Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104231 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indra Jaya
"Perkembangan kota Bandung tiap tahunnya semakin meningkat, peningkatan ini sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan air minum perkotaan. Kebutuhan air minum yang tinggi harus dibarengi dengan peningkatan pelayanan kebutuhan air minum yang baik. Permasalahan pelayanan kebutuhan air kota Bandung adalah cakupan pelayanan yang masih sangat kurang, sementara potensi pelanggan cukup besar. Rencana Jangka Panjang Menengah (RJPM) kota Bandung mencanangkan sasaran penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana air minum PDAM Kota Bandung sampai dengan tahun 2014, antara lain meningkatkan cakupan pelayanan air bersih dari 65% menjadi 72%. Dari data laporan pencapaian sasaran MDG tahun 2010 yang disampaikan oleh Bapenas bahwa saat ini proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak di perkotaan masih diangka 49,82%, sementara target MDG 2015 yaitu 75,29%. Penelitian ini membahas permasalahan pelayanan kebutuhan air minum kota Bandung, khususnya dalam hal cakupan pelayanannya. Dengan model sistem distribusi air minum yang dibuat dan dengan pendekatan sistem dinamis dapat meningkatkan cakupan layanan hingga mencapai 83,15%.

The development of Bandung's town every year increase, this improvement in line with the improvement of number of resident and amount of water required urban drinks. The high drink amount of water required must be accompanied with the improvement of service of the good drink amount of water required. Problems of service of Bandung's town amount of water required is a service coverage which still very less, whereas the potency of big enough customer. Long-Range Middle Plan (RJPM) Bandung's town target supply and the management target of infrastructure and supporting facilities for PDAM Kota Bandung's drinking waters up to the year 2014, among others increasing a coverage service of clean water from 65% become 72%. Report data of goal achievement of MDG year 2010 which were related by Bapenas that now family proportion with an access with continuation to eligible drinking water in the urban is 49,82%, whereas the target of MDG 2015 is 75,29%. This research discussing the problemses of services of Bandung's towns drinks amount of water requireds, especially when its service coverage. With using a drinking water distribution system model is that made and a dynamic system approach can increase a service coverage until 83,15%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35049
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Ardhy Maulana
"ABSTRAK
Kebocoran pada jaringan pipa distribusi merupakan penyebab utama terjadinya gangguan pelayanan yang dikeluhkan oleh pelanggan PDAM Tirta Patriot, Kota Bekasi, namun, identifikasi masalah desain pada jaringan distribusi merupakan hal mendasar yang harus diketahui, agar penanganan gangguan dapat terjadi secara menyeluruh. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa jaringan distribusi air minum eksisting PDAM Tirta Patriot guna mengetahui ada atau tidaknya masalah desain yang menyebabkan gangguan pada pelayanan air minum serta memberikan rekomendasi bentuk modifikasi yang tepat untuk mengatasi masalah desain jika ada pada jaringan distribusi air minum eksisting PDAM Tirta Patriot. Bahan analisa adalah hasil simulasi pemodelan jaringan distribusi eksisting menggunakan program EPANET 2.0. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, masalah desain yang ditemukan pada jaringan distribusi PDAM Tirta Patriot adalah adanya titik sambung atau titik distribusi bertekanan di atas standar maksimum tekanan yang diiizinkan untuk pipa PVC pada jaringan distribusi air minum, yakni 8 atm atau 82,66 meter kolom air, serta terdapat pipa-pipa pada jaringan distribusi dengan kecepatan aliran air di bawah batas kecepatan minimum yang diizinkan, yakni 0,3 m/s. Titik sambung bertekanan melebihi standar tekanan yang diiizinkan berjumlah 131 titik dari 132 titik sambung yang disimulasikan, dengan nilai rata-rata tekanan sebesar 86,24 meter. Pipa dengan kecepatan aliran air di bawah kecepatan standar yang sebanyak 54 pipa dari 136 pipa yang disimulasikan, dengan rentang kecepatan aliran air dalam pipa pipa sebesar 0,07 m/s ? 0,29 m/s. Bentuk modifikasi yang dapat dilakukan pada jaringan eksisting untuk mengatasi masalah desain yang ada antara lain pemasangan pressure reducing valveuntuk menurunkan tekanan pada jaringan distribusi air minum, serta pemasangan gate valve dan penggantian pipa bermasalah pipa berdiameter lebih kecil untuk meningkatkan kecepatan aliran air dalam pipa yang bermasalah.

