Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200625 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Cahyaningsih
"Tujuan penyusunan karya ilmiah ini adalah memberikan gambaran asuhan keperawatan pada klien dengan post kolostomi karena Hirschprung. Hirschprung merupakan kelainan kongenital yang dapat disebabkan oleh faktor genetik dan non genetik diantaranya nutrisi yang tidak adekuat dan polusi udara akibat rokok yang banyak ditemukan pada masyarakat perkotaan. Pada asuhan keperawatan post kolostomi dilakukan pemberian non nutritive sucking (NNS) dan pemberian ASI untuk meningkatkan kenyamanan pada klien selama menjalani perawatan. Implementasi ini dilakukan pada An. A (2 bulan) yang dirawat selama empat hari di ruang rawat bedah anak Lantai 3 utara RSUP Fatmawati. Evaluasi tindakan keperawatan pemberian NNS dan ASI menunjukkan bahwa klien lebih tenang dan durasi menangis klien menjadi lebih singkat.

The objective of this scientific paper is to provide an overview of nursing care to clients with post colostomy et causa Hirschprung. Hirschprung is a congenital disorder that can be caused by genetic and non-genetic factors such as inadequate nutrition and air pollution caused by smoking, found in many urban communities. On nursing care delivery post colostomy performed Non Nutritive Sucking (NNS) and breastfeeding to improve the comfort of the client during nursing care period. This implementation is done to a 2 months kid named A that has been treated for four days in the pediatric surgical room 3rd floor north Fatmawati Hospital. The evaluation of nursing action giving NNS and breastfeeding shows that clients are more calm and the duration of crying client becomes shorter.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nanny Harmani
"Masalah gizi yang tidak seimbang merupakan salah satu penentu utama kualitas sumber daya manusia. Gangguan gizi kurang pada bayi dan anak balita akan membawa dampak negatif terhadap pertumbuhan fisik maupun mental, selain itu juga penurunan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena penyakit infeksi. Untuk mendapatkan gizi yang baik pada bayi yang baru lahir, maka ibu harus sesegera mungkin menyusui bayinya, karena Air Susu Ibu (ASI) memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan dan mempertahankan kelangsungan hidup bayi. Oleh sebab itu bayi umur di bawah 4 bulan dianjurkan hanya diberi ASI tanpa Pengganti ASI ( PASI ) ataupun makanan pendamping yang hanya diberikan pada bayi umur 4 bulan ke atas (Depkes RI,1992). Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran faktor faktor yang berhubungan dengan pola menyusui di wilayah pemukiman kumuh Kelurahan Pisangan Baru Jakarta Timur.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode statistik analitik dan rancangan cross sectional. Denis penelitian ini termasuk jenis penelitian survey dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data, populasi dan sampel adalah ibu-ibu menyusui yang mempunyai bayi usia 4 - G bulan yang melahirkan di 3 Klinik Bersalin Kelurahan Pisangan Baru, dan jumlah sampel yang dilakukan secara total sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 57,3 % responden mempunyai pola - menyusui yang balk, namun masih ada 42,7 % responden yang pola menyusui bayinya kurang baik. Hubungan antar dua variabel dengan menggunakan uji Kai Kuadrat menunjukkan hasil yang bermakna bila p < 4,05 yaitu pada variabel umur, pengetahuan dan sikap terhadap pola menyusui. Sedangkan variabel yang tidak bermakna adalah variabel tingkat pendidikan, status pekerjaan dan status ekonomi terhadap pola menyusui dengan p > 0,05. Dari hasil hubungan multi variabel dengan uji Regresi Logistik menunjukkan bahwa variabel sikap yang paling berpengaruh terhadap pola menyusui.
