Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 223316 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hayu Kurniasih
"Pelaksanaan IPO memberikan risiko bagi masing-masing pihak yang terlibat, utamanya terhadap Emiten, Penjamin Emisi Efek, dan investor. Dari beberapa IPO, terdapat nuansa harga saham yang kemahalan, kemurahan, ataupun menyangkut distribusi saham yang dipandang tidak adil. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum yuridis normatif dengan pendekatan secara sosio-legal.
Hasil penelitian adalah pertama, tidak terdapat perbedaan perlakuan antara penetapan harga saham dan penjatahan saham dalam IPO yang dilakukan oleh BUMN dan perusahaan swasta. Kedua, Manajer Penjatahan mengutamakan memberikan jatah saham kepada investor institusi daripada kepada investor ritel. Pelaksanaan penjatahan yang selama ini dilakukan membuat tujuan utama dari pelaksanaan IPO yaitu menjual saham kepada investor ritel menjadi tidak tercapai.
Disarankan untuk memberikan kuota yang lebih besar terhadap porsi Penjatahan Terpusat dengan mencantumkan jumlah presentase tertentu dalam peraturan penjatahan yang diterbitkan oleh OJK.

There is a risk in Initial Public Offering for the parties involved, particularly for the Issuer, Underwriters, and investor. From the previous IPO, there are some nuance that the price is too high, too low, or regarding share distribution which is consider unfair. The research methode is a normative yuridisch with a sosio-legal approach.
The research result are, first, there is no differentiation regarding how to set the price and share allotment in IPO which is done by State Owned Company and private company. Secondly, Allotment Manager prefers to give more allotment to institution investors than to retail investors. The share allotment which has been done lately make the purpose of IPO, which is make the public own the share cannot be accomplished.
It is suggested to give bigger quota to Pooling Allotment portion with setting a certain percentage in OJK regulation."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T39217
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deby Setiyowati
"Tesis ini bertujuan untuk meneliti aktivitas komunikasi internal dalam membangun identitas perusahaan di kalangan karyawan pada perusahaan BUMN Konstruksi, dengan kasus pada PT Wijaya Karya Persero Tbk dan PT Waskita Karya Persero Tbk. Teori yang mendasari penelitian adalah teori komunikasi korporat, teori komunikasi internal dan teori identitas perusahaan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan studi kasus eskploratif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam kepada narasumber dari kedua perusahaan.
Hasil penelitian yang didapatkan memperlihatkan bahwa fungsi komunikasi korporat pada kedua perusahaan dijalankan oleh Sekper atau Sekertariat Perusahaan. Sekper kedua perusahaan telah melaksanakan dua dari empat aktivitas komunikasi internal dalam membangun serta mempertahankan identitas perusahaan kepada karyawan yaitu melalui struktur dan isi pesan, sedangkan untuk aliran dan iklim komunikasi belum ada inisiasi langsung dari Sekper. Dan juga memanfaatkan fungsi manajemen dalam menguatkan identitas perusahaan di kalangan karyawan.

This thesis aims to examine the internal communication activities in establishing corporate identity among employees at state owned construction company PT Wijaya Karya Persero Tbk and PT Waskita Karya Persero Tbk. The underlying theory is the theory of corporate communication, internal communication theory and corporate identity theory. This research is a qualitative research with eskplorative case study. Data collection was done by in depth interviews to resource persons from both companies.
The result of the research shows the function of corporate communication in both companies is run by Sekper or Sekertariat Perusahaan. Sekper of both companies have implemented two of the four internal communication activities in establishing and maintaining corporate identity to employees through the structure and content of the message, while for the flow and communication climate there has been no direct initiation from Sekper. And also take advantage of management functions in strengthening corporate identity among employees.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T51601
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harya Pratama
"Skripsi ini membahas tentang valuasi terhadap nilai perusahaan Waskita Karya dengan menggunakan metode discounted free cash flow. Langkah-langkah dalam valuasi dimulai dengan melakukan pemahaman sisi historis perusahaan, analisis laporan keuangan, proyeksi laporan keuangan, sampai kepada perhitungan nilai saham perusahaan. Proyeksi arus kas di buat selama lima tahun dengan mempertimbangkan laporan keuangan historis, strategi perusahaan, serta pengaruh faktor-faktor eksternal melalui kondisi ekonomi makro maupun kondisi industri jasa konstruksi itu sendiri. Berdasarkan hasil valuasi Waskita Karya, didapat kisaran harga per lembar saham sebesar Rp 344 - Rp 516 dengan metode FCFE dan kisaran harga per lembar saham sebesar 329 - Rp 365 dengan metode FCFF. Dengan begitu, kisaran yang didapat tersebut dapat dijadikan acuan untuk menilai saham Waskita Karya pada saat penawaran umum perdana saham.

