Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193848 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suryo Wibisono
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas di industri
perbankan, di tengah persaingan industri perbankan yang semakin ketat.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pengolahan data primer
menggunakan metode SEM. Penelitian ini menggunakan 3 bank sebagai studi
kasus. Hasil penelitian menjelaskan bahwa responden memiliki pandangan yang
berbeda dalam pemilihan bank dan setiap bank yang diuji memiliki strategi
masing-masing dalam menciptakan loyalitas konsumen. Hasil uji hipotesis
penelitian menjelaskan bahwa variabel antecedent yang dapat mempengaruhi
loyalitas adalah service quality dan relationship quality. Kedua variabel tersebut
berperan penting dalam menciptakan relationship satisfaction.

ABSTRACT
This thesis explained about factors that influence loyalty in banking industry, in
the middle of banking industry competition. This study is quantitative research
which using SEM to cultivate primary data. This research used 3 banks as case
study. The result explained that respondent had their own view in bank choice and
each bank had their own strategy to create customer loyalty. The result also
explained that antecedent variables which influenced loyalty are service quality
and relationship quality. Both variables had great impact to relationship
satisfaction."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T39292
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selfi Indra Wardhani
"Tesis ini bertujuan untuk mengetahui kondisi penerapan manajemen risiko dengan menilai berdasarkan data laporan keuangan serta mengetahui pengaruh penerapan manajemen risiko terhadap return harga saham. Dengan menggunakan rasio keuangan net interest margin to total assets (NETIM), non interest margin to total assets (NONIM), provisions to total assets (PROV) dan rasio kecukupan modal (CAR) yang berfungsi sebagai proxy variabel pengelolaan manajemen risiko sehingga dapat dihitung tingkat pelaksanaan manajemen risiko dengan metode statistik multivariat. Untuk mengetahui pengaruh penerapan manajemen risiko terhadap return harga saham digunakan analisis regresi.
Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan manajemen risiko di industri perbankan Indonesia menurun di awal periode (Maret 2004 ? Desember 2005) kemudian stabil (Maret 2006 ? Desember 2011). Penerapan manajemen risiko berpengaruh positif terhadap pergerakan return harga saham.

The purpose of this researchare to summarize the information that contained in bank financial statement on the risk management capabilities of bank and to investigate the impact of risk management capabilities to bank stocks return movement. By using accounting ratios such as net interest margin to total assets (NETIM), non interest margin to total assets (NONIM), provisions to total assets (PROV) and capital adequacy ratio (CAR) as proxy of risk management variables and attempts to quantify the overall risk management capabilities of bank by multivariate statistic method. Than, regression analysis is used to analyze the impact of risk management on stock return.
This research shows that risk management capability in indonesian banking industry declines in the beginning of research period (March 2004 - December 2005), and than stable until the end of the period (March 2006 ? December 2011). Risk management capabilities has a positive affect to stock return movement.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T32226
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Ananda Surya Ramadhan
"Dengan berkembangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga keberlangsungan lingkungan sekitar, perusahaan mulai menggerakkan inisiatif yang bertanggung jawab secara ESG dan memiliki sistem pelaporan khusus. Perbankan sebagai salah satu sektor yang dinamis dengan perubahan dunia dan memangku kepentingan masyarakat menjadi sektor yang menarik untuk diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor ESG yang diduga mempengaruhi kinerja keuangan sektor perbankan di negara ASEAN-5 (Indonesia, Filipina, Malaysia, Thailand, Singapura). Sampel penelitian berjumlah 17 bank ASEAN-5 yang dipilih berdasarkan aset dikelola bank terkait pada periode 2014-2019. Data yang digunakan dalam penelitian merupakan balanced panel data. Penelitian melakukan regresi variabel independen yang merupakan komponen ESG yaitu Environmental, Social dan Governance terhadap kinerja keuangan melalui return on assets, return on equity, stock market returns dan Tobin’s Q sebagai alat ukur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komponen Environmental dan Social memengaruhi Tobin’s Q namun tidak pada tiga indikator kinerja keuangan lainnya. Komponen Governance ditemukan memengaruhi ROE dan Tobin’s Q namun tidak pada indikator ROA dan SMR. Keseluruhan hasil penelitian menunjukkan bahwa Tobin’s Q dipengaruhi oleh ketiga komponen ESG namun pada indikator lainnya tidak ditemukan bukti yang definit bahwa ESG merupakan pengaruh yang signifikan.

