Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201700 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"GGA merupakan penyakit tersering dijumpai dalam populasi perawatan intensif dan mempunyai angka kematian yang cukup tinggi bila tidak dilakukan terapi dialisis.
Penggunaan terapi CRRT merupakan terapi pilihan di unit perawatan intensif dalam menurunkan kadar urcum kreatinin klien GGA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas terapi CRRT khususnya CAVH dan CVVH dalam menurunkan kadar urcum kreatinin klien terutama klien pasca bedah jantung yang mengalami GGA Penelitian dilakukan di RSPJNHK karena pada saat ini RSPJNHK merupakan rumah sakit yang sering menggunakan terapi CRRT dalam menangani klien GGA pasca bedah jantung. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif perbandingan. Metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah metode observasi dengan instrumen penelitian menggunakan lembar isian yang terdiri dari dua jenis, yaitu lembar isian CRRT dan lembar identitas klien. Sampel penelitian berjumlahh 40 orang, 20 orang adalah klien yang menggunakan terapi CAVH dan 20 orang klien menggunakan terapi CVVH. Kriteria sampel adalah pemah menjalani terapi CRRT, usia lebih dari 30 tahun, jenis kelamin laki- laki dan perempuan, dan bersedia menjadi responden. Penghitungan hasil penelitian menggmmakan Uji T berpasangan pada masing~masing terapi, kemudian nilai mean diantara kedua terapi tersebut dibandingkan. Adapun hasil dari penelitian ini adalah adanya perbedaan efektilitas penggunaan alat CAVH dan CVVH dalam menurunkan kadar urcum kreatinin klien di unit care. Hal ini dapat disebabkan dalam penggunaan terapi CVVH tidak tergantung dari keadaan hemodinamik klien (menggunakan blood pump), sehingga aliran darah didalam sirkuit tidak mengalami gangguan dan aliran darah keginjal tetap adekuat. Aliran darah ginjal yang adekuat akan meningkatkan laju filtrasi ginjal sehingga kadar urcum kreatinin klien tetap dalam keadaan normal "
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5372
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dhian Luluh Rohmawati
"Karya ilmiah akhir merupakan laporan akhir praktik residensi keperawatan medikal bedah yang terdiri dari pengelolaan kasus gangguan sistem perkemihan dengan pendekatan teori adaptasi Roy, penerapan evidence based nursing berupa masase intradialisis untuk mengurangi kram otot pada pasien hemodialisis dan melakukan proyek inovasi kelompok berupa edukasi penanganan komplikasi akut menggunakan metode audiovisual pada pasien hemodialisis. Pendekatan teori Adaptasi Roy bertujuan agar pasien dapat menemukan cara untuk beradaptasi terhadap keterbatasan penyakit sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup mereka. Masase intradialisis yang dilakukan saat pasien menjalani HD efektif dalam mengurangi kram otot pada pasien hemodialisis, caranya mudah diaplikasikan dan tidak ada efek samping sehingga dapat diaplikasikan perawat sebagai intervensi manajemen nonfarmakologis kram otot. Edukasi audiovisual tentang cara penanganan komplikasi akut hemodialisis dapat meningkatkan pengetahuan pasien dan juga membantu perawat dalam memberikan edukasi pada pasien yang menjalani terapi hemodialisis.

