Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 206112 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kuncoro Adhi Prasetyo
"Jurnal ilmiah ini akan membahas mengenai perilaku manusia yang tak lepas dari pengaruh lingkungan sekitar. Penulis akan membahas pengaruh dari lingkungan, dalam hal ini media, sesuai dengan teori psikologi behaviorisme John Watson. Objek yang mempengaruhi manusia yang dibahas di jurnal ilmiah ini adalah anime. Anime adalah film animasi yang disukai oleh berbagai kalangan mulai dari anak - anak hingga orang dewasa. Lebih spesifiknya penulis akan membahas mengenai anime olahraga. Penulis akan membahas pengaruh anime olahraga ini terhadap mahasiswa penggemar anime di program studi Jepang FIB UI tahun ajaran 2013 - 2014. Penelitian ini menggunakan data kualitatif dan merupakan penelitian terbuka dengan menyebarkan angket survey untuk menghimpun data deskriptif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan anime berjenis cerita olahraga terhadap para mahasiswa program studi Jepang FIB UI tahun ajaran 2013 - 2014.

This scientific journal will discuss the human behavior which could not be separated from the influence of the surrounding environment. The author will discuss the influence of the environment, in this case the media, according to the theory of psychological behaviorism from John B. Watson. The object that affects humans which will be discussed in this scientific journals is anime. Anime is the animated films favored by various groups ranging from childrens to adults. More specifically, the author will discuss the anime of sports. The author will discuss the influence of sport anime towards the students of Japanese studies of FIB UI academic year of 2013 - 2014 whom are the fans of anime. This study uses qualitative data and is an open research by distributing a questionnaire survey to gather descriptive data. The purpose of this study is to acknowledge the effect that arises from anime based on sports stories towards the students of Japan FIB UI academic year 2013-2014."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Marielle Nabila Putri Setiawan Latief
"Jepang terkenal luas dengan layanan terpuji yang dapat ditemukan di setiap bisnis, terlepas dari apakah pelanggannya adalah tamu lokal atau tamu asing. Layanan khusus ini disebut ‘Omotenashi’, istilah yang berasal dari kata ‘motte’ yang berarti memegang dan ‘nashi’ yang berarti tidak ada, diringkas menjadi memberikan layanan terbaik tetapi 'tidak menerima' sebagai balasannya. Anime Isekai Shokudou bercerita tentang restoran ajaib dengan pintu yang terbuka ke dunia lain. Restoran tersebut menyediakan makanan untuk manusia dan makhluk di dunia lain setiap hari Sabtu saat pintu dibuka, dengan omotenashi sebagai layanannya. Dalam tulisan ini, penulis akan menganalisis representasi omotenashi dalam anime Isekai Shokudou dengan menggunakan teori Abdulellah Al-alsheikh tentang 3 elemen yang dimiliki omotenashi yaitu Shitsurai yaitu lingkungan fisik omotenashi dilakukan, Furumai berarti kegiatan omotenashi tersebut, dan Shikake adalah reaksi atau timbal balik pelanggan. Penelitian ini akan menggunakan analisis metode kualitatif. Hasil dan kesimpulan dari penelitian ini adalah budaya omotenashi yang ditampilkan di anime Isekai Shokudou sesuai dengan 3 elemen omotenashi, dan ditampilkan di keseluruhan anime.