ABSTRACT
Leakage in drinking water distribution network is identified as a major cause of service interference which has been complained by the customers of PDAM Tirta Patriot, Bekasi. However, the design issues in the distribution network is fundamental to be identified, so that the holistic countermeasures can be generated to solve the interference. The purpose of this study is to analyze the existing drinking water distribution network of PDAM Tirta Patriot in order to identify the presence of design issue that may cause interference in water service as well as provide recommendations of appropriate modifications to address a design issue if it is found on existing drinking water distribution network of PDAM Tirta Patriot. Object of analysis is the simulation result of the existing distribution network model using the program EPANET 2.0. Based on research that has been done, the design issues found in the distribution network of PDAM Tirta Patriot are the junctions with the pressure above the maximum allowable limit of 8 atm or 82.66 meter water column , and there are pipes in the distribution network with the velocity below the minimum allowable limit of 0.3 m / s. The number of junctions with the pressure exceed the pressure limit is 131 from 132 simulated junctions, with the average value of pressure of 86.24 meters. The number of pipes with velocity below the standard is 54 from 136 simulated pipes, with velocities range from 0.07 m / s to 0.29 m / s. The modifications that can be performed on existing networks to address the design issues include the installation of a pressure reducing valve to lower the pressure in the water distribution network, and the installation of gate valve and replacing the problematic pipes with the pipes with smaller diameter to increase the velocity."
2016
S65866
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Garry Rizkiandy Putra
"Tugas akhir ini membahas tentang evaluasi dan pengembangan pada sistem jaringan distribusi air minum yang ada di Kecamatan Sukmajaya yang merupakan daerah pelayanan PDAM Kota Depok Cabang 3. Dengan meningkatnya teknologi di bidang ilmu air minum, maka pada evaluasi dan pengembangan sistem jaringan menggunakan program Epanet. Dengan program Epanet, dapat melihat perilaku air di sistem jaringan distribusi air minum hingga sampai ke pelanggan. Tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan dan faktor penyebabnya di sistem jaringan distribusi air minum.
Tujuan berikutnya yaitu memberikan rekomendasi terhadap permasalahan. Permasalahannya yaitu terlalu besarnya tekanan air yang harus diberikan oleh PDAM agar tekanan yang sampai ke pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan kriteria desain. Permasalahan selanjutnya yaitu kecepatan aliran pada pipa yang tidak sesuai dengan kriteria desain, serta semakin meningkatnya kebutuhan air minum sebanding dengan meningkatnya penduduk di Kecamatan Sukmajaya. Diameter dan material pipa yang sesuai merupakan solusi dalam mengatasi permasalahan di sistem jaringan distribusi air minum.

The final research will discuss about the evaluation and development of water supply distribution network system in Sukmajaya District, PDAM service area of Depok, Branch 3. As increasing of technology in water supply knowledge, in the evaluation and development of water supply distribution network system using Epanet program. With Epanet program, able to see the behavior of water in water supply distribution network system as far as the customer.