Berdasarkan hasil penelitian, disarankan beberapa hal berikut; perlu lebih ditingkatkan penyuluhan dengan metode konseling dan demonstrasi bagi ibu hamil, menyusui dan keluarga tentang pola menyusui yang baik, waktu pemberian pengganti ASI dan makanan pendamping ASI. Bagi penentu Bidang Kesehatan perlu adanya pengawasan pelaksanaan program ASI eksklusif, promosi ASI eksklusif dan rawat gabung serta tidak melakukan promosi susu formula di Klinik Bersalin dan Rumah Sakit. Bagi Peneliti lain, perlu adanya penelitian selanjutnya tentang pola menyusui di wilayah kumuh perkotaan dengan melihat variabel paritas, lingkungan keluarga dan teman, tempat tinggal, sosial budaya, norma, keyakinan dan suku.

Factors Related With Breastfeeding Pattern In Slum Area Of Pisangan Baru District In East Jakarta, 1999The malnutrition is most problem in human resources quality. Malnutrition in babies and children causes negative effects for their physical and mental growth beside decrease their body defense and could infect by infection disease easily. To make a good nutrition, mother should be breastfeeding her baby immediately postnatal, because ASI is important thing to make baby healthy and protection his lives. Babies with age less than 4 months old suggest to give breastfeeding only without any supplementary foods (Depkes RI,1992). The research to get a description about factors related with breastfeeding pattern in slum area of Pisangan Baru District in East Jakarta.
The research used quantitative approach in analytical and statistical method and cross sectional design.This is a kind of survey research with questionnaire as a tool to collect data and population with breastfeeding mother which having 4 - 6 months old baby and born in 3 Birth Clinic Pisangan Baru disrict. Sample was choice by total sampling method.
The result of research indicate about- 57,3 % respondent have a good breastfeeding pattern, but about 42,7 % respondent indicate have a bad breastfeeding pattern. Correlation between two variables indicate significant result if p < 0,05 for attitude, knowledge and age variables in breastfeeding pattern. Otherwise for level education, occupation status and economic status indicate not significant result for p > 0,05 in breastfeeding pattern. The result of multivariate analysis used Logistic Regression showed attitude variable is very interaction with breastfeeding pattern.
This study recommended that in order to increase monitoring ASI exclusive program, campaign with counseling and demonstration to pregnant and breastfeeding woman and their families with a good breastfeeding pattern, and on time to give PASI or supplementary foods. For decision maker in Heatlh Departemen to increase controlling and promotion ASI exclusive program, care united and not promotion milk instant in hospital. For researches can to be continued this study with parity, family and friend environment, address, culture, value and tribe variables.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Budiati
"ABSTRAK
Beberapa tahun belakangan ini di negara- negara maju dan berkembang seperti Indonesia
terjadi peningkatan kejadian seksio sesarea. Ibu yang mengalami seksio sesarea seringkali
mengalami masalah dalam menyusui karena kurangnya produksi ASI dan keterlambatan
menyusui. Peningkatan kejadian seksio sesarea ini juga secara tidak langsung menurunkan
kesuksesan dalam menyusui. Olehkarenanya dibutuhkan usaha yang intensif untuk membantu
ibu post seksio sesarea menyusui bayinya Penelitian ini merupakan penelitian dengan
memadukan pendidikan kesehatan dengan intervensi pijat oksitosin. Tujuan penelitian ini
adalah untuk melihat keefektifan pemberian paket sukses ASI ibu menyusui dengan seksio
sesarea terhadap produksi ASI di wilayah Depok Jawa Barat. Penelitian ini merupakan
penelitian dengan menggunakan desain penelitian kuasi eksperimen dengan rancangan Post
Test Only Design. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil usia 38- 40 minggu yang
direncanakan sekssio sesarea. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 60 orang,
29 orang kelompok intervensi dan 31 orang kelompok kontrol. Penelitian ini dilakukan di
RSUD Depok dan RSUD Cibinong. Hasil uji coba instrumen untuk pengukuran validitas dan
reabilitas digunakan uji Cronbach’s alpha. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara
consequtive sampling. Dari hasil uji kesetaraan karakteristik responden didapatkan semua
nilai p lebih besar dari alpha (p > alpha, alpha= 0,05). Yang artinya tidak ada perbedaan yang
signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hasil uji analisis dengan Chi-
Square didapatkan hasil terdapat perbedaan yang bermakna antara kepuasan produksi ASI
(p=0.002), kelancaran produksi ASI dari indikator bayi (p= 0,000) dan kelancaran produksi
ASI dari indikator ibu ( p= 0,004) antara kelompok intervensi dan kontrol.