There is a growing public interest on the importance of sustainability, reflected in firms’ initiatives and actions to launch ESG responsibility programs with its own reporting system. The banking sector is an interesting sector to examine due to it being a dynamic environment which is dependent on the changing times and in doing so is responsible in fulfilling society’s demands on their practices. This paper is written for the purpose of analyzing ESG as a factor that might affect a bank’s financial performance in ASEAN-5 countries (Indonesia, Philippines, Malaysia, Thailand, Singapore). Our data sample is on 17 banks that operates within ASEAN-5 that is chosen due to the number of assets under their management for the period of 2014 to 2019. Data used in this research is balanced panel data. The research uses panel data regression using ESG as an independent variable comprising of Environmental, Social and Governance towards financial performance using return on assets, return on equity, stock market returns dan Tobin’s Q as a proxy. The outcome of this paper shows that Environmental and Social factors affect Tobin’s Q significantly although the case is not the same with the other indicators. The Governance factor is found to affect both ROE and Tobin’s Q significantly although does not affect ROA and SMR. The overall outcome of this paper shows that Tobin’s Q is significantly affected by ESG and its three components although in other indicators the results are not definite enough to justify the existence of an effect of ESG towards financial performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aviliani
"Penelitian ini merupakan suatu tinjauan atas perilaku manajerial bank terhadap kinerja bank. Kepentingan penelitian ini bertalian dengan badan usaha milik pemerintah khususnya bank, yang di dalam kondisi deregulasi masih menunjukkan kinerja yang rendah. Kondisi ini karena adanya perbedaan struktur kepemilikan (bank pemerintah, bank swasta nasional dan asing) yang berakibat pada perbedaan perilaku manajerialnya.
Sebagaimana hasil penelitian Davies di Australia penyebab terjadinya perbedaan perilaku manajerial bank karena struktur kepemilikan dan biaya transaksi. Oleh karena itu, pengkajian terhadap perilaku manajerial bank dilakukan dengan permasalahan (l.) Bagaimana pengaruh perbedaan struktur kepemilikan terhadap kinerja dan biaya transaksi bank, serta bagaimana perbedaan perilaku manajerial bank dilihat dari kinerja dan biaya transaksi.
Pengkajian terhadap masalah tersebut dilakukan terhadap bank-bank devisa yang berdiri sejak sebelum deregulasi 1983, baik bank pemerintah, bank swasta nasional dan bank asing. Untuk menguji struktur kepemilikan terhadap kinerja bank digunakan dua macam pendekatan yaitu melalui analisis likuiditas (loan to assets, effect to asset, deposits growth) dan rentabilitas (profit to assets dan profit to deposits). Dengan periode tahun 1984-1992. Estimasi modal digunakan metode regresi variabel boneka (standard dummy variable regression approach) sedangkan data yang dipakai adalah data gabungan (polling data), yang merupakan penggabungan data antara slang (cross section) dengan data runtun waktu (time series).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur kepemilikan mempengaruhi kinerja, biaya transaksi dan perilaku manajerial bank. Dengan hasil bahwa kinerja bank swasta nasional dan asing lebih baik dari bank pemerintah, dan biaya transaksi bank swasta nasional dan asing lebih rendah dari bank pemerintah. Kondisi tersebut cerminan perilaku manajerial bank swasta nasional dan asing lebih risk averter dari bank pemerintah yang lebih risk taker. Hasil ini merekomendasikan kepada pemerintah dalam jangka pendek, pembenahan manajemen melalui reorganisasi dan penyempurnaan sistem prosedur, melibatkan konsultan dan memberikan otonomi dalam pengelolaan kegiatannya. Pada tahap jangka panjang diharapkan semua bank pemerintah melakukan go publik."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Infusia Damayanti