Japan is widely known for commendable service that can be found in every kind of business, regardless if the customer is a local guest or a foreign guest. This special kind service is called ‘Omotenashi’ a term that derives from the word ‘motte’ meaning to hold and ‘nashi’ that mean none, summarized as to give the best of service but ‘take none’ in return. Isekai Shokudou anime tells about a magical restaurant with a door that opens to another world. The restaurant provide foods for people and creatures on the other world every Saturdays when the door opens, with omotenashi as its service. In this paper, the author will analyze the representation of omotenashi in the anime Isekai Shokudou by using Abdulellah Al-alsheikh's theory about the 3 elements that omotenashi has, namely Shitsurai which is the physical environment the omotenashi is carried out, Furumai means the omotenashi activity itself, and Shikake being the customer's reaction or feedback. This research will be using a qualitative method analysis. Results and conclusions of this study is the Omotenashi culture that is shown in the anime Isekai Shokudou corresponds to the 3 elements of Omotenashi, and it is shown in the entirety of the anime."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Pratyaksa Vidyanto
"Skripsi ini membahas tentang penokohan dari karakter Ikari Shinji dalam anime Shinseiki Evangelion. Dengan menggunakan teori tokoh utama oleh Sudjiman, penulis mengkaji anime ini dengan metode deskriptif analisis. Hasil analisis menunjukkan bahwa karakter Shinji adalah tokoh utama karena hubungannya yang intens dengan karakter lain turut membantu jalannya cerita. Anime ini menunjukkan bahwa sebuah cerita dapat diceritakan melalui interaksi antara karakternya, tidak melalui narasi saja seperti anime-anime yang sudah dibuat sebelum ini. Lebih lanjut anime ini juga memperlihatkan bahwa seorang anak yang tidak memiliki kasih sayang orang tua pada masa kecilnya, maka perkembangan psikis sang anak tidak akan sempurna.

This thesis explains about character analysis of Ikari Shinji from Neon Genesis Evangelion. By applying Sudjiman?s theory of main character, writer will analyze this anime with descriptive analytic method. This analysis showed that Shinji is a main character because of his intense relations with other characters. This anime showed that a story can be told with interaction of the characters, not using narration like the anime before Evangelion. Moreover, this anime also showed that a kid who didn?t had a parents love, his mental development will not perfect."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S62482
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alya Edelweisa
"Media memiliki pengaruh besar pada era sekarang ini. Salah satu media tersebut adalah Anime yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dan harapan. Salah satunya adalah dengan adanya female gaze atau sudut pandang perempuan dalam Anime Free! Iwatobi Swim Club. Konsep female gaze yang berkaitan erat dengan adanya manifestasi dan kepuasan emosional perempuan ini juga menjadi salah satu alasan bahwa dapat terjadi objektifikasi pada tokoh lakilaki dalam anime ini. Objektifikasi membuat seseorang dapat dipergunakan, dimanipulasi, dan dikontrol layaknya barang. Objektifikasi biasanya lebih umum dan sering dialami oleh perempuan atas tubuh mereka. Namun demikian, hal itu tidak menutup adanya objektifikasi pada laki-laki. Akibat dari objektifikasi tersebut, laki-laki jadi memiliki standar visual dan sikap tertentu yang tertanam dalam dirinya. Penelitian ini akan menganalisis dan membahas tentang bagaimana objektifikasi juga dapat terjadi pada tokoh laki-laki walaupun dilihat melalui konsep female gaze serta bagaimana dampak dari objektifikasi tersebut baik di dalam maupun luar media Anime Free! Iwatobi Swim Club. Melalui analisis teks dan sinematografi dengan teori female gaze, analisis dilakukan dalam rangka membuktikan adanya objektifikasi pada tokoh dalam Anime Free! Iwatobi Swim Club. Dengan demikian, anime ini menghadirkan adanya objektifikasi pada tokoh laki-laki yang dilakukan oleh perempuan sebagai pemenuhan keinginan atas kriteria ideal laki-laki.

