Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52231 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wirawan Setiadi
"Kunci sukses bagi sebuah perusahaan untuk bertahan pada masa sekarang adalah kemampuan untuk menganalisa, merencanakan dan bereaksi terhadap perubahan lingkungan bisnis secara cepat dan akurat. Kemampuan ini hanya dapat dipenuhi dengan tersedianya informasi yang memadai bagi para manajer, direktur dan para pengambil keputusan lainnya. Informasi yang dibutuhkan tersebut seringkali adalah berupa data operasional dan sulit untuk didapatkan. Walaupun tersedia akses ke data-data tersebut, seringkali format dan struktur data yang ada tidak seperti yang diinginkan.
Teknologi Data Warehouse adalah suatu set konsep dan perangkat yang memungkinkan penyediaan akses ke seluruh level informasi perusahaan. Data warehouse memungkinkan suatu organisasi untuk mengumpulkan data-data dari berbagai format dan standar yang berbeda, melakukan analisa atas data tersebut, dan mengeluarkan report-report yang dibutuhkan bagi para analis dan pengambil keputusan.
PT. Bank Mandiri adalah sebuah Bank Pemerintah yang merupakan hasil merger dari empat buah bank. Dalam menghadapi persaingan bisnis perbankan dan untuk meningkatkan kinerja perusahaan, para eksekutif Bank Mandiri perlu dibekali dengan data-data yang akurat dan terkini untuk menghasilkan keputusan-keputusan strategis.
Tulisan dalam tesis ini akan mengangkat tentang studi kasus perencanaan data warehouse pada PT. Bank Mandiri. Pembahasan akan difokuskan pada siklus pengembangan data warehouse, desain dan arsitektur data warehouse, khususnya yang berkaitan dengan informasi data perkreditan nasional pada PT. Bank Mandiri.

The key to successfully survive for a corporation nowadays is its ability to analyze, to plan and to respond to the changing business entrironment in a rapid and accurate fashion. This ability can only be obtained if there is proper information available for managers, directors, and other decision-makers. The information needed is frequently in the form of operational data that is sometimes hard to get. Even if there is an access to the data, the data itself is usually not in a proper format and structure.
Data warehouse technology is a set of concept and tools that allow the availability of the access to the whole corporation information level. Data warehouse gives the ability for the corporation to collect data from various format and standard, to analyze data, and to produce reports that are needed by the analysts and the decision-makers.
PT. Bank Mandiri is a government-owned bank as a result of a merger process of four banks. In order to respond to the banking business competition and to improve the company's performance, the executives of Bank Mandiri should be provided with accurate and current data, so they can make strategic business decis!ons.
This thesis is a case study of data warehouse planning in PT. Bank Mandiri. The discussion will be focused on the cycle of data warehouse development and the data warehouse design and architecture, especially those that are related to the national credit data information of PT. Bank Mandiri.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2001
T40526
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raymand Valentino Kaslim
"Menjadi Regional Champion Bank yaitu bank milik publik yang terkemuka di kawasan Asia Tenggara merupakan salah satu target Bank Mandiri dalam kurun waktu 2 tahun ke depan. Salah satu cara untuk dapat mewujudkan hal tersebut, antara lain Bank Mandiri harus mampu mencapai nilai kapitalisasi pasar minimum USD 10 miliar (+1- Rp 95 trilyun) Saat mi kapitalisasi pasar Bank Mandiri +1- Rp 42 trilyun, sehingga untuk dapat rnencapai Rp 95 trilyun harus ada penambahan kapitalisasi dalam jumlah yang sangat besar. Cara yang paling mungkin untuk mewujudkan hal mi adalah melalui merger atau akuisisi dengan Bank Negara Indonesia 1946 yang memiliki kapitalisasi pasar +1- 20 trilyun atau dengan Bank Rakyat Indonesia memiliki kapitalisasi pasar +1- 50 trilyun. Dengan nienggunakan asumsi bahwa terjadi penurunan penerimaan dari pendapatan dan penurunan penyaluran kredit sebesar 15% melalui pendekatan manajemen risiko (Risiko Kredit, Risiko Pasar, dan Risiko Operasional) maka dicoba mencari nilai tambah atas merger mi. Nilai sinergi yang dihasilkan apabila merger mi dilakukan dengan Bank Rakyat Indonesia adalah 130,6 trilyun, jauh lebih baik dibandingkan apabila merger mi dilakukan dengan Bank Negara Indonesia 1946 yaitu minus 111,5 trilyun.