This essay examines a valuation of Waskita Karya using the Discounted Free Cash Flow (DFC) method. The DFC valuation steps include understanding the historical aspects of the company, analysing past financial statements, generating financial projections and calculating the firm value. The cash flow projection is based on historical financial statements compiled over 5 years, corporate strategies and external factors such as the economy and construction service industry conditions. Using the Free Cash Flow to Equity (FCFE) valuation method we obtained a price per share ranging from Rp 344 - Rp 516, whilst with the Free Cash Flow to The Firm method we obtained a price per share ranging from 329 - Rp 365. These price per share ranges could be used as references to assess the value of Waskita Karya's shares on the initial pubic offering."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45297
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harya Pratama
"Tesis ini membahas tentang valuasi terhadap nilai perusahaan Waskita Karya dengan menggunakan metode discounted free cash flow. Langkah-langkah dalam valuasi dimulai dengan melakukan pemahaman sisi historis perusahaan, analisis laporan keuangan, proyeksi laporan keuangan, sampai kepada perhitungan nilai saham perusahaan. Proyeksi arus kas di buat selama lima tahun dengan mempertimbangkan laporan keuangan historis, strategi perusahaan, serta pengaruh faktor-faktor eksternal melalui kondisi ekonomi makro maupun kondisi industri jasa konstruksi itu sendiri. Berdasarkan hasil valuasi Waskita Karya, didapat kisaran harga per lembar saham sebesar Rp 344 - Rp 516 dengan metode FCFE dan kisaran harga per lembar saham sebesar Rp 352 - Rp 388 dengan metode FCFF. Dengan begitu, kisaran yang didapat tersebut dapat dijadikan acuan untuk menilai saham Waskita Karya pada saat penawaran umum perdana saham.

This thesis examines a valuation of Waskita Karya using the Discounted Free Cash Flow (DFC) method. The DFC valuation steps include understanding the historical aspects of the company, analysing past financial statements, generating financial projections and calculating the firm value. The cash flow projection is based on historical financial statements compiled over 5 years, corporate strategies and external factors such as the economy and construction service industry conditions. Using the Free Cash Flow to Equity (FCFE) valuation method we obtained a price per share ranging from Rp 344 - Rp 516, whilst with the Free Cash Flow to The Firm method we obtained a price per share ranging from Rp 352 - Rp 388. These price per share ranges could be used as references to assess the value of Waskita Karya?s shares on the initial pubic offering."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T34718
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinaningsih
"Dewasa ini, Industri Telekomunikasi di dunia maupun di Indonesia merupakan industri yang mengalami tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan industri lainnya. Hal ini terjadi karena makin dikuasainya semua bidang kehidupan oleh telekomunikasi itu send in. Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia dan tingkat penetrasi yang masih rendah merupakan faktor tambahan lain yang menyebabkan tingginya tingkat pertumbuhan industri telekomunikasi di Indonesia.
Selain teknologi telekomunikasi berbasis kabel, dalam industri telekomunikasi juga digunakan teknologi nir-kabel. Dalam teknologi telekomunikasi nir-kabel ada beberapa teknologi selular dengan standar teknis yang berbeda yaitu TDMA, FDMA, GSM dan CDMA. Di Indonesia, disamping teknologi TDMA, FDMA dan GSM, mulai tahun 2003 digunakan juga teknologi CDMA. Teknologi ini diakui mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan ketiga teknologi nir-kabel lainnya.