The final research aims to identify the problem and contributing factor in water supply distribution network system. Next objective giving recommendations on the matter. The problem is PDAM have to give huge water pressure in order to facilitate water pressure of the customer according to requirement and design criteria. Another matter is the water velocity on the pipe, and the increasing needs of drinking water, as increasing people in Sukmajaya District. Diameter and the appropriate pipe material is a solution in overcoming problems in drinking water distribution network system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50635
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhaida Nurtam
"Tesis ini mengkaji mengenai analisa biaya manfaat atas program mikrokredit untuk peningkatan cakupan layanan PDAM Kab. Sidoarjo dan PDAM Kota Malang melalui pendekatan persepsi dari masing-masing PDAM. Keberhasilan PDAM Kab. Sidoarjo menambah jumlah pelanggan baru sebesar 3,657 atau 49,23% melalui program mikrokredit selama kurun waktu dua tahun tentu tidak lepas dari persepsi Manajemen mengenai program mikrokredit ini sehingga keputusan-keputusan yang diambil mengarahkan program mikrokredit ini ke arah yang seharusnya. PDAM Kota Malang hanya berhasil menambah jumlah pelanggan baru melalui program mikrokredit ini sebesar 85 pelanggan, atau 1,73% dari total pelanggan baru selama kurun waktu dua tahun. Dari hasil penelitian melalui analisa biaya manfaat ditemukan bahwa persepsi PDAM Kab. Sidoarjo mengenai manfaat yang diterima dengan adanya program mikrokredit lebih besar dari PDAM Kota Malang yang ditunjukkan rasio biaya manfaat 3,53 untuk PDAM Kab. Malang dan 0,23 untuk PDAM Kota Malang.
Hasil penelitian mengenai seberapa besar manfaat yang diterima oleh PDAM mengenai peran ESP Project dan BRI sebagai mitra kerja dalam program mikrokredit menunjukkan PDAM Kab. Sidoarjo menunjukkan tingkat kepercayaan yang lebih besar daripada PDAM Kota Malang.

This Thesis analyse regarding Benefit Cost analysis of Microcredit program for increasing coverage Service PDAM Kab. Sidoarjo dan PDAM Kota Malang through perception approach of each PDAM. The success of PDAM Kab. Sidoarjo to increase new customer for amount of 3,657 new customer or 49,23% through Microcredit Program for two year after this program introduced was influenced by the factor of perception of PDAM Management about this program which teaded to the right way. PDAM Kota Malang through microcredit can only add 85 new customer or 1,73% from total of new customer for two years. The result of benefit cost analysis found that perception of PDAM Kab. Sidoarjo regarding the benefit from microcredit higher than PDAM Kota Malang as shown by benefit cost ratio 3,53 for PDAM Kab. Malang dan 0,23 for PDAM Kota Malang.
Regarding role of ESP Project and BRI as the main partner in microcredit program, PDAM Kab.Sidoarjo has shown higher level of confidence compare with PDAM Kota Malang.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26273
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rury Fuadhilah
"Pemerintah dimandatkan untuk mewujudkan 100% akses air minum yang aman bagi masyarakat di tahun 2019 sebagai salah satu target Sustainable Development Goals (SDGs). Sayangnya, cakupan akses air minum tahun 2016 baru sebesar 71,14%. Salah satu hambatan yang dialami oleh PDAM adalah kebocoran air. Terdapat hubungan dari faktor sosio-ekonomi yang mengarah kepada praktik ilegal dalam kebocoran yaitu pencurian air sebagai respon penduduk terhadap harga air yang tidak terjangkau. Data yang digunakan adalah data kinerja 380 PDAM periode tahun 2013-2017. Metode yang digunakan adalah metode regresi data panel dengan Arellano-Bond Estimator. Penelitian ini menemukan bahwa penurunan harga air mampu menekan tingkat kebocoran air. Setiap seribu rupiah penurunan harga air rata-rata, kebocoran dapat diturunkan sebesar 1.1%, ceteris paribus. Temuan lain dari penelitian ini adalah berdasarkan analisis perhitungan manfaat merumuskan bahwa potensi pendapatan yang dihasilkan dari upaya mengatasi kebocoran air lebih kecil dibandingkan penurunan pendapatan akibat penurunan biaya air. Maka pengendalian harga air tidak dapat menjadi alternatif utama untuk mengatasi kebocoran air. Intervensi lain dapat berupa revitalisasi BPPSPAM sebagai organisasi yang mengawasi serta mengontrol kinerja PDAM.

