Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97827 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zubaidah
"Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian : "Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan pola eliminasi; konstipasi pada klien post operasi CABG (Coronary Artery Bypass Graft)".
Desain penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif sederhana, dengan responden sebanyak 30 orang klien post operasi CABG. Alat pengumpulan data berupa angket/ kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti, dengan menyedial-can 4 pilihan jawaban untuk masing-masing pertanyaan. Penelitian dilakukan pada bulan April dan Mei 2002 di Pusat Jantung Nasional Harapan Kita Jakarta. Angket yang memenuhi syarat untuk di lakukan pengolahan data sebanyak 30 orang klien.
Dari hasil pengolahan data penelitian temyata pola eliminasi buang air besar pada klien berubah yang sebelum operasi sekali sehari rnenjadi tiga hari bahkan lebih setelah operasi bam bisa buang air besar. Faktor penyebab dari hal tersebut antara Iain : mobilisasi klien post operasi sangat terbatas, poia diet jumlah serat dan intake makanan kurang, konsumsi cairan perhari tidak adekuat, dan pengaruh usia lanjut."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5252
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zubaidah
"Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian : ?Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan pola eliminasi; konstipasi pada klien post operasi CABG (Coronary Artery Bypass Graft)?. Desain penelitian yang di gunakan adalah metode deskriptif sederhana, dengan responden sebanyak 30 orang klien post operasi CABG. Alat pengumpulan data berupa angket/ kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti, dengan menyediakan 4 pilihan jawaban untuk masing-masing pertanyaan. Penelitian dilakukan pada bulan April dan Mei 2002 di Pusat Jantung Nasional Harapan Kita Jakarta Angket yang memenuhi syarat untuk di lakukan pengolahan data sebanyak 30 orang klien Dari hasil pengolahan data penelitian temyata pola eliminasi buang air besar pada klien berubah yang sebelum operasi sekali sehari menjadi tiga hari bahkan lebih setelah operasi bam bisa buang air besar. Faktor penyebab dari hal tersebut antara Iain: mobilisasi klien post operasi sangat terbatas, pola diet jumlah serat dan intake makanan kurang, konsumsi cairan perhari tidak adekuat, dan pengaruh usia lanjut."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Chatarina Setya Widyastuti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pola hidup pasien setelah operasi CABG. Penelitian diskriptif analitik ini dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan di RSJPDHK, Jakarta. menggunakan kuesioner yang sudah valid dan reliable. Sampel penelitian ini adalah 61 pasien yang dipilih dengan teknik conveniance sampling. Data dianalisa dengan uji chisquare.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, durasi setelah operasi, pengetahuan, sikap dan dukungan dengan pola hidup pasien setelah operasi CABG dan ada hubungan (p value 0,005) antara sumber daya dengan pola hidup pasien setelah operasi CABG. Perawat sebaiknya memperhatikan sumber daya yang dimiliki pasien saat memberikan intervensi keperawatan.

These research objectives were to determine the factors that influence a lifestyle of patients after CABG surgery. This analytical descriptive study with cross sectional approach was performed in RSJPDHK, Jakarta, using a questionnaire that was valid and reliable. The sample of this study was 61 patients who were selected by conveniance sampling technique. Data were analyzed with chi-square test.
The results showed, no association between age, gender, education, occupation, duration after surgery, knowledge, attitudes and support with the lifestyle of patients after CABG surgery and there was association (p value 0.005) between resource with a lifestyle of patients after CABG surgery . Nurses should consider patient?s resources when providing nursing interventions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Eprina Nadeak
"Coronary Artery Bypass Graft (CABG) merupakan tindakan revaskularisasi pada pembuluh darah koroner yang tersumbat, operasi mayor, pemulihan yang lebih lama dan resiko komplikasi tinggi. Prevalensi kualitas tidur buruk cukup tinggi pada pasien paska operasi CABG. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas tidur pada pasien paska operasi CABG. Metode penelitian ini menggunakan cross sectional, consecutive sampling dengan jumlah 100 responden. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), International Physical Activity Questionnaire (IPAQ), dan Depression Anxiety Stress Scale (DASS). Hasil penelitian menunjukkan prevalensi kualitas tidur buruk (51%) cukup tinggi dibandingkan kualitas tidur baik (49%). Fraksi ejeksi (p 0,031; OR 4,718) dan usia (p 0,039; OR 3,309)) memiliki hubungan yang signifikan dengan kualitas tidur paska operasi CABG pada hasil analisis bivariat. Hasil regresi logistik: fraksi ejeksi, usia, beta bloker dan diabetes melitus memiliki hubungan dengan kualitas tidur paska operasi CABG, fraksi ejeksi (p 0,017 OR 5,520) sebagai prediktor kualitas tidur. Implikasi: perawat sebaiknya melakukan pengkajian dan indentifikasi kualitas tidur dengan memperhatikan variabel tersebut, sehingga dapat menentukan intervensi yang tepat untuk meningkatkan kualitas tidur pasien paska operasi CABG.