To be a regional champion bank, the most prominent public bank in South East Asia
region, is one of the targets of Bank Mandiri within the next two years. One of the strategies
to realize it, Bank Mandiri has to achieve market capitalization value of minimum of USD10
billion.
At the present, the market capitalization of Bank Mandiri is approximately Rp42
trillion, so that to achieve the market capitalization value of Rp95 trillion, Bank Mandiri has
to increase huge amount on its assets. The most possible strategy to reach the target is by
merging or acquiring BNI with its market capitalization of Rp20 trillion, or BRI which has
Rp50 trillion.
Assuming that the revenue decrease by 15% and by considering risk management
approach (loan, market and operational risk) Bank Mandiri should try another alternative to
increase its market value than merging. The value of the synergy by merging with BRI is
Rp130,6 trillion, which is far better than merging with BNI which is resulting in negative
Rplll,5 trillion.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T23040
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Deasy Erydani
"Banyak perusahaan pelayaran ataupun perusahaan yang bukan bergerak dalam bidang pelayaran membutuhkan kapal laut untuk menunjang kegiatan operasionalnya. Salah satu cara pengadaan kapal laut adalah dengan mengajukan permohonan kredit kepada bank dengan memberikan jaminan bagi pelunasan hutang yaitu berupa kapal laut tersebut. Dalam hal ini maka akan diuraikan mengenai penjaminan kapal laut dalam suatu perjanjian kredit. Sebagai studi kasus adalah di Bank Mandiri yang dalam hal ini bertindak sebagai Kreditur dan PT. X yang dalam hal ini adalah- sebagai Debitur. Pokok permasalahan dalam pembahasan ini adalah apakah lembaga jaminan yang tepat apabila kapal laut akan dijadikan sebagai jaminan hutang dalam suatu perjanjian kredit, Bagaimana proses penjaminan kapal laut dalam suatu perjanjian kredit di Bank Mandiri dan Bagaimana pelaksanaan pelaksanaan sita eksekusi terhadap kapal laut yang telah dijadikan sebagai jaminan dalam pelunasan suatu hutang di PT. BANK MANDIRI (Persero) Tbk. apabila Debitur wanprestasi.
Metode penelitian yang dipergunakan dalam penulisan ini adalah metode kepustakaan yang bersifat yuridis dan wawancara. Dari pokok permasalahan yang diambil dalam penulisan ini maka Penulis mengambil kesimpulan bahwa kapal laut merupakan benda tidak bergerak sehingga jaminan yang dapat dibebankan terhadap kapal laut tersebut adalah hipotik. Bank Mandiri dapat memasang hipotik terhadap kapal laut tersebut berdasarkan akta Surat Kuasa Memasang Hipotik yang ditandatangani di hadapan Notaris antara Bank Mandiri selaku pihak yang menerima kuasa dengan PT. X selaku pihak yang memberi kuasa. Pembebanan hipotik harus didaftarkan dalam buku pendaftaran hipotik kapal oleh pegawai pendaftaran kapal. Pelaksanaan sita eksekusi apabila Debitur wanprestasi diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara karena Bank Mandiri merupakan bank milik negara yang ditetapkan apabila Debitur wanprestasi maka secara hukum wewenang penguasaan atas hak tagih dan pelaksanaan sita eksekusi akan dialihkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara tanpa melalui pengadilan."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005
T16375
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Bambang Dharyanto
