Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 102088 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dini Septa Ariani
"Para pekerja Korea Selatan terkenal akan etos kerja mereka yang tinggi. Etos kerja yang tinggi tersebut telah mengantarkan Korea Selatan dapat berdiri sejajar dengan raksasa ekonomi dunia seperti Jepang, Cina dan Amerika Serikat. Kesuksesan Korea Selatan dalam bidang ekonomi yang diikuti dengan kemajuan di berbagai bidang lainnya kian memunculkan tanda tanya dan keingintahuan di kalangan masyarakat dunia. Kunci dibalik kesuksesan Korea Selatan tersebut dapat diamati secara jelas melalui etos kerja sinbaram yang sudah menjadi bagian dari nilai yang mereka anggap ideal dalam menjalani kehidupan. Etos kerja inilah yang pada akhirnya menjadi kharakteristik dari masyarakat Korea Selatan dan terus mereka pertahankan sebagai nilai dan budaya yang ideal.

South Korean workers have a good reputation for their high work ethic. That high work ethic has brought South Korea stand firmly among world giant economics such as Japan, China and the United States. South Korea?s achievement in economic sector which is followed by another various sectors has lifted some questions and curiosity into surface from the rest of the world. The key success behind South Korea?s achievement can be observed very clearly from sinbaram work ethic that has been becoming part of values they regarded as ideal through their way of live. This work ethic eventually became characteristic of South Korea?s society which they continue to maintain it as ideal value and culture."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Annisa
"ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan terkenalnya etos kerja keras yang dimiliki oleh orang Korea dalam bekerja di sebuah perusahaan. Korea merupakan negara ke-3 di dunia dengan tingkat kerja keras tertinggi. Etos kerja keras yang diterapkan oleh Lotte tentunya juga mempengaruhi karyawan Indonesia yang bekerja di sana. Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk budaya kerja keras yang terdapat di Lotte dan pengaruhnya terhadap karyawan indonesia. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskritif kualitatif. Fokus penelitian ini adalah pada budaya kerja keras dan pengaruh budaya kerja keras itu sendiri. Instrumen pengumpulan data adalah wawancara dan studi pustaka. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa etos kerja keras Korea itu sendiri membawa pengaruh terhadap karyawan Indonesia yang bekerja di Lotte Mart. Pengaruh tersebut terbagi menjadi dua, yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif.

ABSTRACT
The background of this research is the acknowledgement of Korean hardworking ethic while work in a company. Korea is in the 3rd place of the highest level of hard work in the world. Hardwork ethic that applied by Lotte Indonesia would also affect Indonesian employees who work there. In general, this study aims to describe the cultural forms contained in the hard work and its influence towards Indonesian employees in Lotte company. This study uses a qualitative descriptive method. The research will be focused on the culture of hard work and the cultural influence of the hard work itself. Data collection instruments are interviews and literature. The data analysis in this study will be conducted qualitatively. The results of this study explains that the hardwork ethic in Korea itself had an impact towards Indonesian employee who works at Lotte Mart. The effect is divided by two, positive and negative influences."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Cahyaning Sumirat
"Korea Selatan dikenal sebagai negara dengan penganut ajaran konfusianisme tertinggi, bahkan mengalahkan Cina sendiri yang merupakan negara asal konfusianisme. Ajaran konfusianisme telah memberikan adanya perubahan di berbagai bidang, salah satunya tatanan nilai dalam masyarakat Korea. Konfusianisme merupakan sebuah ajaran yang tidak terlepaskan bagi masyarakat Korea karena nilai-nilai di dalamnya sangat melekat dalam kehidupan masyarakatnya. Nilai-nilai konfusianisme tersebut dapat dilihat dari realitas kehidupan masyarakat Korea sendiri, di antaranya masih terdapat kecenderungan sikap diskriminasi terhadap kaum perempuan, yaitu terpinggirkannya peran perempuan dalam kehidupan sehari-hari, terutama terhadap mereka yang bekerja.

