Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77613 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eka Prastica
"Artikel ini membahas dekonstruksi gagasan yang terdapat pada iklan rokok L.A Lights versi “Rumput Gue Lebih Asik dari Rumput Tetangga” dengan menggunakan dekonstruksi Jacques Derrida. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan semiotika pada iklan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dekonstruksi terjadi pada pemaknaan rumput hijau yang sebelumnya dibangun dan diperkuat sejak awal hingga pertengahan iklan. Pemaknaan tersebut lalu didekonstruksi pada pertengahan iklan dan mengakibatkan dekonstruksi pada gagasan rumput tetangga lebih hijau dari rumput sendiri. Dekonstruksi ini kemudian dinyatakan dalam kalimat iklan L.A Lights “Rumput Gue Lebih Asik dari Tetangga”.

This article talks about the idea of deconstruction of a certain L.A Lights advertisement, “Rumput Gue Lebih Asik dari Rumput Tetangga”, by using Jacques Derrida’s deconstruction theory. This research is classified as a qualitative research and uses semiotic approach. This research shows that deconstruction occurs in the very ad, in the meaning of the green grass which is developed and strenghten since the beginning of the ad. The meaning, then get deconstructed in the middle of the ad, and thus causes deconstruction on the idea that the neighbor’s grass is greener than our own grass. This deconstruction is then stated at the catch-phrase of the very ad of L.A Lights “Rumput Gue Lebih Asik dari Tetangga”.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Sinta Hartojo
"Penelitian mengenai strategi persaingan pemasaran melalui iklan cetak dalam kategori produk rokok jenis rendah tar dan rendah nikotin ini dilakukan berdasarkan ketertarikan terhadap adanya fenomena persaingan iklan-iklan di berbagai media, termasuk di media cetak. Diasumsikan bahwa persaingan ini merupakan salah satu terobosan panting dan menjadi bagian dari strategi pemasaran produk-produk tertentu.
Tujuan penelitian kualitatif ini berusaha untuk mengetahui dan memaparkan bagaimana pesan-pesan iklan dikonstruksikan lewat susunan-susunan gambar dalam suatu konteks persaingan pemasaran. Untuk itu pendekatan teori pemasaran dan semiotika dalam aktivitas persuasi lewat elemen-elemen gambar menjadi relevan dalam konteks persaingan tersebut di atas.
Dengan paradigma konstruktivis, peneliti secara metodologis bersikap sebagai passionate participant, yaitu fasilitator yang menjembatani keragaman subyektivitas pelaku sosial. Tujuan paradigma ini adalah melakukan rekonstruksi realitas sosial secara dialektis antara peneliti dan pelaku sosial yang diteliti (Cuba & Lincoln, 1994).
Data penelitian berasal dari data sekunder berupa teks dan gambar iklan cetak produk tiga merek rokok, yaitu : A Mild, LA Lights, dan Star Mild. Ketiganya diambil dari media cetak (majalah, tabloid dan surat kabar yang terbit dari tahun 1995-2000). Studi kepustakaan dan pengumpulan kliping artikel mengenai ketiga merek rokok tersebut mendukung pengumpulan data sekunder.
Hasil penelitian menghasilkan kesimpulan bahwa: elemen-elemen gambar dalam iklan cetak dapat menjadi sarana melakukan persaingan, baik persaingan iklan dan hingga tingkat tertentu juga bisa menjadi representasi persaingan pemasaran antara merek-merek yang beriklan. Ketiga merek rokok kategori rendah tar dan rendah nikotin ini sama-sama menggunakan strategi serupa dalam beriklan, yaitu strategi penciptaan keunikan karakteristik `kepribadian' dari merek.
Dengan strategi itu, masing-masing merek rokok menciptakan karakternya sendiri yang membuat mereka terdiferensiasi secara perseptual satu sama lain. Pembentukan karakterisasi yang tegas ini secara implisit juga mengindikasikan adanya motif persaingan pemasaran dari para produsen rokok yang proses eksekusinya difasilitasi oleh pihak biro iklan, entah internal ataupun eksternal."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T2928
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizal Khadafi
"ABSTRAK
Iklan digunakan oleh banyak perusahaan untuk mempromosikan, menginformasikan produk atau merek, dan menaikkan citra perusahaan. Dalam penelitian ini, iklan yang diteliti adalah iklan Pertamina ?Pasti Pas!? versi jingle ?Oh Oh Siapa Dia?. Penelitian ini bertujuan melihat bagaimana hubungan Respons khalayak pada iklan tersebut dengan keputusan pembelian pada merek Pertamina. Dengan menggunakan paradigma positivis, pendekatan kuantatif, dan setelah melalui uji statistik, ditemukan hasil bahwa Respons khalayak pada iklan televisi memiliki hubungan yang lemah dan nilai yang positif dengan keputusan pembelian pada merek. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai rekomendasi akademis dan praktis dalam memaksimalkan fungsi iklan dalam menciptakan keputusan pembelian.