"Perkembangan penyaluran kredit oleh perbankan nasional saal ini cukup meningkat dan berdasarkan data dari Bank Indonesia, kredit perbankan tumbuh cukup signifikan dari Rp 365,410 Triliun pada akhir tahun 2002 meningkat menjadi Rp 437.942 Triliun pada tahun 2003 atau terjadi peningkatan sekitar 19.8%. Namun pertumbuhan kredit tersebut dirasakan masih belum bisa meningkatkan perekonomian nasional, apalagi dikaitkan dengan masih besarnya jumlah pengangguran dan pertumbuhan ekonomi yang kurang menggembirakan. Kondisi ini diakibatkan oleh beberapa sebab diantaranya pertumbuhan kredir perbankan dipasok oleh adanya pembelian aset-aset kredit dari BPPN dan hal ini jeias tidak akan menghasilkan lapangan kerja baru. Selain itu, saat ini perbankan nasional cenderung menyalurkan kreditnya ke sektor-sektor konsumsi, seperti misalnya untuk pembelian rumah, mobil ataupun barang-barang elektronik dengan alasan lebih aman dan mudah. Namun demikian tingkat kredit bermasalah (Non Performing Loans) pada perbankan di Indonesia masih cukup tinggi dan belum dapat mencapai ketentuan yang disyaratkan oleh Bank Indonesia sebesar 5% pada akhir tahun 2003.
Portfolio kredit Bank Mandiri secara keseluruhan mengalami perkembangan yang cukup pesat selama tiga tahun terakhir. Sampai dengan 31 Desember 2003, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit sebesar Rp 73.311 M atau meningkat 14,65% dibandingkan dengan tahun 2002 atau meningkat 54,81% dibandingkan dengan tahun 2001 dalam periode yang sama. Sementara itu tingkat NPL pada posisi 31 Desember 2003 sebesar 8,8% juga mangalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2002 yang hanya sebesar 7.4%.
Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa dari kumpulan portfolio kredit yang efisien dalam valuta rupiah, sektor yang potensial atau mempunyai prospek yang paling baik dalam menghasilkan return yang maksimal dengan tingakt risiko tertentu dalam portfolio kredit yang efisien adalah sektor Pertanian, sektor Pertambangan, sektor Perindustrian, sekror Listrik, Gas & Air, serta sektor Lain-lain. Sedangkan dari kumpulan portfolio kredit yang efisien dalam valuta asing sektor Pertambangan dan sektor Kosntruksi merupakan sektor ekonomi yang potensial atau mempunyai prospek yang paling baik dibandingkan sektor ekonomi lainnya.
Kumpulan portfolio kredit berdasarkan sektor ekonomi yang dihasilkan dari analisis merupakan suatu pilihan bagi manajemen Bank Mandiri dalam menyalurkan kreditnya, sehingga manajemen dapat memilih salah satu kumpulan portfolio kredit berdasarkan sektor ekonomi, dengan memperhatikan rencana bisnis khususnya kredit baik jangka pendek maupun jangka panjang. Perlu mendapat perhatian juga bahwa penyaluran kredit kepada sektor ekonomi tidak hanya berdasarkan perhitungan statistik semata, namun juga melihat kondisi makro ekonomi secara keseluruhan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian (prudent banking)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T13597
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Indah Hariyati
"ABSTRAK
Di Indonesia, hukum jaminan diatur di dalam Buku II Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang pada asasnya menganut sistem yang tertutup, dalam arti, bahwa di luar yang secara Iimitatif ditentukan disana tidak dikenal lagi hak-hak kebendaan yang lain dan para pihak pada pokoknya tidak bebas untuk memperjanjikan/menciptakan hak kebendaan yang baru. Adapun lahirnya lembaga jaminan fidusia yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 42 Tabun 1999 tentang Jaminan Fidusia karena adanya kebutuhan yang sangat besar dan terns meningkat bagi dunia usaha atas tersedianya dana selain ilu juga untuk menjamin kepastian hukum bagi pihak yang berkepentingan. Adanya pengaturan lembaga fidusia ini merupakan salah satu sarana dalam membantu kegiatan usaha. Salah satunya adalah pemberian kredit investasi secara sindikasi yang digunakan untuk membiayai proyek pembangunan jalan tol, dengan jaminan utama adalah pendapatan/tagihan dari beroperasinya jalan tol tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengikatan jaminan fidusia alas jaminan berupa piutang yang belum ada secara efektif dan kedudukan Bank sebagai Kreditor dalam pengikatan jaminan fidusia tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian bersifat normatif yaitu penelitian kepustakaan (library research), dengan alat pengumpul datanya adalah studi dokumen. Berdasarkan basil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pengikatan jaminan fidusia terhadap obyek jaminan yang berupa tagihan/ piutang yang belum ada secara efektif adalah dengan cara membuat Daftar Obyek Jaminan Fidusia yang memuat nilai proyeksi obyek jaminan tersebut. Kedudukan Bank selaku kreditor merupakan kreditor preferent, akan tetapi hak preferent yang dimilki oleh kreditor tersebut akan berubah menjadi kreditor konkuren apabila debitor mengalami default karena tidak dapat menyelesaikan proyek pembangunan jalan tol tersebut, sehingga pendapatan yang menjadi obyek jaminan fidusia tersebut tidak ada secara nyatal akibatnya kreditor tersebut harus bersaing dengan kreditor¬kreditor lainnya daiam mendapatkan pelunasan piutangnya."
2008
T 24260
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Za`imulhakim Hermansyah
"PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) merupakan bank nasional terbesar di Indonesia dari sisi aset. Harga saham BMRI mencatat imbal hasil diatas rata-rata Indeks harga Saham Gabungan (II-ISG), dan bahkan saham-saham sektor keuangan. Penelitian ini meneliti kinerja BMRI saat ini menggunakan CAMELS serta meneliti volatilitas pada harga saham BMRI.
Hasil penelitian menunjukkan kondisi BMRI saat ini merupakan bank yang tergolong baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan namun bank masih memiliki kelemahan-kelemahan minor yang dapat segera diatasi oleh tindakan rutin. Sedangkan mengenai volatilitas terhadap imbal hasil 'saham harian, diketahui bahwa terdapat persistensi yang cukup tinggi.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) is the largest national bank in Indonesia by assets. BMRI share price recorded a yield above the average Composite Stock Price Index (JCI), and even the financial sector stocks. This study examines the performance BMRI currently using CAMELS and investigate the existence of volatility spillover in the stock price showed.
The result is, the condition is now bank that is fair and able to overcome the negative effect of economic conditions and the financial industry, but the bank still has minor flaws that can be immediately handled by routine measures. While on the volatility of daily stock retums, it is known that there is high enough persistence"
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T33376
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2002
S23857
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widowati Soemantri
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2006
S24250
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Ferry Firmansyah
"Krisis moneter yang mulai merebak pada bulan Juli 1997 ditambah suasana chaotic menjelang dan sesudah lengsernya mantan Presiden Soeharto, mengakibatkan business confidence hilang sehingga terjadi capital flight, devaluasi nilai rupiah yang besar, tingginya tingkat suku bunga, melonjaknya tingkat inflasi, resesi ekonomi di dalam negeri, ditambah rush akibat krisis kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional menimbulkan dampak yang berat, sehingga krisis perbankanpun tidak dapat dihindari. Tindakan pemerintah untuk membenahi sektor perbankan nasional yang terpuruk adalah melalui restrukturisasi dengan alternatif penggabungan (merger). Dalam penelitian ini mengambil studi kasus merger empat bank pemerintah yaitu BBD, BDN, Bank Exim dan Bapindo ke dalam PT Bank Mandiri (persero).
