Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129467 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amir Dahlan
"Perkembangan Teknologi Informasi, khususnya yang berkaitan dengan teknologi infrastruktur jaringan komputer cepat sekali berubah dan berkembang. Teknologi-teknologi baru yang lebih handal ditemukan dan dikembangkan untuk menggantikan teknologi lama yang sudah mulai dirasakan serba terbatas; keceptannya lambat, bandwidthnya sempit, jarak jangkaunya pendek, kurang reliabel, kurang fleksibel bahkan kemungkinan suku cadangnya sudah tidak di jual lagi di pasaran. Sementara itu, disisi lain kebutuhan organisasi akan teknologi informasi turut juga berkembang seiring tuntutan lingkungannya, baik lingkungan intern maupun extern organisasi. Untuk itulah maka perlu suatu perencanaan yang matang untuk menerapkan teknologi tertentu, khususnya infrastuktur jaringan komputer, dalam upaya mengikuti perkembangan terknologi baru dan terutama agar sesuai dengan kebutuhan organisasi saat ini dan masa yang akan datang. Pada thesis ini akan dibahas perencanaan penggantian infrastruktur jaringan komputer dengan mengambil studi kasus di sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang berada di Jakarta. Infrastruktur jaringan komputer yang ada saat ini dirasa sudah tidak lagi mampu mendukung kebutuhan organisasi yang dinamis. Untuk itu maka perlu dilakukan pengkajian serta perencanaan yang matang untuk mengganti infrastuktur yang ada saat ini dengan infrastruktur baru. Untuk menghasilkan sebuah perencanaan yang baik, pertama-tama akan dilakukan analisa keadaan dan masalah dari jaringan komputer yang ada saat ini. Kemudian dilakukan analisa kebutuhan-kebutuhan esensial informasi di LPND, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang, baik yang sedang berjalan maupun rencana-rencana di masa mendatang, sehingga bisa didapat suatu pengertian yang jelas mengenai kebutuhan-kebutuhan esensial pada jaringan komputer di LPND tersebut beserta solusinya. Selanjutnya dengan menggunakan pendekatan TopDown Model analisys, bisa dibangun perencanaan jaringan komputer baru yang diinginkan yang efektif, termasuk integrasi dari infrastruktur yang ada sebelumnya dan masih terpakai dengan infrastuktur yang baru dibangun nanti.

Technology information development, especially dealing with computer network infrastructure technology, which evolve and grow very fast. The new technology either more reliable hardware or software are invented and developed in order to replace old technology has been considered to be limited; low speed, narrow bandwidth, short range, less reliable, less flexible, moreover it is possible that its spare-part is not available in the market. Mean while, on the other side, organization demands information technology will be succeed to be development as well as its environment demand, either internal or external environment organization. Therefore, it is necessary a mature planning from an organization in order to implement a distinctive technology, especially computer network infrastructure, in an effort to follow new technology and especially so that it is suitable to organization demand up now to the future. In this thesis will discuss replacement computer network infrastructure planning by study case at Government Agency (GA) in Jakarta. The Computer network infrastructure available on GA is unable to support dynamically organization demand. Hence, it is necessary to assess and as well as mature planning to replace the existing infrastructure with the new one. In order to construct a good planning, firstly environment analysis will be accomplished and problem of existing computer network. Then, essential information demands analysis in GA are accomplished successively, either short term or long term, either underway or the future planning, as a result it can achieve a clear meaning dealing with the essential demands on computer network at GA and its solution as well. Subsequently, with Top-Down Model Analysis method can be built the new computer network planning effectively, including integration of available and used infrastructure with the new infrastructure.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2000
T40344
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Eritasari
"Divisi Regional (Divre) 2 Jakarta adalah salah satu Divisi Regional dari PT Telkom dimana cakupannya meliputi 8 Kandatel (Kantor Daerah Telekomunikasi) dan tersebar di wilayah Jakarta, Bogor dan Bekasi. Jumlah pelanggan yang dilayani oleh PT Telkom Divre 2 Jakarta saat ini meliputi 1,5 juta pelanggan dengan total sst (Satuan Sambungan Telepon) berkisar 2 juta sst.