"Dengan pesatnya perkembangan perbankan di Indonesia, diperlukan suatu indikator untuk mengetahui efektifitas bank-bank yang ada Indikator yang digunakan adalah laba yang diperoleh bank Sehinqga peranan laba sanqatlah penting selain untuk mengukur efektifitas bank, juga penting bagi kelangsungan hidup bank Untuk dapat memaksimumkan laba, bank harus dapat memaksimumkan pendapatan dan meminimumkan biaya Dalam kegiatan usaha bank,
komponen terbesar dalam pendapatan adalah pendapatan atas bunga piniaman atau kredit yang diberikan kepada debitur. Dengan demikian penggunaan metode pengakuan pendapatan yang tepat sangat penting, karena metode
pengakuan pendapatan mempunyai pengaruh terhadap penetapan laba operasi bank dengan metode basis
aktual penilaian prestasi untuk setiap periode dengan mendasarkan pada angka pendapatan bunga akan
menghasilkan kesimpulan yang sesuai bila dikaitkan dengan segi lainnya (dalarn hal ini adalah ekspansi kredit) Selain itu dengan metode ini perkiraan Pendapatan Bunga Akan Diterima dapat merupakan alat pengendalian yang efektif untuk penciaasan pembayaran bunga piniaman dan membuat tindak lanjut yang
diperlukan serta menetapkan batas waktu penyelesaiannya. Kelernahan dari metode basis kasadalah apabila dikaitkan dengan kepentingan manajmen
untuk menilai prestasi yang lalu dan rencana tindakan
selanjutnya metode ini kuranq mampu menqhasilkan
informasi yang efektif untuk kepentingan tersebut.
Kelemahan lain adalah pada proses akuntansinya tidak
memunculkan suatu pos yang dapat digunakan sebagai pengawasan pembayaran bunga pinjaman. Makin luasnya kegiatan serta jaringan usaha bank maka bank
dituntut untuk dapat beroperasi secana sehat dan bertanggung Jawab serta hati-hati. Dengan kondisi tersebut pemerintah menghendaki bank di Indonesia bekerja secara hati-hati dengan memenuhi kriteria
kesehatan bank yang meliputi ketentuan untuk
permodalan, kualitas asset manajemen rentabilitas
serta. likuiditas,. sehingga kepentingan masyarakat
dapat terjamin dan dapat menunjang terciptanya stabilitas moneter dan tujuan pembangunan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18772
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Djaja
"Asas kehati-hatian adalah suatu asas yang menyatakan bahwa bank dalam menjalankan fungsi dan kegiatan usahanya wajib menerapkan prinsip kehati-hatian dalam rangka melindungi dana masyarakat yang dipercayakan masyarakat kepadanya. Dengan diberlakukannya prinsip kehati-hatian diharapkan kadar kepercayaan masyarakat terhadap perbankan tetap tinggi, sehingga rnasyarakat bersedia dan tidak ragu-ragu menyimpan dananya di bank.
Pengertian Kredit, berdasarkan pasal 1 butir 11 Undang-undang Perbankan, yaitu: "Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga".
Kredit bermasalah atau biasa dikenal dengan kredit macet adalah suatu keadaan dimana seorang nasabah tidak mampu membayar lunas kredit bank tepat pada waktunya, sehingga mengakibatkan perjalanan kredit terhenti atau macet. Keadaan yang demikian di dalam hukum perdata disebut dengan wanprestasi atau ingkar janji, karena kredit merupakan suatu pinjaman uang yang berdasarkan pada suatu perjanjian kredit.