Hasil analisa berdasarkan pendekatan organisasi industri untuk menentukan kondisi persaingan berdasarkan tingkat konsentrasi CR4 dan HHI, kemudian berdasarkan penggunaan alat analisa keuangan untuk menentukan kinerja dilihat dari aspek permodalan, kualitas aset, rentabilitas, likuiditas, dan efisiensi, disimpulkan bahwa PT Bank Mandiri (persero) tampil sebagai bank besar kepercayaan masyarakat dan mampu bersaing di tengah kondisi persaingan industri perbankan Indonesia pasta krisis yang lebih terkonsentrasi dibandingkan dengan kondisi persaingan sebelum krisis. Akan tetapi hal yang sangat disayangkan adalah Bank Mandiri belum mampu menjalankan fungsi intermediasi perbankan dan belum mampu menghasilkan kinerja maksimal dengan kategori sangat bagus.
Hasil analisa terhadap Undang-undang No.7 tahun 1992 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang Perbankan, Peraturan BI No.2/23/PBI/2000 tentang Fit & Proper Test, dan No.3/22/PBI/2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank, telah menunjukan upaya pemerintah untuk benar-benar mewujudkan perbankan yang dapat menjawab tantangan dan tuntutan publik di tengah perekonomian yang semakin komplek dan berkembang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T12582
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuzul Qur`aini Mardiya
"Penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang balk (GCG) pada perseroan terbuka merupakan cerminan bahwa perusahaan dikelola oleh Direksi dan Kornisaris dengan menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, dan kewajaran. Hubungan yang tercipta antara Direksi dan Komisaris dalam menerapkan prinsip GCG adalah check and balances yang bertujuan untuk kemajuan dan kesehatan Bank Mandiri. Direksi berkewajiban untuk melaksanakan pengurusan perseroan, sedangkan Komisaris bertindak sebagai pengawas dan untuk memastikan pengurusan perseroan dilakukan dengan penuh kepatuhan kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bank Mandiri sebagai suatu perseroan terbuka tunduk pada peraturan perundang-undangan yaitu UUPT, UUPM, dan UU Perbankan. Adapaun latar belakang dibentuknya pedoman pelaksanaan GCG di Bank Mandiri dikarenakan Direksi dan Komisaris Bank Mandiri memiliki kornitmen untuk menegakkan sistem perbankan yang sehat dan kuat di Indonesia. Penerapan GCG di Bank Mandiri juga untuk memenuhi tuntutan pilar ke-4 API yakni membentuk perbankan domestik yang kuat, dikelola dengan baik dan memiliki keahlian yang memadai. Penerapan GCG panting karena pengelolaan perusahaan yang baik dapat menarik minat dan kepercayaan investor, meningkatkan kinerja bank, euisiensi dan pelayanan kepada stakeholders, dan melindungi Bank Mandiri dari intervensi politik dan tuntutan hukum. Dalam menerapkan GCG di Bank Mandiri terdapat beberapa kendala yang dihadapi yakni baik dari faktor eksternal berupa pengumuman basil audit BPK yang mengindikasikan perbuatan kolusi dan korupsi Direksi Bank Mandiri dan ketidakharmonisan peraturan perundang-undangan mengenai kerugian dalam pengelolaan kekayaan BUMN yang berbadan hukum perseroan yang identik dengan kerugian keuangan negara. Sedangkan kendala yang berasal dari faktor internal perseroan yakni fraud dan kurang berperannya fungsi Kornite Audit untuk membantu Komisaris dalam melaksanakan pengawasan terkait informasi keuangan dan efektivitas pemeriksaan oleh auditor eksternal dan internal. Untuk menghadapi kendala dalam penerapan GCG tersebut, pihak manajemen menempuh solusi-solusi sebagai berikut : Panama, memperbaiki image perusahaan, meningkatkan penerapan GCG dan memperkuat kapabilitas. Kedua, meningkatkan profesionalisme sumber Jaya manusia melalui sistem pengendalian internal berbasis risiko untuk mengawasi terjad i nya fraud dan memberdayakan fungsi Komite Audit."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T16599
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>