Untuk menangani jumlah pelanggan yang cukup besar dan seiring dengan perkembangan bisnis yang semakin maju dan dinamis maka PT Telkom Divre 2 Jakarta perlu didukung dengan infrastruktur jaringan sistem informasi yang scalable, reliable, secure dan manageable. Infrastruktur yang demikian diharapkan mampu mengakomodosi kebutuhan PT Telkom Divre 2 Jakarta di masa sekarang maupun yang akan datang.
Berdasarkan kondisi infrastruktur jaringan sistem informasi yang eksisting dan latar belakang di atas maka timbul suatu pemikiran, yang dituangkan melalui thesis ini, untuk melakukan perencanaan infrastruktur jaringan yang tepat untuk PT Telkom Divre 2 Jakarta. Melalui thesis ini, dimana penulisannya dilandaskan pada ilmu yang terkait, diharapkan pihak manajemen memperoleh masukan bagaimana membangun infrastruktur jaringan system informasi seperti dimaksud di atas.

The Regional Division (Divre) 2 Jakarta is one Regional Division of PT Telkom in which the scooping is covered for 8 Kandatel (telecommuncation distric office) and spreaded in Jakarta, Bogor, and Bekasi. The sum of customers served by PT Telkom Regional Division 2 Jakarta now is content of 1,5 million customers and total sst is about 2 million sst.
To tackle the sum of big customers and follow the development business that enough progress and dynamic so that PT Telkom Regional Division 2 Jakarta needs to be supported by the network infrastructure information system with scalable, reliable, secure and manageable and then it is expected to be able to accommodate the requirement up to now and in the future.
Based on the condition of infrastructure on the network information system which exist and background as above, thus appear on idea which is taken on the theses, I do The Network Infrastructure Planning sharply, for PT Telkom Regional Divison 2 Jakarta. Pass Through the theses where writing is based on science skilled, it is hoped that management staffs would gain the input how to develop the network infrastructure information system as above.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2002
T40540
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tubagus Rismunandar Ruhijt
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data, menganalisis dan membahas tentang visi, misi, sasaran dan strategi yang sesuai dengan pembangunan transmigrasi pasca reformasi. Jenis penelitian ini adalah penelitian kasus. Untuk mendapatkan data yang diperlukan diambil sampel responden dari Para ahli yang berkaitan dengan pelaksanaan transmigrasi sebanyak 5 orang yang terdiri Kepala Biro Perencanaan Departemen Transmigrasi dan PPH, Kepala Bagian Rencana Departemen Transmigrasi dan PPH, Staf Ahli Menteri Departemen Transmigrasi dan PPH, Kepala Puslitbang Departemen Transmigrasi dan PPH, dan Kepala Pusat Data dan Ieformasi Departemen Transmigrasi dan PPH. Data dikumpulkan melalul angket dan wawancara. Data yang terkumpul diolah dengan Analysis Hirearchy Process dan analisis SWOT. Teknik analisis data dibantu dengan menggunakan program Expert Choice.
Berdasarkan hasil analisis data maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Faktor-faktor yang menunjang terhadap keberhasilan pelaksanaan program transmigrasi adalah; sumberdaya manusia, lahan yang tersedia,krisis ekonomi, persepsi masyarakat tentang transmigrasi, kerjasama dengan pihak swasta, otonomi daerah, lembaga ekonomi, dan globalisasi.
2. Kendala-kendala dalam pelaksanaan pembangunan transmigrasi adalah persepsi yang negatif dari masyarakat tentang transmigrasi, citra negatif pembangunan transmigrasi, persepsi dunia internasional yang salah tentang transmigrasi, kelestarian iingkungan, bencana alam, perubahan sumber dana, dan kurangnya koordinasi lintas sektor.