The government is mandated to realize 100% access to safe drinking water for the community in 2019 as one of the targets of the Sustainable Development Goals (SDGs). Unfortunately, the 2016 drinking water access coverage is only 71.14%. One of the obstacles experienced by PDAM is water leakage. There is a relationship of socio-economic factors that lead to illegal practices in leakage, namely illegal connections and water theft as a response of the population to the price of unreachable water. The data used is 380 PDAM performance data for the period 2013-2017. The method used is the panel data regression method with the Arellano-Bond Estimator. This study found that the decline in water prices could reduce the level of water leakage. Every thousand rupiahs decreases the average water price, leakage can be reduced by 1.1%, ceteris paribus. Another finding from this study is that based on the benefit calculation analysis it was formulated that the potential income generated from efforts to overcome water leakage was smaller than the decrease in income due to a decrease in water costs. Furthemore, controlling water prices cannot be the main alternative to overcome water leakage. Other interventions can be revitalizing BPPSPAM as an organization that oversees and controls PDAM performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T51766
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrew Alexander Lamba
"PDAM Tirta Kahuripan cabang pelayanan 2 mengalami kehilangan air sebesar 15,39% pada bulan oktober 2014. Untuk meningkatkan pelayanan distribusi air bersih, diperlukan sebuah langkah pengoptimalan kinerja jaringan distribusi berupa pemeriksaan kecepatan aliran air dalam pipa dan tekanan pada setiap junction pada jaringan distribusi. Adapun kriteria desain yang menjadi acuan dalam mengoptimalkan kinerja jaringan distribusi yaitu kecepatan dalam pipa tidak boleh kurang dari 0,15 m/dt dan tidak boleh lebih dari 1,5 m/dt serta tekanan air yang ideal adalah tidak kurang dari 10 m dan tidak lebih dari 80 m. Hasil evaluasi dari penelitian ini menemukan permasalahan kecepatan aliran air dalam pipa, yaitu terdapat kecepatan aliran air yang nilainya dibawah 0,15 m/dt dan diatas 1,5 m/dt. Sedangkan nilai tekanan pada setiap junction telah memenuhi kriteria desain, dengan nilai tekanan yang terendah sebesar 26,55 m dan nilai tekanan yang tertinggi sebesar 61,84 m. Hasil evaluasi ini menjadi bahan pertimbangan dalam mengoptimalkan kinerja jaringan distribusi air bersih dengan menggunakan aplikasi EPANET 2.0 dan WaterGEMS. Pengoptimalan kinerja jaringan distribusi dilakukan dengan cara mengganti diameter dan material pipa. Setelah dilakukan 4 penggantian pipa yang diameternya diperbesar dan 9 penggantian pipa yang diameternya diperkecil.

PDAM Tirta Kahuripan service branch 2 experienced water loss by 15.39% in October 2014. In order to improve the water distribution services, needed a distribution network performance optimization step of the examination of water in the pipe flow velocity and pressure at every junction in the distribution network. The criteria for the reference design in optimizing the performance of the distribution network that the speed in the pipe should not be less than 0.15 m / s and should not be more than 1.5 m / s and the ideal water pressure is not less than 10 m and not more of 80 m. Results of the evaluation of the study found the problem of water flow velocity in the pipe, which contained water flow velocity value is less than 0.15 m / s and above 1.5 m / s. While the value of pressure at each junction has met the design criteria, the lowest pressure value amounted 26.55 m and the highest pressure value amounted to 61.84 m. The results of this evaluation into consideration in optimizing the performance of water distribution networks using EPANET 2.0 and WaterGEMS application. Distribution network performance optimization is done by replacing the pipe diameter and material. After 4 replacement pipe whose diameter is enlarged and 9 replacement pipe whose diameter is reduced."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60313
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asnel
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1983
S16837
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristyo Budi
"Sesuai dengan keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Tangerang No 30, 1995, bahwa Perusahaan Daerah Air Minum Kota Tangerang mempunyai tugas sebagai menyelenggarakan pengelolaan air minum untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka PDAM Tangerang memiliki tanggung jawab yang besar terhadap pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat Kota Tangerang. Tingkat pelayanan PDAM baru mencapai sekitar 2,7% dari jumlah penduduk Kota Tangerang, voleme kapasitas pengolahan terpasang (2001) tercatat sebesar 185 ltl dtk. Mengingat persoalan yang dihadapi di masa datang yang semakin komplek sesuai dengan cakupan pelayanan yang semakin tinggi, penelitian dalam tesis ini mencoba untuk merespon tantangan tersebut, dengan melihatnya sebagai opportunity terhadap potensi-potensi yang dapat dikembangkan melalui pendekatan project financing, mencari bentuk pola pendanaan yang sesuai dengan karakteristik perusahaan daerah, serta fungsinya sebagai pelayan masyarakat.