Berdasarkan hal tersebut, maka didalam memberikan suatu kredit, bank mempunyai kewajiban untuk memiliki dan menerapkan sistem pengawasan intern dalam rangka menjamin terlaksananya proses pengambilan keputusan dalam pengelolaan bank yang sesuai dengan prinsip kehati-hatian, mengingat bank terutama bekerja dengan adanya dana dari rnasyarakat yang disimpan pada bank atas dasar kepercayaan, oleh karenanya maka setiap bank perlu terus menjaga kesehatannya dan memelihara kepercayaan masyarakat. Hal itu pula yang telah diterapkan oleh Bank Mandiri dalam memberikan fasilitas kreditnya kepada PT CGN/PT Tahta Medan.
Kesehatan bank adalah merupakan kepentingan bagi semua pihak yang terkait, baik pemilik, pengurus, karyawan bank, masyarakat pengguna jasa perbankan maupun Bank Indonesia sebagai pengawas. Untuk dapat mempercepat pemulihan ekonomi, Bank Indonesia telah melakukan langkah-langkah untuk meningkatkan pembinaan dan pengawasan bank agar bank dapat memelihara kepercayaan masyarakat. Salah satu langkah yang ditempuh adalah dengan menegakkan disiplin bank-bank dalam melaksanakan prinsip kehati-hatian sebagai bagian dari penerapan Good Corporate Governance (GCG)."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2006
T16448
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Putri
"Thesis ini bertujuan untuk menyajikan pemahaman yang lebih menyeluruh terhadap kesetiaan merek Bank Syariah. Penulis mengadakan survey pada nasabah BNI Syariah. Metode sampling yang digunakan adalah convenience sampling terhadap 210 nasabah pada 4 kantor cabang. Penulis menggunakan metode SEM yang dioperasikan dengan program AMOS. Kesetiaan merek dalam thesis ini menggunakan pendekatan yang diberikan oleh Taylor dkk (2004), yang mempertimbangkan 5 variabel independent yaitu: kepuasan pelanggan, nilai bagi pelanggan, retensi terhadap perubahan, afeksi dan kepercayaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa retensi terhadap perubahan, afeksi dan kepercayaan secara signifikan mempengaruhi kedua dimensi kesetiaan merek, yaitu kesetiaan pembelian d an kesetiaan sikap. Sementara itu nilai bagi pelanggan hanya signifikan mempengaruhi kesetiaan pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa kesetiaan nasabah akan merek Bank Syariah juga lebih dipengaruhi oleh faktorfaktor psikologis (pendekatan sikap).

This thesis aims to provide a better understanding of Brand Loyalty in Islamic Banking. The writer conducted a survey on BNI SYARIAH customers. Method used is convenience sampling of 210 respondents in 4 Branches. The writer used the Structural Equation Model (SEM) to examine the hypothesis, which was operated by AMOS program. Brand loyalty in this thesis measured by a comprehensive approach given by Taylor et al. (2004) which considers five significant dimensions, namely satisfaction, customer value, retention, affection and trust.
The result of this study shows that retention to change, affection had significant influence for both loyalty, consistently appear as most influential in fostering both behavioral and attitudinal loyalty. And customer value only significant to behavioral loyalty. This goes to show that customer loyalty is not only based on rational considerations but more so to attitudinal."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T25505
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kiryanto
"ABSTRAK
Krisis ekonomi yang melanda negara-negara di kawasan Asia, termasuk
Indonesia, telah berdampak kurang menguntungkan bagi sektor perbankan. Berbagai
pandangan berkembang menjadi polemik berkepanjangan menyusul terjadinya krisis
ekonomi dan perbankan di negara-negara tersebut dengan segala argumentasinya.
Sebelumnya krisis yang sama juga pernah terjadi di negara-negara Amerika Latin
(Brasil, Chile, Meksiko, Argentina).
