Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192986 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Malona Sri Repelita
"Dewasa ini pertumbuhan industri broadcasting, khususnya pertelevisian, semakin marak di Indonesia. Televisi swasta dengan jangkauan nasional sekarang berjumlah sepuluh, dan sedikitnya ada empat puluh televisi swasta di berbagai daerah dengan jangkauan lokal. Pertumbuhan ini berlangsung begitu cepat sehingga beberapa perusahaan yang kurang melakukan inovasi akan kalah bersaing. Nonaka dan Takeuchi (1995) berpendapat bahwa keberhasilan perusahaan Jepang dalam melakukan inovasi adalah karena skill dan Expertise dalam organizational knowledge création, yaitu kemampuan perusahaan secara keseluruhan untuk menciptakan pengetahuan baru, mendistribusikannya ke tubuh organisasi dan mewujudkannya dalam produk, layanan dan sistem.
Berangkat dari pendapat ini, perusahaan broadcasting perlu mengubah paradigmanya dalam melihat bisnis broadcasting dari industrial paradigm menjadi knowledge paradigm (Sveiby 1997:26). Perubahan sudut pandang tersebut perlu dilakukan oleh Trans-TV yang telah berkomitmen untuk melakukan transformasi dalam segala hal yang mendukung pencapaian tujuan organisasi. Untuk mendorong penyempurnaan transformasi tersebut, knowledge management merupakan pendekatan yang bisa dipakai dalam mendukung tujuan organisasi melalui peningkatan market value driven sebagai salah satu key success factors dari Trans-TV. Dengan dasar tersebut maka penulis meyarankan perusahaan agar melakukan pengoptimalisasian knowledge management untuk meningkatkan inovasi dalam pembuatan program televisi.

Nowadays, the growth of broadcasting industry, especially television broadcasting, has continued to increase in Indonesia. The total number of private television in national scope has now reaches ten companies and there are at least forty private televisions companies in various regions with a local scope. Such growth has occurred in such a rapid pace resulting in a number of companies failing to innovate satisfactorily so that they could not compete in the market. Nonaka and Takeuci (1995) said that the success of Japanese companies in carrying out innovation is due to their skill and expertise at organization knowledge creation (OKC), namely the ability of the company as a whole to create new knowledge, disseminate it throughout the organization and embody it into products, services and systems.
On the basis of such opinion, it is necessary that broadcasting companies change their paradigm in looking at the broadcasting business from an industrial paradigm into a knowledge paradigm (Sveiby 1997:26). Such change in viewpoint needs to be carried out by Trans-TV which is committed to carry out transformation in all aspects that can support the realization of the organization objective. Knowledge management could be applied to encourage such transformation, in supporting the organization goal through the improvement of a market value driven as one of the key success factors of Trans-TV. On that basis, the author recommends that the company optimizes knowledge management in order to enhance innovation in producing television programs.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T38012
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Setyorini
"PT. A.J. Central Asia Raya merupakan salah satu perusahaan asuransi jiwa nasional terbesar yang pada tahun produksi 2005 mengalami penurunan kinerja. Dari kedua revenue generator, yailu SBU Korporasi dan SBU lndiv:du, kinerja SBU Individu mengalami penurunan cukup tajam dan hanya mampu mencapai 49% target produksi. Dengan strategi bisnis untuk menjadi supermarket asuransi jiwa di Indonesia, pars agent dituntut untuk menguasai semua pengetahuan produk, prosedur dan ketentuan produk yang spesifik. Namun, pada proses pembelajaran diantara para agent belum maksimal.
Bila dianalisis dengan pendekatan Knowledge Engine, aspek pembelajaran yang paling lemah terletak pada knowledge focus (mean: 4.02). Penguasaan produk yang sangat banyak dalam waktu yang singkat mernbuat proses pembelajaran tidak maksimal dan tidak terfokus. Proses pembelajaran antara senior dan junior tidak berjalan dengan lancar, dan motivasi untuk mempelajari, menggunakan, dan berbagi pengetahuan masih kurang.