ABSTRACT
Cesarean birth rate in developing country such as Indonesia is increasing recently, which makes many women have to cope with impact of cesarean birth and also the problems related to breastfeeding. Some of the mother terminate breastfeeding in early weeks of baby born since the insufficient of breast milk production. This situation needs intensive effort to help mother post cesarean birth to solve their problems in breastfeeding their baby. This study
used a quasi experiment with Post Test only Design. This study were combining health education and rolling massage named “ SUKSES ASI” as a package for intervention to the mother with cesarean birth. The aim of this study is to evaluate the effectiveness of “SUKSES ASI” package to Maternal breast milk production in the area of Depok Jawa Barat. The samples consisted 60 women who had planned cesarean birth through post cesarean. The instrument that used in this study had validity and reability test using the cronbach’s alpha. The samples were taken by consecutive sampling. The findings showed that in control and intervention group the results are equal or homogen ( p > alpha, alpha=0,05). Chi-Square test is used to see the different between control & intervention groups. There are significant
differences between intervention and control group in mother satisfaction ( p=0,002), breast milk production from baby indicator (p= 0.000) and from mother indikator (p=0,0004)."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Rahmawati
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26793
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nuryanto
"Pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih jauh yang diharapkan, padahal program pemberian ASI eksklusif telah dicanangkan sejak tahun 1990. Prevalensi pemberian ASI secara eksklusif menurut SDKI 1991 sebesar 52,5% dan SDKI 1994 47,3%. Hal tersebut menunjukkan bahwa belum tercapainya pemberian ASI ekeklusif pada bayi masih merupakan masalah bagi ibu-ibu menyusui dan perlu mendapat perhatian khusus.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pekerjaan ibu dengan kelangsungan pemberian ASI saja meliputi, seluruk wilayah/provinsi Indonesia terhadap ibu pernah kawin usia 15-35 tahun yang mempunyai anak usia kurang dari satu tahun, baik masih menyusui maupun sudah berhenti memberikan ASI kepada anaknya.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional, dan cara pengambilan sampelnya dilakukan dengan metode multi stage random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 3543 ibu yang mempunyai anak usia kurang dari satu tahun. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa prevalensi ibu yang memberikan ASI saja sampai 4 bulan (eksklusif) sebeser 77% dan median 6,07 bulan, selain itu didapat ada 63% ibu bekerja memberikan ASI secara eksklusif. Persentase ini lebih rendah dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja.
Hasil uji bivariat menunjukkan hubungan bermakna aatara status pekerjaan ibu, penolong persalinan, keterpaparan oleh media elektronik dan keaktifan ibu dalam kegiatan sosial dengan kelangsungan pemberian ASI saja.
Dari hasil uji analisis multivariat, terdapat tiga variabel yang berhubungan bermakna dengan kelangsungan pemberian ASI saja, yaitu status pekerjaan, keterpaparan oleh media elektronik, dan penolong persalinan. Kelompok ibu yang bekerja mempunyai risiko 1,16 kali lebih cepat untuk berhenti memberikan ASI saja daripada kelompok ibu yang tidak bekerja setelah dikontrol variabel keterpaparan oleh media elektronik dan penolong persalinan.
Mengingat masih rendahnya pemberian ASI eksklusif dan semakin meningkatnya wanita usia reproduksi yang ikut berpartisipasi dalam kelompok angkatan kerja, maka perlu adanya dukungan dari tempat kerja agar pemberian ASI eksklusif tetap terlaksana yaitu dengan melakukan pengaturan cuti, adanya kelonggaran untuk memberikan ASI di tempat kerja, tersedianya ruangan untuk menyusui dan tersedianya fasilitas untuk tempat penyimpanan ASI dalam dot/botol, serta membudayakan pemberian ASI eksklusif pada tiap-tiap tempat kerja.