3. Visi yang paling sesuai untuk pembangunan transmigrasi pada masa pasca reformasi adalah visi nomor I yang berbunyi "Pembangunan Transmigrasi Merupakan Tulang Punggung bagi Upaya Pemerataan dan Peningkatan Pembangunan Daerah yang mampu mendukung Konsolidasi Kekuatan sinergi dan seluruh potensi pembangunan nasional agar Indonesia dapat menjadi Negara Industri Maju di Tabun 2020"
4. Prioritas misi yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut :
a. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat dalam Arti Seluas-Iuasnya di Daerah Transmigrasi (Misi 1 dengan nilai 0,252)
b. Modernisasi Pertanian di Daerah Pedesaan Melalui Pengintegrasian Pendekatan Agribisnis dalam Kegiatan Usaha (Misi 3 dengan nilai 0,0129)
c. Pembinaan dan Pengembangan Kegiatan Usaha di Wilayah Pengembangan Transmigrasi Melalui Pengintegrasian dan Pengintensifan Kegiatan Usaha (Misi 2 dengan nilai 0,102)
d. Peningkatan Kesempatan Kerja dan Pembukaan Peluang Berusaha di Wilayah Pengembangan Transmigrasi (Misi 4 dengan nilai 0,089)
e. Peningkatan Pendayagunaan Potensi Sektor Swasta (Non Pemerintah) bagi Pembangunan Transmigrasi (Misi 5 dengan nilai 0,083)
5. Prioritas sasaran yang diperoleh dari hasil penelitian adalah sebagai berikut :
a. Mengembangkan Pusat Pertumbuhan Baru dan Mendukung Peningkatan Pusat Pertumbuhan yang Sedang Berkembang (Sasaran 3 dengan nilai 0,096).
b. Meningkatkan Proses Integrasi Masyarakat dan Akulturasi Budaya Bangsa (Sasaran 2 dengan nilai 0,066).
c. Meningkatkan Pendapatan Transmigrasi (Sasaran 1 dengan nilai 0,052).
d. Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi dan Sosial Penduduk Lokal Melalaui Pola Usaha Transmigrasi (Sasaran 4 dengan nilai 0,038).
6. Adapun strategi-strategi yang ditemukan untuk peningkatan keberhasilan transmigrasi adalah strategi SO yaitu meningkatkan peluang (opportunity) untuk memanfaatkan kekuatan (strength) yang ada.
7. Pada pelaksanaan transmigrasi di PIR Trans Tania Selatan masih ada yang belum sesuai dengan misi tersebut. Hal ini ditandai oleh belum sepenuhnya melaksanakan modernisasi pertanian melalui pengintegrasian pendekatan agribisnis dalam kegiatan usaha dan juga kerjasama dengan lembaga-lembaga ekonomi yang ada beium dilembagakan secara maksimal. Kemudian pembinaan dan pengembangan kegiatan usaha di wilayah pengembangan transmigrasi melalui pengintegrasian dan pengintensifan kegiatan usaha di Tania Selatan belum lagi dikembangkan. Dan belum mengarahkan dalam peningkatan kesempatan kerja dan pembukaan peluang berusaha di wilayah pengembangan transmigrasi.
8. PIR Trans Tania Selatan telah dilakukan kerjasama dengan pihak swasta namun ada kerjasama yang melembaga dengan lembaga-lembaga ekonomi masyarakat seperti KUD atau koperasi lainnya sehingga penyaluran hasil usaha petani masih dikuasai pihak tertentu saja sehingga harga yang diharapkan belum memenuhi harapan petani.
9. Pola transmigrasi disesuaikan dengan potensi daerah. Pada PIR Tania Selatan sasaran belum dapat terlaksana. Hal ini terlihat dari jenis tanaman yang ditanam hanya kelapa sawit, padahal di daerah Tania Selatan juga sangat cocok dengan tanaman lain seperti coklat.
10. Keterkaitan antara kegiatan ekonomi di daerah transmigrasi dengan pembangunan daerah sekitarnya perlu dikembangkan dalam rangka pertumbuhan perekonomian rakyat yang bersemangat swadaya. Sasaran ini belum sepenuhnya terlaksana pada PIR Tania Selatan, sebab pelaksanaan transmigrasi masih tergantung kepada sumber dana yang disesuaikan pemerintah.
11. Otonomi daerah pada transmigrasi PIR Tania Selatan masih dikelola oleh pusat dan belum dikelola oleh Pemda setempat, jadi otonomi transmigrasi di Tania Selatan belum terlaksana.
12. Peningkatan koordinasi lintas sektor dan lintas subsektor transmigrasi sejak dari perencanaan , pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dalam pengembangan wilayah pembangunan transmigrasi. Koordinasi ini di Tania Selatan belum sepenuhnya terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat belum padunya kerjasama antara badan-badan yang terlibat dalam organisasi transmigrasi dengan lembaga-lembaga penunjang transmigrasi.