Untuk melakukan perbaikan terhadap niasalah tersebut, intervensi yang dilakukan pada tingkat organisasi adalah melakukan Focusing Knowledge Initiative. Pada tingkat kelompok atau group dilakukan intervensi menciptakan gaya kepemimpinan fasilitatif, yang diharapkan akan menjadi katalisator proses pembelajaran dan perubahan dalam organisasi. Sedangkan pada tingkat individu dilakukan intervensi meningkatkan motivasi untuk belajar dan menggunakan pengetahuan yang telah difokuskan (pada intervensi tingkat organisasi) dan motivasi untuk berbagi pengetahuan untuk meningkatkan kinerja. Intervensi ini dilakukan dalam waktu enam bulan.
Ditinjau dari strategy map, intervensi psikologi ini berada pada perspektif learning and growth. Tujuan intervensi adalah merubah keadaan dari knowledge fokus negatif menjadi knowledge fokus positif dengan melakukan perubahan pada tingkat organisasi, kelompok (group learning) dan individu (individual learning). Sehingga diharapkan terjadi generate learning yang berdampak pada perbaikan operation management pada internal proces perspective serta customer persepaktif yang semakin bagus. Dan secara tidak langsung akan memberikan dampak pada peningkatan share holder value organisasi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18298
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarto
"Untuk menghadapi persaingan antara perusahaan-perusahaan di Indonesia dengan perusahaan asing di era pasar bebas, maka diperlukan langkah-langkah antisipatif dengan meningkatkan kinerja perusahaan jasa konstruksi di Indonesia sehingga memiliki kemampuan untuk bersaing. Berdasarkan gambaran tersebut, maka perlu dilakukan tindakan perbaikan pada perusahaan jasa konstruksi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kinerja perusahaan jasa konstruksi di Indonesia. Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan jasa konstruksi, antara lain: faktor internal, faktor eksternal serta market forces. Kinerja perusahaan jasa konstruksi dapat diukur dari indikator profitability, growth, sustainability, dan competitiveness. Untuk meningkatkan daya saing yang tinggi dalam era globalisasi, dikembangkan suatu sistem pendukung keputusan dengan menggunakan sistem komputer yang berbasis knowledge-base untuk melakukan tindakan koreksi sebagai alat bantu untuk pengendalian kinerja jasa konstruksi di Indonesia agar dapat bersaing di era pasar bebas.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi berbagai permasalahan yang merupakan sumber risiko yang mengakibatkan penurunan kinerja perusahaan jasa konstruksi serta tindakan koreksi terhadap penyebab, kemudian mengembangkan sistem pendukung keputusan dalam proses pengendalian kinerja perusahaan yang berbasis Knowledge Base Management System. Pertanyaan yang harus dijawab dalam penelitian ini, yaitu: pertama, faktor-faktor apa saja yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan perusahaan jasa konstruksi? Kedua, apabila terjadi masalah terhadap faktor pengaruh tersebut, risiko apa saja yang ditimbulkannya pada perusahaan jasa konstruksi?. Ketiga, bagaimanakah pengaruh risiko-risiko pada perusahaan jasa konstruksi terhadap kesuksesan perusahaan jasa konstruksi? Keempat, bagaimanakah tindakan perbaikan yang harus dilakukan terhadap penyebab terjadinya permasalahan pada perusahaan jasa konstruksi di Indonesia? Ada dua pendekatan penelitian yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut. pertanyaan pertama dan kedua yang tersebut dalam research question diatas dapat dijawab dengan pendekatan survai menggunakan kuesioner dan wawancara terstruktur terhadap pakar perusahaan jasa konstruksi. Sedangkan untuk menjawab pertanyaan (research question) ketiga dan keempat dilakukan pendekatan dengan studi kasus pada perusahaan jasa konstruksi di Indonesia serta beberapa perusahaan jasa konstruksi di luar negeri yang akan digunakan sebagai benchmarking dan validasi penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan, pertama permasalahan internal yang mempunyai tingkat pengaruh cukup besar terhadap penurunan kinerja perusahaan jasa konstruksi di Indonesia, antara lain: manajer yang tidak kompeten, rendahnya kemampuan manajerial dan entreprenuerial, rendahnya produktivitas, minimnya pengetahuan dan kemampuan teknik SDM, masalah finansial yang kurang baik dan pembayaran terlambat. Kedua, permasalahan pada faktor eksternal perusahaan terdiri dari: tingginya tingkat suku bunga, tingkat investasi PMA dan PMDN yang rendah, bencana alam, ancaman dari peserta bisnis baru dan tingginya tingkat persaingan. Ketiga, permasalahan pada faktor market forces terdiri dari: hambatan dalam mendapatkan pangsa pasar, persaingan yang tidak sehat, strategi segmentasi pasar yang kurang tepat, ketidakseimbangan supply demand, rendahnya daya saing perusahaan dalam teknologi dan inovasi, kegagalan dalam mendapatkan, mempertahankan serta menciptakan pasar.