The Relationship between Mothers Job and Only Breast-Feeding Continuity on Children 0-11 MonthsExclusive breast-feeding is still far expected in Indonesia, where as the breast-feeding from has been announced since 1990. The amount of exclusive breast-feeding prevalence according to SDKI 1991 was 52, 5% and SDKI 1994 was 47,3%. It means that we haven't reached the target in giving milk to the baby and it is a problem for suckling mother and needs a certain attention.
The objective of this investigation is to know the relationship between the mother's job and breast-feeding continuity throughout Indonesian provinces or areas on married woman which are 15-35 years old with their children less than one year, either still suckling or stop suckling to their children.
The investigation design which was used cross sectional, and the method of taking samples was done with method of multistage random sampling with the amount of samples are 3543 suckling mothers which have children less than one year. This investigation result concludes that the mother prevalence which gives only exclusive breast-feeding is 77% and median is 6.07 months, besides there is 63% worked mother exclusive breast-feeding. This percentage is less than unworked mother.
Bivariate test result showed there was significant relationship between the mother job status, birth helper, electronic media involvement and mother activity in social activity with the only breast-feeding continuity. From the result of multivariate analysis test showed that there were three significant variables which have relationship with the only breast-feeding continuity, namely job status, electronic media involvement, and birth helper. The worked mother group has a risk 1, 16 times faster to stop giving only breast feeding than unworked mother after being controlled involvement variable by electronic media and birth helper.
Because exclusive breast-feeding is still low and the reproductive women who are working rising, so we need support from worked place to suggest giving only breast-feeding for their children, namely by managing furlough, allowance for breast-feeding in worked place, the room for suckling available, the facility to store breast milk in nipple of bottle available, and promote exclusive breast-feeding in any worked place."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 5075
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Ramawati
"Diare persisten adalah pengeluaran tinja secara terus-menerus selama lebih dari 7-14 hari yang dapat menyebabkan dehidrasi, malnutrisi, bahkan kematian pada anak Angka kejadian diare persisten pada anak balita cukup tinggi, yaitu sekitar sepersepuluh persen dari angka kejadian diare akut di Indonesia dikarenakan masih banyak ibu tidak memberikan ASI secara eksklusif atau rnenghentikan sama sekali pemberian ASI kepada bayinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif terhadap angka kejadian diare persisten pada anak balita.
Metode penelitian yang digunakan adalah koreIasi deskriptif. Data diperoleh dari responden atau ibu dengan anak balita yang menderita diare di Kel. Pisangan Timur yang memenuhi kriteria dan bersedia menjadi rexponden. Metode pengolahan data yang digunakan yaitu fisher exact probability rest.
Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif terhadap angka kejadian diare persisten pada anak balita."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5016
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yulyanti
"ABSTRAK
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya. Pada tahun 2015 cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Cilandak adalah 43,5%, angka ini masih rendah dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan yaitu 80%. Salah satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan ibu dalam memberikan ASI eksklusif adalah gizi pada ibu menyusui. Oleh karena itu, ibu yang sedang menyusui sangat membutuhkan makanan dengan gizi yang seimbang selama menyusui, terutama asupan energi selama 6 bulan pertama menyusui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Asupan energi ibu menyusui dengan pemberian ASI predominan di wilayah kerja puskesmas kecamatan Cilandak Jakarta Selatan Tahun 2016.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi berumur >6-12 bulan, terdaftar di posyandu, dan tinggal di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cilandak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara asupan energi bulan pertama ibu menyusui (p=0,006; OR=0,108; 95% CI: 0,022-0,525), pendidikan (p=0,002; OR=0,205; 95% CI; 0,076-0,549),IMD (p=0,011; OR=4,598; 95% CI;1,417-14,923) dan sikap (p=0,008; OR=13,780; 95% CI; 1,987-95,583) dengan pemberian ASI predominan di wilayah kerja Puskesmas kecamatan Cilandak Tahun 2016. Variabel yang paling dominan berhubungan dengan pemberian ASI predominan di wilayah kerja puskesmas adalah Sikap. Ibu yang memiliki riwayat sikap positif memiliki peluang 13,7 kali untuk memberikan ASI predominan dibandingkan dengan ibu yang tidak memiliki sikap negatif setelah dikontrol oleh variable pendidikan, asupan energi bulan keenam menyusui, dan IMD Perlu adanya pemberian informasi dan edukasi akan pentingnya memiliki sikap positif ketika menyusui.