13. Kesenjangan analisa Iingkungan ekstemal antara Top Down dengan Bottom Up yaitu adanya otonomi daerah menjadikan peluang yang dapat Iebih dioptimalkan bagi pemerintah daerah.
14. Kesenjangan analisa internal antara Top Down dengan Bottom Up, Pernda akan Iebih optimal karena membangun di daerah sendiri, perubahan organisasi dilihat dengan Iebih positif oleh Pemda karena otonomi Iebih banyak, namun kualitas SDM dan pengelolaan transmigrasi di daerah menjadi kendala.
15. Kesenjangan alternatif strategi yang ditemukan menurut Top Down dan Bottom Up adalah sebagai berikut :
a) Kesenjangan pada startegi SO (Strength - Opportunity) yaitu tidak berbeda antara Top Down dengan Bottom Up, dimana strateginya adalah memanfaatkan lembaga ekonomi, penyesuaian dengan potensi daerah dan kerjasama antara pusat dan daerah.
b) Kesenjangan pada strategi ST (Strength -- Threats) yaitu strategi Top Down cenderung mengarah pada penyesuaian dengan keragaman wilayah, sedangkan Bottom Up cenderung mengarah pada pelaksanaan transmigrasi dengan otonomi daerah yang disesuaikan dengan potensi daerah masing-masing.
c) Kesenjangan pada strategi WO (Weaknesses - Opportunity) yaitu menurut Top Down dan Bottom Up tidak begitu berbeda, hanya saja Bottom Up (Pemda) cenderung mengarah pada pelaksanaan transmigrasi melalui otonomi daerah.
d) Kesenjangan pada strategi WT (Weaknesses - Threats) yaitu menurut Top Down mengarahkan strategi WT kepada perbaikan citra transmigrasi pada dunia luar dan pembukaan lapangan kerja, sedangkan menurut Bottom Up, cenderung mengarah kepada peningkatan pelestarian lingkungan dan mempertimbangkan bencana alam.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disarankan sebagai berikut:
1. Perlu adanya pendmpatan transmigran yang berorientasi agribisnis dengan diversifikasi pola usaha. Dalam kaitan ini diupayakan untuk dikerjasamakan dengan pihak investor.
2. Perlunya mengintegrasikan daerah pemukiman transmigrasi dengan desa setempat.
3. Pola transmigrasi hendaknya disesuaikan dengan potensi daerah.
4. Pilihan komoditas yang dikembangkan di setiap wilayah seyogyanya mengacu pada keunggulan komparatif wilayah dan peluang pasar, baik pasar lokal, regional, maupun international.
5. Pembangunan kawasan transmigrasi sebaiknya diarahkan ke wilayah¬wilayah yang penduduknya masih relatif jarang dan masih membutuhkan tambahan penduduk, baik untuk memenuhi permintaan tenaga kerja maupun untuk pengembangan wilayah.
6. Keterkaitan antara kegiatan ekonomi di daerah transmigrasi dengan pembangunan daerah sekitarnya perlu dikembangkan dalam rangka pertumbuhan perekonomian rakyat yang bersemangat swadaya.
7. Pengembangan wilayah pembangunan transmigrasi hendaknya dilakukan secara seksama dengan memperhatikan keragaman antara wilayah serta keunikan wilayah tertentu, khususnya potensi sumber daya, agroekologi, selaras dan seimbang.
8. Pembangunan wilayah pengembangan transmigrasi sebaiknya ditekankan pada peningkatan pendapatan rumah tangga transmigran wilayah, sehingga keseimbangan pendapatan dan taraf hidup rumah tangga antar wilayah dapat diperkecil.
9. Karena minimnya sumber dana APBN diupayakan menarik investor baik investor dalam negeri maupun asing.
10. Perlu meningkatkan peran lembaga ekonomi khususnya yang ada pada wilayah transmigrasi.
11. Sistem perencanaan sebaiknya berorientasi memanfaatkan otonomi daerah.
12. Perlu peningkatan koordinasi lintas sektor dan lintas subsektor transmigrasi sejak dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dalam pengembangan wilayah pembangunan transmigrasi.
13. Perlu usaha - usaha informasi untuk memberi citra pada dunia luar bahwa program transmigrasi justru membangun dan melestarikan Iingkungan hidup (hutan tropis) dan pembinaan sumberdaya manusia.