Masing-masing variabel permasalahan tersebut mengakibatkan terjadinya dampak dengan tingkat risiko sangat tinggi sampai rendah. Dan setiap variabel dampak tersebut mempunyai penyebab terjadinya permasalahan. Untuk mengantisipasi terjadinya penurunan kinerja perusahaan, diperlukan suatu tindakan koreksi terhadap penyebab terjadinya permasalahan. Tindakan koreksi yang diperlukan sangat tergantung pada penyebab terjadinya penyimpangan serta dampak tingkat perbedaan penyimpangannya antara realisasi dengan rencana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rekomendasi tindakan koreksi yang dilakukan para pakar merupakan tindakan koreksi dari kejadian/peristiwa yang sudah terjadi. Tindakan koreksi ini bersifat preventif atau pencegahan terhadap kejadian sebelumnya, sehingga tindakan ini dapat juga disebut sebagai tindakan preventif.
Penggunaan program KBMS sebagai alat bantu dalam mengambil keputusan untuk memilih tindakan koreksi dapat membantu meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pemilihan tindakan koreksi dalam usaha meningkatkan kinerja perusahaan jasa konstruksi di Indonesia. Program KBMS yang dihasilkan mendukung proses pengendalian kinerja perusahaan jasa konstruksi dan dapat dimanfaatkan oleh seorang asistan manajer yang belum mempunyai pengalaman yang lama di perusahaan untuk membantu dalam memilih tindakan koreksi yang efektif terhadap permasalahan yang terjadi di lapangan.

In facing competition between local construction companies and those foreign ones in Indonesia, especially in this free trade era, anticipative steps are needed by improving the performance of those companies thus they all have the ability to compete. Based on that image, corrective actions in a construction company are required toward related factors which influence the improvement of Indonesian construction company performance. Several factors which influence the performance of a construction company are: internal factor, external factor and market forces. The performance of a construction company can be measured by indicators such as profitability, growth, sustainability, and competitiveness. In improving a high competitiveness in the globalization era, a decision support system has been developed by using a knowledge-based computer system, where it can recommend corrective action as a tool in controlling the performance of a construction company in Indonesia.
The objective of this research is to identify various problems which are the risk sources that affect the decrease of a construction company performance followed by identifying the corrective actions towards their related causes, and completed by developing a decision support system in the company performance control process based on Knowledge Based Management System. Questions that must be answered in this research are: First, What are the influential problems toward the decrease ofa construction company, performance and what are the indicators? Second, What are the factors the can decrease the company's performance and what are the levels of the risk effects and their causes? Third, How to anticipate those problems in order to improve the company's performance effectively? Fourth, How ls a KBMS can be applied as a decision making tool in controlling the company's performance? There are two research approaches that will be used in answering those questions. The first and the second research questions will be answered by implementing survey approach using questionnaires and structured interviews towards construction company experts. The third and the fourth research questions will be answered by applying case study approach in Indonesian and foreign construction companies that will be used for benchmarking and validation.