PT. Bakrie Telecom Tbk merupakan perusahaan penyediaan dan penyelenggaraart jasa telekomunikasi yang memiliki dua produk utama yaitu Ratelindo yang merupakan lavanan axed Wireless Access dengan teknologi E-TDMA dan Esia yang merupakan layanan Limited Mobility dan menggunakan teknologi CDMA 2000 IX. Salah satu yang dapat menjadi keunggulan dari suatu operator telekomunikasi adalah jangkauan geografis. Untuk memperoieh keunggulan tersebut diperlukan pembangunan infrastruktur yang membutuhkan investasi yang sangat besar jumlahnya (capital intensive). Untuk memenuhi kebutuhan dananya, maka PT.Bakrie Telecom Tbk melakukan IPO (Initial Public Offering) pada awal Januari 2006 dengan harga penawaran saham sebesar Rp 110,- per lembar saham untuk 5,5 milliar lembar saham yang ditawarkan dengan nilai nominal Rp 100,- per lembar saham.
Untuk mengetahui kewajaran atas harga penawaran saham tersebut, maka pada Karya Akhir ini Penulis mencoba melakukan valuasi atas harga penawaran saham perdana PT. Bakrie Telecom Tbk tersebut dengan menggunakan analisis fundamental secara top down approach. Metode yang digunakan adalah Free Cash Flow to Equity (FCFE) dengan two stage model. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai intrinsik dari harga saham tersebut adalah Rp 154,- dan berdasarkan analisis sensitivitas nilai terendah Rp 127,- dan tertinggi Rp 189,- Dengan demikian harga saham pada saat IPO tersebut lebih rendah dari nilai intrinsiknya (undervalued).
Berdasarkan penelitian baik di dalam maupun di luar negeri, merupakan hal umum terjadi bagi harga saham dari perusahaan yang melakukan IPO. Hal tersebut terjadi karena beberapa alasan antara lain yaitu merupakan salah satu cara perusahaan untuk membujuk uninformed investor untuk berpartisipasi dalam IPO.

Nowadays, telecommunications industry is among industries that grow fastest along with the importance of telecommunication as part and life of modern societies and the fast development of telecommunication technologies. Moreover Indonesia is in turning point in developing modern telecommunication infrastructure because teledensity, especially for fixed line, is relatively low.
In telecommunication technology, there are some technologies used by telecommunication service provider e.g TDMA, FDMA and GSM. A relatively newer technology that contributes to a significant growth in the country's telecommunication industry comes from CDMA technology, both for cellular and fixed wireless based. It posses mobility and features similar to those offered by cellular providers, and fixed wireless service quality may exceed GSM cellular service quality due to more efficient radio frequency spectrum usage.
PT. Bakie Telecom Tbk is a telecommunication network operator and service provider having two main product, i.e Ratelindo which is fixed wireless access service using E-TDMA technology and Esia which is limited mobility telecommunication service applying CDMA 2000 Ix technology.
One of competitive advantage of a network operator is geographical coverage. To have such competitive advantage, PT. Bakrie Telecom need to develop infrastructure requiring huge investment (capital intensive). To attract the required investment, PT. Bakrie Telecom Tbk conducted IPO (Initial Public Offering) in the early of January 2006 with initial stock price Rp 130; per stock sheet for 5,5 billion stock sheet offered to market with nominal value of Rp 100,- per stock sheet.
To evaluate the feasibility of initial stock price, in this Final Project, the writer, try to evaluate through valuation to the offered initial stock price of PT. Bakrie Telecom Tbk by using fundamental analysis in top down approach. The method used in this Final Project is Free Cash Flow to Equity (FCFE) with two stage model. Based on the writer's calculation, it is known that intrinsic value of the initial stock price is Rp 154. The writer also tries to calculate the stock price using sensitivity analysis and the result is Rp 127 as the lowest price and Rp 189 as the highest one. Thereby, the price of stock at the IPO is lower than its intrinsic value (undervalued).