Kajian penelitian terhadap perusahaan daerah air minum merupakan, sebagai upaya untuk mengetahui masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh perusahaan pengolahan air bersih, terutama terhadap kemampuan financial PDAM dalam mengembangkan cakupan pelayanan air bersih kepada masyarakat. Pendekatan pendanaan rnelalui project financing diharapkan dapat menentukan model pola pendanaan yang melibatkan para lenders, sponsor, banker , contractor maupun supplier. Hasil simulasi Monte Carlo pada CashFlow poly pendanaan Built Operation Transfer (BOT) dengan masa konsesi selama 30 tahun diperoleh nilai Net Present Value tinggi bila dibandingkan dengan masa konsesi yang lebih rendah, serta perolehan nilai profit terhadap pengelola cukup tinggi.

As according the decision of Walikotamadya Kota Tangerang, no 30,1995 that PDAM have duty as carrying out management of drinking water to increase prosperity of society, hence PDAM town of Tangerang have big responsibility especially of drinking water to fulfill amount of water required of society in town of Tangerang. Coverage service of PDAM town of Tangerang around of 2,7% from amount of population demand in Tangerang, with processing capacities installed (2001) noted equal to 185 ltldtk. Considering the problem faced in a period coming, which progressively is complex as according to service coverage which is excelsior, hence research in this thesis try for the challenge seen as opportunity the potencies able to develop by approach of financing project, searching financing pattern from matching with characteristic company of district.
Research study to company PDAM of, as effort to know the problem of which is facing by company of processing of drinking water, especially to ability of PDAM financial in developing coverage services of clean water to society. Approach of financing project expected to determine financing pattern model with private sector partnership as of the lenders, sponsor/investors, banking, and contractor or supplier. Result simulation of Monte Carlo with cash flow built operation transfers 30 year, finding NPV value positive and profit acceptable.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14977
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Ramadhanti Puspo
"ABSTRAK
Kota Bandung sebagai ibu kota provinsi Jawa Barat menjadi sebuah pusat kegiatan dan pemerintahan. Pusat Kota Bandung memberikan banyak pelayanan begitu juga dengan subpusat kotanya. Penelitian ini menggambarkan model kota Bandung berdasarkan strukturnya dan juga menggambarkan hubungan pusat kota dan subpusat terkait dengan jarak. Teori Urban Realms dijadikan acuan dalam menggambarkan model. Dengan menggunakan metode superimpose dan geoproccesing berupa union dapat terlihat bagaimana interaksi struktur kota didalamnya. Hubungan antar pusat diurai secara deskriptif melalu analisis keruangan sehingga dapat membuktikan bahwa adanya korelasi negatif antara intensitas kegiatan di pusat dan pinggiran. Hasil penelitian ini mengarahkan pada intesitas kegiatan tepusat pada CBD dan subpusat kotanya namun semakin ke arah pinggiran, intesitas tersebut semakin berkurang.

ABSTRACT
Bandung City as the capital of West Java province became the center of activities and government of West Java Province. Bandung Center provides many services as well as sub centers city. Bandung city models, based on its structure, illustrates the relationship between central city and sub center in association to distance. Theory of Urban Realms used as a reference in describing the model. By using method and geoproccesing superimpose a union can be seen how the interaction structure inside the city. Relations between the central descriptive parsed through spatial analysis in order to prove that there is a negative correlation between the intensity of activity in the center and the periphery. The results of this study lead to the intensity of activity in the CBD and sub center, increasingly towards the periphery, the intensity diminishing. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T49278
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Wirjatmi Tri Lestari
"ABSTRAK
Pelayanan publik merupakan suatu proses kegiatan yang diemban oleh suatu pemerintahan untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Proses kegiatannya melibatkan dua pihak yaitu penerima dan pemberi layanan. Keduanya saling berinteraksi secara dinamis dan kompleks. Para pakar mengakui adanya perbedaan nilai diantara keduanya, baik yang menyangkut kualitas maupun kinerja pelayanan. Disatu sisi tuntutan masyarakat seringkali berlebihan, sementara pada sisi lain pemerintah mempunyai kemampuan yang terbatas. Untuk meminimalkan perbedaan tersebut diperlukan suatu pengukuran kinerja yang baik dan dapat diterima oleh kedua belah pihak.
