Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157631 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aulia Fadli
"Latar belakang: Prevalensi obesitas meningkat di seluruh bagian dunia, termasuk juga pada populasi mahasiswa kedokteran. Hal ini disebabkan oleh peningkatan pola diet yang tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik, yang dipengaruhi oleh pengetahuan seseorang.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran pengetahuan tentang gizi dan obesitas di mahasiswa kedokteran. Serta pola makan, olahraga, dan praktek gizi pada mahasiswa dalam satu tahun terakhir. Penelitian ini akan menentukan apakah ada hubungan pengetahuan dengan perilaku gizi.
Metode: Sebanyak 103 peserta mengisi kuesioner untuk penelitian cross-sectional yang dilakukan pada bulan Juni 2012. Mahasiswa kedokteran pra-klinis dari Kelas Internasional Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dinilai pengetahuan dan perilaku mereka yang berhubungan dengan gizi dan obesitas. Analisis deskriptif dilakukan pada semua data. Uji statistik chi-square dan Spearman’s rank dilakukan untuk menentukan hubungan.
Hasil: 32,4% mahasiswa berada dalam kategori overweight (IMT≥23). Dalam penilaian mengetahuan, 14 (13,6%) mahasiswa mendapat nilai Kurang, 87 (84,5%) mendapat Cukup, dan 2 (1,9%) mendapat Baik. Dalam penilaian perilaku, 17 (16,5%) mendapat nilai Kurang, 79 (76,7%) mendapat Cukup, dan 7 (6,8%) mendapat skor Baik. Ada hubungan signifikan tetapi korelasi yang lemah antara pengetahuan dan praktek tentang gizi dan obesitas (rs= 0.262; p=0.008).
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku tentang gizi dan obesitas pada mahasiswa pra-klinis Fakultas Kedokteran.

Background: The prevalence of obesity is increasing in prevalence around the world and the medical students are also affected. The cause lies in increasing unhealthy diet and physical activity pattern that is influenced by the level of knowledge.
Aims: This study aims to know the dissemination of knowledge among medical students about nutrition and obesity, and their nutrition practice in the last one year. This study will determine whether there is a relation between knowledge and the student’s nutrition practice.
Methods: A cross-sectional study was carried out in Jakarta, Indonesia on June 2012, involving 103 pre-clinical medical students from the International Class of Medicine, Universitas Indonesia. Assessment of their knowledge and practice were done with questionnaires. Descriptive analyses were performed on all data and a chi-square and Spearman’s rank statistical test is conducted to determine relationship.
Result: 34,7% of students are overweight (BMI≥23). In the knowledge assessment, 14 (13,6%) students scored Poor, 87 (84,5%) scored Fair, and 2 (1.9%) scored Good. In the practice assessment, 17 (16,5%) scored Poor, 79 (76,7%) who scored Fair, and 7 (6.8%) who scored Good. There is a significant relationship but weak correlation between knowledge and practice (rs= 0.262; p=0.008).
Conclusion: There is a significant relationship between knowledge and practice about nutrition and obesity among pre-clinical medical students.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This study was conducted to explore the nutrional status children under five factor (i,e. mother education background, family income, children under five healty, health environment, access to health service and access to media information). A cross-sectional study based on health service was conducted in Ciruas, Mancak and Kramatwatu Serang, Banten..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Efrida Azis
"Salah satu upaya dari DepKes untuk memperbaiki status gizi keluarga, terutama balita adalah program Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK), yang bertujuan untuk memperbaiki perilaku ibu kearah hal-hal yang mendukung perbaikan gizi anak. Kabupaten Bogor juga sudah melaksanakan program 3PGK, dengan pencapaian tingkat partisipasi masyarakat (D/S) dan tingkat kelangsungan program (D/K) yang sudah baik. Tapi keberhasilan program memperbaiki gizi anak (N/5) masih rendah sekali, dan angka KKP juga masih jauh lebih tinggi dari Nasional maupun Jawa Barat. Berdasarkan hal-hal diatas perlu diketahui gambaran perilaku ibu yang mendukung perbaikan gizi di Kabupaten Bogor, yang merupakan salah satu tujuan dari program UPGK.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku ibu terhadap hal-hal yang mendukung perbaikan gizi dan hubungannya dengan kenaikan berat badan anak di Kabupaten Bogor serta faktor yang mempengaruhinya.