ABSTRACT
Advertisement had been used by many companies in order to promote, inform the products or brands, and increase the company?s image. This research examines ?Pasti Pas!? Pertamina television advertisement ?Oh Oh Siapa Dia? jingle version. The objective of this research is to see the corelation of public?s Response on the televison advertisement with the buying decision of the brand. Using the positivist paradigm, quantitative method, and statistical test, the research result show that public?s Response on a television advertisement has a weak correlation and positive score with buying decision of the brand. This result can be used as an academic and practical consideration for those who?d like to maximize the use of advertisement in creating buying decision of the brand."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sandy Elysabeth Veronica
"Iklan yang setiap hari kita lihat dan dengar bukan merupakan hal baru dalam sejarah komunikasi dan pemasaran. Seiring dengan berjalannya waktu, semakin banyak pula iklan yang diproduksi. Banjirnya iklan yang memenuhi benak khalayak ini menjadikan iklan tidak lagi efektif dan efisien. Oleh karena itu untuk merebut perhatian khalayak diperlukan pendekatan-pendekatan yang unik dalam iklan, salah satunya adalah dengan menggunakan budaya. Perusahaan dan pengiklan di Indonesia pun banyak yang mulai menggunakan pendekatan budaya lokal dalam iklan mereka dengan harapan iklan dapat lebih mudah diterima dan diingat masyarakat setempat yang dijadikan target sasaran. Namun di tengah kebangkitan iklan yang menggunakan budaya lokal, Nu Green Tea justru keluar dengan nuansa budaya asing yang kental dan mampu meraih perhatian khalayak.
Penelitian ini ingin melihat bagaimana respon khalayak terhadap penggunaan unsur budaya asing dalam iklan. Objek dalam penelitian ini adalah iklan televisi Nu Green tea versi 'Traditional Japanese Song'. Penelitian ini menggunakan paradigma positivis, pendekatan kuantitatif, dan besifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survey melalui instrumen kuesioner kepada 100 responden yang didapatkan secara purposive. Penelitian ini menggunakan model Hierarchy of Effect serta beberapa konsep mengenai respon, unsur budaya, dan elemen iklan televisi. Penelitian dilakukan di Jakarta dengan subjek penelitian ialah yaitu target audiences mencakup pria dan wanita usia 19-28 tahun yang sudah pernah melihat iklan ini, baru memasuki dunia kerja, dan tinggal di kota-kota besar di Indonesia. Analisis data dilakukan dengan metode analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan tabel-tabel frekuensi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memberikan respon yang positif pada penggunaan unsur-unsur budaya asing dalam iklan meskipun responden tidak terlalu memahami keseluruhan unsur budaya asing yang ditampilkan dalam iklan. Hal ini terkait dengan bagaimana unsur budaya asing tersebut dikemas dalam iklan (meliputi bentuk dan cara penyampaiannya). Ditambah lagi, sejumlah responden memang memiliki ketertarikan khusus pada suatu budaya asing sehingga responden cenderung memberikan respon positif pada segala sesuatu yang berhubungan dengan budaya asing yang disukainya.

Advertisement that we watch and hear every day is not a new issue in communication and marketing history. More and more new advertisements rush the audiences' mind every day. These make the advertisements become not effective and efficient anymore. That's why companies and advertising agencies need some breakthrough approaches in advertising, such a local culture approach. Companies and advertising agencies have started to use this approach in the last few years in order to reach higher responses from the local audiences. However, in the middle of this local culture rising, Nu Green Tea has surprisingly broadcasted a TV commercial that contains lots of foreign cultural substances and successfully reached a good attention from the local audiences.
