih efektif dan efisien.
Pengembangan prototipe aplikasi komputer berbasis internet dilakukan melalui tahapan pendekatan sistem. Prototipe tersebut memuat variabel yang digunakan dalam surveilans HIV/AIDS untuk menghasikan indikator surveilans biologi dan surveilans perilaku kasus HIV/AIDS. Komputerisasi sistem informasi yang dilakukan dapat mempermudah proses pencatatan dan media internet dapat mempercepat proses pelaporan serta terbentuknya satu basis data dan berbagai kegiatan surveilans.
Sejalan dengan perkembangan teknologi yang pesat, pengembangan dan kajian sistem informasi surveilans HIV/AIDS berbasis komputer dan internet dapat terus dikembangkan untuk menghasilkan informasi yang cepat dan tepat sehingga upaya penanggulangan menjadi lebib terarah.

Development of System Application of Information of Surveilans HIV & AIDS Base on Internet [in] East Java ProvinceSpreading of HIV have come to the world problems. One of the effort to watch the growth of HIV infection is conducting monitoring or surveillance which becoming responsibility of Health Department Data and information of second generation surveillance activity not integrated in one data base. Development of computerize application prototype with standardizes form can reduce the problemInternet media having the global and inter sector character can link institution and quicken reporting processes.
This research looking into the problems as system problems and represent the operational research by using system approach to solve that problem. The step of system approach is the form of the system development live cycle and consisted of the preliminary research, systems analysis, system design and prototyping. Data collected with the in-depth interview and document study. In-depth interview was conducted to responder at institution of Public Health Service East Java, KPAD East Java, PMI. Branch Surabaya, Dr Soetomo Surabaya Hospital and Health Laboratory of East Java.
Problems of surveillance information system of HIV/AIDS consist of input, process and output problem. The example of input problems is incomplete data, not standardized form, there is no existence of secretariat and depending on individual leadership. Data processing which not yet automatically and policy factor become the problems at information system process. The problems of information system output is the weakness of data communications and data used which not optimal.
Surveillance HIV/AIDS need the good support in the form of policy or obligatory regulation. The policy have to be supported by a conducive data and information communications system from all related institution so that can give the totally picture about occurrence of HIV and AIDS so the effort to overcome become more effective and efficient.
Development of computer application prototype base on the internet conducted by through step of system approach. The prototype consist of the variable used in surveillance IRVIAIDS to make output of the biological indicator surveillance and behavioral surveillance of HIV/AIDS. Computerize the information system can make the record process more easier and media intemet can quicken the reporting processes and forming one data bases from various surveillance activity.
In line with fast technology growth, development and study of information system of surveillance HIV/AIDS base on the computer and internet can be developed to make the information become faster and precisely so that effort to overcome become more directional.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12652
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marwazi Ansory
"Fenomena gunung es dan window period yang dimiliki oleh kasus HIV/AIDS menjadi salah satu alasan kuat dibutuhkannya upaya penanggulangan HIV/AIDS yang paripurna dan tepat sasaran, oleh karena itu sistem informasi eksekutif Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Depok memegang peranan di dalamnya, tentunya sistem ini perlu dukungan sistem pencatatan dan pelaporan yang baik , berjalan lancar, berjenjang dan berkesinambungan.Membangun sistem informasi eksekutif KPA Kota Depok adalah upaya menyediakan informasi yang berkualitas bagi para pimpinan KPA Kota Depok, sebagai instrumen pendukung pengendalian dan penilaian sehingga dapat mengambil kebijakan dan tindakan yang tepat dalam rangka menciptakan lingkungan yang kondusif untuk upaya penanggulangan AIDS di Kota Depok. Prototype Sistem informasi Eksekutif ini dikembangkan dengan SDLC (System Development Life Cycle) dengan model iterative dan incremental, dibangun dengan berbasis web dan database, menggunakan bahasa program: PHP, dengan database:mysql. Memungkinkan prototype ini dapat dikembangkan terus menjadi lebih baik.

