Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158859 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sianturi, Johannes Natanael
"Upaya pengunduhan ilegal semakin marak terjadi, menyebabkan kerugian bagi musisi. Penyanyi rap Indonesia, Pandji Pragiwaksono mencoba cara lain untuk mengatasi permasalahan dengan inovasi pemasaran, Free Lunch Method (FLM) untuk album ketiganya, Merdesa. Berbekal kerjasama dengan Acer sebagai sponsor, Pandji melakukan persuasi kepada masyarakat untuk mengunduh albumnya secara gratis. Permasalahan yang dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana cara Pandji memenangkan negosiasi dengan Acer dan bagaimana membuat sebuah tindakan persuasif yang efektif bagi khalayak demi mendapatkan profit.
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui strategi dan teknik negosiasi seperti apa yang berhasil memenangkan negosiasi Pandji dengan Acer, juga mengetahui teknik persuasi seperti apa yang dilakukan Pandji terhadap khalayak di media sosial untuk memenangkan deal negosiasi yang sebelumnya dilakukan dengan Acer. Makalah ini diharapkan dapat memperkaya wawasan tentang penerapan teknik negosiasi dan persuasi. Makalah ini juga diharapkan dapat memberikan masukan kepada pekerja di bidang komunikasi untuk dapat mengembangkan inovasi dalam proses komunikasi, baik dengan klien atau kepada khalayak. Teori yang digunakan dalam menganalisa permasalahan tersebut adalah teori teknik negosiasi dan persuasi serta teori pemasaran.
Penulisan makalah ini menggunakan metode deskriptif dan studi kepustakaan. Hasil dari pembahasan makalah ini adalah kolaborasi teknik negosiasi dan persuasi dengan pemasaran yang baik menghasilkan profit bagi karya musik gratis.

Nowadays, illegal downloading flares and causes detriment for musician. Indonesian rapper, Pandji Pragiwaksono tried another way to solve this problem with an innovation of marketing, Flee Lunch Method (FLM) for his third album, Merdesa. Having a deal with Acer as his main sponsor, Pandji had to persuade netizens to download his album freely. Problem examined in this paper is how could Pandji win the negotiation with Acer and how to create an effective persuasive action for the sake of earning profit.
This paper aims to find out which kind of negotiation and persuasion technic accomplished by Pandji to both Acer and netizens. The advantage of this paper is to cast advises for those who are working in communication field to be able to develop innovations in communication process, be it with client or netizens/ target market. Theories used in analyzing the problem are negotiation and persuasion technic and marketing theory.
This paper is written in descriptive method and literature review based, which relies the secondary data collected by many sources as writing reference. The result of this paper is, great collaboration between negotiation and persuasion technic with marketing generates profit for free music.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Asih Kusuma Lestari
"Skripsi ini berisi tentang analisis kohesi gramatikal dan leksikal dalam stand up comedy Pandji Pragiwaksono pada acara Stand Up Nite episode ke-3. Analisis mengacu kepada teori Halliday dan Hassan dengan menggunakan metode kualitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa kohesi gramatikal berupa referensi,substitusi, elipsis, dan konjungsi serta kohesi leksikal berupa reiterasi dan kolokasi muncul dalam wacana stand up comedy Pandji. Kohesi gramatikal yang cenderung digunakan dalam pembentukan keutuhan wacana ini adalah referensi persona endofora gua yang mengacu kepada penutur, sedangkan kohesi leksikal yang cenderung digunakan adalah repetisi. Kohesi umumnya bersifat tekstual. Penelitian juga menunjukkan bahwa kohesi dalam wacana lisan stand up comedy berbeda dengan kohesi dalam wacana tulis. Letak perbedaannya terlihat pada konjungsi memiliki lebih dari satu fungsi saat dilisankan.