This paper was an analysis report of residency medical surgical nursing practice consisted of case management of urinary system disorder with Roy's adaptation theory approach, application of evidence based nursing about intradialytic massage to reduce muscle cramps in hemodialysis patient, innovation projects of education to handle acute complication by using audiovisual methods for hemodialysis patients. The purpose of Roy's adaptation theory approach was to allow patients to cope with the limitations of illness and they could improved their quality of life. Intradialytic massage was effective to reduce muscle cramps in hemodialysis patients and easy to apply without side effects. Therefore it can be applied by nurses as nonpharmacologic intervention to reduce muscle cramps. Audiovisual education was performed to treat acute complication in hemodialysis patient by improving the patient's knowledge and motivating the nurse to provide education for patients undergoing hemodialysis therapy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Saly Marla Papeti
"ABSTRAK
Perawat spesialis pasien dengan gangguan sistem perkemihan berperan dalam praktik keperawatan berupa pemberi asuhan keperawatan tingkat lanjut, melakukan pembuktian ilmiah dan sebagai agen pembaharu. Asuhan keperawatan dilakukan pada kasus pasien dengan acute kidney injury dan 30 pasien gangguan sistem perkemihan dengan menggunakan pendekatan teori model adaptasi Roy. Perilaku maladaptif paling banyak terganggu pada mode fisologis dengan masalah keperawatan hipervolemia, sehingga intervensi keperawatan yang dilakukan adalah manajemen dan monitoring cairan untuk mencapai keseimbangan cairan. Evidence Based Nursing dilakukan dengan menerapkan latihan range of motion intrahemodialisis pada 9 orang pasien gagal ginjal terminal yang tidak mencapai nilai Kt/v sesuai standar Perhimpunan Nefrologi Indonesia. Dari pelaksanaan EBN diperoleh hasil bahwa latihan range of motion dapat meningkatkan nilai Kt/V. Program inovasi yang dilakukan adalah menerapkan format pengkajian Functional Assessment of Chronic Illnes Therapy-Fatigue dalam menilai fatigue pada pasien yang melakukan latihan range of motion.ABSTRACT
Specialist nurses in patients care with urinary system disorders play a role in nursing practice in the form of advanced nursing care, scientific proofing and reforming agents. Nursing care is performed in the case of patients with acute renal failure and 30 urineary system disorders using Roy 39 s model adaptation theory. Maladaptive behavior is most disturbed in the physilogiical mode with the diagnosis of hypervolemia, fluid management and monitoring was nursing intervention to achieve fluid balance. Evidence based nursing was performed by applying range of motion intrahemodialysis exercise in 9 patients with chronic renal failure who did not achieve Kt v as per the standard of the Indonesian Nephrology Association. The range of motion exercise can increase the value of Kt v. The innovation program applies the FACIT F assessment format in assessing fatigue in patients performing range of motion exercises. "
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Gagal ginjal akut (GGA) adalah suatu sindroma dimana gejalanya sangat mudah
diketahui, tetapi memerlukan ketelitian dalam menentukan penyebabnya. Pemahaman
yang tidak memadai tentang patofisiologi GGA akan menemui kesulitan dalam memberi
asuhan keperawatannya
Definisi GGA adalah menurunnya fungsi ginjal yang bersifat reversibel sebagai akibat
menumpuknya zat-zat nitrogen yang mezgupakan hasil akhir metabolisme, dengan atau
tanpa oliguria. Sebelum dibahas tentang penyebab faktor-faktor GGA, perlu diulang
secara umum tentang Anatomi dan Fisiologi sistem kemih."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 1998
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Nindita
"Latar belakang. Gagal ginjal terminal (GGT) atau penyakit ginjal kronik (PGK) stadium 5 merupakan masalah serius pada populasi anak dan dewasa, dengan insidens dan prevalensnya yang terus meningkat setiap tahun dan dapat menyebabkan komplikasi penyakit kardiovaskular. Kardiomiopati dilatasi (KMD) merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang dapat menyebabkan kematian pada anak dengan GGT. Prevalens KMD pada anak GGT cukup bervariasi, antara 2- 41%. Namun, saat ini studi tentang kejadian KMD pada anak GGT di Indonesia masih terbatas, terutama pada anak dengan GGT yang menjalani dialisis. 
Tujuan. Mengetahui prevalens KMD dan faktor risiko yang berasosiasi dengan kejadian KMD, yaitu etiologi GGT, status nutrisi, anemia, hipertensi dan jenis dialisis pada anak dengan GGT yang menjalani dialisis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). 
Metode. Desain studi potong lintang dilakukan di RSCM pada anak dengan GGT yang menjalani dialisis selama periode 2017-2022 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan data dilakukan melalui penelusuran rekam medik. 
