Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156761 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bet Idhya
"Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sangat penting dilaksanakan karena dapat menurunkan angka kematian Bayi baru lahir sebanyak 22 %. Bidan sebagai tenaga kesehatan yang paling banyak menolong persalinan sangat berperan penting dalam kesuksesan program IMD. IMD sudah dibuktikan oleh para ahli dapat meningkatkan keberhasilan ASI Ekslusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan Inisiasi menyusu Dini oleh Bidan Praktek Swasta di Kota Bukittinggi Tahun 2012. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, menggunakan desain studi cross sectional dengan cara penyebaran kuesioner dan wawancara. Sampel dalam penelitian ini merupakan total dari populasi yaitu 50 responden (Bidan Praktek swasta), dan penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam pada 6 orang bidan. Analisa dengan menggunakan chi square pada 9 variabel dalam penelitian ini yaitu umur, pendidikan, pengetahuan, sikap, masa kerja, pelatihan, sosialisasi, dukungan ibu melahirkan dan dukungan keluarga ibu melahirkan. Dari hasil penelitian yang diperoleh bahwa pelaksanaan IMD oleh bidan praktek swasta adalah 44% . Faktor-faktor pada bidan yang berhubungan dengan pelaksanaan IMD adalah sikap (OR 4,53) , pelatihan (OR 4,12) dan dukungan ibu melahirkan (OR 2,0).

Early Initiation of Breastfeeding (IMD) is very important because it can reduces newborn mortality rate by 22%. Midwives as the health professionals who help most of the labor, have a very important role in the success of the Early Initiation. Early Initiation has been proven by experts, can improve the success of exclusive breastfeeding. This study aims to determine the factors associated with the implementation of Early Initiation of Breastfeeding by private practise’s midwives in the City Bukittinggi In 2012. The study is a quantitative study, using a crosssectional study design by using questionnaires. The sample in this study is the total of the population that is 50 respondents (Private Practice Midwives), and interviews and qualitative study with in depth interviews in 6 midwives. Using chi square analysis on 9 variables in this study are age, education, knowledge, attitudes, employment, training, socialization, maternal support and family support. From the results showed that the implementation of the IMD by midwives in private practice was 44%. Factors of the midwives related to the implementation of IMD are the attitude (OR 4,53), training (OR 4,12) and maternal support (OR 2,0)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurweni Setyo Pratiwi
"Penelitian bertujuan menganalisis faktor faktor yang berhuhungan dengan tidak dilakukannya Inisiasi Menyusu Dini oleh Bidan di Kabupaten Pacitan tahun 2012. Jenis penelitian kuantitatif dengan desain Cross Sectional, analisa data dengan Uji Chi Square.
Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor faktor yang berhubungan dengan tidak dilakukannya Inisiasi Menyusu Dini Oleh Bidan di Kabupaten Pacitan tahun 2012 adalah 41,7% responden tidak melakukan IMD saat persalinan. Pengetahuan(p<0,05). Lama kerja(p<0,05), Motivasi (p<0,05). Supervisi (p<0,05), Kebijakan (p<0,005)

The study aims to analyze the factors related with Early Initiation of Breastfeeding by Midwives in Pacitan 2012. This type of quantitative research with Cross Sectional design, analysis with the ChiSquare.
The results showed the factors related did not commit Early Initiation of Breastfeeding by Midwives in Pacitan 2012 is 41.7% of respondents did not perform IMD during labor. Knowledge (p <0.05). Old work (p <0.05), motivation (p <0.05). Supervision (p <0.05), Policy (p <0.005)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Indrayani
"Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan upaya untuk meningkatkan pemberian ASI Eksklusif kepada Bayi baru lahir. Cakupan ASI Eksklusif di Kota Palangka Raya tahun 2011 yaitu 19,5% mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Masalah ini di sebabkan oleh beberapa faktor, antara lain karena menunda menyusu. Mengingat pentingnya Inisiasi Menyusu Dini dan belum adanya data tentang pelaksanaan IMD di Kota Palangka Raya maka penelitian ini dilakukan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik pelaksanaan IMD oleh Bidan di Kota Palangka Raya tahun 2013. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah Bidan yang aktif melakukan pertolongan persalinan dengan jumlah 97 responden. Uji hubungan antar variabel menggunakan uji Chi square. Bidan yang melaksanakan IMD masih rendah yaitu 30,9%. Variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan praktek Bidan adalah lama kerja ≥5 tahun (p value=0017), pengetahuan (p value=0,018), sikap bidan terhadap IMD (p value=0,03), supervisi (p value=0,014), dan tempat persalinan (p value=0,024).
Dari hasil penelitian disarankan perlu adanya pelatihan bagi Bidan terkait IMD, adanya kebijakan berupa Perda dan evaluasi tentang praktik pelaksanaan IMD yang dilakukan oleh Bidan.