Based on research either in Indonesia and abroad, undervalued stock was generally happened to stock price of companies conducting IPO. This is the case for some reasons among others one of ways companies conducted to persuade uninformed investor to participate in IPC."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19717
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrial Hidayat
"Penulisan hukum ini berbicara mengenai pembatalan penawaran umum perdana PT. Wahanaartha Harsaka Tbk. Yang dilakukan oleh Penjamin Emisi Efek. Dan Penjamin Emisi Efek yang terlibat dalam proses penawaran umum perdana PT. Wahanaartha Harsaka Tbk. ialah PT BNI Securities dan PT. Investindo Nusantara Sekuritas. Sebuah perusahaan yang akan memasuki pasar modal tentunya akan melewati proses penawaran umum yang melalui beberapa, dimulai dengan tahap persiapan hingga selesainya proses penawaran umum. Dalam pelaksanaan penawaran umum terdapat sebuah lembaga salah satunya yaitu, Penjamin Emisi Efek yang memiliki peran penting guna membantu emiten dalam melaksanakan penawaran umum. Hubungan keduanya dilakukan dengan pengikatan dalam kontrak yang berdasarkan pada hukum perjanjian dan peraturan yang berlaku di pasar modal. Terkait dengan penulisan hukum ini bahwa terjadi pembatalan Initial Public Offering/ IPO PT. Wahanaartha Harsaka Tbk. oleh para Penjamin Emisi Efek tersebut sehingga hal ini menimbulkan dampak dan bagaimana peran Initial Public Offering (IPO) Regulator dalam mewujudkan kegiatan pasar modal yang teratur, wajar, dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarkat.

This research is talking about the cancellation of the initial public offering of PT. Wahanaartha Harsaka Tbk. Conducted by the Emission Effect Guarantor. The Emission Effect Guarantor involved in the process of initial public offering of PT. Wahanaartha Harsaka Tbk. is PT BNI Securities and PT. Investindo Nusantara Securities. A company that will enter the capital market will certainly go through a public offering process through several phases, starting with the preparation phase until the completion of the process of public bidding. In the implementation of public offering, there is a one institution, namely, the Emission Effect Guarantor has an important role to help implement emiten in the public offering. The Relationship between the two party is done in contract based on legal agreements and regulations in the capital markets. Associated with this research cancellation of Initial Public Offering / IPO of PT. Wahanaartha Harsaka Tbk. occurred by the emissions gurantor so that the effect of this impact and how the role of Initial Public Offering (IPO) Regulator / policy in capital market activities to realize that regular, fair, and efficient and to protect the interests of investors and the community.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009
S25326
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Kharisma
"Komunikasi serta publikasi merupakan salah satu elemen penting dari tahapan pelaksanaan penawaran umum saham perdana atau yang biasa disebut juga dengan Initial Public Offering (IPO). Oleh sebab itu keberadaan seorang Public Relations ataupun Corporate Secretary di dalam struktur organisasi perusahaan yang akan rnelakukan lPO sangatlah dibutuhkan, untuk membuat suatu strategi PR guna mendukung pelaksanaan IPO. Tidak ada model strategi PR yang dirancang khusus untuk mendukung pelaksanaan IPO perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan. Perusahaan yang bergerak dibidang jasa kesehatan, yang akan melakukan IPO, di dalam membuat strategi komunikasi dapat menggunakan model-model strategi komunikasi yang sudah ada. Selain melakukan analisa terhadap situasi, analisa organisasi serta analisa publik, ada 3 (tiga) hal utama lainnya yang harus diperhatikan pada saat membuat strategi PR, yaitu: menentukan tujuan program, mengetahui sumber daya yang dimiliki dan mengetahui reputasi perusahaan. Ada beberapa hal yang berpotensi menjadi hambatan dan harus diperhatikan ketika menerapkan strategi PR pada perusahaan jasa kesehatan yang akan melakukan IPO, yaitu ketika menerapkan strategi media relations atau media communications strategy dan kemungkinan terjadinya lack of communication antara perusahaan dengan karyawan. Hendaknya dibuat langkah-langkah antisipatif agar hambatan-hambatan yang ada tidak menjadi sesuatu hal yang menganggu proses implementasi strategi PR.