The results in this research are as follows, first, internal problems tend to be the most influential factor in construction company's performance, where incompetent managers, low managerial and entrepreneurial skills, low productivity, minimum knowledge and technical skills in its human resources, bad financial problems and late payment are the most influential ones. Second, problems in the company's external factors are: a high interest rate, a low investment level, natural disaster, threats from new business player and a high level of competition. Third, problems in the market forces factors are: constraints in capturing market, an unhealthy competition, inaccurate market segmentation strategy, unbalanced supply-demand, low competent in technology and innovation, failure in capturing,maintaining and creating market.
Each of the problem variables are causing effects with various risk levels from a low risk up to high risk. Each of the effect variables has its root causes. In order to anticipate the decrease of the company's performance, corrective actions for the related problem causes are required. Those corrective actions depend on the causes of the problems and also the risk levels of the effects. The research results show that the corrective action recommendations obtained from the experts are corrective actions from existing/historical events. These actions are characterized as preventions toward the past events, where they also can be called as preventive actions.
KBMS program implementation as a tool in decision making can help increase the efficiency in choosing the proper corrective actions in effort to improve the performance of Indonesian construction companies. The developed KBMS program can support the controlling process of construction company's performance and also can be applied by assistant manager who has less experience in helping to decide and choose the effective corrective action for problems occurred in the company.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
D855
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marlisa Kurniaty
"Tesis ini membahas kualitas pelayanan di PT Graha Martha. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab tingginya tingkat keluhan pelanggan. Untuk mencapai kinerja tinggi perusahaan harus meningkatkan kualitas layanannya kepada pelanggan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan menggunakan data dari wawancara dan observasi untuk menganalisis penyebab internal dan eksternal masalah ketidakhadiran. Faktor internal berupa analisis keterlibatan karyawan dan faktor eksternal berupa analisis karakteristik serta keterlibatan pekerjaan. Hasil studi menunjukkan bahwa perusahaan harus menerapkan intervensi manajemen pengetahuan dan intervensi teknostruktural menggunakan teori Employee Involvement (EI). Peningkatan kualitas pelayanan melalui program Employee Involvement difokuskan pada empat elemen pokok yaitu kekuasaan, informasi, pengetahuan dan keterampilan, dan remunerasi untuk meningkatkan keterlibatan Engineers terhadap perusahaan yang pada akhirnya akan menghasilkan kinerja perusahaan yang tinggi.

This thesis discuses the quality of service in PT Graha Martha. It aims to identify the causes of the rate of customers. this research applies qualitative design and uses data from interviews and obsevations to analyze the eployee engagement analysis whilst the external factors focus on abalyzing the job characteristic and job involvement. the results of the study suggest that the company shoul implement knowledge managemnet and technostructural interventions using Employee Involvement theory. Quality of service involvement through Employee Involvement program is focused on four principal elements namely power, information, knowledge and skills, and remuneration to increac=se engineers' involvement to the company which eventually will results in high corporate performance.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42255
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Safrina Irawati
"Knowledge management merupakan hal baru dari sebuah model bisnis di mana ruang lingkup knowledge terfokus pada organisasi. Ini berakar pada berbagai disiplin ilmu. Termasuk bisnis, ekonomi, psikologi, dan manajemen informasi. Pada saat ini knowledge management merupakan sesuatu yang bermanfaat dalam persaingan antar perusahaan (Awad & Ghaziri, 2004). Knowledge management mengandung unsur manusia, teknologi dan proses yang masing-masing saling berhubungan (Awad & Ghaziri, 2004).
Why should organizations manage knowledge? Knowledge tidak seluruhnya disimpan dalam sistem, tapi ada juga yang tersimpan dalam kognisi manusia. Banyak organisasi menginvestasikan dananya dengan merekrut orang-orang yang memiliki knowledge, baik dalam bentuk kuantitas maupun kedalaman guna meningkatkan investasi dengan pelatihan. Ini merupakan cara organisasi untuk memelihara knowledge dan information yang mereka miliki. Artinya knowledge dan manusia tak mungkin saling melepaskan diri. Ini merupakan masalah bagi organisasi bila tidak mengatur knowledge secara efektif (Hansen & von Oetinger, 2001).