Early Initiation of Breastfeeding (IMD) is an effort to increase the exclusive breastfeeding in the newborn. Coverage Exclusive Breastfeeding in Palangkaraya in 2011 which decreased 19.5% from the previous year. This problem is caused by several factors, among others, because delaying breastfeeding. Given the importance of Early Initiation of Breastfeeding and lack of data on the implementation of the IMD in Palangkaraya, the study was conducted.
The purpose of this study was to determine the factors associated with the implementation of the IMD by Midwives in Palangkaraya in 2013. This study uses a quantitative approach with a cross-sectional design. The sample in this study is that the active midwives attending births with the number of 97 respondents. Examine the relationship between variables using Chi Square. Midwives who perform IMD is still low at 30.9%. Variables that had a significant association with IMD implementation practice by midwives who worked ≥ 5 years (p value = 0017), knowledge (p value = 0.018), the attitude of midwives towards IMD (p value = 0.03), supervision (p value = 0.014), and birth place (p value = 0.024).
From the results of the study suggested the need for training related Midwives IMD, the local regulations and policies in the form of an evaluation of the implementation of the IMD practice by midwives.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Agustina
"Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sangat penting dilaksanakan karena dapat menurunkan angka kematian Bayi baru lahir sebanyak 22%. Bidan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mensukseskan program Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku bidan terhadap pelaksanaan Inisiasi menyusu Dini (IMD) di RSUD dan RSAL Kota Tanjungpinang.
Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan cara penyebaran kuesioner. Sampel dalam penelitian ini merupakan total dari populasi yaitu sebanyak 30 responden (bidan). Analisa dengan menggunakan chi sguare pada 8 variabel dalam penelitian ini yaitu umur, pendidikan, masa kerja, pengetahuan, motivasi, beban kerja, kerjasama dengan perusahaan susu dan kebijakan/peraturan dari Instansi. Dan hasil penelitian diperoleh bahwa perilaku bidan terhadap pelaksanaan IMD adalah baik, sedangkan diantara 8 variabel tersebut tidak ada variable yang berhubungan dengan perilaku bidan terhadap IMD di RSUD dan RSAL Kota Tanjungpinang Tahun 2011.

Early Initiation of Breastfeeding (IMD) is very important because it can be lowered newborn mortality by 22%. Midwives have a very important role in the success of the program Early Initiation of Breastfeeding (IMD). This study aimed to determine the factors associated with the behavior of nurse midwives to the implementation of Early Initiation (IMD) in hospitals and RSAL Tanjungpinang.
This study used cross-sectional study design by distributing questionnaires. The sample in this study is a population that is counted a total of 30 respondents (midwife). Analysis using chi sguare on 8 variables in this study are age, education, years of service, knowledge, motivation, workload, cooperation with dairy companies and policies / regulations of the Agency. And the result showed that the behavior of midwives towards the implementation of IMD is good, whereas among the 8 variables not variables related to the behavior of the IMD midwives in hospitals and RSAL Tanjungpinang Year 2011."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hajrah
"Belum adanya laporan mengenai IMD di Kabupaten Berau. Tujuan penelitian mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku bidan dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Kabupaten Berau Tahun 2012. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional, dilakukan pada bulan April sampai Mei 2012. Responden adalah bidan yang berada diwilayah kerja Kabupaten Berau berjumlah 90 orang. Hasil penelitian didapatkan 47,8% bidan melaksanakan IMD. Ada hubungan yang bermakna antara pelatihan dengan perilaku bidan dalam pelaksanaan IMD, bidan yang telah mengikuti pelatihan cenderung untuk melaksanakan IMD 3,98 kali dibanding bidan yang tidak pernah pelatihan. Atas dasar tersebut diharapkan untuk meningkatkan pelatihan terkait dengan IMD kepada bidan.