14. Perlu adanya penyiapan informasi tentang peluang kerja dan kesempatan berusaha di daerah tujuan transmigrasi, terutama di sektor ekonomi sekunder dan tertier.
15. Perlu adanya usaha pengembangan sistem informasi antar daerah tujuan transmigrasi (peluang kerja dan kegiatan usaha yang tersedia) dengan daerah sasaran pengarahan sebagai sumber talon transmigran atau penduduk yang berminat."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirta Amalia
"Jaringan nirkabel merupakan teknologi jaringan dengan menggunakan udara sebagai medium dan frekuensi radio sebagai penghantar sinyal. Standar protokol jaringan nirkabel telah ditetapkan oleh organisasi Institute of Electrical and Electronic Engineer (IEEE) grup 802.11. Standar protokol 802.11 mendefinisikan aturan-aturan pada lapisan MAC dan lapisan Fisik (PHY). Meningkatnya kebutuhan akan akses jaringan tanpa melihat kondisi fisik, membuat jaringan nirkabel semakin berkembang. Jaringan nirkabel dapat memperluas jaringan yang sudah ada. Oleh karena itu, jaringan nirkabel dapat digunakan untuk memperluas akses jaringan di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (Fasilkom UI). Untuk mengimplementasi jaringan nirkabel pada Gedung B Fasilkom UI, harus memperhatikan faktor-faktor tertentu, yaitu kondisi fisik lingkungan yang akan menentukan kekuatan serta keluasan penyebaran sinyal jaringan, arstitektur serta konfigurasi jaringan yang sudah ada yang akan memudahkan integrasi jaringan nirkabel dengan jaringan yang sudah ada, perangkat keras dan lunak yang digunakan, keamanan dan autentikasi jaringan. Laporan ini akan menjelaskan mengenai faktor-faktor tersebut. Kesimpulan yang diambil dari hasil pengamatan dan analisa yang dilakukan antara lain faktor kondisi fisik di Gedung B Fasilkom UI sangat menentukan kuat tidaknya sinyal yang dipancarkan oleh jaringan. Konstruksi gedung yang sebagian besar merupakan beton dapat melemahkan sinyal jaringan. Kesimpulan lainnya adalah keamanan jaringan nirkabel tidak sepenuhnya reliable, sehingga dibutuhkan solusi lain untuk keamanan jaringan, salah satunya adalah dengan implementasi VPN dengan IPSec."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Kurniawan
"Perkembangan teknologi yang ada dewasa ini dapat memungkinkan untuk melakukan percampuran antara komunikasi suara (voice communication),data dan video. Percampuran ini akan menjadi cara orang atau perusahaan dalam berkomunikasi di masa mendatang. Saat ini teknologi baru trafik suara berbasis IP atau yang biasa disebut dengan VolP merupakan salah satu solusi untuk biaya telekomunikasi yang lebih efisien karena dapat diintegrasikan dengan teknologi jaringan komputer dan jaringan komunikasi suara yang sudah ada dan membentuk suatu multi-service network.
Studi kasus dilaksanakan pada sebuah perusahaan berskala nasional yang memiliki banyak cabang yang tersebar secara geografis di seluruh Indonesia. Proyek akhir akan melakukan identifikasi kebutuhan untuk implementasi teknologi baru pada perusahaan serta analisis yang diperlukan. Setelah itu kemudian dapat merekomendasikan suatu rancangan infrastruktur yang baru bagi perusahaan.
Perencanaan infrastruktur jaringan yang baru tersebut menggunakan pendekatan top-down analysis yang diawali dari analisis terhadap kebutuhan dan proses bisnis perusahaan kemudian analisis terhadap model aplikasi, data, jaringan dan teknologi yang digunakan sehingga pengelolaan jaringan dalam perusahaan dapat diketahui. Kemudian melakukan analisis terhadap teknologi komunikasi suara berbasis IP (VoIP) yang akan diintegrasikan dengan jaringan yang sudah ada dalam perusahaan."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2002
T40436
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumantri Hadi Seseno, Author
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2004
T40326
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Willibrordus Gregorius Adhyartha Usse Keraf
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2003
T40474
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Mahrudi
"ABTRAK
Dalam tesis ini saya akan menunjukkan bahwa achievement, success, dan adaptive sebagai nilai-nilai budaya Amerika merupakan tindakan dalam pandangan hidup (world view) bangsa Amerika yang berorientasi kepada berfikir kedepan (thinking ahead), menjadi pedoman dalam menilai dan untuk menjadi lebih baik yang interinsik dalam kehidupan sehari-hari bangsa Amerika. Kemudian dengan nilai-nilai budaya tersebut yang tercermin dalam General Electric (GE) dapat melahirkan transformasi manajemen korporasi multinasional GE. Hal tersebut yang akhirnya dapat memberikan kontribusi besar dalam pengembangan ilmu manajemen serta keberhasilan korporasi (multinasional) Amerika di akhir penghujung abad ke 20 ini dan abad ke 21 nantinya, khususnya setelah mengalami krisis kemunduran di tahun 1970-GO an karena persaingan pasar di dalam dan di luar negeri yang mematikan perusahaan-perusahaan besar Amerika.