South Korea is a nation with the highest number of adherents of Confucianism; even defeat China itself which is the origin country of Confucianism. Confusianism has raisen changes in various fields, one of them is the order of the values in Korean people. Confucianism is a doctrine that could not be separated with Korean because the values in it are attached to the life of its people. The values ​​of Confucianism can be seen from the reality of Korean life itself, namely there is still tendency of discrimination against women, that marginalized the role of women in daily life, especially to those women who work.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Shahnaz Khalila Najlana
"Skripsi ini membahas perundungan di kalangan pelajar Korea Selatan dan memudarnya nilai-nilai kolektivisme dalam institusi pendidikan Korea. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perundungan dapat terjadi di kalangan pelajar Korea dan hubungannya dengan memudarnya nilai-nilai kolektivisme dalam institusi pendidikan Korea. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan menghasilkan data berupa data deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perundungan di kalangan pelajar Korea terjadi akibat beberapa faktor, seperti faktor individu, keluarga, teman, dan pendidikan, serta berhubungan dengan memudarnya nilai kolektivisme dalam institusi pendidikan Korea, seperti harmoni, jeong, dan woori. Kesimpulan penelitian ini adalah sistem pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk karakter seorang pelajar dan menjadi salah satu faktor utama penyebab terjadinya perundungan di kalangan pelajar Korea. Perundungan tersebut kemudian menyebabkan memudarnya nilai- nilai kolektivisme dalam institusi pendidikan Korea.

The focus of this study is the bullying culture in South Korean students and the declining collectivism values in the education institution. The purpose of this study is to know how bullying can happen in Korean students and its relation with the declining collectivism values in the education institution. This study is a qualitative research and yield descriptive data. The result of this study shows that bullying in Korean student circle happens because of several factors such as personal, family, peer group, and education factors, and there is a relation with declining collectivism values in education institution, such as harmony, jeong, and woori. The conclusion of this study is the education system has an important role in developing student’s character and become one of the most important factor causing bullying in Korean students. Later, bullying is causing the decline of collectivism values in education institution."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Salmaliza Rahma Aisyah
"Penyalahgunaan kuasa di tempat kerja Korea Selatan menjadi masalah sosial yang terus menjadi perhatian masyarakat. Untuk menanggulangi hal tersebut, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Korea Selatan melakukan survei tentang penyalahgunaan kuasa di tempat kerja (2017). Dengan menggunakan data dari survei tersebut, penelitian ini berupaya melihat bagaimana respon pekerja terhadap kasus penyalahgunaan kuasa di tempat kerja di Korea Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami respon pekerja tentang penyalahgunaan kuasa yang dialami atau dilihat di tempat kerja. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi kualitatif dengan konsep budaya hirarki Korea Selatan dan konsep kuasa Michel Foucault. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya hirarki dan peran micro pouvoirs memiliki peran besar dalam hubungan antara pekerja dan perusahaan yang menegaskan bahwa kuasa tidak selalu bersifat sentralistik serta menyebabkan (i) perlawanan tidak selalu menjadi respon seseorang terhadap praktik kuasa; (ii) budaya hirarki menjadi faktor pekerja tidak melakukan perlawanan ketika dihadapi dengan penyalahgunaan kuasa.

Power abuse in South Korean workplace has become a social problem that continues to be another public concern. National Human Rights Commission of Korea conducted a research on power abuse at workplaces in South Korea to find the best countermeasures for this problem (2017). Using data from this research, this study seeks to see how workers respond to cases of power abuse in South Korean workplaces to understand the perspectives of workers about power abuse experienced or seen in the workplace. Author used descriptive-qualitative research method with the concept of hierarchical culture and Michel Foucault`s concept of power to conduct this research. The results revealed that the hieararchical culture and micro pouvoirs play a big role in the relationshop between workers and companies which emphasized that power is not always centralistic and causes (i) resistance to not always become the response to the practice of power; (ii) hierarchical culture is a factor that restraints worker from resisting power abuse.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Rintayani
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar variabel etos kerja dan daya saing memberikan pengaruh terhadap variabel prestasi kerja. Pada masa perkembangannya, manusia memiliki tugas perkembangan termasuk dalam perkembangan karir dan kematangan berperilaku sesuai dengan norma yang berlaku dalam agama dan masyarakat. Etos kerja dan daya saing merupakan bagian dari kematangan berperilaku dan kekuatan individu dalam mencapai prestasi kerja. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 30 manager, dengan tingkatan jabatan pada tataran manajerial yaitu manajer atas, menengah dan bawah. Metode pengambilan sampel menggunakan non probability sampling. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan deskripsi kuantitatif, dengan model korelasi dan regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa etos kerja memiliki korelasi positif yang signifikan, sedangkan daya saing memiliki korelasi positif yang tidak signifikan. Etos kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap prestasi kerja. Secara bersama-sama variabel etos kerja dan daya saing memiliki pengaruh yang tidak signifikan dan memberikan kontribusi sebesar 9.8% terhadap variasi variabel prestasi kerja.

