Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145052 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mia Fatma Ekasari
"Remaja berada pada masa transisi yang digambarkan pula sebagai masa pencarian identitas diri dan lingkungan terkait dengan perubahan secara fisik, emosi, dan sosial remaja, sehingga remaja dimasukkan ke dalam kelompok berisiko. Karya ilmiah akhir ini bertujuan meningkatkan kesehatan reproduksi remaja di MTs Nurul Huda Pasir Gunung Selatan Cimanggis Depok melalui aplikasi model "Sekolah BERKIBARR". Karya ilmiah akhir ini telah diaplikasikan dalam manajemen pelayanan keperawatan komunitas, asuhan keperawatan komunitas, dan keluarga dengan mengintegrasikan teori dan model manajemen pelayanan kesehatan, comprehensive school health model, family center nursing model, dan transcultural nursing model. Partisipan adalah siswa MTs Nurul Huda Pasir Gunung Selatan. Hasil aplikasi ini menggambarkan aplikasi model sekolah BERKIBARR dapat meningkatkan sikap, pengetahuan dan perilaku siswa terhadap masalah kesehatan reproduksi serta menurunkan angka dari jumlah siswa yang mengalami masalah kesehatan reproduksi. Hasil karya ilmiah akhir ini diharapkan dapat menjadi dasar program promosi kesehatan reproduksi remaja berbasis sekolah.

Adolescents are in a transition period which is described also as the search for identity and the environment associated with changes in physical, emotional and social, so the teen put into risk groups. This final scientific work aimed at improving adolescent reproductive health in MTs Nurul Huda Pasir Gunung Selatan, Cimanggis Depok through the application of the model "BERKIBARR School". This final scientific work has been applied in the management of community nursing services, community and family nursing process by integrating theory and models of health service management, comprehensive school health model, family nursing center model, and Transcultural nursing model. Participants were students MTs Nurul Huda Pasir Gunung Selatan. The results of this application describes that model BERKIBARR schools can improve attitudes, knowledge and behavior of students towards reproductive health issues and reduce the number of students who experienced reproductive health problems. The results of this final scientific work is expected to be the basis of the promotion program of school-based adolescent reproductive health.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Herliana
"Karya Ilmiah Akhir ini bertujuan untuk menggambarkan penanaman nilai nutiri melalui bermain pada agregat anak prasekolah. Model yang dipakai menggunakan integrasi teori manajemen, comprehensive school health model, family centered nursing, dan school health promotion model. Kegiatan yang dilakukan mengintegrasikan permainan-permainan sebagai bentuk intervensi keperawatan. Meningkatkan pengetahuan 21 anak usia TK B mengenai nilai nutrisi menjadi sangat baik. Hasil menunjukkan bahwa bermain merubah sikap anak terhadap makanan sehat menjadi sangat baik. merubahan perilaku makan menjadi baik. meningkatkan rata-rata BB anak 0,5 kg per 1 bulan pada Maret, April dan Mei 2012 walaupun sebagian besar anak masih dalam status gizi kurang (sangat kurus dan kurus), meningkatkan kemandirian keluarga menjadi tingkat III dan IV dalam mengatasi 4 - 5 masalah keperawatan di keluarga dan meningkatkan peran guru dalam mengelola dan melaksanakan program pelayanan kesehatan di sekolah. Saran dari penulis agar pemerintah menjadikan bermain menjadi program dalam kegiatan pendidikan kesehatan pada anak prasekolah baik itu di tatanan komunitas maupun di tatanan sekolah.