This research aims to describe the responses towards the foreign cultural substances in advertising. The object of this research is Nu Green Tea TV commercial 'Traditional Japanese Song' version. This research uses a positivism paradigm and quantitative approach with survey research technique. Data were collected with survey method, using the questioners to 100 respondents which were drawn through purposive sampling. This research applies the Hierarchy of Effect model, and a number of concepts regarding response, cultural substances, and TV commercial elements. This research was performed in Jakarta, and the subjects of the research were the target audiences of this commercial that have watched the commercial. Data analyzed with the quantitative descriptive analysis method, using the frequency tables.
The result of the research indicates that most respondents give positive responses to the usage of foreign cultural substances in advertising, even though they don't really understand the foreign culture itself. From this research, we figure out that this sort of responses depend on how the foreign cultural substances deliver. Moreover, a number of respondents in this research admit that they already have an interest in some foreign culture. This interest makes them tend to give positive responses to anything related to the foreign culture they like.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rugun Yosephentina
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola hubungan variabel sikap terhadap iklan dan citra merek dengan sikap terhadap merek, melalui suatu survei tentang Iklan televisi Aqua versi Ibu Peduli pada wanita 20-55 tahun. Jadi model penelitian ini menempatkan sikap terhadap merek sebagai variabel dependennya dan variabel independennya terdiri dari sikap terhadap iklan dan citra merek dan pengalaman produk serta variabel independen lainnya meliputi umur, pengeluaran, pendidikan dan status pekerjaan.
Dasar teoritis penelitian dibangun atas beberapa pendekatan model efek advertising seperti "The Integrated Information-Response Model" (Robert E. Smith dan William R. Swinyard,1982) dan Pendekatan Perilaku konsumen Attitude-toward-the-Ad Models (Edell & Marian C.Burke 1987)
Studi ini merupakan cross sectional survey yang menggunakan 150 responden yang diperoleh melalui teknik incidental sampling dari wilayah Blok M, terhadap wanita berusia 20-55.
Uji reliabilitas, untuk melihat konsistensi jawaban responden, menghasilkan alpha cronbach sekitar 0,5-0,9 yang menunjukkan tingkat reliabilitas yang dianggap cukup. Uji validitas ditempuh melalui confirmatory factor analysis untuk mengetahui apakah indikator-indikator benar-benar mengukur konsep yang diukur yang juga hasil yang cukup.
Path analysis kemudian dilakukan untuk melihat pola hubungan saling ketergantungan antara variabel-variabel independen dan dependen dalam model analisa.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbaikan model akhir dari model dasar. Model akhir ini memasukkan variabel pengalaman terhadap produk, sikap terhadap iklan, motivasi diri dan citra merek sebagai independen variabel yang saling berhubungan signifikan. Hasil pengujian fit coefficient menunjukkan bahwa model yang disesuaikan (X2 m = 24,27) lebih baik daripada model dasar.
Dari pengujian tersebut diketahui bahwa model yang disesuaikan memiliki beberapa variabel yang cukup berpengaruh, antara lain didapatkan bahwa variabel pengeluaran, umur dan motivasi diri memiliki pengaruh pada pengalaman terhadap produk. Selain itu variabel pengalaman terhadap produk cukup berpengaruh pada sikap terhadap iklan. Sikap terhadap iklan memiliki nilai yang cukup mempengaruhi pada sikap terhadap merek. Namun dari semua variabel, hanya variabel citra merek yang merupakan prediktor utama untuk sikap terhadap merek.
Kesimpulan utama dari analisis ini dapat disederhanakan sebagai adanya hubungan positif atau pengaruh yang signifikan antara citra merek Aqua dengan sikap terhadap merek Aqua tersebut.