Pengukuran kinerja pelayanan publik yang selama ini banyak dilakukan di Indonesia misalnya model LAKIP melalui Inpres 7/1999 dan IPM dari UNDP masih berorientasi pada paradigms government bersifat internal dan parsial. Sementara itu pengukuran kinerja yang dapat diterima oleh kedua belah pihak dan menggunakan paradigma good governance masih langka. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan ini adalah model pengukuran kinerja pelayanan publik dengan pendekatan systems thinking dan system dynamics. Dengan demikian judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah "Model Kinerja Pelayanan Publik Dengan Pendekatan Systems Thinking Dan System Dynamic (Studi Kasus Pelayanan Pendidikan Di Kota Bandung)".
Penelitian ini menggunakan disain studi kasus. Data diungkap dengan teknik pengukuran secara komprehensif. Peneliti berperan sebagai instrumen utama. Kelebihan pendekatan systems thinking dan system dynamics adalah (1) model yang dihasilkan dapat menampung secara rinci semua variabel penting baik dari perseptif pemerintah maupun masyarakat, dan dapat digunakan untuk mengatasi persoalan detail complexity. (2) dapat menjelaskan keterkaitan antar variabel penting tersebut secara dinamis, untuk mengatasi persoalan dynamic complexity. (3) Variabel yang dihasilkan dapat menggambarkan kegiatan yang diamati melalui variabel lunak, variabel nyata, maupun variabel dari hasil suatu perhitungan ke dalam suatu model secara bersamaan.
Model yang dihasilkan merupakan model pengukuran kinerja yang komprehensif, dengan aplikasi systems thinking dan system dynamics dalam penelitian pelayanan publik. Pendekatan ini selalu mempertimbangkan hubungan kausalitas dan proses balikan secara dinamis antar variabel dalam bentuk simpal balikan. Proses balikan secara dinamis dalam pelayanan, seperti juga fenomena masyarakat yang lain, terjadi dalam tiga kemungkinan perilaku (systems building blocks), yaitu (1) perilaku saling memperkuat (reinforcing), (2) perilaku penyeimbang (balancing), dan (3) perilaku yang menggambarkan adanya ketertundaan (delay). Perilaku seperti tersebut dapat diamati secara dinamis sepanjang waktu.
Pendekatan system dynamics selain digunakan untuk menguji keterkaitan antar variabel dalam systems thinking secara kompleks dan dinamis, juga digunakan untuk melakukan simulasi terhadap suatu kebijakan sebelum dilaksanakan, dengan bantuan perangkat lunak yaitu powersim dan vensim. Pendekatan ini dapat meminimalkan kesalahan suatu kebijakan.