Bahkan krisis ekonomi di Argentina yang tak dapat dikendalikan oleh
pemerintahnya mengejutkan seantero dunia menyusul mundurnya Presiden dan
kabinet pemerintahan atas desakan rakyat yang semakin merana karena didera oleh
krisis. Adalah tumpukan utang luar negeri yang (sekitar 130 milyar dolar AS) yang
menyebabkan hancurnya kredibilitas pemerintah Argentina di mata rakyatnya
sebingga mendesak dilakukannya pemilihan Presiden baru beserta kabinetnya.
Untuk kawasan Asia, bermula dari krisis ekonomi yang dipicu oleh gejolak
nilai tukar di Thailand yang pada gilirannya mengimbas ke negara-negara di
sekitarnya, termasuk Indonesia. Pada saat itu tak seorang pun memperkirakan bahwa
krisis ekonomi akan menjalar ke krisis perbankan dengan segala akibatnya.
Keterpurukan perbankan Indonesia semakin mendalam ketika terapi yang
dijalankan pemerintah, yakni melikuidasi 16 bank swasta dan membekukan kegiatan
usaha sejumlah bank lainnya, temyata direspon negatif oleh masyarakat luas. Tak
sedikit pengamat dan analis dari dalam dan luar negeri mengecam langkah pemerintah
yang dinilai berani itu. Sejak saat itu, kepercayaan masyarakat dalam dan luar negeri
terhadap perbankan Indonesia mulai menurun. Ditolaknya sejumlah letter of credit
(LOC) yang diterbitkan oleh bank-bank di Indonesia dalam transaksi perdagangan
internasional, menunjukkan turunnya kepercayaan internasional.
Kendati Dana Moneter Interniasional (IMF) yang mulai masuk ke Indonesia
pada bulan Oktober 1997 berada di belakang kebijakan yang tidak populer itu, namun
kecaman dan sorotan tetap saja tertuju kepada pemerintah. Jatuhnya rezim
pemerintahan Orde Baru tak pelak lagi merupakan akumulasi puncak kekecewaan
masyarakat atas langkah-langkah yang ditempuh pemerintah yang dinilai justru
semakin menjauhkan masyarakat dari level kesejahteraan yang memadai.
Keputusan pemerintah untuk menambah modal bank-bank yang bermasalah
melalui program rekapitalisasi pada akhirnya bisa diterima semua pihak, kendati
sebelumnya sempat terjadi polemik mengenai keputusan pemerintah tersebut.
Keputusan politis yang diberikan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengakhiri
polemik itu, disusul langkah pemerintah menerbitkan obligasi senilai hampir Rp 500
trilyun untuk keperluan menambah modal bank-bank bermasalah.
Proses restrukturisasi perbankan mencakup restrukturisasi bidang operasional
dan keuangan merupakan tahapan pealing dalam percepatan penyehatan perbankan,
khususnya PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Universal Tbk.
Pemilihan Bank BNI sebagai representasi bank milik pemerintah dan Bank Universal
sebagai representasi bank swasta nasional dimana keduanya merupakan bank publik
rasanya cukup tepat dan bisa dipenanggungjawabkan.
Didukung kebijakan-kebijakan ekonomi yang lebih propasar, program
rekapitalisasi perbankan diharapkan dapat mendorong pemutihan sektor perbankan
nasional yang pada gilirannya diharapkan dapat mengembalikan kepercayaan
masyarakat.
Yang lebih kritikal untuk menyehatkan perbankan adalah komitmen dan
konsistensi manajemen bank-bank dalam menjalankan Business Plan dimana
didalamnya mencakup target-target kuantitatif dan kualitatif yang harus dicapai
(milestone). Hal ini sesual dengan Final Peformance Contract atau Kontrak Kinerja
yang ditandatangani oleh manajemen bank-bank dan Pemerintah yang diwakili oleh
Manteri Keuangan.