This research conducted to determine the influence of work ethic and competitiveness toward job performance. In their growth, people have duties such as career development and mature behavior based on morality and religion values. Work ethic and competitiveness are the sides that propel people to gain of job performance. The numbers of sample in this research are 30 managers, at level top manager, middle manager and low manager. The sampling method uses non probability sampling. All data analyzed by descriptive quantitative method with correlation and multiple regression models. The result shows that work ethic has significant positive correlation with job performance, and competitiveness has positive correlation but not significant. Work ethic has significant influence toward job performance. However work ethic and competitiveness together have no significant influence toward job performance. Both can explain 9.8% variation from variable job performance.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Kawai
"Korea Selatan adalah sebuah negara yang belakangan ini mencapai kemajuan teknologi yang signifikan dan mendapat perhatian dari seluruh dunia. Dibantu dengan perkembangan teknologi dalam bidang kesehatannya yang pesat, Korea Selatan mengembangkan suatu teknik pembedahan baru yakni teknik bedah kecantikan. Dari yang mulanya hanya berupa operasi rekonstruksi medis untuk memperbaiki wajah yang cacat, teknik baru ini berubah menjadi ajang mempercantik diri. Teknik bedah kecantikan ini pun perlahan-lahan mulai populer dilakukan dan berubah menjadi semacam tren di kalangan masyarakat terutama di antara kaum wanita, karena hal ini menaikkan prestise dan gengsi mereka di kalangan masyarakat dan juga menambah rasa percaya diri mereka. Karena terlalu marak dilakukan, lambat laun tren ini berubah menjadi gaya hidup, bahkan menjadi semacam keharusan dan menimbulkan tekanan mental bagi kalangan yang tidak melakukannya. Pada akhirnya fenomena ini mengubah masyarakat secara keseluruhan dalam bidang sosial dan budaya. Metode penelitian jurnal ini adalah metode kualitatif yang berpusat pada observasi data. Jurnal ini akan membahas mengenai perubahan sosial dan budaya yang terjadi di Korea Selatan dikarenakan fenomena bedah kecantikan ini, yakni munculnya rasa obsesi pada penampilan, objektifikasi seksual atas wanita, budaya lookism dan budaya konsumerisme.Korea Selatan adalah sebuah negara yang belakangan ini mencapai kemajuan teknologi yang signifikan dan mendapat perhatian dari seluruh dunia. Dibantu dengan perkembangan teknologi dalam bidang kesehatannya yang pesat, Korea Selatan mengembangkan suatu teknik pembedahan baru yakni teknik bedah kecantikan. Dari yang mulanya hanya berupa operasi rekonstruksi medis untuk memperbaiki wajah yang cacat, teknik baru ini berubah menjadi ajang mempercantik diri. Teknik bedah kecantikan ini pun perlahan-lahan mulai populer dilakukan dan berubah menjadi semacam tren di kalangan masyarakat terutama di antara kaum wanita, karena hal ini menaikkan prestise dan gengsi mereka di kalangan masyarakat dan juga menambah rasa percaya diri mereka. Karena terlalu marak dilakukan, lambat laun tren ini berubah menjadi gaya hidup, bahkan menjadi semacam keharusan dan menimbulkan tekanan mental bagi kalangan yang tidak melakukannya. Pada akhirnya fenomena ini mengubah masyarakat secara keseluruhan dalam bidang sosial dan budaya. Metode penelitian jurnal ini adalah metode kualitatif yang berpusat pada observasi data. Jurnal ini akan membahas mengenai perubahan sosial dan budaya yang terjadi di Korea Selatan dikarenakan fenomena bedah kecantikan ini, yakni munculnya rasa obsesi pada penampilan, objektifikasi seksual atas wanita, budaya lookism dan budaya konsumerisme.