Penelitian ini merupakan penelitian Cross-Sectional. Data yang diperoleh diolah secara statistik dengan menggunakan tehnik analisis : distribusi frekuensi, menghitung adds Ratio dan analisis Multivariat dengan Regresi Logistik.
Unit analisis adalah ibu batita yang membawa anaknya ke posyandu, dengan besar sampel minimal 200, tetapi sewaktu pengumpulan data ditemukan jumlah batita 252 orang pada posyandu yang terpilih.
Hasil penelitian menemukan bahwa yang mempengaruhi kenaikan berat badan anak adalah : praktek pemberian makanan oleh ibu, praktek ibu menimbang anak, pendidikan ibu dan diare yang dialami anak. Dan ternyata pendidikan dan diare bukanlah merupakan faktor confounding.
Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah meningkatkan penyuluhan terutama mengenai pola makanan anak yang sesuai di posyandu, pelatihan ulang kader dengan materi yang utama yaitu tentang penyuluhan makanan dan pelatihan terhadap petugas pembina posyandu."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bulaksumur, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2016
615.704 52 BUK
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1986
614.1 GIZ
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Berbagai kajian di bidang gizi dan kesehatan menunjukkan bahwa untuk dapat hidup sehat dan produktif ,manusia memerlukan sekitar 45 jenis zat gizi yang harus diperoleh dari makanan yang dikonsumsi,dan tidak ada satu jenis panganpun yang mampu memenuhi seluruh kebutuhan gizi bagi manusia...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Nutrisi dalam kimia laut secara umum merupakan unsur-unsur dasar untuk bertumbuhnya fitoplankton. Unsur-unsur dasar tersebut meliputi fosfor,nitrogen dan silikat...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
H.R.K. Herry Nursetiyanto
"Daya tahanan terhadap stres lethalakan meningkat dengan adanya induksi HSP oleh stres sublethal. Mekanisme serupa dapat terjadi pada puasa Ramadhan (puasa intermiten). HSP70 intraselular adalah salah satu protein yang diinduksi oleh stres dan bertindak sebagai pelindung sel. Respon HSP juga menunjukkan perilaku yang sama ketika menghadapi stres, seperti kekurangan glukosa dan infeksi atau peradangan. Fungsi serum HSP72 in vivo tergantung pada kondisi organisme.HSP72 memfasilitasi sistem kekebalan tubuh ketika dilepaskan ke dalam sirkulasi darah organisme yang sehat, sementara pada organisme dengan penyakit kronis, serum HSP72 dapat memperburuk kondisi penyakit inflamasi kronis tersebut.Penelitian ini ingin mengetahui adakah penurunan kadar serum HSP70 &faktor apa saja yang memengaruhi perubahan kadar HSP70 serum pada penyandang DMTipe-2 yang berpuasa > 21 hari di bulan Ramadhan.Studi Quasi experimental one group before and after inidiawali dengan melakukan edukasi asupan makanan selama berpuasa di bulan Ramadhan, pengumpulan data klinis dan laboratorium kepada 37 subjek penyandang DM Tipe-2,1 minggu sebelum &hari ke 21 bulan Ramadhan. Didapatkan penurunan bermakna pada IMT, GD puasa dan kadar serum HSP70 pada minggu ke 3 dibandingkan minggu ke-1 (sebelum berpuasa Ramadhan). Lingkar pinggang perempuan pada minggu -1 berhubungan bermakna dengan penurunan kadar HSP70.Terdapat penurunan bermakna kadar serum HSP70 pada peyandang DM Tipe-2 yang berpuasa > 21 hari di bulan Ramadhan. Lingkar pinggang perempuan yang berpuasa> 21 hari di bulan Ramadhan berpengaruh terhadap penurunan kadar HSP70.