Keuntungan knowledge management bagi organisasi atau perusahaan yang belum berbasis knowledge management, dapat dimulai dengan meninjau kesiapan organisasi itu sendiri yang disebut knowledge management readiness (Tiwana, 2000). Hal ini dapat dimulai dengan tiga pertanyaan yaitu (1) Apakah organisasi atau perusahaan mengerti fungsi dari lingkungan kerjanya?, (2) Apakah mengumpulkan informasi dari luar organisasi atau perusahaan?, (3) Apakah ada kesadaran dalam internal organisasi atau perusahaan terhadap kompetitor? (Tiwana, 2000).
Berawal dari adanya keluhan seorang pegawai di PT. XX Indonesia yang berkantor di Bekasi, maka penulis melakukan wawancara untuk mengetahui lebih jauh tentang hal yang dianggap sebagai masalah. Melalui pembicaraan awal, penulis menyimpulkan bahwa knowledge management readiness sebagai langkah awal untuk membantu tata cara pengelolaan di PT. XX Indonesia.
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang sejauh mana kesiapan PT. XX Indonesia agar dapat menerapkan knowledge management, dan bagaimana penulis dapat memberikan rekomendasi demi kemajuan perusahaan. Berdasarkan analisis yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa PT. XX Indonesia berada di tahap ke-2 (knowledge-aware) yang memiliki karakteristik (I) awareness of KM need, (2) some KM process, (3) technology process, dan (4) sharing information an issue.
Penulis merekomendasikan agar PT. XX Indonesia dapat mencapai tahap ke-3 (knowledge-enabled) yang memiliki karakteristik (1) benefits of KM clear, (2) standards adopted, (3) issues relating to culture and technology.
Dalam kesempatan ini penulis sangat menyadari bahwa penulisan ini akan lebih baik bila wawancara dilakukan lebih dari satu kali, agar informasi yang dibutuhkan dapat lebih mendalam dan terfokus.
Hasil penulisan ini memberi gambaran sejauhmana kesiapan PT. XX Indonesia untuk menerapkan knowledge management dan cara pengelolaan perusahaan dalam melakukan perubahan. Hal ini seharusnya merupakan tanggung jawab bersama bagi seluruh pegawai di PT. XX Indonesia.

Knowledge management (KM) is a newly emerging, interdisciplinary business model that has knowledge within framework of an organization as its focus. It is rooted in many disciplines, including business, economics, psychology, and information management. It is the ultimate competitive advantage for today's firm. Knowledge management involves people, technology, and processes in overlapping parts (Awad & Ghaziri, 2004, page 2).
Why should organizations manage knowledge? Knowledge is not all held in data capture systems; much of it is held within people. Many organizations invest in their knowledge assets by recruiting knowledgeable people in the first instance, and then enhancing this investment by training them. The challenge for organizations is how to retain the knowledge and information they have invested in. This means that knowledge and people are inextricably linked, posing problems for organizations that do not manage knowledge effectively (Hansen & von Oetinger, 2001, page 3).
A number of facilitating are required for any knowledge management effort to succeed. You will notice that most successful adopters share many of these underlying facilitators that indicate their readiness for knowledge management. Three simple questions can help you determine if such a scanning imperative exists in your own company (1) does your company truly understand the environment in which it functions? (2) Does it gather information about practices and conditions outside the organization? (3) Is there awareness about how your company's internal operations compare with those of your competitors? (Tiwana, 2000, page 92-93).
Begin with grumble of an employee in XX Indonesia, Inc. who works in Bekasi, then the writer conduct an interview, to know what is considered as a problem. Pass through the initial talk, writer conclude that knowledge management readiness be the first step to know the condition in XX Indonesia, Inc.