South Korea is a nation that has reached a significant techonogical progress and has gained world?s attention recently. They develop aesthetic surgery as a new medical technique, helped by its rapid development in medical sector. In the beginning, this new technique supposed to be a medical reconstruction surgery for facial deformity; however it slowly turns into a way to beautify face. This new technique slowly became popular and turns to a new trend for the society, especially for women because it helps them to increase prestige and their pride, as well as their confidence. Because of its frequent use, this new trend turns to a lifestyle, and even as an obligation and causes mental pressure to people who not doing it. In the end, this phenomenon changes the whole society socially and culturally. The research method used in this journal is the qualitative method focused on data observation. This journal was intended to explain about social and cultural changes that happen in South Korea caused by this aesthetic surgery phenomenon, namely obsession of appearance, sexual objectification of women, lookism and consumerism."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Agustin
"Jurnal ini membahasa membahas tindakan diskriminasi terhadap para pekerja asing di Korea Selatan dalam film Banga? Banga! Tindakan diskriminasi yang dibahas merupakan tindakan diskriminasi yang diterima oleh pekerja asing di Korea Selatan yang diceritakan dalam film komedi Banga? Banga! Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif yang berupa deskriptif-analitis. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami tindakan diskriminasi yang diterima oleh para pekerja asing di Korea yang digambarkan melalui film Banga? Banga!. Kesimpulan dari penelitian ini adalah film Banga? Banga! merupakan representasi kecil dari tindakan diskriminasi yang dialami oleh para pekerja asing di Korea.

This journal discusses the discrimination against foreign workers in South Korea in Banga? Banga! movie. The discrimination in this thesis is the discrimination acts that received by foreign workers in South Korea which is told in the Banga? Banga! movie. This thesis is using the qualitative method with descriptive analysis. The purpose of this thesis is to find out the discrimination acts that received by foreign workers in South Korea which is portrayed through Banga? Banga! movie. As the result, Banga? Banga! movie is a small representation of the discrimination acts experienced by foreign workers in South Korea."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2-15
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wardaty Ahmar
"Artikel ini membahas mengenai pengaruh Konfusianisme terhadap etos kerja kaum Tionghoa pedagang. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah penelitian kualitatif berbasis konsep budaya Konfusianisme untuk menganalisis etos kerja kaum Tionghoa pedagang. Analisis dilakukan berlandaskan hasil penelitian terdahulu yaitu Theressa (2017) yang membahas mengenai kaum Tionghoa pedagang di Pasar Tengah Pekanbaru, penelitian Amalia dan Bayu (2015) mengenai kaum Tionghoa pedagang di Pasar Semawis Semarang, Stefanus dan Reinhard (2014) yang membahas kaum Tionghoa pedagang di Jakarta, dan penelitian Wahyudi (2015) mengenai kaum Tionghoa pedagang di Desa kalibaru wetan Banyuwangi. Konfusius mengajarkan prinsip ren 仁 , yi义 , li 礼dan zhi 智 yang dapat digunakan sebagai dasar etos kerja. Hasil analisis menunjukkan bahwa doktrin Konfusius tersebut berpengaruh terhadap etos kerja kaum Tionghoa pedagang. Doktrin Konfusius tersebut mendorong kaum Tionghoa pedagang memiliki sikap pekerja keras, jujur, tanggung jawab, dan disiplin dalam bekerja.

This article examines the influence of Confucianism on the work ethic of Indonesian Chinese sellers.The method used in this article is qualitative research based on the concept of Confucian culture to analyze the work ethic of the Indonesian Chinese seller. The analysis was carried out based on the results of previous researchers, namely Theressa (2017) who research about the Indonesian Chinese Seller in the Pasar Tengah Pekanbaru, Amalia and Bayu (2015) research on the Indonesian Chinese Seller in the Pasar Semarang Semawis, Stefanus and Reinhard (2014) research on Indonesian Chinese Seller in Jakarta, and Wahyudi (2015) research on Indonesian Chinese Seller in Kelurahan Kalibaru Wetan, Banyuwangi. Confucius taught the principles of ren 仁 , yi义 , li 礼, and zhi 智 which can be used as a basis for work ethic. The results of the analysis show that the Confucian doctrines have an effect on the work ethic of the Indonesian Chinese Seller. The Confucian doctrine encouraged the Indonesian Chinese Seller to have a hardworking, honest, responsible, and disciplined attitude in their work."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>