There has been no reports of Early Initiation of breastfeeding in Berau regency. The purpose of this research was to determine the factors related with the behavior of midwifes in the implementation of Early Initiation of breastfeeding (IMD) in Berau Regency in 2012. This study uses cross sectional methode, conducted in April to May 2012. Respondents were midwifes working in the Berau area totaled 90 people. The research found that 47.8% midwifes who perform the IMD.There is a significant association between the training and behavioral of midwifes in the implementation of the IMD, midwifes who have attended the training tend to perform the IMD 3.98 times more, compared with the midwifes who have never attended the training. On the basis of that, thus expected to be able to improve the training related with the IMD to the midwife."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herfia Risfiani
"IMD (inisiasi menyusu dini), pemberian ASI dini pada jam pertama sesudah bayi lahir, selain berdampak pada pertumbuhan, perkembangan dan perlindungan bayi, juga akan berdampak pada keberhasilan pemberian ASI eksklusif . Proporsi IMD di Kecamatan Wanaraja masih rendah yaitu sekitar 53,3% lebih rendah dari kecamatan tetangganya yaitu Kecamatan Karangpawitan, 63,3%.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya gambaran IMD di wilayah Puskesmas DTP WanarajaGarut tahun 2012 dan faktor-faktor apa saja yang terbukti berhubungan.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, bersifat observasional yang cross sectional dengan pengumpulan data primer yang dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012 pada 97 responden.
Hasil penelitian menunjukkan proporsi inisiasi menyusui dini di Puskesmas DTP Wanaraja tahun 2011 masih rendah yaitu 53,6%. Variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan inisiasi menyusui dini adalah promosi kesehatan, dukungan suami, dan dukungan petugas.
Masih rendahnya proporsi IMD di Puskesmas DTP Wanaraja disarankan agar Kepala Puskesmas DTP Wanaraja dapat memfungsikan petugas kesehatan di wilayah kerjanya untuk mempromosikan dan memfasilitasi IMD. Petugas kesehatan khususnya bidan, lebih proaktif dalam menyampaikan informasi tentang IMD. Dinas Kesehatan Kabupaten Garut agar membuat kebijakan tentang IMD, sekaligus membuat petunjuk pelaksanaan dan media informasi serta evaluasi dan koreksi tentang pelaksanaan dan pengawasan program tersebut.

IMD (early initiation), early breastfeeding in the first hour after birth, in addition to impact on growth, development and protection of infants, will also impact on the success of exclusive breastfeeding. Wanaraja proportion of IMD in the District is still low at about 53.3% lower than the neighboring sub districts Karangpawitan, 63,3%.
This study aims to prove the existence of IMD in the picture Wanaraja Garut DTP health centers in 2012 and what factors are shown to be associated.
The study was conducted using a quantitative approach, is a cross sectional observational study with primary data collection is carried out in March through June 2012 in 97 respondents.
The results showed the proportion of early initiation of breastfeeding in the health center in 2011 Wanaraja is still low at 53.6%. Variables that have a meaningful relationship with early initiation of breastfeeding is a health promotion, support my husband, and support staff.
The low proportion of IMD in the health center is recommended that the Head Wanaraja health centers Wanaraja can enable health workers in their working area to promote and facilitate the IMD. Health workers, especially midwives, to be more proactive in providing information about the IMD. Garut District Health Office in order to make policy on the IMD, as well as create guidelines and media as well as evaluation and correction of information about the implementation and supervision of the program.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Afrida Fitri
"Kecamatan Limo merupakan kecamatan di Kota Depok dengan cakupan ASI eksklusif terendah pada tahun 2015 dan mengalami penurunan pada tahun 2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan pelaksanaan inisiasi menyusu dini IMD terhadap pemberian ASI eksklusif di wilayah keraja UPT. Puskesmas Kecamatan Limo tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan sumber data laporan KP-ASI yang dikumpulkan oleh kader masing-masing posyandu sepanjang tahun 2017 dan register kohort ibu yang dikumpulkan oleh Puskesmas Kecamatan Limo sejak tahun 2015 - 2017.
Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa ibu yang melaksanakan IMD 5,03 kali lebih berpeluang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya selama 6 bulan dibandingkan ibu yang tidak melaksanakan IMD OR = 5,03 : 95 CI 2,8 ndash; 8,4. Serta terdapat perbedaan peluang pada masing-masing kategori variabel usia ibu, wilayah tempat tinggal, paritas, kunjungan ANC dan penolong persalinan dengan melaksanakan inisiasi menyusu dini IMD terhadap pemberian ASI eksklusif 6 bulan. Dimana peluang terendah pada ibu berusia < 20 tahun OR = 2,7 : 95 CI 0,28 ndash; 26,6 dan peluang tertinggi pada ibu yang tinggal di Kelurahan Limo OR= 6,5 : 95 CI 2,2 ndash; 19,4, ibu primipara OR= 5,7 : 95 CI 1,6 ndash; 9,8 , ibu dengan kunjungan ANC ge; 4 kali OR= 8,5 : 95 CI 2,1 ndash; 33,8, dan ibu dengan persainan di tolong oleh Dokter OR= 36,8 : 95 CI 3,4-396,7.