ABSTRACT
Mother's Milk (ASI) is the best food for infants in the first 6 months of life. In 2015, coverage of exclusive breastfeeding in Cilandak sub-district health centers was 43.5%, this figure is still low compared to the set target of 80%. One of the factors that influence the success of the mother in exclusive breastfeeding is nutrition in nursing mothers. Therefore, women who are breastfeeding are in need of food with balanced nutrition during breastfeeding, especially energy intake during the first 6 months of breastfeeding. This study aims to determine the energy intake of nursing mothers with breastfeeding predominant in the working area of ​​the district health centers cilandak 2016.Penelitian year was quantitative research with cross sectional design. The population in this study were mothers with infants aged> 6-12 months, registered in Posyandu, and lived in Cilandak sub-district Puskesmas. The results of this study indicate that there is a significant relationship between energy intake of the first month of breastfeeding mothers (p = 0.006; OR = 0.108; 95% CI: 0.022 to 0.525), education (p = 0.002; OR = 0.205; 95% CI; 0,076- 0.549), IMD (p = 0.011; OR = 4.598; 95% CI; 1.417 to 14.923) and attitude (p = 0.008; OR = 13.780; 95% CI; 1.987 to 95.583) with predominant breastfeeding in Cilandak sub-district Puskesmas 2016. the most dominant variable related to predominant breastfeeding in the work area health centers is attitude. IMD Need for the provision of information and education on the importance of having a positive attitude when breastfeeding.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Afriana
"Prevalensi pemberian ASI eksklusif di Indonesia cenderung menurun dari tahun ke tahun. Data SDKI tahun 1986 terdapat 86%, tahun 1991 menjadi 53,8% tahun 1997 tinggal 52% dan tahun 2002 hanya 39,5%. Keadaan ini sangat memprihatinkan dan semakin kompleks karena angkatan kerja wanita yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Keadaan ini tidak dapat dihindari karena kesempatan dibidang pendidikan yang diperoleh kaum wanita semakin terbuka.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola menyusui di kalangan ibu-ibu yang bekerja di Instansi Pemerintah di DKI Jakarta tahun 2004 yang mempunyai anak umur 4 bulan s/d 2 tahun dan faktor-faktor apa yang berhubungan.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional, pengumpulan data dilakukan dari data primer di 7 departemen terpilih melalui random sampling. Yaitu Departemen Agama, Departemen Luar Negeri, Departemen Perhubungan, Departemen Kehakiman dan HAM, Departemen Pertanian, Departemen Sosial dan Departemen Kehutanan. Dengan jumlah sampel 218 responden, dilaksanakan pada bulan Juni 2004. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur meliputi variabel umur, pendidikan, pengetahuan, sikap, dukungan atasan, dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan, sarana di tempat kerja, keterpaparan informasi, keterpaparan terhadap susu formula dan peraturan di tempat kerja. Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat, analisis bivariat menggunakan Chi Square dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik.
Hasil penelitian ini menyimpulkan proporsi ibu yang memberikan ASI eksklusif pada ibu bekerja hanya 28 %. Presentase ini sangat jauh dari angka target nasional yaitu 80%. Hasil uji bivariat menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan secara bermakna dengan pola menyusui pada ibu bekerja adalah pendidikan, pengetahuan, sikap. dukungan keluarga, dan keterpaparan terhadap informasi tentang ASI.