Media has a significant influence in today's era. One of the mediums is Anime, which can be used to convey messages and aspirations. Such as through the Female gaze in the Anime Free! Iwatobi Swim Club. The concept of female gaze, closely related to the manifestation and emotional satisfaction of women, is also one of the reasons objectification can occur towards male characters in this anime. Objectification is the way someone looks at another subject as usable, manipulable, and controllable like an object. Objectification is more commonly and frequently experienced by women regarding their bodies. However, men are not excluded from this. As a result of such objectification, men develop specific visual standards and attitudes ingrained within them. This research will analyze and discuss how objectification can also happen to male characters through the lens of female gaze. Moreover, what are the impacts of such objectification both within and beyond the Free! Iwatobi Swim Club AnimeAnime. Through textual and cinematographic analysis using the theory of female gaze, this study aims to demonstrate the presence of objectification towards characters in Anime Free! Iwatobi Swim Club. Moreover, this anime presents objectification towards male characters carried out by women as a fulfillment of the criteria for an idealized male."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lintang Nadya Kirana
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menawarkan cara pandang baru mengenai representasi persahabatan sesama perempuan dalam anime Kiki’s Delivery Service melalui tokoh Kiki dan Ursula. Penelitian ini sekaligus ingin melihat implikasi representasi persahabatan sesama perempuan dalam karya tersebut terhadap wacana upaya pemberdayaan perempuan Jepang pada awal zaman Heisei. Persahabatan sesama perempuan dicirikan dengan hubungan yang mengedepankan keintiman dan kasih sayang (Ford, 2016). Maka dari itu, dibandingkan dengan laki-laki, perempuan cenderung memiliki tingkat pengungkapan diri yang lebih tinggi. Penelitian ini menggunakan Teori Penetrasi Sosial untuk menguraikan lebih lanjut interaksi yang terjalin dalam persahabatan tokoh Kiki dan Ursula. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pengungkapan diri yang terjadi pada tokoh Kiki dan Ursula berhasil membuat mereka merasa berdaya.  Oleh karena itu, anime Kiki’s Delivery Service dapat dikatakan merepresentasikan bahwa pengungkapan diri dalam persahabatan sesama perempuan merupakan salah satu langkah dalam mencapai pemberdayaan perempuan. Selain itu, penelitian ini berargumen bahwa anime Kiki’s Delivery Service turut berkontribusi dalam merepresentasikan upaya pemberdayaan perempuan di Jepang pada zaman Heisei (1989-2019).

This research aims to analyze and offer a new perspective on the representation of female friendship in the anime Kiki’s Delivery Service through the characters Kiki and Ursula. The study also seeks to explore the implications of female friendship’s representation within the anime on the empowerment of Japanese women discourse in the early Heisei era. Female friendships are characterized by intimate and affectionate relationships (Ford, 2016). Therefore, compared to men, women tend to have a higher level of self-disclosure. This research employs the Social Penetration Theory to further examine the interactions within the friendship of Kiki and Ursula. The findings indicate that the process of self-disclosure in the characters Kiki and Ursula contributes to their sense of empowerment. Hence, Kiki’s Delivery Service can be said as representing that self-disclosure in female friendships is a step towards women’s empowerment. Additionally, the study argues that the anime also contributes to representing efforts towards women’s empowerment in Japan during the Heisei era (1989-2019)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yuuki Canna
"Penelitian ini mengeksplorasi teknik humor audiovisual dalam anime Asobi Asobase. Penelitian ini menggunakan teknik humor audiovisual, benign violation theory (teori pelanggaran tanpa ancaman), wacana kishotenketsu, dan prinsip kerjasama Grice sebagai kerangka teoritisnya. Teori benign violation menjelaskan humor sebagai respon terhadap situasi yang melibatkan pelanggaran yang tidak mengancam, sedangkan wacana Kishotenketsu digunakan untuk menjelaskan penyampaian humor dalam anime. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah setiap situasi yang melibatkan ketidaksesuaian secara otomatis menciptakan humor, dan bagaimana wacana kishotenketsu menjelaskan penyampaian adegan lucu dalam media audiovisual Jepang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan pengumpulan data dari anime Asobi Asobase untuk menganalisis elemen humor dalam konteks kerangka teori. Penelitian ini memberikan kontribusi pada pemahaman yang lebih dalam tentang korelasi antara ketidaksesuaian linguistik dan humor dalam konteks media audiovisual Jepang, khususnya anime. Penggunaan teknik seperti peculiar voice, exaggeration, dan peculiar music menunjukkan bahwa media audiovisual memiliki keunggulan dalam menghadirkan humor dengan beragam teknik audiovisual.