Final Thesis aims to describe the investment the nutritional value through the play of preschoolers. The model was used the integration of management theory, models of comprehensive school health, family centered nursing, and school health promotion model. Activities undertaken to integrate the games as a form of nursing intervention. Increase knowledge 21 kindergarten age children about the nutritional value to be very good. The results show that games change the attitudes of children toward healthy food to be very good, be good change eating behavior, increase the average weight of 0.5 kg per 1 child-month in March, April and May 2012, although most children are still in a state of malnutrition (very thin and thin), increase the independence of the family into the III and in addressing the 4-5 problem nursing in the family and the teacher's role in managing and implementing health programs in schools. Advice from the author that the government should make a games in health education activities in preschool children both in community and in the order of the school.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhayati
"Remaja berisiko terhadap masalah kesehatan reproduksi akibat faktor perkembangan dan pengaruh pergaulan sebaya. Model edukasi sebaya akan efektif dengan pendekatan metode permainan. Integrasi comprehensive school health dan family center nursing model menjadi kerangka kerja praktik spesialis keperawatan komunitas melalui pendekatan manajemen pelayanan keperawatan komunitas, asuhan keperawatan komunitas dan keluarga.
Tujuan praktik adalah meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku siswa terhadap kesehatan reproduksi melalui model edukasi sebaya.
Hasil praktik menunjukkan peningkatan pengetahuan sebesar 17%, sikap positif 15%, dan perilaku tidak berisiko 7%. Metode permainan dalam model edukasi teman sebaya efektif mengubah perilaku kesehatan reproduksi remaja.

Adolescents are at risk for reproductive health problems due to developmental factors and the influence of peer relationships. Model of peer education will be effective with games approach. Integration of comprehensive school health and family center nursing model became the framework of practice with management of community nursing services, community and family nursing care approaches.
It aimed to increase knowledge, attitudes and behavior of students on reproductive health.
It showed an increase in knowledge (17%), positive attitude (15%), and un-risky behavior (7%). Game method in peer education model is effective to improve adolescent reproductive health behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Selvie Novia
"Usia remaja berada dalam risiko untuk melakukan hubungan seks pra nikah karena remaja belum memiliki informasi, pengetahuan yang cukup dalam perkembangan kesehatan reproduksinya. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi gambaran tingkat motivasi orangtua dalam memberikan informasi kesehatan reproduksi pada remaja. Penelitian diadakan di RW 02 Kelurahan Srengseng Sawah Jakarta Selatan dengan 80 responden. Desain penelitian adalah deskripsi sederhana. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner berisi data demografi dan pemyataan gambaran motivasi. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat.
Hasil penelitian menunjukkan 57,5% responden memiliki motivasi rendah dan 42,5% responden memiliki motivasi tinggi dalam memberikan informasi kesehatan reproduksi pada remaja. Penelitian ini merekomendasikan diadakannya kegiatan seperti seminar atau tulisan dimedia massa untuk meningkatkan motivasi orangtua dalam memberikan informasi kesehatan reproduksi pada remaja."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5574
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Farihah Sulasiah
"ABSTRAK
Informasi tentang kesehatan sebagai usaha preventif dapat diperoleh melalui
jalur pendidikan. Sekolah sebagai sarana pendidikan tidak hanya terbatas memberikan
pengetahuan dan informasi tetapi juga memberikan bimbingan dan konseling kepada
siswa yang diwujudkan dengan keberadaan guru BK. Guru BK memiliki 4 fimgsi dalam
kesehatan reproduksi yaitu fungsi pemahaman, pencegahan, pcrbaikan dan
pengembangan pribadi.