Dengan demikian jelas bahwa iklan sebagai jembatan komunikasi antara persepsi konsumen dan produk yang ditawarkan, memiliki pengaruh pada konsumen. Hal lain yang diperoleh adalah Aqua cukup berhasi membidik segmen wanita sebagai target iklan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14079
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Marfi Anita
"Dalam iklan televisi, detik-detik awal sebuah iklan, merupakan hal paling penting untuk menarik perhatian pemirsa. Kenneth Roman dan Jane Mass, dalam bukunya, "How to Advertise" menyebut bahwa: The first five second of commercial are crucial (Roman Kenneth and Jane Mass, p15) Karena itulah, iklan harus mampu menarik perhatian. Salah satu cara yang banyak dimanfaatkan oleh para pengiklan adalah dengan membuat iklan dengan pendekatan humor. Sebab, setiap orang menyukai iklan yang lucu.( Roman Kenneth and Jane Mass, p15) Shimp menyebutkan bahwa dalam sebuah survei menunjukkan jika para eksekutif di biro-biro periklanan menganggap pemakaian humor sangat efektif untuk membuat orang-orang memperhatikan iklan dan menciptakan kesadaran merek.(Terence A. Shimp,p471)
Iklan televisi Nu Green Tea versi nyanyian Jepang dianggap oleh peneliti merupakan iklan yang menggunakan unsur humor didalamnya. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai iklan televisi Nu Green Tea versi nyanyian Jepang, 'so ra no shitade ookiku nate' , peneliti ingin mengetahui lebih dalam lagi mengenai pengaruh persepsi iklan dengan unsur humor dalam dalam iklan tersebut terhadap tingkat asosiasi merek Nu Green Tea sebagai teh kesehatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi unsur humor khalayak terhadap produk Nu Green Tea sebagai teh kesehatan, mendeskripsikan tingkat asosiasi merek Nu Green Tea sebagai teh kesehatan, dan mengetahui seberapa besar pengaruh variable persepsi iklan dengan unsur humor terhadap tingkat asosiasi merek.
Setelah melakukan penelitian pada 100 responden yang diambil dengan purposive random sampling, dan menyatakan pernah melihat iklan tersebut, didapatkan hasil bahwa persepsi pada iklan dengan unsur humor ini mampu mempengaruhi tingkat asosiasi merek Nu Green Tea sebagai teh kesehatan, hal ini terlihat dari uji korelasi pearson yang menunjukkan kekuatan hubungan antara keduanya cukup kuat yakni sebesar 0,855 dan lewat uji regresi memperlihatkan bahwa 73,1% persepsi pada iklan dengan unsur humor dapat menjelaskan tingkat asosiasi merek, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh sebab-sebab lain.
Mengacu pada hasil analisis serta interpretasi, dapat disimpulkan bahwa iklan dengan unsur humor mampu meningkatkan tingkat asosiasi pada sebuah merek secara positif. Serta memberikan implikasi studi bahwa teori Consumer Decision Making yang diterapkan oleh Hawkins, Best, & Coney dapat digunakan dalam penelitian ini sebagai teori yang menjelaskan mengenai persepsi. Dimensi brand association dari David A. Akker juga dapat digunakan dalam penelitian ini sebagai model yang dapat menjelaskan hal-hal yang menguatkan tingkat asosiasi pada sebuah merek. Serta penelitian Mary Ann Winslow mengenai penggunaan unsur humor dalam iklan, dapat menjelaskan kaitan antara humor dengan tingkat asosiasi pada sebuah merek.

In television ads, seconds beginning an ad is the most important to attract the attention of the audience. Kenneth Roman and Jane Mass, in their book, 'How to Advertise' mentions that: "The first five second of the commercial are Crucial (Kenneth Roman and Jane Mass, p15) Thus, the ad must be able to attract attention. One of the ways used by many advertisers is to create ads with the approach of humor. Because, everybody like every ad funny. (Kenneth Roman and Jane Mass, p15) Shimp stated that in a survey shows if the executive in the advertising bureau, the bureau is very effective use of humor to make people consider the ad and create brand awareness. (Terence A. Shimp, p471).
Television ads Nu Green Tea version of Japanese singing are using elements of humor in it. Therefore, researchers are interested in researching more about television ads Nu Green Tea version of Japanese Singing, "so ra no shitade ookiku nate," the researchers want to know more about the influence of perception ads with elements of humor in the ad toward the level association brand Nu Green Tea as a health tea.
This study aimed to describe the elements of humor public perception of the product Nu Green Tea as a health tea, describe the level of brand association Nu Green Tea as a health tea, and to know how much influence the perception variable ads with elements of humor to the level of brand association.
After conducting research of the 100 respondents taken with the purposive random sampling and states had to see these ads, the perception that the results obtained in the ad with elements of humor is able to affect the level of brand association Nu Green Tea as a health tea, this is visible from the Pearson correlation test that shows the strength of the relationship between the two is strong enough, namely 0855 and through the regression test showed that 73.1% of perception in the ad with elements of humor can explain the level of brand association , While the rest are influenced by other reasons. Referring to the results of the analysis and interpretation, can be concluded that ads with elements of humor to increase the level of association on a brand positively.