Coronary Artery Bypass Graft (CABG) is a revascularization procedure for coronary artery occlusion, major surgery, longer recovery time and high risk of complication. Prevalence of poor sleep quality is quite high in patient post-CABG surgery. This study aims to identify factors associated with sleep quality in patient post-CABG surgery. This research method used cross sectional, consecutive sampling with 100 respondents. The questionnaires used ini this study were Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), International Physical Activity Questionnaire (IPAQ), dan Depression Anxiety Stress Scale (DASS). The results showed that the prevalence of poor sleep quality (51%) was quite high compared to good sleep quality (49%). Ejection fraction (p 0,031 OR 4,718) and age (p 0,039; OR 3,309) and had a significant relationship with post-CABG sleep quality on the results of bivariate analysis. Results of logistic regression: ejection fraction, age, beta blockers and diabetes mellitus had a relationship with post-CABG sleep quality, ejection fraction (p 0,017; OR 5,520) was a dominant factor of sleep quality. Implication: nurses should conduct assessment and identification of sleep quality and be considered of those variables, so that nurse can determine the appropriate intervention to improve sleep quality in patient post-CABG surgery. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Sabila
"Penyakit jantung merupakan penyebab kematian tertinggi di dunia dan efikasi diri merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kemampuan pasien untuk manajemen diri dan pengelolaan penyakitnya. Coronary Artery Bypass Graft merupakan tatalaksana yang dilakukan pada pasien dengan Penyakit Jantung Koroner yang dapat berdampak secara fisiologi dan psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan efikasi diri pada pasien pasca-bedah jantung CABG. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif cross-sectional, dengan jumlah sampel sebanyak104 responden. Efikasi diri pada penelitian ini menggunakan kuesioner Cardiac Self-Efficacy yang dikembangkan oleh Sullivan. Dari analisis uji Chi-square didapatkan bahwa faktor yang berhubungan dengan efikasi diri adalah usia (p-value 0,008), pekerjaan (p-value 0,046), tingkat Pendidikan (p-value 0,005), status perkawinan (0.006) dan fase rehabilitasi (p-value 0,000) dengan efikasi diri. Penelitian ini merekomendasikan untuk memperhatikan karakteristik demografi dalam meningkatkan efikasi diri agar manajemen diri dan pengelolaan penyakit menjadi lebih baik.

Heart disease is the highest cause of death in the world and self-efficacy is one of the factors that contribute to a patient's ability to self-manage and manage their disease. Coronary Artery Bypass Graft is a treatment performed on patients with coronary heart disease which can have physiological and psychological impacts. This study aims to identify factors related to self-efficacy in post-cardiac CABG surgery patients. Design This study uses a cross-sectional, with a total sample of 104 respondents. Self-efficacy in this study used the Cardiac Self-Efficacy developed by Sullivan. From the Chi-square test analysis, it was found that factors related to self-efficacy were age (p-value 0,008), occupation (p-value 0,046), education level (p-value 0,005), marital status (p-value 0,006) and rehabilitation phase (0.000) with self-efficacy. This study recommends paying attention to demographic characteristics in increasing self-efficacy so that self-management and disease management are better."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiarni Suryati
"Bagi klien yang baru pertama kali dirawat biasanya menjalani lebih banyak tindakan pemeriksaan oleh beberapa orang, tidak pernah mempunyai gambaran tentang dirawat di rumah sakit, perubahan lingkungan tiba-tiba, staf yang masih sangat asing, dapat menimbulkan stress tersendiri bagi klien (Kozier et al, 1995). Oleh karena itu penting bagi petugas kesehatan khususnya perawat untuk mengetahui faktor-faktor dominan yang mempengaruhi pola tidur klien agar dapat memberikan bantuan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut dan hal inilah yang ingin diungkapkan lewat peneiitian ini.
Sampel penelitian berjumlah 30 responden yang diperoleh rnelalui convenience sampling. Kriteria sampel adalah klien yang beru pertama kali menjalani hospitalisasi tanpa memandang jenis penyakitnya. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada 30 responden. Setelah data terkumpul, data tersebut dianalisa dengan pengukuran distribusi frekuensi dan pengukuran dengan tendensi sentral yaitu mean dan modus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang paling dominan mempengaruhi pola tidur pada klien yang baru pertama kali menjalani hospitalisasi adalah faktor-faktor fisik sebanyak 50%, pada urutan kedua adalah faktor lingkungan 58%, sedangkan faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi adalah faktor-faktor psikologis 18% dan faktor-faktor spiritual 6%."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5226
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Riki Satya Nugraha
"Coronary Arteri Bypass Graft masih menjadi tindakan bedah jantung terbanyak yang dilakukan diseluruh dunia, Komplikasi yang terjadi paska prosedur CABG dapat dikategorikan menjadi dua yaitu mayor dan minor. Salah satu komplikasi mayor adalah infeksi daerah operasi. Factor preoperasi yang mungkin dapat memicu infeksi daerah operasi mulai dari usia, status gizi, DM, kebiasaan merokok, durasi operasi dan penggunaan benang penutup operasi menjadi factor pre operasi yang harus diperhatikan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi kejadian infeksi daerah operasi pada pasien operasi coronary artery bypass graft di RS Jantung Jakarta. Penelitian ini menggunakan analitik observasional. Desain yang digunakan adalah case-control study. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien CABG di kamar bedah RS.Jantung Jakarta periode 2019-2021. Sampel yang dipeorleh yaitu 64 sampel, 32 kasus infeksi, 32 non infeksi. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara usia, DM, riwayat merokok, status gizi, lama operasi dengan kejadian infeksi daerah operasi pada pasien pascaoperasi CABG di RS Jantung Jakarta. Dan tidak ada hubungan antara peggunaan benang penutup luka operasi dengan kejadian. Bagi pelayanan keperawatan diharapkan dilakukan skrining yang lebih yang lebih lengkap untuk pasien-pasien yang akan dilakukan operasi CABG.