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang peran gum
bimbingan konseling dalam kesehatan reproduksi remaja pada dua SMP di Kecamatan
Jagakarsa Jakarta Selatan. Pengumpulan data melalui WM, FGD, observasi dan telaah
dokumen pada bulan Mei 2007 di SMP Negeri X dan SMP swasta Y. Guru BK yang
bermgas scbagai informan utama dan kepala sekolah, guru, siswa dan pejabat diknas
sebagai informan pendukung.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa masalah kespro di SMP Ncgeri X lebih
beragam dibandingkan dengan masalah kespro di SMP Swasta Y. Sementara im
persepsi dan sikap guru BK di kedua sekolah terhadap kesehatan reproduksi memiliki
persamaan, sehingga gum BK merasa perlu meiaksanakan perannya sebagai fasilitator
maupun konselor dalam kesehatan reproduksi remaja. Namun karena keterbatasan
pengetahuan tentang hal ini maka guru BK di kedua sekolah melaksanakan perannya
sebatas pengetahuan dan pengalaman yang dimi|iki_
Gum BK di SMP Swasta Y lebih menunjukkan peranannya dibandingkan
dcngan gum BK SMP Ncgeri X. Hal ini ditunjukkan dengan pelaksanaan tugas guru
BK baik sebagai fasilitator dan konseior yang aktif berinteraksi dengan siswa dan
mendapatkan kesan positifdari siswa_ Kenyataan ini didukung oleh keterlibatan kepala
sekolah di SMP Swasta Y dalam mensosialisikan keberadaan layanan BK kepada siswa
dan pelaksanaan bentuk kerjasama clengan instansi lain dalam memberikan pengeiahuan
kespro kcpada siswa. Peran guru BK di SMP Ncgeri X belum dapat berjalan optimal, hal ini lebih
diakibatkan karena kurangnya pendelcatan guru BK terhadap siswa, kesan negatif siswa
terhadap keberadaan guru BK serta kurangnya kcyakinan guru dan siswa terhadap
kemampuan BK dalam memberikan jaminan kcrahasiaan. Gum BK di SMP Negeri X
juga merasakan kurang optimalnya peran guru BK sebagai akibat dari besarnya jumlah
siswa yang ditangani dan tidak adanya insentif yang diberikan jika beban kerja melebihi
ketentuan mengakibatkan menurunnya motivasi gum BK dalam pelaksanaan tugasnya.
Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan peran guru BK tidal: hanya dipengamhi oleh
faktor individu tetapi juga ada faktor lain dalam hal ini keberadaan dukungan organisasi.
Pada akhirnya agar pelaksanaan peran guru BK dalam kesehatan reproduksi
remaja dapat berjalan optimal, maka perlu dilakukan berbagai usaha yang menjadi
tanggung jawab bersama antara sekolah dan instansi yang terkait dalam hal ini
Depdil-:nas dan Depkes. Pihak sekolah disarankan Iebih mensosialisasikan keberadaan
guru BK seperti yang dilaksanakan di SMP Swasta Y, mempenimbangkan sumberdaya
yang dapat mendukung pelaksanaan peran gum BK, melakulcan monitoring dan evaluasi
terhadap kinerja guru BK dan mempertimbangkan pemberian insentif sesuai ketentuan
yang berlaku sebagai reward atau salahsatu bentuk upaya memotivasi gum BK.
Depdiknas dan Depkes sebaiknya mempenimbangkan strategi dalarn usahanya
menangani masalah kespro remaja melalui keberadaan guru BK di sekolah balk berupa
pelaksanaan pelatihan dan penyediaan buku atau media penunjang yang dapat
dimanfaatkan gum BK dalam melaksanakan perannya.

ABSTRACT
Reproduction health campaign can be considered as a preventive action in
education process. School as education institute shall perform not only in knowledge
transfer, but also in giving guidance to student, which carried out by counselling teacher.
Counselling teacher has four functions in reproduction health education; those are
understanding, prevention, upgrading, and personality improvement.
Research was conducted to get description about the role of counselling teacher
in giving guidance for reproduction health. This research conduct on 2 Junior High
School in District Jagakarsa, Jakarta Selatan. Data collection through Indepth Interview,
Focus Group Discussion, observation, and documentation studies were held on May
2007 in Public Junior High School X and Private Junior High School Y. Counselling
teachers provide main infomation source while headmaster and teachers provide
additional information.
Result has shown that reproduction eases in Public Junior High School X are
varied than Private Junior High School Y. Meanwhile, counselling teachers in those
schools have similarity in perception and action. Nevertheless, because of limitation of
knowledge, those counselling teacher only perform as far as their knowledge and
experience.
Counselling teachers in Private Junior High School Y perform their role better
than counselling teachers in Public Junior High School X. This shown in their action as
facilitator and actively interact with student with good responses from student as result.
ln Private Junior High School Y, They also supported by headmaster in socializing
counselling function to student and creating cooperation with other institute in
reproduction education.