Limo sub district is a sub district in Depok City with the lowest coverage of exclusive breastfeeding in 2015 and decreased by 2016. The purpose of this study was to examine the relationship of early breastfeeding initiation IMD to exclusive breastfeeding in the Heath Center District of Limo in 2017. This study used cross sectional study design with data source of KP ASI report collected by each posyandu cadre during 2017 and mother cohort register collected by Limo District Health Center since 2015 2017.
The result of this research found that mother who carried out IMD 5,03 times more likely to give exclusive breastfeeding to her infant for 6 months than mother who did not implement IMD OR 5,03 95 CI 2,8 8,4. There was also difference of opportunity in each category of variable maternal age, residence area, parity, ANC visit and birth attendant by initiation u early IMD against exclusive breastfeeding 6 months. Where the lowest probability was for mothers aged.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hajijah Septia Utami
"Berdasarkan SUSENAS tahun 2007 cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai umur 6 bulan dari 28,6% turun menjadi 24,3% tahun 2008. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam praktek pemberian ASI eksklusif. Desain penelitian menggunakan cross sectional, cara pengumpulan data kuesioner, jumlah sampel 105 responden, sampel dengan teknik acak sederhana. Ibu yang memberikan ASI eksklusif sebesar 25,7% lebih rendah dari target nasional yang telah ditetapkan yaitu 80%.
Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan yang bermakna terdiri dari pengetahuan, tempat persalinan dan dukungan keluarga. Berdasarkan hasil studi disarankan untuk meningkatkan pelatihan tentang ASI eksklusif bagi petugas, dan meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan penyuluhan oleh petugas dan kader kepada ibu hamil dan menyusui.

Based on the 2007 SUSENAS coverage of exclusive breastfeeding in the baby up to age 6 months from 28.6% decreased to 24.3% in 2008. This study aims to find out information about the factors associated with maternal behavior in exclusion breastfeeding practices. Using a cross sectional study design, data collection questionnaires, number simple 105 respondent, sample by simple random technique. Mothers who exclusively breastfed for 25.7% lower than the national target set is 80%.
Study results of found that there are significant related to knowledge, where labor and family support. Based on the results of the study is recommended to enhance training on exclusive breastfeeding for the officers. And to increase public knowledge with Extension by officers and cadres to pregnant and lactating mothers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alamanda Mutiara Permata Putri
"Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya proporsi pemberian ASI eksklusif dan faktor-faktor yang berhubungan di Kelurahan Pakuan Kota Bogor Tahun 2014. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan responden adalah ibu yang mempunyai bayi berumur 7 bulan sampai dengan 12 bulan sejumlah 84 responden. Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai Mei 2014. Hasil penelitian didapatkan presentase pemberian ASI eksklusif masih rendah yaitu hanya 27.4%. Faktor predisposisi yang mempunyai hubungan bermakna dengan pemberian ASI eksklusif adalah pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif (p=0.000, OR=20.8). Faktor pemungkin yang mempunyai hubungan bermakna adalah pekerjaan ibu (p=0.004, OR=0.191) dan akses terhadap tenaga kesehatan (p=0,016, OR=3.324). Faktor penguat yang mempunyai hubungan bermakna adalah dukungan keluarga (p=0.000, OR=14.567) dan dukungan tenaga kesehatan (p=0.000, OR=23.850). Saran untuk Dinas Kesehatan Kota Bogor adalah adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan agar seluruh sarana kesehatan di Kota Bogor untuk menerapkan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui. Sedangkan untuk di Puskesmas Lawang Gintung adalah disarankan agar membuat klinik menyusui di puskesmas, dan memberikan penjelasan kepada ibu hamil dan menyusui, suami ibu hamil dan menyusui dan keluarga ibu hamil dan menyusui tentang pentingnya dan manfaat pemberian ASI eksklusif.