Coronary artery bypass grafting is still the most common heart surgery performed worldwide. The complications occurring after the CABG procedure can be categorized into two types, namely major and minor complications. One of the major complications is infection at the surgical site. Age, nutritional status, diabetes mellitus, smoking habits, surgery duration, and the use of surgical sutures are all pre-operative risk factors that can lead to infection in the operating room. Those are preoperative risk factors that must be considered. The purpose of this study is to determine the factors that influence the incidence of surgical site infection in coronary artery bypass graft surgery patients at the Jakarta Heart Hospital. This study employs observational analytic techniques. The design research study is a case-control study. The population in this study were CABG patients in the operating room of the Jakarta Heart Hospital for the 2019–2021 period. 64 samples were collected, 32 of which were infected and 32 of which were not. The results showed that there is a relationship between age, diabetes mellitus, smoking history, nutritional status, the duration of surgery, and the incidence of surgical site infection in post-operative CABG patients at the Jakarta Heart Hospital. As a result, there is no link between the use of threads to cover surgical wounds and incidents. For nursing services, it is hoped that more comprehensive screening will be carried out for patients who will undergo CABG surgery."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini berjudul “Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan
klien terhadap pennbahan gambaran diri pada klien Iuka bakar derajat dua “ dan
dilaksanakan dengan tujuan untuk mengindentifikasi faktor -faktor yang mempengaruhi
penerimaan klien terhadap perubahan gambaran diri pada klien Iuka bakar derajat dua.
Desain penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif sederhana. Tempat penelitian
yang digunakan adalah Unit Luka bakar RSUPN Cipto Mangunkusumo, dengan jumlah
responden 15 orang klien Iuka bakar derajat dua. Instrumen pengumpulan data berupa
kuisioner yang diolah dari variabel penelitian. Hasil penelitian menggambarkan bahwa
faktor yang lumt berperan dalam penerimaan pembahan gambaran diri klien dipengaruhi
oleh faktor internal yaitu usia, jenis kelamin, pekerjaan dan status sosial dan juga oleh
faktor eksternal yaitu dukungan dari keluarga dan lingkungan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5242
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Laparatomi adalah tindakan pembedahan dengan cara insisi pada rongga abdomen, prosedur ini dilakukan mencakup saluran pencernaan dan organ-organ asesorisnya ( Harkness, 1996). Berdasarkan pengamatan di lapangan banyak sekali klien dengan pasca operasi laparatomi yang tidak melakukan mobilisasi dini, banyak faktor-faktor yang mempengaruhi mereka untuk melakukan mobilisasi aktif baik dilihat secara fisik maupun psikologis. Tujuan penelitian ini adlaah untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi mobilisasi dini pada klien pasca operasi laparatomi."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5236
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Nyeri adalah sesuatu yang tidak menyenangkan dan bersifat sangat individual,
keluhannya sangat bervariasi dan tidak dapat diukur secara subyektif. Banyak faktor
yang mempengaruhi rasa nyeri pasien post operasi apendiktomi. Diantaranya faktor
internal (umur, jenis kelamin, ansietas, pengalaman masa lalu tentang nyeri, budaya
dan efek placebo) dan faktor eksternal (aktivitas, batuk, dukungan keluarga,
pemasangan drain). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi rasa nyeri pasien post operasi apendiktomi di RS. Graha Medika
Jakarta. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif korelasi yaitu untuk
mempelajari hubungan antara dua variabel. Jumlah responden yang diambil adalah 24
responden dan cara pengambilannya dengan metode acak sederhana. Instrumen yang
digunakan adalah lembar kuesioner dan lembax observasi. Dari 24 responden post
operasi apendiktomi, sebanyak 45,8% mengalami nyeri sedang, 37,5% mengalami
nyeri berat dan 16,7% mengalami nyeri ringan. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa
faktor yang mempengamhi rasa nyeri pasien post operasi adalah jenis kelamin,
dengan p value 0,009 pada alpha 0.05. Sedangkan variabel yang lainnya tidak
berpengaruh terhadap rasa nyeri pasien post operasi apendiktomi."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA5165
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>