The Role of counselling teacher in Public Junior High School X could not
perform optimal, mostly caused by minimum eITort by counselling teacher in
approaching the student, negative opinion of student to their counselling teacher and
confidentially aspect. Counselling teacher in Public Junior High School X already
realize regarding their role but the ratio between students and counselling teachers are wide and no such given incentive. These affect their motivation in perform their role.
This condition can show that results are affected not only by individual manner but also
by organization manner.
ln the end, rolc of counselling teacher in health reproduction could be perform
well as if there is integrated effort between Department of National Education and
Department of Health. School shall be strongly socialized their counselling, Private
Junior High School Y as an example. School shall support to counselling?s role with
monitoring and evaluating to their performance. A reward system shall be applied to
motivate them, Department of Health and Department of National Education can
consider to develop strategy to handle teenager reproduction health matter by utilize
counselling in school and provide training and media to improve counselling teacher to
perform their role.

"
2007
T34584
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Saifah
"Perilaku makan kurang sehat dan rendahnya aktivitas fisik merupakan penyebab umum gizi lebih pada anak usia sekolah (AUS). Model peer, guru, keluarga, perilaku makan sehat, dan aktivitas fisik (PERKASA) merupakan model inovasi keperawatan dalam penanggulangan gizi lebih pada AUS. Integrasi model PRECEEDE PROCEED, Comprehensive School Health dan Family Center Nursing menjadi pedoman pengelolaan pelayanan keperawatan, asuhan keperawatan komunitas pada agregat dan keluarga dengan gizi lebih pada AUS. Integrasi ketiga model tersebut juga mendasari penerapan model PERKASA. Hasil implementasi menunjukkan peran peer edukator paling bermakna dalam menurunkan status gizi lebih (ρ<α). Model ini disarankan diterapkan pada tatanan sekolah di Indonesia.

Unhealthy eating behaviors and lack of physical activity are causes of over nutrition in school-age children. Model of peer, teacher, family, healthy eating behaviors and physical activity (PERKASA) is a nursing innovative to manage over nutrition in school-age children. The PRECEEDE PROCEED Model, Comprehensive School Health and Family Center Nursing were integrated to guide the management of nursing services, community nursing care and families with over nutrition in school-age children. It was also applied on PERKASA model. The results showed that role of peer educators significantly decrease over nutritional status. It is suggested to apply PERKASA model at schools.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Walidah Mailina Istiqomah
"Rendahnya pendidikan memberikan dampak hampir 48,1% dari remaja SMP/MTs tidak melanjutkan jenjang sekolah yang lebih tinggi di Jepara dengan demikian diharapkan pengetahuan kesehatan reproduksi yang di dapat di sekolah formal SMP/MTs mampu memberikan pengetahuan yang baik sebelum siswa tidak melanjutkan sekolah dan mengahadapi pergaulan bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pendidikan kesehatan reproduksi di SMP/MTs binaan Puskesmas dengan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di Jepara, menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan Rapid Assesment Procedure (RAP).
Didapatkan hampir semua sekolah belum mempunyai kebijakan yang berkaitan dengan penerapan kesehatan reproduksi, pemberian materi kesehatan reproduksi yang dilakukan oleh guru secara sepintas, fasilitas, materi pengajaran serta informasi tentang kesehatan reproduksi yang sebagian besar diambil dari internet dan dana yang seadanya serta belum adanya pelatihan yang konsisten terhadap petugas Puskesmas, kerjasama dengan puskesmas belum menghapus anggapan tabu yang masih dimiliki sebagian guru maupun siswa. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi penerapan pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah SMP/MTs di Jepara. Kesimpulannya Penerapan Pendidikan Kesehatan Reproduksi di Sekolah belum berjalan.

The low level of education affects almost 48.1% of junior high school teenagers do not continue higher education in Jepara thus expected knowledge of reproductive health that can in formal school of SMP / MTs able to give good knowledge before students do not continue their school. This study aims to determine the implementation of reproductive health education in SMP / MTs targeted Puskesmas with Adolescent Friendly Health Services in Jepara, using qualitative method with Rapid Assessment Procedure (RAP) approach.