General Electric didirikan oleh Thomas Edison di tahun 1887. Di tahun 1919 GE pernah membantu mendirikan Radio Corporation Amerika (RCA) yang akhirnya tujuh tahun kemudian berubah namanya menjadi NBC radio network dan GE menjadi sebagian pemiliknya. Namun persekutuan ini berakhir di tahun 1933 karena Federal Court memaksa GE untuk melepaskannya. Di tahun 1950-60 an kedua perusahaan ini pernah menjadi buah bibir pembicaraan rumah tangga karena produk yang dihasilkannya. Konsumen mengenal GE (yang bergerak dibidang communication, space technology, dan electronic industry) dengan produk light bulbs dan refrigeratornya. Sedangkan RCA (yang bergerak dalam bidang bisnis defense electronics, consumer electronics, satellites) terkenal dengan program TV dan Rekaman Elvis Presley. Di pertengahan tahun 1980-an kedua perusahaan raksasa ini kembali bergabung dan menjadi merger. GE dengan 300 ribu orang karyawan dengan omset penjualannya sebesar $ 275 billion dan tergolong sebagai perusahaan industri besar nomor tujuh di Amerika Serikat waktu itu. Sedangkan RCA dengan 106 ribu karyawannya memiliki omset penjualan sebesar $ 10.11 billion dan merupakan perusahaan jasa nomor dua di Amerika Serikat. Maka dengan demikian bertambah kuatlah GE dengan adanya marger ini.
Jack Welch meraih PhD degree dalamh chemical Engineer tahun 1960 dari University of Illonois. Dan sebelumnya master degree dalam engineering dari universitas yang sama pula, di tahun 1960 sebagai process chemical engineering di bidang Polyphenolin Oxide (PPO). Beberapa tahun kemudian ia menjadi seorang Process Development Project Leader yang mengembangkan PPO menjadi Noryl yang menjadi bisnis komersial dan akhirnya menjadi manajer Polymer Products Manufacturing di tahun 1963. Tabun 1977 ia menjadi Sector Executive.
Sejak Jack Welch memasuki dan menjadi CEO (Chief Executive Officer) di GE di tahun 1981 ia adalah seorang CEO yang paling berhasil dari sejak berdirinya GE?
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
P. Iksam Widjaja
"Perkembangan teknologi komunikasi sangat berpengaruh dalam kegiatan bisnis pada saat ini. Teknologi komunikasi khususnya teknologi komunikasi data sangat membantu dalam menunjang kegiatan bisnis suatu organisasi. Dalam mencapai tujuan bisnisnya, suatu organisasi bisnis mti:manfaatkan teknologi komunikasi sebagai sarana pendukung. Teknologi komunikasi telah memungkinkan unit-unit bisnis sating berinteraksi, berkomunikasi dengan mudah. Teknologi komunikasi khususnya teknologi komunikasi data memungkinkan dilakukan penyebaran informasi secara cepat dan akurat. Teknologi komunikasi memungkinkan kegiatan bisnis baru diciptakan. Penerapan teknologi dalam suatu orgarusas1 bisnis memerlukan perencanaan yang matang, sehingga penggunaan teknologi tersebut nantinya benar-benar memenuhi kebutuhan serta manfaatnya bagi kegiatan organisasi bisnis tersebut. Dalam implementasi penggunan teknologi komunikasi di suatu organisasi bisnis sering terjadi bahwa sistem jaringan komunikasi yang dibangun tidak dapat memenuhi kebutuhan bisnisnya. Dalarn tesis 1ru, penulis akan melakukan studi kasus perencanaan infrastruktur jaringan komunikasi untuk mendukung kegiatan bisnis mikro di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) atau selanjutnya disebut BRI. Sesuai dengan bisnisnya, kegiatan bisnis mikro di BRI memiliki karakteristik yang agak berbeda dibandingkan dengan kegiatan bisnis bank pada umumnya. Karakteristik bisnis mikro dapat dilihat dari segi :
• Ukuran transaksi bisnis ini yang relatifkecil tetapi jumlahnya banyak.