Hasil. Terdapat 126 subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan jenis kelamin lelaki lebih banyak (59,5%), mayoritas usia di atas 5 tahun (98,4%), dengan median 12 tahun (10-15). Sebanyak 95,2% subjek adalah rujukan dari rumah sakit luar datang pertama kali ke RSCM dengan kegawatdaruratan dan membutuhkan dialisis segera. Prevalens KMD pada studi ini adalah 53,2%. Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik menunjukkan anemia dan status nutrisi berasosiasi positif dengan kejadian KMD (OR 4,8, IK 95% 1,480-15,736, p=0,009) ; (OR 9,383, IK 95% 3,644-24,161, p=0,000). Tidak terbukti adanya hubungan etiologi PGK, hipertensi dan jenis dialisis dengan kejadian KMD. 
Kesimpulan. Prevalens KMD pada anak dengan GGT yang menjalani dialisis di RSCM adalah 53,2%. Terdapat asosiasi positif antara anemia dan status nutrisi dengan kejadian KMD. Etiologi GGT, hipertensi, dan jenis dialisis tidak berasosiasi dengan kejadian KMD pada anak dengan GGT yang menjalani dialisis.  

Background.  Kidney failure is a serious problem in children with the incidence and prevalence increasing every year, can cause cardiovascular disease. Dilated cardiomyopathy (DCM) is one of the cardiovascular disease can cause mortality in children with kidney failure. The prevalence varies between 2-44% and limited studies in Indonesia especially in children with kidney failure on dialysis. 
Objective. To determine the prevalence of DCM and risk factors in children with kidney failure on dialysis in Cipto Mangunkusumo hospital. The association of etiology of kidney failure, nutritional status, anemia, hypertention, and type of dialysis with DCM in children with kidney failure. 
Methods. A cross-sectional study among children with kidney failure according to the inclusion and exclusion criteria during 2017-2022 periode, in Cipto Mangunkusumo hospital. Collecting data using medical record. 
Result. There were 126 study subjects, with 59,5% male and 98,4% over 5 years old, the median is 12 years (10-15). The prevalence of DCM was 53.2%. The results of the multivariate analysis showed anemia and nutritional status were associated with the incidence of DCM, (OR 4.8, 95% CI 1.480-15.736, p=0.009); (OR 9.383, 95% CI 3.644-24.161, p= 0.000). There is no association between the etiology of kidney failure, hypertension and type of dialysis with DCM. 
Conclussion. The prevalence of DCM in children with kidney failure on dialysis was 53.2%. Anemia and nutritional status was associated with DCM in children with kidney failure on dialysis. The etiology of kidney failure, hypertension, and type of dialysis were not associated with DCM.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Buntar Handayani
"Depresi adalah masalah psikologis yang banyak terjadi pada klien gagal ginjal kronis. Depresi harus mendapatkan penanganan khusus untuk menghindari gangguan jiwa yang lebih berat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh logoterapi medical ministry dan terapi komitmen penerimaan terhadap tingkat depresi pada klien gagal ginjal kronik. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen. Jumlah sampel adalah 28 orang pada kelompok intervensi dan 28 orang pada kelompok kontrol. Pengambilan sampel dengan metode consecutive sampling pada klien gagal ginjal kronik di ruang hemodialisa RS Pelni Jakarta yang mempunyai skor depresi lebih dari 10. Data dianalisis dengan wilcoxon sign rank test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa logoterapi medical ministry dan terapi komitmen penerimaan secara signifikan menurunkan tingkat depresi dengan nilai p 0,000 (<0,05). Hasil penelitian ini merekomendasikan kepada perawat generalis untuk memberikan intervensi generalis, dan khusus untuk perawat spesialis jiwa dapat memberikan logoterapi medical ministry dan terapi komitmen penerimaan untuk mencegah atau menurunkan depresi pada klien gagal ginjal kronis.

Depression is one of the most common psychological problem occurs in patient with chronic kidney disease, and need specific treatment to prevent further mentally problems. The purpose of this study was to determine the influence of logo therapy medical ministry and acceptance commitment therapy on the depression level of patient with chronic kidney failure who undergoing hemodialysis. This is quasi experiment pre post test with control group study. Fifty six patients with chronic kidney disease, where 28 patient receive treatment (treatment group) and another 28 patient did not (control group). Those patients recruited using consecutives sampling who were diagnosed with chronic kidney disease and had level of depression more than 10. Data were analyzed with wilcoxon sign rank test.