And to study the implications of the theory that the Consumer Decision Making applied by Hawkins, Best, & Coney can be used in this research as a theory that explains the perceptions. Dimensions brand Association missionary David A. Aker also can be used in this research as a model that can explain things to reinforce the level of association on a brand. And Mary Ann Winslow research."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Hanna Larosa
"Penelitian ini membahas mengenai pengaruh terpaan iklan televisi terhadapkeputusan pembelian produk Simpati Freedom. Berbagai kegiatan promosi terus-menerus dilakukan perusahaan untuk mengenalkan produk atau mereknya, yaituperiklanan, pemasaran langsung, hubungan masyarakat, promosi penjualan, dan penjualan personal. Tetapi, periklanan masih menjadi senjata utama perusahaan. Periklanan ini tentunya dilakukan di media yang juga beragam dan media televisimerupakan media yang paling berpengaruh dalam mendongkrak omzet penjualan. Untuk meneliti hal tersebut, penelitian ini menggunakan teori terpaan iklan televisi dan keputusan pembelian. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif sehingga menggunakan teknik penyebaran kuisioner kepada mahasiswa Universitas Indonesia program jurusan sarjana (reguler, nonreguler, dan ekstensi). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh variabel terpaan iklan televisi terhadap keputusan pembelian namun hubungannya lemah. Seluruh dimensi pada konstruk terpaan iklan - video, audio, talent, script and storyboard, frekuensi, dan durasi - berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian. Dan dari keenam dimensi tersebut, dimensi yang paling mempengaruhi adalah dimensi script and storyboard.

This study discusses the effect of exposure to television advertising to purchasing decision of products sympathy freedom. Various ongoing promotion activities by the company to introduce the product or brand, namely advertising, direct marketing, public relations, sales promotion and personal selling. However, advertising is still the main weapon of the company. Advertising is certainly done in the media which are also diverse and television media is the most influential media in increasing sales turnover. To investigate this, this study uses the theory of television advertising exposure and purchase decisions. This research is quantitative descriptive design. The research concluded that there is influence television advertising exposure variables to purchase decisions but a weak connection. All dimensions of the construct of exposure to advertising - video, audio, talent, script and storyboard, the frequency, and duration - significantly influence the purchase decision. And from the sixth dimension, the dimension most affected are the dimensions of the script and storyboard."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S9814
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mida Nopitasari
"Skripsi ini membahas tentang Iklan di Internet, terutama tentang bagaimana sikap mahasiswa FISIP UI terhadap iklan yang ada di halaman situs yang sedang diakses. Sikap yang diteliti adalah sikap negatif yaitu penghindaran iklan sebagai bentuk dari perilaku konsumen. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatifdeskriptif yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang sikap responden terhadap iklan di Internet. Data untuk penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner sebagai instrumen penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap penghindaran iklan di Internet di kalangan mahasiswa FISIP UI adalah cukup, diukur dari dua hal yaitu sikap dan perintang tujuan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S16240
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Manik, Annesya Fauliza Benediktha
"Martha Barletta dalam bukunya yang berjudul Marketing to Women (2004) mengatakan bahwa beberapa orang tidak mau berubah dan tetap beranggapan bahwa laki-laki dan perempuan adalah sama. Ada juga yang mengakui bahwa perbedaan gender itu ada, tetapi tidak penting dalam pengambilan keputusan pemasaran. Orang dengan sudut pandang seperti ini meyakini bahwa program pemasaran yang ada saat ini, sama efektifnya baik untuk perempuan maupun laki- laki. Padahal, tidak demikian. Masing-masing gender memiliki sikap dan gaya komunikasi yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana terpaan iklan televisi mempengaruhi minat beli jika dilihat dari perspektif marketing to women. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan 100 responden wanita yang telah berusia 50 tahun yang berdomisili di Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terpaan iklan televisi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat beli.

According to Martha Barletta in Marketing to Women (2004), some people are adamant that men and women are the same; others concede that gender differences exist but view them as immaterial to marketing decisions. People with these viewpoints would like to believe that their current marketing is as effective with women as it is with men. It is not. Gender-based differences in perceptions, attitudes, and communication styles. The objective of this research is to analyze how television advertising exposure can effect buying intention in terms of marketing to women perspective. This research applies quantitative approach and comprises 100 women of 50 years old in Jakarta. The result is television advertising exposure has a significant effect towards buying intention."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S44504
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Mulyana
"ABSTRAK
Iklan merupakan unsur yang penting dalam meningkatkan penjualan suatu produk. Melalui ikian produk dikomunikasikan kepada khalayak, sekaligus bujukan dan rayuan untuk membeli produk secara tersirat maupun tersurat.