This study explores audiovisual humor techniques in the anime Asobi Asobase. This study uses audiovisual humor techniques, benign violation theory, kishotenketsu discourse, and Grice's cooperative principle as its theoretical framework. Benign violation theory explains humor as a response to situations involving non-threatening violations, while Kishotenketsu discourse is used to explain the delivery of humor in anime. This study aims to analyze whether every situation involving incongruity automatically creates humor, and how kishotenketsu discourse explains the delivery of humorous scenes in Japanese audiovisual media. This research uses a qualitative descriptive method and data collection from the anime Asobi Asobase to analyze humor elements in the context of the theoretical framework. This research contributes to a deeper understanding of the correlation between linguistic incongruity and humor in the context of Japanese audiovisual media, particularly anime. The use of techniques such as peculiar voice, exaggeration, and peculiar music shows that audiovisual media has the advantage of presenting humor with a variety of audiovisual techniques."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agnesya Arveila
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat representasi feminisme liberal dalam anime Attack on Titan: The Final Season serta menganalisis makna dari temuan representasi feminisme liberal tersebut. Penelitian ini menggunakan tiga teori sebagai kerangka analisis, yaitu feminisme liberal oleh Alison Jaggar (1983), teori kode televisi oleh John Fiske (2001), dan teori fantasi dalam kesusastraan modern Jepang oleh Susan Napier (1996). Hasil analisis menunjukkan bahwa representasi feminisme liberal yang terdapat dalam Attack on Titan berupa penokohan karakter tokoh perempuan yang berkontribusi dalam militer dan politik, tindakan para tokoh perempuan yang menunjukkan kemampuannya dalam militer, dan kesetaraan hubungan antar tokoh perempuan dan laki-laki di dalam organisasi militer. Representasi perempuan dalam anime Attack on Titan: The Final Season ini dapat dibaca sebagai refleksi terhadap realitas dinamika gender di Jepang pada era kontemporer.

The purpose of this study is to discover liberal feminism representations in Attack on Titan: The Final Season and to analyze the meaning of these representations. This study uses three theories as a framework for analysis: liberal feminism by Alison Jaggar (1983), television code theory by John Fiske (2001), and fantasy theory in modern Japanese literature by Susan Napier (1996). The results of the analysis show that the representation of liberal feminism presented in this anime is in the form of characterizations of female characters who contribute to politics and the military, the actions of female characters who show their capabilities in the military, and the equality among female and male characters in military units. The representation of women in the anime Attack on Titan: The Final Season can be interpreted as a reflection of the reality of gender dynamics in Japan in the contemporary era."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Risanda Adhi Pratama
"Sebagai negara imperialis yang menduduki sejumlah negara-negara di Asia selama Perang Dunia II, Jepang memiliki hubungan yang kurang baik dengan negara-negara yang pernah diduduki pada masa itu seperti Cina dan Korea Selatan. Meskipun demikian, produk budaya populer Jepang seperti anime dan manga berhasil menjadi populer di negara-negara tersebut, terlepas dari renggangnya hubungan antar negara-negara tersebut. Potensi anime untuk menjadi alat diplomasi membuat pemerintah Jepang meluncurkan program-program untuk mempromosikan anime di Cina dan Korea Selatan dalam rangka untuk memperbaiki hubungan dengan kedua negara tersebut. Naskah ringkas ini akan menganalisis apa saja tindakan yang dilakukan oleh pemerintah Jepang untuk mempromosikan anime dalam rangka diplomasi budaya populer di Cina dan Korea Selatan serta bagaimana masyarakat di kedua negara tersebut menerima upaya diplomasi budaya populer dari pemerintah Jepang.