Dalam peIaksanaan restrukturisasi perbaikan memang dihadapkan pada
berbagai hambatan dan kendala baik yang datang dan internal bank maupun eksternal
bank. Kalau kinerja usaha Bank BNI dan Bank Universal pasca rekapitalisasi
dijadikan sebagai studi kasus, hal ini cukup menarik mengingat ternyata kinerja yang
dihasilkan diantara keduanya relatif berbeda.
Perbedaan yang mencolok tampaj pada kinerja tahun 2000 dan semester 1/
2001 dimana Bank BNI secara kuantitatif mampu membukukan hasil usaha yang jauh
lebih baik dibandingkan Bank Universal. Hal ini terutama tampak dari indikator laba
bersih dan rasio kecukupan modal (CAR). Pada gilirannya perbedaan semakin tampak
manakala Pemerintah memutuskan untuk menggabungkan Bank Universal dengan
empat bank swasta nasional lainnya (Bank Bali, Bank Prima Ekspres, Bank Patriot,
Bank Artha Media).
Secara umum dapat dikatakan bahwa tekanan yang dihadapi Bank BNI relatif
lebih ringan dibandingkan yang dihadapi Bank Universal. ini terutama kalau mengacu
pada masalah aktivitas kredit, dimana Bank Universal memiliki eksposur kredit yang
besar kepada kelompok usaha sendiri sehingga melanggar, bukan saja melampaui,
ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit atau BMPK (Legal Lending Limit
LLL).
Bank Universal dihadapkan pada kesulitan untuk merestrukturisasi kreditnya
karena sebagian besar tertanam di kelompok usaha sendiri. Hal ini berbeda dengan
yang dihadapi Bank BNl, yang relatif lebih mudah dalam merestrukturisasi kreditnya
karena tidak ada pelanggaran atas ketentuan BMPK. Restrukturisasi kredit menjadi
salah satu faktor kunci dalam mendorong percepatan penyehatan bank.
Kemampuan Bank BNI dan Bank Universal mencetak laba positif pada tahun
2000 (masing-masing sebesar Rp 295 milyar dan Rp 3,5 milyar) dan per Juni 2001
(masing-masing sebesar Rp dan 1,05 trilyun dan Rp 6,2 milyar ) dan secara khusus
kemampuan Bank BNI membukukan laba bersih yang mengesankan pada kuartal
III/2001 (sebesar Rp 1,3 trilyun) cukup memberikan petunjuk bahwa pencapaian
kinerja Bank BNI relatif jauh lebih baik dibandingkan Bank Universal, kendati
pendapatan Bank BNI dari hasil bunga obligasi rekapitalisasi cukup dominan.
Kendati studi kasus ini hanya mencakup dua bank rekap, namun tetap menarik
untuk mengkaji kenapa satu bank rekap (Bank BNI) secara relatif lebih berhasil dalam
memperbaiki kinerjanya setelah direkap dibandingkan bank lainnya (Bank Universal).
Ditambah dengan kajian singkat tentang perkembangan terakhir (per November 2001)
kinerja bank-bank rekap, semakin mengukuhkan kesimpulan bahwa berhasil tidaknya
manajemen bank-bank dalam meningkatkan kinerja usahanya pasca rekapitalisasi
terpulang kembali kepada kapabilitas manajemen dalam mengimplementsikan
Business Plan secara konsisten dan committed.
Menghadapi ikiim usaha yang diliputi ketidakpastian sebagaimana dinyatakan
secara resmi oleh Gubernur Bank Indonesia pada awal tahun 2002, manajemen Bank
BNI dan Bank Universal (sambil menunggu keputusan final mergernya) dituntut
untuk mampu menyikapi perubahan Iingkungan usaha yang bergerak dinamis untuk
menjaga dan meningkatkan kinerjanya."
2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thomas, Rollin G.
Englewood Cliffs, N.J. : Prentice-Hall, 1959
332.1 THO o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Davis, Steven I
New York: St. Martin's Press, 1985
332.106 8 DAV e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>