Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122720 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Teuku Yuliar Arif
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2004
T40410
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaki Baihaki
"Jaringan internet merupakan sarana transport informasi yang bersifat global dan dapat diakses dimana saja dengan menggunakan jaringan telepon sebagai akses jaringan internet ke pusat-pusat informasi. Jaringan telepon yang digunakan untuk internet secara dial-up mempunyai kelemahan dengan kecepatan pengiriman informasi yaitu sekitar 56 kbps. Untuk itulah diperlukan suatu alternatif teknologi yang dapat mengirimkan informasi dengan kecepatan tinggi, salah satunya dengan menggunakan teknologi wireless internet yang bekerja di frekuensi 2,4 GHz. Teknologi wireless ini dapat digunakan oleh ISP sebagai salah satu alternatif teknologi dalam mengembangkan bisnisnya. Sebelum diimplementasikan oleh ISP, maka perlu dilakukan penelitian dan pengkajian secara mendalam mengenai pemanfaatan teknologi, pasar dan pemasaran serta aspek finansialnya. Tujuan dari penelitian dan pengkajian tersebut untuk mengetahui kelayakan dari teknologi wireless untuk diterapkan oleh ISP.
Dari hasil analisa teknologi, pasar dan finansial diperoleh kesimpulan bahwa teknologi wireless ini layak diimplementasikan pada ISP dengan lamanya payback period diperkirakan 2 tahun 2 bulan. Untuk jangka pendeknya target pasarnya warnet dan perkantoran, sedangkan jangka panjangnya teknoiogi wireless dapat diimplentasikan untuk perumahan. Untuk mencapai target yang diinginkan maka dipergunakan strategi pemasaran terpusat dan penentuan tarif berdasarkan cost-based pricing.

Internet network is global information which is accessible everywhere with used telephony network as internet network access to center information. Telephony network have a weakness on speed of transferring information. Wireless technology is once of another technology can be used to ISP for development of business and that technology work at 2,4 GHz frequency. Before to be implemented by ISP, that need research about technology, market & marketing and financial aspect. The purpose of the research is suitable from wireless technology before to be used by ISP.
The result of analysis, wireless technology can be implemented to ISP with payback period about 2 years and 2 months. For short term market target is it can be implemented for warnets and offices, and long term for residential. Concentrated marketing strategy and cost based pricing for tariff are the way to get targets.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T894
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmad Hidayat
"
ABSTRAK
Teknologi jaringan lokal tanpa kabel (wireless LAM adalah salah satu bentuk wujud dad kemajuan teknologi jaringan komputer (computer network) yang saat ini sedang marak pemakaiannya. Timbulnya teknologi ini ditujukan untuk memberikan aftematif solusi bagi kebutuhan pemakai komputer yang memiliki tingkat mobilitas yang relatif tinggi pokal) dan pertimbangan ekonomis dalam penggunaan kabel (dalam kondisi yang sering berubah). Dengan teknologi ini memungkinkan Para pemakai (user) dapat mengakses jaringan komputer tanpa harus disibukkan dengan masalah pengkabelan (wiring). Sehingga dalam proses pengaksesan tidak harus dilakukan dad satu tempat melainkan dapat berpindah-pindah tanpa hares terganggu selama masih dalam cakupan base station.
Di sisi lain kampus sebagai wahana pendidikan selayaknya dapat mengakses perkembangan ilmu dan teknologi mutakhir dengan mudah. Intemet sebagai salah satu tempat (site) penyedia yang real time akan kebutuhan informasi tersebut selayaknya menjadi bagian penting dalam aktivitas akademik. ini semua dapat terwujud jika infrastruktur untuk berkoneksi dengan Intemet dapat dipenuhi dengan mengingat kondisi masyarakat kampus yang memiliki mobilitas yang relatif tinggi.