The result shows that logo therapy medical ministry combine with acceptance commitment therapy can significantly decrease level of depression with p=0.000 (<0.05). This study recommends that general nurse may only give nursing intervention as general nurse, where mental health nurse should give logo therapy medical ministry combine with acceptance commitment therapy, where it can prevent and decrease the level of patient?s depression.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumbung, Nielda Kezia
"Latar Belakang: Cisplatin merupakan salah satu obat kemoterapi yang biasa digunakan untuk mengobati berbagai jenis kanker. Namun, meskipun kemampuannya sangat baik dalam mengatasi kanker, cisplatin dapat menyebabkan nefrotoksisitas. Curcumin memiliki efek antioxidan dan anti inflamasi yang diperkirakan dapat melindungi ginjal dari toksisitas cisplatin. Namun, bioavailabilitas curcumin yang rendah menjadi perhatian utama. Pada percobaan ini, kami akan membandingkan efektivitas kurkumin dan nanokurkumin dalam hal
proteksi terhadap ginjal pada tikus yang diberikan cisplatin injeksi diperiksa menggunakan KIM-1 dan NGAL sebagai biomarker nefrotoksisitas akut. Metode: Tikus Sprague-dawley jantan dipilih secara acak dan dikelompokkan ke dalam 5 grup (n = 5 tikus/grup) dengan perlakuan yang berbeda; normal, cisplatin, cisplatin + curcumin, cisplatin + nanocurcumin 50 mg/kgBB, dan cisplatin + nanocurcumin 100 mg/kgBB. Dosis cisplatin yang digunakan sebesar 7 mg/kgBB. Pada hari ke 10, tikus dikorbankan dan ginjal diambil untuk dianalisis. Ekspresi KIM-1 dan NGAL pada ginjal dianalisa menggunakan RT-PCR. Hasil: Tidak ada perbedaan diantara seluruh kelompok (p>0.05). Namun, ekspresi kedua gen lebih rendah pada grup yang diberikan nanocurcumin. Konklusi: Ekspresi KIM-1 dan NGAL menurun setelah administrasi nanocurcumin, meskipun tidak signifikan.
Background: Cisplatin is one of the chemotherapy drugs that is commonly used to treat many kinds of cancer. However, despite its great effect, cisplatin can trigger nephrotoxicity due to its usage. Curcumin, has antioxidant and anti-inflammatory effect that has been suggested to be able to protect the kidney from cisplatin
toxicity. Nevertheless, its low bioavailability has become one of the major concern. In this experiment, we will compare the effectivity of curcumin and nanocurcumin in protecting the kidney from cisplatin-induced nephrotoxicity using KIM-1 and NGAL as the biomarker of acute kidney failure Method: Sprague Dawley rats are randomly divided into 5 groups (n = 5 rats/group) with different treatment; normal, cisplatin, cisplatin+curcumin, cisplatin+nanocurcumin 50 mg/kgBW, cisplatin+nanocurcumin 100mg/kgBW. The dose of cisplatin used in this research is 7mg/kgBW. On the 10th day of experiment, the rat is sacrified and the kidneys are taken for analysis. Then, KIM and NGAL expression in the kidney is analyzed using qRT-PCR. Results: There are no statistical significancy between all group (p>0.05). However,
expression of both KIM-1 and NGAL decrease in group treated using
Nanocurcumin Conculsion: The expression of both KIM-1 and NGAL are repressed by nanocurcumin, although it is statistically not significant."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Usman Sulaeman Markum
"Latar Belakang: Contrast Induced Acute Kidney Injury (CIAKI) merupakan gangguan ginjal akut sebagai komplikasi pemberian Media Kontras (MK) tanpa ada sebab yang lain. Gangguan ginjal akut (GGA) karena MK merupakan penyebab ketiga GGA tersering yang terjadi di rumah sakit. Skor Mehran 2 merupakan prediktor timbulnya CIAKI pasca Intervensi Koroner Perkutan (IKP) pada pasien Sindrom Koroner Akut (SKA) dan Sindrom Koroner Kronik (SKK) yang merupakan pengembangan dari skor Mehran yang telah dipakai sejak tahun 2004 dan telah mengalami berbagai validasi. Skor Mehran 2 masih belum secara luas dipakai dan belum pernah dilakukan validasi di Indonesia yang mempunyai karakteristik demografi yang berbeda.