The aim of this paper is to get a clear picture about the readiness of XX Indonesia, Inc. to apply knowledge management and how the writer can recommend for the sake of company. Based on the analysis it conclude that XX Indonesia, Inc. be the 21 stage with characteristics (1) awareness of KM need (2) some KM process (3) technology process (4) sharing information an issue (Evans, 2003, page 21).
Writer recommended that XX Indonesia, Inc can achieve the stage (knowledge-enabled) which have characteristics as follow (1) benefits of KM clear (2) standard adopted (3) issues relating to culture and technology (Evans, 2003, page 21).
In this occasion the writer realize that this paper could be better if the interview is conducted more than one time, in order to gain more focus and deeper information.
The result gives the description about the readiness of XX Indonesia, Inc. to apply knowledge management and how they manage to change as a responsibility of all of employee of XX Indonesia, Inc.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18786
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khaira Al Hafi
"Tujuan dari Millenium Developmet Goals 2015 untuk menekan angka kemiskinan diprediksi tidak akan berhasil dicapai pada tahun 2015 (Laporan Utusan Khusus Presidan untuk MDGs, 2011). Hal ini disebabkan oleh kegagalan mekanisme pasar, pendekatan policy dan inisiatif organisasi sipil (Murray, 2012). Konsep inovasi sosial adalah konsep pendekatan multi-stakeholder yang dapat menjadi alternatif untuk memecahkan permasalahan sosial dengan cara mengkolaborasikan sektor tripartit. Meskipun demikian, konsep inovasi sosial yang dijalankan dengan cross partnership membutuhkan sistem manajemen pengetahuan yang terintegrasi sehingga sumber daya inovasi sosial yang tersebar pada berbagai sektor dapat diakumulasikan dan diakses bersama. Melalui penelitian ini, peneliti merancang sistem manajemen inovasi sosial Indonesia yang akan menghimpun sumber daya inovasi sosial pada sektor tripartit dan memecahkan permasalahan-permasalahan sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu SECI Model. Metode tersebut mencakup, pemetaan karakteristik pengetahuan dan analisis penciptaan dan transfer pengetahuan pengetahuan tacit-explicit. Hasil dari penelitian ini berupa platform online open innovation/shared design thinking, platform online community of practice untuk inovasi sosial, platform open volunteerism, platform crowdfunding, dan platform Changemakers Hub yang menghubungkan sektor tripartit.

The goal of Millenium Developmet Goals 2015 to reduce the number of poverty rate is predicted will not be achieved by 2015. (Envoy of the President on MDGs, 2011). Market mechanism, government policy and civic organizations inisiatif failed to fill it (Murray, 2012). The concept of Social Innovation as a multi-stakeholder approach is an alternative approach to solve a social problem with collaboration of tripartite sectors. However, the concept of social innovation characterized by cross partnership requires an integrated knowledge management system in order that the social innovation resources can be accumulated. Researcher elicits social innovation knowledge management system that will collaborate tripartite sectors to accumulate social innovation resources and solve social problems. Methodology used in this research is SECI Model analysis. The methodology includes knowledge characteristic analysis and formulation for creating and transferring tacit-explicit. The research products are platform onlines for open innovation/shared design thinking, community of practice for social innovation, open volunteerism, crowdfunding, and changemakers hub for the tripartite sectors.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56821
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Putri Hapsari
"ABSTRACT
Penelitian ini mendiskripsikan proses difusi inovasi dalam penerapan Knowledge
Management dengan melihat elemen-elemennya yaitu penerapan KM sebagai inovasi,
pemanfaatan saluran-saluran komunikasi, waktu dan sistem sosial, pada organisasi non-profit
yang memberlakukan aktifitas/program KM secara tidak wajib.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif etnografis pada organisasi non-profit di Jakarta
yang merupakan tempat peneliti bekerja saat waktu penelitian. Penelitian ini menjelaskan dan
menggambarkan melalui pengamatan berperan serta, bagaimana aktivitas/program KM
disampaikan kepada penerima yaitu staf/unit kerja melalui saluran komunikasi dengan
tahapan keputusan inovasi dalam organisasi TNP2K. Penelitian ini menjelaskan saluran
komunikasi yang digunakan dalam proses difusi penerapan KM serta menggambarkan secara
rinci tahapan keputusan staf pada aktifitas KM dengan menjelaskan sikap-sikap yang diamati
pada tahap pengetahuan, persuasi, keputusan, konfirmasi dan keberlanjutan sehingga peneliti
dapat mengidentifikasi sikap menerima dan menolak aktiftas/program KM. Penelitian ini
juga menjelaskan apa saja yang menjadi variabel yang berpengaruh terhadap tahapan difusi
penerapan KM yang dikaitkan dengan temuan Rogers yaitu Karakteristik Aktifitas/Program
KM, Jenis Keputusan pada Tahapan Difusi Penerapan KM, Saluran Komunikasi Penerapan
KM, Kondisi Sistem Sosial di TNP2K dan Peran Agen Perubah.