Dari hasil uji analisis multivariat terdapat tiga variabel yang berhubungan bermakna dengan pola menyusui pada ibu bekerja yaitu pengetahuan (OR = 2,478), keterpaparan terhadap informasi tentang ASI (OR = 3,737) dan dukungan keluarga (OR= 2,986). Dari ketiga variabel tersebut dapat disimpulkan variabel yang paling dominan yang berhubungan dengan pola menyusui pada ibu bekerja adalah faktor keterpaparan terhadap informasi mengenai ASI.
Mengingat sangat rendahnya proporsi menyusui eksklusif di kalangan ibu bekerja disarankan agar perlu adanya dukungan dari tempat kerja agar pemberian ASI eksklusif dapat terlaksana di kalangan ibu bekerja misalnya peraturan TPA harus dirubah, yang tadinya hanya menerima bayi usia 8 bulan ke atas sekarang dipertimbangkan untuk dapat menerima bayi usia 3 bulan ke atas. Selain hal tersebut perlu dikaji ulang sistem cuti yang berlaku saat ini, peran petugas kesehatan dalam memberikan informasi mengenai ASI eksklusif agar ditingkatkan, perlu dukungan dan tindakan yang nyata dari pemerintah khusus Departemen Kesehatan mengenai kebijakan tentang promosi susu formula dan susu lanjutan di fasilitas pelayanan kesehatan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12819
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Simanjuntak, Dahlia
"Tingginya pemberian MP-ASI dini pada bayi turut berkontribusi akan terjadinya penyakit infeksi dan kurang gizi terutama pada bayi usia 0 - 6 bulan pertama kehidupan, juga berperan untuk memperpendek jarak kelahiran serta dapat menimbulkan penyakit degeneratif seperti Diabetes mellitus, Hipertensi, penyakit sirkulasi dan kanker pada usia dewasa akibat terjadinya obesitas yang berhubungan dengan pemberian MP-ASI dini pada masa bayi.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dan faktor yang dominan hubungannya dengan pemberian makanan pendamping ASI dini pada bayi di kecamatan Pasar Rebo, kotamadya Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan metode Crossectional atau potong lintang, semua variabel diukur sekaligus dalam waktu yang sama sehingga tidak luput dari kelemahan-kelemahan yang sedapat mungkin sudah diminimalkan.
Populasi dan sampel dalam ponelitian ini adalah ibu kandung dari bayi usia 4 - 11 bulan. Sampel diambil menggunakan metode acak stratifikasi setelah lebih dahulu dibuat kerangka sampel dari dasar pencacahan individu tahunan yang baru selesai dilakukan oleh Departemen Transmigrasi dan Kependudukan di kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur. Dari 202 orang calon responder terpilih, tidak semua berhasil diwawancarai dengan alasan, usia bayi ternyata tidak memenuhi syarat, ibu sedang sakit, sedang bepergian dan pindah alamat sehingga jumlah responden yang memenuhi syarat menjadi 186 orang.
Dari hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa pemberian MP-ASI dini sangat tinggi yaitu mencapai 90,7 %, sehingga data menjadi homogen dan kurang kuat dipakai untuk menggali beberapa faktor yang berhubungan dengan pemberian MP-ASI dini pada bayi. Ditemukan dua faktor yang berhubungan bermakna dengan pemberian MP-ASI dini pada bayi yaitu pengetahuan ibu tentang dampak pemberian MP-ASI dini pada bayi (p= 0,0018, OR = 3,696 dan 95% CI 1,254 - 10,896) dan pemberian ASI pertama kali atau inisiasi menyusui merupakan faktor yang dominan pengaruhnya (p 0,004, OR = 5,414, 95% CI 1,706 - 17,183). Pada analisis univariat ditemukan pemberian contoh makanan bayi gratis pada ibu bersalin yang cukup besar (43%) dan diperoleh informasi bahwa 95% responden menerimanya dari bidan. Sebanyak 74,2% bayi sudah diberi makanan pralaktal. Sekitar 88% diberikan oleh bidan dan hanya 3,6% yang diberikan oleh keluarga dekat. Sebanyak 74,7% bayi usia < 4 bulan sudah diberi minuman selain ASI dan 36,6% diantaranya melanjutkan pemberian minuman selain ASI (susu formula) yang dimulai dari tempat persalinan.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pengetahuan ibu tentang dampak pemberian MP-ASI dini pada bayi masih sangat rendah dan peran petugas kesehatan terutama bidan cukup besar dalam pemberian MP-ASI dini pada bayi.