Tujuan : Melakukan validasi dan mempelajari performa skor Mehran 2 pada pasien IMA-EST, IMA-NEST, Angina pektoris Tidak Stabil dan Angina pektoris Stabil yang menjalani IKP
Metode: Studi kohort retrospektif terhadap 292 pasien yang menjalani IKP di RSUPN dr Cipto Mangunkusumo Jakarta selama periode Januari 2021 sampai Juli 2024. Uji validasi dilakukan untuk menilai performa skor Mehran 2 pada pasien pasca IKP.
Hasil: Didapatkan hasil 56 pasien (19,17%) mengalami CIAKI dengan 71,43% laki-laki. Median total skor Mehran 2 pada pasien yang mengalami CIAKI adalah 13. Area under curve (AUC) skor Mehran 2 didapatkan 0,658 (95% IK 0,577-0,738 p<0,0001).
Simpulan: Skor Mehran 2 memiliki nilai diskriminasi moderate atau sedang dalam memprediksi CIAKI pada pasien SKA yang menjalani IKP dan mempunyai nilai kalibrasi yang baik

Background: Contrast Induced Acute Kidney Injury (CIAKI) is an acute kidney disorder as a complication of the administration of contrast media without any other cause. Acute Kidney Injury (AKI) due to contrast media is the third most frequent cause of AKI that occurs in hospitals. Mehran score 2 is a predictor of the onset of CIAKI after Percutaneous Coronary Intervention (PCI) in patients with Acute Coronary Syndrome (ACS) and Chronic Coronary Syndrome (CCS) which is a development of previous Mehran score that has been used since 2004 and has undergone various validations. The Mehran score 2 is still not widely used and has never been validated in Indonesia which has different demographic characteristics from other countries.
Objective: To validate and study the performance of Mehran score 2 in patient with ST Elevation Myocardial Infarction (STEMI), Non ST Elevation Myocardial Infarction (NSTEMI), Unstable Angina Pectoris (UAP) and Stable Angina Pectoris who undergo PCI.
Methods: A retrospective cohort study of 292 patients who underwent PCI at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta during the period January 2021 to July 2024. A validation test was carried out to assess the performance of the Mehran 2 score in post PCI patients.
Results: The results were obtained that 56 patients (19.17%) experienced CIAKI with 71.43% subject are male. The median total score of Mehran score 2 in subject who experienced CIAKI was 13. Area under curve (AUC) Mehran score 2 score 0,658 (95% IK 0,577-0,738 p<0,0001).
Conclusions: Mehran score 2 has a moderate discrimination value in predicting CIAKI in patients undergoing PCI and it has good calibration level
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devia Putri Lenggogeni
"Akses vaskular sangat penting pada prosedur hemodialisis untuk menghubungkan sirkuit darah pasien dengan membran dializer Akses vaskular yang banyak digunakan pasien hemodialisis adalah arteriovenous fistula AV-fistula . Penggunaan AV-fistula membutuhkan penusukan atau insersi jarum yang dapat menimbulkan nyeri. Berdasarkan evidence based nursing EBN , manuver valsalva adalah intervensi yang dapat diterapkan untuk mengurangi nyeri penusukan AV-fsitula. Penerapan EBN ini bertujuan untuk menurunkan nyeri penususkan AV-fistula. Penerapan EBN dilaksanakan pada Maret-April 2018. Jumlah sampel 12 orang pasien hemodialisis. Hasil penerapan EBN menunjukkan manuver valsalva efektif mengurangi nyeri penusukan AV-fistula. Manuver valsava dapat diaplikasikan perawat sebagai intervensi manajemen nyeri non farmaklogis untuk mengurangi penusukan AV-fistula.