ABSTRACT
This study describes the process of diffusion of innovation in Knowledge Management
Implementation by observes its elements, which are the KM Implementation as an innovation, the use
of communication channels, time and social system, which KM activity/program are not mandatory in
the organization. This study used a qualitative ethnographic method on a non-profit organization in
Jakarta, a place where researchers work during the research. This study describes and illustrates
through participant observation, how the KM activity / program delivered to the recipient that are staff
/ work units through a communication channel with the stages in the innovation decision in TNP2K.
This study describes the communication channels used in the diffusion process of the KM
implementation and describes in detail the stages of decision-staff on KM activities by explaining
attitudes were observed in stages of knowledge, persuasion, decision, confirmation and sustainability
so that researchers can identify the attitude of accepting and rejecting of KM activity/program. This
study also describes what are the variables that affect the diffusion of KM implementation associated
with Rogers‟ findings which are characteristics of KM Activity / Program, Decision type on
Diffusion Stages of KM implementation, Communication Channels, Conditions of Social Systems in
TNP2K and the agents of change role."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41840
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ni Made Ari Puspita Sari
"Saat ini setiap organisasi mulai menyadari bahwa organisasi juga bergantung kepada pengetahuan. Jika pengelolaan pengetahuan tidak dilakukan dengan baik maka pengetahuan dapat hilang dan tidak dapat dimanfaatkan dengan baik. Dampak dari pengelolaan pengetahuan dapat dirasakan pada people, proses, produk dan performa organisasi (Fernandez, 2010). Pengelolaan pengetahuan dapat dilakukan dengan menerapkan Knowledge Management Solution. Penelitian ini bertujuan untuk membuat Knowledge Management Solution yang sesuai dengan industri plastik PT ABC yang mengalami masalah dengan pengelolaan pengetahuan dan juga prototipe Knowledge Management System. Penelitian ini akan menghasilkan proses-proses knowledge management apa saja yang dapat diterpakan pada PT ABC. Dari penelitian ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah tidak terkelolanya pengetahuan pada PT ABC. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode identifikasi yang dirancang oleh Fernandez (2010) dan menggunakan metodologi throwaway prototyping sebagai metodologi untuk mengembangkan prototipe KMS.

Nowadays organization starts to realize that knowledge is an important asset for them. If knowledge isn't properly managed then knowledge may be lost or not use efficiently. The effect for not managing knowledge will impact to people, process, product or organization performance (Fernandez, 2010). Knowledge management can be implemented by creating a knowledge management solution. This research is focus on creating a knowledge management solutionthat can be used for plastic industry, PT ABC that has issue with knowledge management. To support the knowledge management solution, a prototype of knowledge management system is also implemented. Knowledge management process that needed by PT ABC will be identified in this research. This research is conducted by using the methodology of designing knowledge management solution from Fernandez and also prototyping methodology to design the knowledge management system.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
London : Routledge , 1999
302.2 TEL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>