The focus of this study is the grammatical and lexical cohesion in Stand Up.Comedy of Pandji Pragiwaksono at the Stand Up Nite show episode 3. Analysis refers to the theory of Halliday and Hasan. Analytical methods used are qualitative. The summary of this research shows grammatical cohesion: reference,substitution, ellipsis, conjunction, and lexical cohesion: reiteration and collocation, appear in discourse of stand up comedy. Most of the grammatical cohesion that appears is persona reference endofora gua, whereas the majority of the lexical cohesion that appears is repetition. Generally, cohesion that appears is textual. Moreover, this research shows that cohesion in oral discourse and written discourse is different.;The focus of this study is the grammatical and lexical cohesion in Stand Up.Comedy of Pandji Pragiwaksono at the Stand Up Nite show episode 3. Analysis refers to the theory of Halliday and Hasan. Analytical methods used are qualitative. The summary of this research shows grammatical cohesion: reference,substitution, ellipsis, conjunction, and lexical cohesion: reiteration and collocation, appear in discourse of stand up comedy. Most of the grammatical cohesion that appears is persona reference endofora gua, whereas the majority of the lexical cohesion that appears is repetition. Generally, cohesion that appears is textual. Moreover, this research shows that cohesion in oral discourse and written discourse is different."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45738
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adriana Rahajeng Mintarsih
"Album musik Stripped (2002) merupakan album yang menjadi titik balik di dalam karir penyanyi Christina Aguilera. Tidak seperti album perdananya Christina Aguilera (1999) di mana ia tidak mempunyai kontrol atas materi album dan citranya, ia terlibat penuh di dalam pembuatan album dan citra yang ia tampilkan dengan menjadi produser eksekutif untuk album Stripped. Lagu-lagu pop remaja dan citra remaja perempuan yang ‘manis’ dan ‘baik-baik’ digantikannya dengan lagu-lagu beraliran hip-hop, rhythm and blues (R&B), dan soul dengan tema dan citra perempuan dewasa yang nyaman dengan tubuh dan seksualitasnya. Menggunakan pendekatan feminis posstrukturalis Hélène Cixous mengenai écriture féminine (praktik penulisan feminin) dan cultural studies dengan teknik close reading, saya mendapatkan dua temuan ketika melakukan analisis teks. Pertama, album ini merupakan wadah bagi Christina untuk mengartikulasikan subjektivitas feminin.
Meskipun Cixous sendiri tidak pernah membuat konsep subjektivitas feminin, saya melihat bahwa praktik penulisan feminin menjadi sarana bagi Christina untuk meraih subjektivitas. Kedua, ketika Christina dan album Stripped diletakkan kembali ke dalam konteks industri musik di mana keduanya berada, artikulasi subjektivitas feminin harus berhadapan dengan proses branding yang meliputi semua penyanyi atau musisi di dalam industri musik arus utama. Tubuh dan seksualitas perempuan sering kali digunakan oleh industri musik di dalam proses branding para penyanyi perempuan. Namun, dengan menggunakan model sistem produksi budaya milik Elizabeth C. Hirschman, di dalam penelitian ini, saya menemukan bahwa Christina tidak menjadi objek atau korban branding melainkan berhasil melakukan negosiasi antara subjektivitas feminin dan branding.

Stripped (2002) is a music album that becomes a turning point in Christina Aguilera’s singing career. Unlike her first album Christina Aguilera (1999) in which she had no control over the materials of her album and her image, she sought full involvement in the album making and her image by being the executive producer of Stripped. Teen pop songs with a ‘good’ girl image were replaced by hip hop, rhythm and blues (R&B), dan soul songs with an image of a woman comfortable with her body and sexuality. Using a poststructural feminism approach based on Hélène Cixous’s écriture féminine (feminine writing) and cultural studies approach with close reading techniques, I made two findings when doing textual analysis. First, this album becomes a vessel for Christina to articulate a feminine subjectivity.