Vascular access is very important in hemodialysis procedures to connect the patient 39;s blood circuits with dializer membrane. Common vascular accsses hemodialysis is arteriovenous fistula AV-fistula. Pain is major problem of cannulation AV fistula. Based on evidence based nurisng EBN , maneuver valsalva can be applied to reduce pain in cannulation AV fistula. Implementation EBN is aimed to reduce pain cannulation AV fistula. Implementation EBN was held in March-April 2018. The total sample was used 12 patients undergoing hemodialysis. The result of implementation EBN showed valsalva manuver is effective to reduce pain in cannulation AV fistula. Valsalva maneuver can be applied by nurses as non pharmacological intervention to reduce pain in cannulation AV fistula.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdy Nurhadi
"Angka kejadian penyakit ginjal kronik semakin meningkat dengan tingkat kematian pertahun yang cukup tinggi yang menjadi masalah kesehatan serius di dunia karena mengalami peningkatan insidensi, berdampak pada morbiditas dan mortalitas serta sosial ekonomi dunia termasuk di Indonesia dengan mayoritas penduduk usia produktif angkatan kerja pada industri manufaktur. Oleh karena itu diperlukan deteksi dini penurunan fungsi ginjal dan faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang analitik dengan pendekatan kuantitatif menggunakan data sekunder MCU PJK3 tahun 2022 dengan total data penelitian sebanyak 2.304 data. kemudian dilakukan analisis terhadap data-data yang telah dikumpulkan. data-data tersebutmencakup jenis kelamin, usia, sulit BAK, ISK, penyakit ginjal, BSK, inkontinensia urin, hipertensi, diabetes, klas alkohol, klas merokok, klas olahraga, klas TD, klas IMT, klas GDP, lemak, urinalisa, sindrom metabolik, jenis manufaktur, lama kerja, suhu panas, suhu dingin, beban kerja tidak sesuai dengan waktu dan jumlah pekerjaan, duduk lama >4 jam terus menerus, posisi tubuh tidak ergonomis, eLFG. Hasil penelitian didapatkan bahwa terjadi penurunan fungsi ginjal (Laju Filtrasi Glomerolus /LFG <90 ml /menit /1,73 m2) sebesar 33,8% dari total pekerja industri manufaktur di Jawa Barat pada tahun 2022. Penurunan eLFG dipengaruhi faktor risiko individu, klinis dan pekerjaan. Kesimpulannya faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian penurunan fungsi ginjal pada pekerja industri manufaktur di Jawa Barat pada tahun 2022 adalah jenis kelamin laki-laki, usia lebih dari 40 tahun, kondisi hipertensi derajat I dan II, kondisi obesitas dan lama masa kerja lebih dari 19 tahun, dengan faktor berpengaruh yang paling dominan adalah jenis kelamin laki-laki.

The incidence of chronic kidney disease is increasing with a fairly high annual death rate which is a serious health problem in the world because it has increase incidence, has an impact on morbidity and mortality as well as a serious socio-economic world including in Indonesia with the majority of the working age population in the manufacturing industry. Therefore an early detection of decreased kidney function and factors that influence it become necessity. This research is an analytical quantitative research with a cross sectional design using secondary data of MCU in PJK3 in 2022 with total 2.304 data. The data includes gender, age, UTI, renal disease, bladder stone,, incontinentia urine, hypertention, DM, alcohol class, smoking class, exercise class, BP class, BMI class, fasting glucose class, lipid, urinalysis, metabolic syndrome, manufacture type, working periodes, heat temperature, cold temperature, workload not matched the time and ammount of work, prolong seating >4 hours continuously, un ergonomic body position, eGFR. The result of the study suggest there was a decrease in kidney function (Glomerolar Filtration Rate /GFR <90 ml /minute /1,73 m2) of 33,8% of the total manufacturing industry workers in West Java in 2022. The decreased of eGFR are influenced by individual, clinical and occupational risk factors. The conclusion, risk factor that influence the incidence of renal impairment in manufacture industry workers in West Java in 2022 are male, age over 40 years old, condition of hypertention grade I and II, obesity and periodes of work of more than 19 years, with the most dominant influence factor is male gender."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>