Communication and publication are important elements in conducting an initial public offering (IPO). For that reason, it is imperative to have a Public Relations or Corporate Secretary in the company?s organizational structure in order to formulate a PR strategy to support the IPO. There are no specially designed models of PR strategies to support IPO for health services companies. To conduct the IPO, those particular companies can utilize the existing models of the communication strategies. In addition to the analyses of the situation, organization and public, there are three primary issues to be noted in formulating a PR strategy, which are: determining the objectives of the program, familiarizing the resources and diagnosing the organizations reputation. There are several issues that may become obstacles and should be noted when applying PR strategies for health services companies that are about to conduct IPO, which are media relations strategies or media communications strategies and the possibility of any lack of communications between the company and its employees. Anticipated measures should be prepared for obstacles that may disrupt the implementation of the PR strategies."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T29385
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cicilia Atik Arianti
"Privatisasi merupakan isu yang paling sering kita temui dalam beberapa dekade kepemimpinan di Negara ini, seiring dengan bergantinya kepemimpinan pemerintahan, privatisasi seolah sudah merupakan agenda yang turun temurun ingin diwujudkan walaupun terdapat pro dan kontra dalam pelaksanaanya. Untuk mewujudkan privatisasi tersebut tentunya harus dipertimbangkan dengan matang oleh BUMN selaku pihak yang melakukan privatisasi, karena BUMN adalah perusahaan yang sebagian pemegang sahamnya dimiliki pemerintah, karena itu jika salah dalam strategi pelaksanaan privatisasinya dapat berakibat fatal dan tentunya menyebabkan kerugian yang besar, seperti yang dialami oleh PT. Indosat Tbk dan PT. Krakatau Steel. Dalam pelaksanaan privatisasi sudah seharusnya sejalan dengan amanat UUD 1945 dan pelaksanaannya harus sesuai dengan UU dan peraturan yang mengaturnya, dalam hal ini termasuk didalamnya UU No.19 tahun 2003, PP No.33 tahun 2005 juncto PP No. 59 tahun 2009.
Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan metode penelitian normative dikarenakan data yang digunakan adalah data sekunder. Dalam penelitian ini penulis hendak melakukan perbandingan antara privatisasi yang dilakukan antara PT. Indosat Tbk dan PT. Krakatau Steel serta menemukan masalah-masalah yang timbul dari privatisasi tersebut serta menemukan cara privatisasi yang paling efektif untuk BUMN di Indonesia sehingga semangat UUD 1945 dapat terwakili dan tujuan sesungguhnya dari privatisasi dapat terwujud.

Privatization is the most frequent issue appeared in several decades of our state leadership, along with the succession of governmental leadership, the issue has become a traditional agenda together with its pro and contra. The attainment requires profound consideration of the relevant state owned enterprise as party carrying out such privatization, since some of its holdings belong to the government; therefore an error in its implementation strategy may lead to fatal consequences and incurs a great loss, as experienced by PT. Indosat Tbk and PT. Krakatau Steel. The privatization implementation should be in line with the mandate of State Constitution of 1945 whereas its execution should comply with the prevailing law and regulation, including The Law No.19 of 2003, Government Regulation No.33 of 2005 in conjunction with Government Regulation No. 59 of 2009.
This research was carried out as a qualitative study, using normative research method, for the data to be used were of secondary. This research seeks to compare privatization proceedings done by two formerly state owned enterprises PT. Indosat Tbk and PT. Krakatau Steel as to identify the problems caused by privatization and to conclude the most effective way of privatization to Indonesian State Owned Enterprises so that the spirit of Indonesian State Constitution of 1945 will be maintained as the substantial objective of privatization can be realized.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
S42338
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arrum Dyah Aprilriana
"ABSTRAK
Penelitian ini memiliki tujuan utama untuk melakukan identifikasi manfaat dari adanya penerapan strategi backward integration pada perusahaan BUMN Karya. Identifikasi ini dilakukan untuk melihat apakah strategi ini benar-benar dapat memberikan manfaat dan berkontribusi dalam memecahkan permasalahan-permasalahan keuangan yang dihadapi perusahaan BUMN Karya sebagai akibat adanya penugasan pembangunan infrastruktur oleh Pemerintah. PT. Waskita Karya (Persero) Tbk. merupakan salah satu perusahaan BUMN Karya yang turut memiliki andil dalam pembangunan infrasttruktur tersebut dan menjalankan strategi backward integration pada salah satu anak perusahaannya yang bertindak sebagai supplier bahan baku beton pracetak agar dapat menunjang kegiatan operasionalnya. Analisis dilakukan dengan mengkomparasikan rasio-rasio keuangan perusahaan dari segi leverage, profitabilitas, dan likuiditas atas tiga bentuk perusahaan yaitu entitas induk, entitas anak, dan juga secara konsolidasi. Selain itu, wawancara mendalam dengan manajemen perusahaan dan juga kajian literatur juga dilakukan agar dapat mendukung analisis. Periode penelitian adalah dari tahun 2013 sampai dengan 2017. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa strategi backward integration hanya memberikan manfaat bagi kinerja keuangan induk perusahaan dan cukup dapat mengamankan kinerja perusahaan secara konsolidasi, namun justru memperburuk kinerja keuangan anak perusahaan. Manfaat-manfaat yang diberikan dengan adanya backward integration terbagi menjadi manfaat secara finansial dan non finansial.