It is found that almost all schools have no policies related to reproductive health practices, the provision of reproductive health materials by teachers only in passing, facilities, teaching materials as well as information on reproductive health, mostly from the internet, modest funds and lack of consistent training to the Puskesmas staff also the cooperation with the puskesmas has not erased the taboo assumption that some teachers still have. This is a challenge for the implementation of reproductive health education in junior high schools in Jepara.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50025
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akbarina Fitriani
"Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Individu pada tahap remaja mengalami perkembangan dan proses kematangan seksual maupun perilaku seksualnya. Proses ini selanjutnya akan mempengaruhi pengetahuan kesehatan reproduksi remaja itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi di SMA 32 Jakarta Selatan.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif sederhana dengan menggunakan tehnik simple random sampling dengan melibatkan responden sebanyak 74 orang, responder; berusia antara 15-20 tahun. Kuisioner yang digunakan bertujuan untuk memperoleh data mengenai tingkat pengetahuan rernaja tentang kesehatan reproduksi. Pertanyaan yang diajukan mengulas mengenai ciri-ciri pubertas, deiinisi dan hak-hak reproduksi, seksualitas, kehamilan, aborsi, alat kontrasepsi dan fungsinya, dan IMS-HIV/AIDS. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan tehnik distribusi frekuensi. Berdasarkan perhitungan statistik didapatkan bahwa pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi di SMA 32 Jakarta Selatan pada umumnya sedang.
Sumber informasi yang paling banyak diperoleh responden mengenai kesehatan reproduksi yaitu dari media cetak dan elektronik. Disarankan pengembangan kurikulum pendidikan kesehatan reproduksi dan peran serta seluruh lapisan masyarakat dalam memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi kepada anak didik remaja."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5528
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Pristiana Dewi
"Remaja dalam pertumbuhan dan perkembangannya merupakan kelompok berisiko terhadap masalah kesehatan, salah satunya perilaku seksual. Adanya pengaruh negatif teman sebaya dan paparan pornografi meningkatkan risiko terjadinya perilaku seksual remaja. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan karakteristik remaja, peran teman sebaya dan paparan pornografi terhadap perilaku seksual remaja. Desain penelitian ini deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional, dan jumlah sampel 280 remaja.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan bermakna antara: jenis kelamin, tingkat pendidikan, umur pertama pacaran, frekuensi pacaran, norma agama, norma keluarga, pengaruh teman sebaya, dan media massa internet dengan perilaku seksual remaja (ρ<0.05). Selain jenis kelamin yang paling dominan, faktor lain yang berhubungan adalah norma agama, pengaruh teman sebaya, sumber informasi dan media massa. Disarankan untuk Pemerintah dan Dinas Informasi Komunikasi untuk memperketat dan mengawasi penayangan pornografi di media massa; pihak Kelurahan dapat memfasilitasi aktivitas fisik remaja; Keluarga dan Masyarakat menepis pengaruh buruk pergaulan remaja dengan teman sebaya; serta pihak Guru di Sekolah meningkatkan pendidikan agama dengan lebih aplikatif.

Adolescents in their growth and development are aggregate that is risky to health problem, including adolescents sexual behavior. Negative influence from peers and exposure to pornography increasing risk of occurence of adolescents sexual behavior. The purpose of this study was to identify relationships between characteristics of adolescents, the role of peers, and exposure to pornography on adolescents. This study design was a descriptive correlation using cross sectional approach, and total samples was 280 adolescents.
The results of this study showed there were significant relationships between: gender, educational level, age of first dating, dating frequency, religious norms, family norms, peer influence, and internet media with the adolescent sexual behavior (ρ<0.05). Beside dominant gender, the others factor were religious norms, peer influence, source of information of pornography and mass media. It is recommended for Government and Information Communication Department to tighten and monitor the delivery of pornography in mass media; the Village officer physic activity of adolescent; family and community can to ward off negative influence of adolescent association with the peers; and the teacher improve religious education more applicable.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30090
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kollmann, Nathalie
Jakarta: Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, 1998
612.6 KOL k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>