Resistance to lethal stress will increase with the induction of the HSP by sublethal stress. A similar mechanism may occur in the Ramadan fasting (intermittent fasting ). HSP70 is one of the proteins that are induced by stress and acts as a cell protector. HSP response also exhibit the same behavior when faced with stressors such as glucose deprivation and infection or inflammation. Serum HSP72 function in vivo depends on the circumstances of each organism. HSP72 facilitates the body's immune system when it is released into the circulation in a healthy organism, while the organism with a chronic disease, serum HSP72 can exacerbate chronic inflammatory disease state. The aim of this study is to determine whether there is a decrease in serum levels of HSP70 & what factors influence the change in serum HSP70 levels in people with T2DM who fasted for > 21 days in the month of Ramadan.This Quasi experimental one group before and after study performed data collection from 37 T2DM subjects and education on dietary intake during fasting in Ramadan on 1 week before and day 21st of Ramadan month. From the 37 subjects examined , found a significant decrease in BMI , FBG & serum HSP70 at week 3 than at week 1 before the fasting of Ramadan. Waist circumference of women at 1 week before Ramadan fasting significantly associated with decreased levels of HSP70.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"The research was conducted in SDN Mekar Jaya, East Depok . The purpose of this research is to find out the correlationbetween nutritional knowledge and food habit. data were collected from one Primary School , 150 SD students and parents were selected randomly . data were analyzed by Pearson correlation and distribution Frequency...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nur`aeni
"Masalah kesehatan yang masih menjadi beban negara berkembang, salah satunya adalah tingginya prevalensi gizi kurang. Penyebab masalah gizi kurang adalah kurangnya asupan makanan atau anak terkena infeksi, penyebab langsung yaitu konsumsi makanan dan infeksi, sedangkan penyebab tidak langsung yaitu ketersediaan pangan, pola asuh anak, pelayanan kesehatan, sanitasi dan air bersih. Semua penyebab tidak langsung ini dipengaruhi oleh pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan. Wilayah Puskesmas Depok Jaya merupakan salah satu dari empat wilayah puskesmas di Kecamatan Pancoran Mas dengan persentase gizi buruk pada tahun 2007 sebesar 0,96% yang merupakan persentase diatas rata-rata Kota Depok (persentase gizi buruk di Kota Depok pada tahun 2007 adalah 0,82%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan energi, protein dan faktor lain dengan status gizi baduta ( 0-23 bulan ) di Wilayah Kerja Puskesmas Depok Jaya tahun 2008.
Jenis penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional. Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah status gizi, sedangkan variabel independen yang diteliti adalah asupan energi, asupan protein, penyakit infeksi, pola asuh, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pengetahuan ibu, pendidikan dan pekerjaan ayah. Populasi dalam studi analisis ini adalah seluruh keluarga yang memiliki anak baduta umur 0-23 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Depok Jaya. Sedangkan unit sampel adalah anak baduta (0-23 bulan) di Wilayah Kerja Puskesmas Depok Jaya. Jumlah sampel 391 orang. Status gizi dihitung berdasarkan indeks BB/U baku rujukan WHO-NCHS, sedangkan asupan energi dan protein dihitung dengan metode recall 1x24 jam. Analisis pengolahan data hasil univariat dan bivariat dilakukan dengan menggunakan komputer.
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa prevalensi gizi buruk (Zskor <-2 SD) berdasarkan indeks BB/U di Wilayah Kerja Puskesmas Depok Jaya adalah 0.8% dan gizi kurang 6.1%. Sebagian besar (61.1%) asupan energi "cukup" (≥100 % AKG) pada anak baduta, demikian juga asupan protein "cukup" (≥100 % AKG) sebesar 70.3%. Proporsi anak yang menderita penyakit infeksi/diare (3.8%), sedangkan ibu dengan pola asuh baik cukup banyak (68%). Sebagian besar (79%) tingkat pendidikan ibu tinggi , sementara proporsi ibu yang tidak bekerja sebesar 70.1%. Ibu dengan tingkat pengetahuan ibu kurang cukup besar (79.5%), Ayah berpendidikan rendah sedikit jumlahnya (13.8%) sedangkan sebagian besar ayah (97.2%) bekerja. Dari 9 variabel bebas sesudah dilakukan uji bivariat terdapat hubungan bermakna antara asupan energi, asupan protein, tingkat pendidikan ibu dan tingkat pendidikan ayah dengan status gizi anak baduta.
Saran dari penelitian ini adalah meningkatkan kegiatan penyuluhan tentang pengetahuan gizi yang berkaitan dengan zat-zat gizi, pola pemberian makanan tambahan, menu seimbang, pengasuhan dan perawatan anak serta kadarzi guna mencegah terjadinya gizi kurang. Mengoptimalkan kegiatan posyandu dengan melibatkan lintas sektor (tokoh masyarakat, tokoh agama, lurah, camat) dan LSM guna mencegah dan menanggulangi kejadian kurang gizi baik di Wilayah Kerja Puskesmas Depok Jaya maupun di Kota Depok."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>