The objectives of this study was to asses the proportion of practice of exclusive breastfeeding and their associated factors in Pakuan Bogor City in year 2014. This study used a cross sectiona design study. Respondents are mothers who had babies aged 7 to 12 months a number of 84. The study found the percentage of practice exclusive breastfeeding was still low at only 27.4%. The predisposing factors significantly associated with exclusive practice breastfeeding is mother's knowledge (p=0.000, OR=20.8). The enabling factors significantly associated with exclusive breastfeeding adalah employment status (p=0.004, OR=0.191) and access to health workers (p=0,016, OR=3.324). The reinforcing factors significantly associated are family support (p=0.000, OR=14.567) and support of health workers (p=0.000, OR=23.850). Suggestions for Bogor City Health Office who developed policy of oversight to all health facilities in Bogor City to apply the 10 steps to successful breastfeeding. For Lawang Gintung Public Health Center, it is recommended make breastfeeding clinic, and deliver information to pregnant and lactating mothers, her husband and families on the importance and benefits of exclusive breastfeeding."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54966
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuswil Bernolian
"Latar Belakang: Inisiasi Menyusui Dini IMD adalah proses alami yang memberi kesempatan bayiuntuk mencari dan mengisap air susu ibu sendiri, dalam satu jam pertama pada awal kehidupannya.Pelaksanaan program IMD merupakan tanggung jawab semua praktisi kesehatan, mulai dari lingkuppelaksana dan manajerial rumah sakit.
Tujuan: Mengevaluasi pelaksanaan IMD di RSMH dan faktor-faktor yang mem, pengaruhinya.
Metode: Penelitian berdesain cross sectional dengan subjek penelitian ibu bersalin dan tenagakesehatan di Bagian Kebidanan RSMH. Subjek dipilih secara purposive sampling. Data sekunderdiperoleh dari kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.
Hasil: Selama periode November-Desember 2016, terdapat 19 51,3 pasien pascamelahirkan yangmelakukan IMD dan 18 48,6 pasien tidak melakukan IMD. Terdapat perbedaan bermakna padametode persalinan, dimana persalinan perabdominam mayoritas didapat pada kelompok yang tidakmelakukan IMD p = 0,003 . Penelitian ini melibatkan 43 responden pelaksana bidan dan dokter ,serta 12 responden manajerial. Kondisi medis pasien yang tidak memungkinkan IMD, tidakterlaksananya IMD pada pasien pascaseksio sesaria, dukungan dan sosialisasi rumah sakit kurangmengenai IMD, serta pengetahuan ibu rendah merupakan keluhan responden pelaksana. Penelitian inimenemukan adanya disintegrasi antara pihak manajerial dan pelaksana sehingga menimbulkanketidakjelasan pada pelaksanaan IMD.
Simpulan: Peluang terlaksana atau tidaknya IMD dipengaruhi oleh kondisi medis ibu dan janin,metode persalinan, pengenalan dan dukungan rumah sakit terhadap IMD, sosialisasi kebijakan IMD,tingkat pengetahuan ibu. Tantangan melakukan IMD adalah belum ada kebijakan melakukan IMD diruang operasi, kondisi medis ibu sering tidak memungkinkan IMD, ketidakseragaman pengetahuanmanajer terkait IMD, rendahnya sosialisasi peraturan pelaksanaan IMD, ada disintegrasi antara pihakmanajerial dan pelaksana, dan tidak adanya pengawasan IMD di lapangan.

Background: Early Initiation of Breastfeeding EIB is a natural process of breastfeeding, byallowing the baby to find and suck the breast milk itself, within the first hour of the beginning of life.EIB programme implementation is the responsibility of all health care practitioners, ranging fromexecutive staff and manager.
Objective: To evaluate the implementation of EIB and influences factors in RSMH Palembang.
Method: This is a cross sectional study. All of birth mothers and health professionals doctor andmidwives were include in this study. Samples were selected by purposive sampling. Secondary datawere obtained from the questionnaire respondents which have been tested for validity and reliability.
Results: During the period November to December 2016, there were 19 51.3 patientsswith postspontaneous delivery or abdominal delivery did EIB and 18 48.6 patients did not do EIB. Therewas no significant differences in demographic characteristics between the two groups. There wassignificant differences in the variable method of delivery. Most of patients in no EIB group hadabdominal delivery p 0,003. This study also included 43 doctors and midwives as EIB implementers also 12 managerial staffs. Most of implementer respondents stated that EIB alreadydone well. The patient 39 s medical condition that does not allow the EIB, no EIB in post cesareanpatient, less support and socialization about EIB from hospital, as well as low maternal knowledgewere the executive respondents complaints. This study found the disintegration between the managerial and executive staff, causing ambiguity in the implementation of the EIB.
Conclusion: The opportunitiy of EIB implementation is affected by medical condition of mother andfetus, method of delivery, hospital support, EIB policy socialization, and patient rsquo s level of knowledge.There are so many challenges for our hospital to implement EIB, such as no policy of EIB in operatingroom, the majority of patients are obstetric referral case with complication so that the mother 39 scondition is often not possible to run EIB, knowledge of the managerial about EIB differ greatly, lowsocialization regulations and other elements of the EIB implementation. There is also disintegration between the manager and executive staff causing ambiguity in the implementation of the EIB and thelack of supervision of EIB implementation in the field.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T48660
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>