Disarankan agar materi penyuluhan tentang dampak pemberian MP-ASI dini pada bayi dan manajemen laktasi semakin ditingkatkan dan menganjurkan petugas kesehatan selalu memberikan edukasi kepada ibu hamil, bersalin, menyusui dan keluarganya. Departemen Kesehatan agar lebih meningkatkan pengawasan terhadap produsen susu formula maupun petugas kesehatan yang secara terang-terangan sudah berani melanggar kode etik pemasaran makanan pengganti air susu ibu. Perlu dilakukan penelitian dengan metode yang lain untuk menggali faktor penyebab tingginya angka pemberian MP-ASI dini dan tingginya peran bidan dalam memberikan contoh susu formula dan makanan pralaktal pada bayi.

The high rate of early breast milk supplementary feeding for infants has contributed to infection and malnutrition mainly for infants at the age of 0 to 6 months and it contributing to shortening birth interval and degenerative diseases for adult such as diabetes mellitus, hypertension, circulatory diseases and cancer which caused by obesity related to early breast milk supplementary feeding for infants.
This research aims at collecting information of relating factors and dominant factor related to early breast milk supplementary feeding for infants in Pasar Rebo, a sub district area of East Jakarta Municipality. This research using crossectional method, where all variables are measured in the same time and some weaknesses might be found which have been tried to minimize.
The population and sample of this research are mothers who have infant 4 to 11 months of age. Sample are taken using random stratification which are obtained from annual survey of The Department of Transmigration and Population in Pasar Rebo, East Jakarta There are only 186 respondents able to register, out of 202 determined respondents since some of them are those who have infants not at the required age, sickness, change of address (moved).
This research shows that there are 90,7% of early infants supplementary feeding which led to homogeny data and less enough to use in finding factors related to early infant breast milk supplementary feeding. Nevertheless, there are 2 imperative factors found related to early breast milk supplementary feeding for infants; firstly, the first time of breast feeding factor (p = 0.004, OR = 5.414, 95% CI 1.706 - 17.183). Secondly, the lack of respondents knowledge of the impact of early breast milk supplementary feeding for infants (p = 0.018, OR = 3.696 and 95% CI = 1.254 -1.0.896).
Some of research variables have no strong relation to early breast milk supplementary feeding for infants. However, there are considerable number (43%) found in univariat analysis such as unpaid infant foods for promotion for respondents who delivered birth and there are 95% of respondents received from the midwives. 88% of prelacteal feeding given by the midwives, and there are only 3.6% given by their family.
Approximately 74.7% of infants less than 4 months of age are given other fluid and 36.6% of them are given other milk since the first time in the hospital. According to this research, it is conclude that given early breast milk supplementary feeding for infants caused by the delayed initiation of breast feeding, the lack of respondents knowledge of impact of early breast milk supplementary feeding for infants and the midwives, have dominant role in given early infants supplementary food.
It is suggested, therefore, that counseling material of the impact of early breast milk supplementary feeding for infants should be increased and medical officers should be intentionally educate pregnant women, those who deliver birth and breast feeding as well as their family. The Department of Health should also be intentionally controlling milk producers and medical officers who darely abuse the ethic code of complementary foods marketing.
There should be more research to find out factors led to the high rate of early breast milk supplementary feeding for infants and the role of midwives in giving milk sample and prelacteal food for infants.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T 8920
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>