As an imperialist country who occupied several Asian countries during the Second World War, Japan have strained relations with countries that used to be occupied such as China and South Korea. Nevertheless, Japanese popular culture products such as anime and manga are popular in China and South Korea, despite the poor relations between those countries and Japan. The potential of anime to be a diplomatic tool makes the Japanese government launchs programs to promote anime in China and South Korea in order to improve relations between Japan and those countries. This paper will analyze what have the Japanese government done to promote anime within the pop culture diplomacy program in China and South Korea, and how those countries citizen`s react towards the Japanese government program."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Zarmayana Nur Khairunni
"Stres merupakan istilah yang sering dirasakan oleh manusia saat menjalani kehidupan sehari-hari. Respon atau pengaruh stres bergantung pada pengelolaan stres atau koping, salah satunya menonton anime. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi konsep diri mahasiswa FIK UI yang menonton anime dan mengetahui adanya hubungan antara keduanya. Desain penelitian ini adalah Cross Sectional kepada 129 responden. Konsep diri diukur dengan kuesioner Robson 39;s Self Concept.
Hasil penelitian ini menyatakan sebanyak 76,7 mahasiswa yang menonton anime memiliki konsep diri negatif. Uji korelasi menggunakan uji Chi Square menyatakan tidak ada hubungan antara menonton anime dengan konsep diri. Hasil penelitian ini dapat membantu adanya peningkatan promosi kesehatan mengenai konsep diri di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.

Stress is a term that is often perceived by humans in daily life. The response of stress depends on stress management itself or called coping, such as watching anime. Aim of this research is to identify self concept of FIK UI students who watch anime and to seek the correlation of those variables. This research is using cross sectional design to 129 respondents. Self concept is measured using Robson 39 s Self Concept questionnaire.
The results showed that 76.7 of students who watch anime have a negative self concept. Correlation test using chi square showed that there is no correlation between watching anime and self concept. The results will beneficial to health promotion about self concept at Faculty of Nursing Universitas Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S68649
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alisa Nur Rachmawati
"Pemerintah Jepang melakukan berbagai upaya untuk mempromosikan pariwisata. Anime merupakan salah satu bentuk dari budaya populer yang berperan sebagai media promosi oleh pemerintah Jepang dalam upaya tersebut. Salah satunya adalah anime Yuru Camp yang diluncurkan pada tahun 2018. Yuru Camp adalah anime yang bertema kemah dan kegiatan outdoor pada musim dingin. Anime ini menstimulus penontonnya untuk berkunjung ke prefektur Yamanashi. Penelitian ini akan membahas mengenai upaya yang dilakukan guna  mengembangkan pariwisata Yamanashi serta dampak dari kerjasama tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji seberapa besar pengaruh anime Yuru Camp terhadap pariwisata prefektur Yamanashi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan analisis deskriptif, yaitu dengan memaparkan bentuk dari upaya mendongkrak pariwisata Yamanashi dan menganalisis anime Yuru Camp dengan kajian contents tourism oleh Horiuchi Junichi. Data dari penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber internet, terutama website resmi pariwisata prefektur Yamanashi. Hasil penelitian ini adalah, pada Tahun 2018 yaitu saat anime Yuru Camp tayang, jumlah wisatawan prefektur Yamanashi mengalami kenaikan yang signifikan. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, wisatawan yang masuk mengalami kenaikan sebesar 17.2%. Yuru Camp terbukti mengoptimalkan ketiga elemen yang ada pada teori contents tourism yaitu produser, otoritas lokal, dan penggemar, dalam upayanya untuk mempromosikan prefektur Yamanashi.

Japanese Government are committing to boost their tourism through miscellaneous strategies. Anime is one of the culture pop which plays its role as promotion instrument that helps the Japanese Government to achieve their goals. Yuru Camp is one of the anime released in 2018. Yuru Camp mainly talks about camping and various winter outdoor activities. This anime stimulates the audiences to visit Yamanashi Prefecture. This paper would examine the method of the efforts, and what are the impacts of the cooperation that both parties have done to develop Yamanashi`s tourism. The purpose of the paper is to analyze how significant Yuru Camp can affect Yamanashi`s tourism through anime. The method of the study are qualitative and descriptive analysis, first, this paper would explain the efforts to develop tourism in Yamanashi and investigate Yuru Camp with contents tourism theory by Horiuchi Junichi. The data collected are sourced from various literature such as the internet, especially the official website of Yamanashi`s tourism department. The result of the study shows that in 2018 is when Yuru Camp released, the number of inbound tourists in Yamanashi is highly increased. Compared to the years before, inbound tourists have increased by the number of 17.2%. Yuru Camp is proven to optimize the three elements of contents tourism theory; producer, local authorities, and fans, in its effort to promote Yamanashi`s tourism.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>