Although Cixous herself never formulated a concept of feminine subjectivity, feminine writing becomes a mean for Christina to achieve subjectivity. Second, since Christina and her album Stripped are parts of the music industry, her articulation of feminine subjectivity has to meet the process of branding which is unavoidable for every singer or musician in the mainstream music industry. Female body and sexuality are often used by the music industry in the process of branding of female singers. However, using a model of culture production system by Elizabeth C. Hirschman, in this research, I found that instead of being an object or a victim of branding, Christina manages to make a negotiation between feminine subjectivity and branding.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Mas Ngabei Poerbatjaraka
Djakarta: Gunung Agung, 1968
899.221 POE t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Dewantoro
"ABSTRAK
Media arus utama dan industri perfilman mulai menampilkan sisi lain dari Wall Street sejak terjadinya krisis finansial di tahun 2008. Margin Call 2011 adalah salah satu dari beberapa film yang menggambarkan situasi para pekerja Wall Street ketika mereka harus menghadapi krisis finansial pada saat itu. Alur cerita film ini memiliki beberapa kesamaan dengan kejadian bangkrutnya perusahaan Lehman Brothers di dunia nyata yang dimana menceritakan tentang kondisi para pekerja dalam sebuah firma yang berusaha menyelamatkan diri mereka dari kebangkrutan perusahaan ketika terjadinya krisis finansial. Film ini dipilih menjadi objek analisis dengan pertimbangan bahwa film ini menyiratkan banyak ujaran persuasive. Merujuk pada kategorisasi teknik persuasi oleh Barbara Johnstone 1989 , artikel ini bertujuan untuk menganalisis berbagai macam teknik persuasi yang digunakan oleh para pekerja Wall Street melalui analisis percakapan pada dialog formal dan informal antar karakter dalam film. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa baik konteks percakapan formal maupun informal memiliki preferensi teknik persuasinya masing-masing. Sebagai kesimpulan, analisis ini menunjukan bahwa narasi dalam film ini dapat ditelaah lebih jauh lagi dengan menggunakan pendekatan analisis tekstual.

ABSTRACT
Mainstream media and film industry have started to explore the unrevealed side of Wall Street after the 2008 financial crisis erupted. Margin Call 2011 is one of the films that portrayed the situation of Wall Street workers when they have to deal with the financial crisis. The movie plot has similarities with real-life event of Lehman Brother bankruptcy in which it portrays the condition of the workers within a firm that should save themselves from a bankruptcy during the financial crisis. The movie is chosen to be the source of analysis because of the consideration that the film contains many persuasion speeches. By considering Barbara Johnstone 39;s 1989 categorization of persuasion techniques, this article aims to examine various persuasion techniques used by the Wall Street worker through conversational analysis on the dialogues of the characters within the film in both formal and informal contexts. The findings of this analysis show that both formal and informal occasion speech have their own most preferable technique of persuasion. To sum up, this analysis shows that the narrative within this film can be examined broader by doing textual analysis approach."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Sosrodanikusumo
[T.t]: [T.th], 1928
Ma 899.231 S 5
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Sasradanikusuma
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], 1928
MA 899.231 S 37
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Hernawani
"Perpustakaan Nasional Republik Indonesia merupakan salah satu lembaga di Indonesia yang menyimpan naskah-naskah Nusantara. Koleksi yang tersimpan terdiri lebih dari sebelas ribu naskah tulisan tangan dari berbagai bahasa dan aksara daerah di Nusantara. Sebagian besar koleksi di Perpustakaan Nasional RI merupakan naskah-naskah Jawa, termasuk didalamnya adalah koleksi J. L. Moens.Seluruh koleksi J. L. Moensterdiri dari 284 naskah: Koleksi Perpustakaan Nasional RI terdiridari 85 naskah pewayangan pada kodekoleksi AS, 30 naskah berilustrasi padakodekoleksi KBG; enam naskah menjadi koleksi Museum Sonobudaya di Yogyakarta; sembilan naskah menjadi koleksi Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia; dan 154 naskah dengan kode Lor menjadi koleksi Perpustakaan Universitas Leiden –Belanda. Dari 30 naskah Moens Album, terdapat 3 naskah permainan anak-anak yaitu KBG 926 (Jongensspelen), KBG 927 (Meisjesspelen), KBG 928 (Kaart-en Dobbelspelen), yang juga disebut Moens Album, Platenalbum no.1, 2, dan 3. Naskah-naskah ini menyajikan gambar ilustrasi yang menggambarkan deskripsi permainan yang disajikan pada bagian lain halaman, dengan uraian teks beraksara dan berbahasa Jawa. Gambaran tentang permainan tradisional dalam koleksi ini akan memberikan pemahaman terhadap pemikiran, orientasi, dan nilai-nilai dari permainan tradisional yang pernah hidup pada masa lampau, meskipun bukan suatu hal yang muda huntuk dapat menghadirkannya kembali."
Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, 2018
090 JMN 9:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Sharfina Ningtyas
"Istilah "gothic" telah ada sejak abad ke-4 setelah Masehi sebagai nama sebuah suku barbar di daerah Eropa Timur. Arti dari kata ?gothic? kemudian berkembang menjadi gaya arsitektur, aliran sastra, fashion dan genre musik seiring dengan perkembangan zaman. Kesemua aspek tersebut membentuk gothic sebagai budaya yang anti-mainstream. Perkembangan arti kata ?gothic? ini kemudian menimbulkan banyak representasi yang berbeda-beda dari setiap individu yang mengikuti budaya tersebut. Skripsi ini membahas representasi budaya gothic yang ditampilkan oleh grup musik gothic asal Jerman, Blutengel, melalui album mereka yang berjudul Monument.

The term "Gothic" has been around since 4th century A.D as the name of a tribe of the barbarian, that lived in Eastern Europe. The meaning of the word "gothic" was later developed into a style of architecture, literature genre, fashion and music genre along with the development of the times. All these aspects made gothic as an anti-mainstream culture. The development of the meaning of the word "gothic" later made many different representations from every individual that follows the culture. This thesis discusses about the representation of Gothic culture that displayed by a gothic music group from Germany, Blutengel, through their album entitled "Monument"."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S60369
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Prasetyo
"Skripsi ini membahas cerpen-cerpen yang bertema sosial-politik pada majalah Pandji Masjarakat tahun 1959?1960 dan 1966-1974. Pandji Masjarakat merupakan majalah berhaluan Islam modernis yang terbit tahun 1959. Majalah tersebut sempat dibredel tahun 1960 karena memuat artikel "Demokrasi Kita" hingga terbit kembali tahun 1966. Dalam rentang tahun 1959-1974, Pandji Masjarakat banyak menerbitkan artikel dan karya sastra yang bersinggungan dengan gejolak politik zamannya. Genre sastra yang cukup jelas memperlihatkan gagasan sosial-politik adalah cerpen-cerpen yang diterbitkannya. Sejumlah cerpen bertema sosial-politik itu akan ditelaah dengan metode sosiologi sastra. Setelah dilakukan penelaahan, diketahui bahwa tujuh cerpen majalah Pandji Masjarakat mempunyai gagasan yang menyuarakan kritik sosial-politik terhadap zamannya.

This undergraduate thesis discusses the socio-political short stories in the Pandji Masjarakat magazine in 1959-1960 and 1966-1974. Pandji Masjarakat was an Islamic modernist magazine that was published in 1959. That magazine was ceased in 1960 because of the article "Demokrasi Kita" and was published again in 1966. In years between 1959?1974, Pandji Masjarakat published a lot of articles and literary works that were related to the political turmoil of the era. The obvious literary genre shows the socio-political thoughts in the published short stories. Those socio-political short stories then were examined with the socio-literary method. After that, it is known that seven short stories in the Pandji Masjarakat magazine have a socio-political thought that expresses a socio-political criticism of the era."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S55946
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>