Iceberg phenomenon and owned by the window period of HIV / AIDS(Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome) is one of the reasons it needs strong efforts to combat HIV / AIDS are complete and appropriate, therefore, executive information systems (EIS) in Depok AIDS Commission play a role in it, of course These systems need to support a good system for recording and reporting. Developing Executive information system is an attempt to provide quality information for Depok AIDS Commision leaders, as an instrument of control and assessment support so that it can take policies and measures appropriate in order to create a conducive environment for the AIDS response in Depok. Executive information system prototype was developed with the SDLC (System Development Life Cycle) iterative and incremental model, built with web-based and database, using programming languages: PHP, databases: mysql. This prototype can be developed allowing it keeps getting better.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42382
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meutia Arini Yasrizal
"ABSTRAK
Rumah sakit pada masa pandemi berperan penting dalam pencatatan dan pelaporan kasus Covid-19. RSMY, RSHD, dan RS Bhayangkara Bengkulu menjadi rumah sakit rujukan Covid-19 di kota Bengkulu. Kemenkes mengimbau menggunakan aplikasi All Record TC-19 dan RS Online Versi-2 dalam pendataan kasus Covid-19 di rumah sakit. Sistem yang interoperable dibutuhkan dalam percepatan penanganan dan surveilans. Tujuan penelitian, yaitu menilai sistem pencatatan dan pelaporan data Covid-19 guna terciptanya interoperable di RS rujukan kota Bengkulu. Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan data primer dari wawancara mendalam, observasi, kuesioner, dan telaah dokumen. Terdapat 26 informan dari ketiga rumah sakit dan expert judgement. Hasil penelitian menunjukkan masalah yang terjadi dalam pencatatan dan pelaporan data Covid-19, yaitu penginputan tidak real time dan duplikasi data. Berdasarkan teori RCA, didapatkan keterbatasan SDM, anggaran, infrastruktur, tidak memiliki alur pada sistem pencatatan dan pelaporan, dan belum terinterintegrasi antar aplikasi sehingga menghambat sistem pencatatan dan pelaporan data ini. Pengembangan sistem yang interoperabel pada RS Rujukan Covid-19 di kota Bengkulu belum dapat diterapkan. Solusi dalam sistem ini, yaitu membuat sistem yang terintegrasi antara SIMRS, aplikasi All-Record TC-19, dan RS Online agar terciptanya sistem yang interoperable sehingga mempermudah rumah sakit dalam sistem pencatatan dan pelaporan data Covid-19 di rumah sakit seluruh Indonesia. Pemerintah sangat perlu mengembangkan sistem ini guna peningkatan pelayanan kesehatan.

ABSTRACT
During the pandemic hospitals an important role in reporting and recording Covid-19 cases. RSMY, RSHD and Bayangkara Bengkulu Hospital became Covid-19 referral hospitals in Bengkulu City. The Ministry of Health urges the use of the All Record TC-19 application and the Online Hospital version-2 in collecting data on Covid-19 cases in hospitals. An interoperable system is needed to accelerate handling and surveillance. The purpose of the study was to assess the Covid-19 data recording and reporting system in order to create interoperability at the Bengkulu City referral hospital. Qualitative method using primary data from in-depth interviews, observations, questionnaires and document review. There are 26 informants from the three hospitals and expert judgment. The results of the study show problems that occur in recording and reporting Covid-19 data, namely non-real time input and data duplication. Based on the RCA theory, it is found that there are limited human resources, budget, infrastructure, no flow in the recording and reporting system, and not yet integrated between applications, thus hampering this data recording and reporting system. The development of an interoperability system at the Covid-19 Referral Hospital in Bengkulu City has not yet been implemented. The solution in this system is to create an integrated system between SIMRS, the All-Record TC-19 application and RS Online in order to create an interoperable system that makes it easier for hospitals to record and report Covid-19 data in hospitals throughout Indonesia. The government really needs to develop this system, in order to improve health services."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Sejak ditemukan di Bali pada tahun 1987, kasus HIV-AIDS terus bertambah pada penyebar di hampir seluruh provinsi di Indonesia. Peningkatan kasus terutama terjadi pada kelompok beresiko tinggi, antara lain pekerja seks komersialdan pengguna Napza dengan jarum suntuk (IDU). Jumlah kumulatif kasus HIV-AIDS pada juni 2008 sekitar 18963. Data mengenai kasus HIV-AIDS di Indonesia ini masih simpang siur dan diperkirakan data resmi yang dipublikasikan sangat jauh dari jumlah sebenarnya. Artikel ini bertujuan untuk memaparkan perkembangan HIV-AIDS dari sisi sosio demografis guna memberikan kontribusi pemikiran bagi para perencana program dan pengambil keputusan dalam memilih prioritas berkaitan dengan penanggulangan HIV-AIDS. Data yang digunakan adalah hasil dari telaah pustaka dan juga hasil penelitian PPK-LIPIterutama yang dilakukan di Surabaya dan Bali pada 1999, dan Batam dan Sanggau pada 2006 dan 2007. pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan berbagai metode seperti wawancara mendala, diskusi kelompokterfokus dan observasi lapangan. hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan HIV-AIDS semakin meningkat terutama pada karakteristik tertentu. Berdasarkan jenis kelaminnya, kasusHIV-AIDS pada perempuan cenderung meningkat. Bila dilihat dari kelompok umur, terjadi peningkatan yang cukup kasus yang cukup tajam pada kelompok umur produktif terutama umur 15-39 tahun. Dari kelompok umur tersebut, yang lebih memprihatinkan adalah adanya pengingkatan kasus pada kelompok umur 15-19 tahun yang merupakan kelompok terbesar dalam piramida penduduk Indonesia. Peningkatan kasus HIV-AIDS dikalangan remaja (15-19 tahun) terkait dengan gaya hidup yang lebih rentan dengan penularan HIV-AIDS. Dengan demikian dimasa mendatang jumlah kasus HIV-AIDS kemungkinan akan lebih besar lagi. Oleh karenanya, program-program intervensi untuk memutus mata rantai penyebaran HIV-AIDS perlu memperhatikan faktor-faktor kelompok umur tersebut, baik sebagai kelompok target maupun jenis intervensi."
JKIN 3:2 (2008) (2)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>