Dalam Skripsi ini akan diajukan satu solusi altematif untuk menciptakan infrastruktur yang mudah dibangun dengan biaya (cost) yang relatif murah dibarndingkan dengan manfaat yang didapatkan. Solusi yang ingin diajukan adalah membangun LAN wireless pada setiap fakultas. Akan tetapi sebelum itu uji coba keandalan pertu dilakukan. Uji coba tersebut dalam interkoneksi dengan Intemet yang dilakukan di Jurusan Elektro Fakultas Teknik melalui safah satu ISP (intemet service provider) yang ada di Jakarta.
Pada Skdpsi ini, akan dipaparkan tiga tahapan proses. Proses pertama adalah membangun infrastruktur dengan membangun LAN wireless. Proses kedua menginterkoneksikan dengan Intemet. Proses terakhir adalah uji coba terhadap LAN wireless yang telah terinterkoneksi dengan Intemet dengan melakukan beberapa aplikasi seperti download file misainya. Perangkat keras yang dipergunakan adalah IBM Wireless LAN dan perangkat lunaknya berupa intemet browser seperti Netscape Navigator 3.0 dan program aplikasi yang mendukung uji coba ini seperti FTP, Telnet dan sebagainya.
Setelah interkoneksi terjadi, maka proses pengaksesan informasi dari intemet dapat dilakukan dengan cara mengunjungi site yang menyediakan informasi yang dibutuhkan.
"
1997
S38872
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulana Rifandi
"Kualitas layanan yang relatif cepat dan reliable merupakan pertimbangan penting dalam memilih Internet provider. Aplikasi pengukur Quality of Experience (QoE) dapat menjadi salah satu cara untuk mengetahui tingkat kecepatan dan reliability dari Internet provider. Penelitian ini fokus pada pengembangan aplikasi web pengukur kecepatan dan reliability dari Internet provider dengan menggunakan HTML5 dan WebView.
Hasil dari implementasi dan pengujian aplikasi menunjukkan bahwa pengaksesan website aplikasi berjalan selama 4.652 ms, mengimplementasikan WebView untuk smartphone memakan waktu 0.00229 ms, kecepatan rata-rata pengunduhan 0.076 mbps dan kecepatan rata-rata pengunggahan 0.496 mbps. Pengujian likert scale mengimplikasikan bahwa Telkomsel, Indosat, dan XL memiliki kualitas yang cukup baik dengan skor 85%, 72.5%, dan 68.75%.

Internet speed and reliability of the Internet service is one of the most important parameters in selecting Internet provider. Quality of Experience (QoE) measuring application might provide a solution for measuring and analyzing the speed and reliability of the Internet providers. This research focused on the development of web application for measuring speed and reliability of the Internet providers utilizing HTML5 and WebView.
The implementation of the developed application showed that the access of the website took 4.652 ms, implementing WebView for smartphone took 0.00229 ms, the average of the download speed was 0.076 mbps and the avarage of the upload speed was 0.496 mbps. Likert scale method showed that Telkomsel, Indosat, and XL had a fairly good quality with the score of 85%, 72.5%, and 68.75%, respectively.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64651
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Varendy Lumbardo
"Pada tahun 2008 tercatat kenaikan jumlah pengguna internet. Dari opportunity yang sebesar 30% ditahun 2008, pangsa pasar untuk layanan wireless internet adalah sekitar 10%. Disisi lain, pertumbuhan perusahaan internet yang concern di bidang penyediaan jasa wireless internet pun melonjak tinggi. Sekitar 17% dari mereka diperkirakan tumbuh dalam rentang waktu tahun 2008. Karenanya menjadi sangat penting untuk men-treat customer, memenuhi kebutuhannya sesuai dengan yang mereka butuhkan, dan disaat yang bersamaan juga memperbaiki kualitas proses internal perusahaan dalam hal pelayanan.
Skripsi ini membahas tentang bagaimana mengetahui karakteristik customer dari pasar beserta masukan tentang kinerja dan harapannya (customer requirements) untuk kemudian dicari hubungannya dengan kegiatan yang telah atau akan dilakukan oleh perusahaan (technical response) dalam rangka Quality Improvement dalam Industri Wireless Internet. Penelitian ini adalah penelitian kualitatifkuantitatif dengan desain deskriptif. Tools yang digunakan adalah Quality Function Deployment (QFD).