• Kegiatan bisnis mikro berorientasi pada segmen sektor ekonomi kecil.
• Kegiatan bisnis mikro di BRI sebagian bes.ar berada di rural area, mulai dari tingkat kecarnatan sampai tingkat desa di seluruh Indonesia . . Mengingat karakteristik bisnis mikro tersebut, diperlu-kan perencanaan yang baik dalam membangun jaringan komunikasi11.ya. Dengan perencanaan yang baik ini diharapkan akan didapatkan jaringan komunikasi yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan serta kegiatan bisnisnya yang selanjutnya diharapkan akan memberikan kontribusi pada keuntungan bisnisnya.

Today the business activity 1s m line with the development of the technology itself In some cases the technology support is mandatory, in order to respond customer needs and compete with the other services. Communication technology especially in data communication technology, is one of the key support for business activity in the organization. This technology enabled business units to interact each other in the simple and easy ways. Data communication technology has enabled distribute informations faster dan more acurate. In this thesis, the author will take the case study of the network infrastructure planning for supporting micro banking business in the PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero). According to the BRI's environment, the micro banking business activity have different characteristics of the ordinary banking activity. The characteristics of the micro banking business as follows :
• The size of the business transaction is relatively small but the quantity of transaction is large.
• The orientations of the micro banking activity is in the small market segment.
• The most micro banking activity is on the rural area, from the level kecamatan area until desa of all Indonesia regions.
According to that characteristics of the micro banking business, we need to plan for building a communication networks which spans to the rural area. Unfortunately the public telecommunication infrastructure in the remote area is very poor or it is not existed yet. In BRI case, trying to develop and invest in setting up the tlecommunication network reaching remote area is one of the critical success factor for micro banking business. The good planning will protect .the investment in the communication network that fi,1 the need of the business activity. We start the micro business network plan with a hierarchical network plan. In this plan, we explore the possibility of using cost effective technology to implement data communication network such as dial ;Jp link, packet radio network, etc. We identify and propose scheme for integrating micro business network with corporate and retail network.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2000
T40240
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tennisiana Soekesi
"Tingkat persaingan bisnis perbankan yang semakin tinggi menuntut setiap bank untuk selalu memperbaiki kinerjanya agar dapat menjadi yang terbaik. Data center sebagai tulang punggung operasional teknologi informasi bank memerlukan suatu jaringan komputer dengan tingkat kesalahan yang minimal. Untuk mendukung hal tersebut perlu diterapkan suatu sistem manajemen jaringan kcmputer yang dapat dengan segera mendeteksi dan mengantisipasi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi. Tulisan ini bertujuan untuk melakukan analisa kebutuhan sistem manajemen jaringan komputer di data center, sebagai dukungan untuk membentuk sistem teknologi informasi yang handal pada suatu lembaga perbankan. Tahapan penelitian adalah melakukan survey lapangan untuk mendapatkan data perangkat dan konfigurasi jaringan, penyebaran kwesioner untuk mengetahui kebutuhan teknis dan melakukan interview kepada jajaran manajemen untuk mendapatkan data rencana bisnis dan organisasi khususnya di data center. Data-data tersebut dianalisa untuk menentukan Critical Success Factor kebutuhan sistem manajemen jaringan komputer di data center. Tahapan berikutnya adalah melakukan studi perbandingan pada 3 produk sistem manajemen jaringan komputer yang ada di pasaran, untuk memilih produk yang sesuai untuk diterapkan di data center. Pemilihan lebih didasarkan pada kesesuaian produk dengan tujuan bisnis, organisasi dan operasi jaringan komputer di data center tersebut. Tulisan ini menghasilkan rekomendasi produk sistem manajemen jaringan komputer yang tepat untuk diterapkan pada data center Bank X."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2001
T40508
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>