Pesan iklan dirancang dengan menampilkan rangkaian tanda dan simbol verbal dan nonverbal untuk membentuk makna kepada sasaran. Dari rangkaian tanda dan simbol tampil, pesan ikian tidak lagi hanya sekedar memberi inforniasi mengenai produk atau jasa yang ditawarkan, tetapi pesan diarahkan untuk mempersuasi khalayak secara langsung maupun tidak langsung, melalui pesan yang menghibur, atau dengan acuan psikografis konsumen, terutama iklan televisi, dengan kelebihan teknologinya yang dapat menyampaikan pesan secara audiovisual, sehingga dapat menciptakan "realita televisi".
Terlihat bahwa iklan televisi sangat potensial dalam menciptakan iklan-iklan yang ekspresif sehingga menimbulkan impresi sekaligus mempersuasi khalayak. Jadi dapat dikatakan bahwa semua iklan persuasif, di samping informatif. Namun seringkali sifat informatifnya menjadi minim, karena lebih dominan persuasifnya.
Ini menimbulkan kekhawatiran akan dampak yang dapat diakibatkannya terhadap (talon) konsumen, antara lain pengaruh iklan seperti itu akan menciptakan "kebutuhan yang diciptakan", artinya konsumen membeli suatu produk bukan karena memang membutuhkannya, tetapi karena pengaruh pesan iklan, dan dianggap dapat menigkatkan kcnsumerisme.
Beranjak dari hal di atas, penelitian ini mencoba meneliti bagaimana tanda dan simbol dimaknakan dalam iklan di televisi untuk mengesankan dan mempersuasi pemirsa. Pesan dibagi dalam empat kategori, yaitu isi, struktur, format dan daya tarik (appeals). Pembahasan dilakukan dengan memberi interpretasi masing-mas ing kategori .
Pengkategorian dilakukan dengan pendekatan metode analisis isi, selanjutnya berdasarkan data kuantitatif dilakukan deskriptif-analitis yang bersifat kualitatif terhadap pesan iklan di televisi, didasarkan pada tekstual dan kontekstual. Penentuan RCTI sebagai bahan penelitian dilakukan secara purposif, karena RCTI sampai sekarang merupakan stasiun televisi. yang paling banyak mendapatkan porsi periklanan nasional, sehingga dianggap dapat mewakili stasiun televisi lainnya. Adapun pemilihan waktu tayangan prima (prime-time, 19.00-22.00 WIB) dengan pertimbangan bahwa pada waktu tersebut merupakan waktu di mana televisi paling banyak ditonton pemirsa. Teori yang melandasi penelitian ini adalah teori tentang tanda dan makna (theories sign and meaning), yang dikembangkan berdasarkan pemikiran dari Ferdinand de Saussure dan -Charles Fierce. Teori ini digunakan sebagai landasan teoritis yang menjadi sandaran berpikir dalam memahami tanda dan makna dalam iklan. Sedangkan analisis dan interpretasi mengacu pada aspek semiotik dalam melihat tanda sebagai fungsi dan hubungannya dengan tanda-tanda lain yang berkaitan dengan signifikasi. Tanda yang merupakan perlambangan yang mewakili sesuatu dalam iklan. Berdasar pada teori tersebut muncul beberapa pertanyaan penelitian: bagaimana simbol dan tanda membentuk kesan yang persuasif dalam iklan di televisi, apakah ada perbedaan penggunaanya untuk produk-produk tertentu, dan kecenderungan apa yang tampak dalam iklan televisi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanda dan simbol yang digunakan merupakan komunikasi simbolik yang akrab dengan khalayak sasaran, yang dikembangkan dan dimanipulasi untuk mengesankan makna tertentu mengenai suatu produk; terdapat perbedaan penggunaan tanda dan simbol untuk jenis produk yang berbeda. Jenis produk kategori barang tidak tahan lama, terutama consumer goods atau mass product cenderung menggunakan pendekatan fisik produk, sementara jenis produk yang masuk kategori barang tahan lama dan jasa atau industrial product cenderung menggunakan pendekatan terhadap citra yang terkait dengan produk.
Kesimpulan dari hasil analisis menunjukkan bahwa televisi sebagai media beriklan menentukan kemasan pesan iklan, sehingga dalam iklan televisi terlihat kecenderungan penggunaan sistem kode non verbal dibanding verbal.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>