Penelitan ini menghasilkan empat temuan penting. Pertama, kinerja layanan pendidikan di kota Bandung periode tahun 1996-2002 yang dilakukan dengan menggunakan model IPM, menurut klasifikasi UNDP berhasil mencapai kategori tinggi, dan berada pada peringkat pertama di antara daerah lainnya di Jawa Barat. Temuan kedua adalah hasil pengukuran kinerja berdasarkan LAKIP, menunjukkan kinerja dengan kategori baik. Namun masih belum optimal untuk dapat mencapai 100%. Kedua pengukuran ini tidak menggambarkan adanya keterkaitan dan mekanisme pengukuran yang seimbang. Ketiga, dengan pendekatan systems thinking, proses ini menghasilkan keterkaitan antar variabel yang dikelompokkan ke dalam dua strategi, yaitu internal dan eksternal serta dibagi ke dalam empat dimensi, meliputi masyarakat, proses internal dan keuangan, serta pertumbuhan dan pembelajaran. Strategi dan dimensi yang dihasilkan digambarkan dalam hubungan kausalitas berikut proses balikan dinamisnya, melalui kajian teoritik dan praktik, sesuai dengan kewenangan pemerintah daerah. Secara konseptual kinerja pelayanan pendidikan di Kota Bandung dapat dikonstruksikan dalam dua pola perilaku generik yaitu pola batas pertumbuhan (limit to growth) serta pola pertumbuhan dan kekurangan modal (growth and underinvestment). Pola pertama mempunyai pembatas utama yaitu dana untuk membiayai dan meningkatkan kualitas pendidikan. Pola kedua, ditandai oleh kecenderungan peningkatan kualitas pendidikan dengan dana dad pemerintah yang terbatas. Pola ini mempunyai kecenderungan terus menerus terjadi dari waktu ke waktu, sehingga sangat penting untuk diketahui pengungkit yang mempunyai karakter pengaruh yang paling besar dalam menanggulangi keterbatasan tersebut. Keempat, berdasarkan temuan ketiga, disusun tiga skenario untuk mengatasi keterbatasan peningkatan kualitas pelayanan pendidikan. Skenario pertama adalah untuk mengatasi permasalahan keterbatasan pertumbuhan biaya pendidikan di Bandung, dapat dilakukan dengan meningkatkan peran serta masyarakat untuk mendanai kegiatan operasional pendidikan. Skenario kedua adalah peran pemerintah diarahkan untuk membangun kualitas pelayanan secara terus menerus dan menetapkan standar pelayanan. Skenario ketiga, diperkirakan bahwa meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan mempunyai efek adanya daya tarik untuk bersekolah, maka skenario pertama dan kedua akan meningkatkan motivasi dan partisipasi masyarakat dalam pelayanan pendidikan yang berkualitas.
Berdasarkan hasil penelitian di atas disarankan, pertama agar menggunakan pendekatan systems thinking untuk pengukuran kinerja pelayanan publik pada umumnya, dan pelayanan pendidikan pada khususnya. Konsekuensinya penggunaan model IPM dan LAKIP perlu disesuaikan, terutama dalam keterkaitan antar variabel yang dibangun. Kadua, pengukuran kinerja tidak dapat diamati hanya pada suatu saat dan berdiri sendiri, maka system dynamics dapat menjadi solusi yang teramati secara terus menerus secara dinamis. Ketiga, pengukuran dapat dikatakan obyektif dan dapat diterima oleh pemberi dan penerima layanan, maka perlu mengikut sertakan masyarakat dengan mekanisme yang transparan. Keempat, keterbatasan pertumbuhan kinerja pelayanan pendidikan yang diuji melalui simulasi, maka dibuat tiga skenario untuk mengambil kebijakan. Pertama, untuk mengatasi permasalahan keterbatasan pertumbuhan biaya pendidikan, dapat dilakukan dengan meningkatkan peran serta masyarakat guna mendanai kegiatan operasional pendidikan. Kedua, pemerintah propinsi memprioritaskan pembangunan pendidikan kabupaten/kota disekitar Kota Bandung sehingga memiliki kualitas yang sama. Dengan demikian, Kota Bandung tidak menjadi satu-satunya tujuan sekolah di sekitar Kota Bandung. Ketiga, menggabungkan skenario petama dan kedua yaitu meningkatnya kualitas pendidikan akan meningkatkan motivasi dan partisipasi masyarakat dalam pelayanan pendidikan. Dalam rangka mencapai Indeks Pembangunan Manusia dengan score 80 pada tahun 2010, Dinas Pendidikan Kota dan Pemerintah Kota Bandung perlu terus meningkatkan mutu pelayanan karena pendidikan merupakan pengungkit terkuat bagi pembangunan manusia.
Implikasi akademik dalam penelitian ini adalah menghadapi perkembangan manajemen modern yang semakin kompleks dan adanya keterbatasan rasionalitas, maka pendekatan systems thinking dan system dynamics menjadi alternatif yang paling baik. Pendekatan ini dapat digunakan dalam proses manajemen sejak proses perencanaan hingga evaluasi hasil suatu kegiatan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
D488
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>