ABSTRACT
This study has main purpose to identify the benefits of the implementation of backward integration strategy in the State-Owned Enterprise engaged in construction service (BUMN Karya). The identification was done to find out if this strategy really can provide benefits and contribute in solving the financial problems faced by BUMN Karya as a result of the assignment of infrastructure development by the Government. PT. Waskita Karya (Persero) Tbk. is one of the state-owned enterprises which contributes to such infrastructure development and apply backward integration strategy in one of its subsidiaries acting as a supplier of precast concrete raw materials in order to support its operational activities. The analysis was done by comparing the financial ratios of the company in terms of leverage, profitability, and liquidity over three forms of companies, namely parent entity, subsidiary, and also consolidated. In addition, in-depth interviews with company management as well as literature review were also conducted to support the analysis. The research period is from 2013 to 2017. As a result, this study found that the backward integration strategy only provides benefits to the financial performance of the parent company and can adequately secure the company's performance on a consolidated basis, but it worsens the financial performance of the subsidiary. Benefits provided by backward integration are divided into financial and nonfinancial benefits."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sampurno Budisetianto
"Thesis ini membahas mengenai perlindungan hukum bagi Investor Publik pada proses Penawaran Umum Perdana atas Saham terkait dengan Prinsip Materialitas. Prinsip Materialitas adalah kewajiban untuk membuka Informasi atau Fakta yang bersifat Material kepada publik sehingga Investor Publik dapat mementukan sikapnya untuk melakukan atau tidak melakukan investasi atas Efek yang ditawarkan. Permasalahan hukum timbul apabila perumusan materialitas atas suatu fakta atau informasi pada peraturan perundangan-undangan tidak jelas atau rinci sehingga akan merugikan Investor Publik.
Untuk menjawab pokok permasalahan tersebut, Thesis ini melakukan studi perbandingan mengenai bagaimana penerapan Prinsip Materilitas di Amerika Serikat dan Indonesia melalui studi perbandingan kasus. Tujuan studi perbandingan adalah untuk mendapatkan jawaban bagaimana memberikan perlindungan hukum bagi Investor Publik di Indonesia terkait dengan Prinsip Materialitas dan memberikan alternatif penyelesaian pokok permasalahan melalui penggunaan Teori Pendekatan Ekonomi Terhadap Hukum (Economic Analysis of Law) yang dikemukakan oleh Richard A. Posner.

This Thesis concerns with legal protection for public investor related to Materiality Principle in the process of Going Public. The Materiality Principle is a duty to disclose information or fact that is material to public. With this material information or fact, public investor then could make their investment decision. Legal issues will incur if the Securities Law does not sufficiently define the formulation of materiality of any given information or fact. This situation will have the potential to encourage losses to public investor.
To find solution of this problem, this Thesis has made research on the application of Materiality through comparative case study in the United States of America and Indonesia. The purpose of using comparative case study in this Thesis is to find the best solution on how to protect public investor in Indonesia regarding the application of Materiality Principle. This Thesis also try to give alternative solution to formulate the materiality by using the Theory of Economic Analysis of Law which is introduced by Richard A. Posner.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
T31429
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>