Hasil penelitian menyarankan bahwa ada beberapa hubungan antara customer requirements dengan technical response. Untuk improvement hal-hal penting yang harus dilakukan oleh Indosat M2 adalah dalam hal penguatan jaringan, stabilisasi sinyal, yang juga diikuti dengan lebih transparan dan terbukanya penyampaian informasi yang berhubungan dengan customer.

In year 2008 some market researcher bureau predict that there will be a significant increase for Internet user. They say that from 30% growth in market opportunity, the real market for wireless internet user is about 10% from that number. In the other hand, the growth in thread become rise high. Its about 17% of new wi-fi based corporation have colored the business in 2008. Therefore, its become an urgent issues to treat customer well, fulfill they needs, and at the same time improve the internal service quality.
This final research talk about how to know your customer characteristics well also with their thought about the product today and also their hope for an improvement in the future. And then to find a connectivity between customer wants and corporate plan for one goals, to improve service quality in wireless internet industries. This research is a qualitative-quantitative with the descriptive design. The quality tools used in this research is Quality Function Deployment (QFD).
The result is that there a couple of relationship between customer requirements and technical response. Also there s some urgent things the company should do, especially in the strength of network, stabilization of signal, and last but not least the transparency to customer for an all kind of customer related information.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52007
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zaki Baihaki
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
TA3142
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Trianita Utari
"Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis adanya pengaruh dari variable alasan (excuse), referensi (reference), justifikasi (justification), permintaan maaf (apology) terhadap kepuasan dari keseluruhan layanan (overall service satisfaction) dengan variabel kepuasan penjelasan (satisfaction of explanation) sebagai mediasi, serta pengaruh variabel kepuasan dari keseluruhan layanan (overall service satisfaction) terhadap niat membeli kembali (repurchase intention) setelah terjadinya kegagalan layanan pada penyedia jasa internet di Jabodetabek. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jumlah responden 156 orang dan di analisis menggunakan analisis multivariate yang diolah dengan SPSS 25.0. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variable alasan (excuse), justifikasi (justification), permintaan maaf (apology) berpengaruh positif dan variabel kepuasan penjelasan (satisfaction of explanation) memediasi secara penuh ketiga variable penjelasan tersebut terhadap kepuasan dari keseluruhan layanan (overall service satisfaction). Kemudian untuk variabel referensi (reference) tidak berpengaruh positif dan variabel kepuasan penjelasan (satisfaction of explanation) tidak memediasi variable penjelasan tersebut terhadap kepuasan dari keseluruhan layanan (overall service satisfaction). Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa variabel kepuasan dari keseluruhan layanan (overall service satisfaction) berpengaruh positif terhadap niat membeli kembali (repurchase intention) pada penyedia jasa internet di Jabodetabek.

This thesis aims to analyze the influence of excuse, reference, justification, apology on the overall service satisfaction with the satisfaction explanation as mediation , and the effect of overall service satisfaction on repurchase intention after the failure of services to internet service providers in Jabodetabek. This study uses a quantitative method with the number of respondents 156 people and analyzed using multivariate analysis processed with SPSS 25.0. The results of this study indicate that the reason variable excuse, justification, apology has a positive effect and the satisfaction of explanation mediate in full three variables explanation to the overall service satisfaction. Then for the reference variable does not have a positive effect and the satisfaction explanation and does not mediate the explanation variable on overall service satisfaction. The results of this study also show that the overall service satisfaction variable has a positive effect on repurchase intention on internet service providers in Jabodetabek."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naila Fithria
"Penggunaan internet di Indonesia diperkirakan akan didominasi oleh layanan Over The Top Internet OTT Video, atau juga disebut dengan Internet Video. Diperkirakan traffic Internet di Indonesia akan mencapai 2.1 Exabytes per bulan di tahun 2020, dengan 72 traffic internet atau 1.5 Exabytes per bulan, untuk Internet Video. Permasalahan yang muncul yaitu penggunaan layanan ini memakan bandwidth yang tinggi di jaringan telekomunikasi serta belum diregulasi, sehingga menimbulkan kompetisi tidak sehat dengan operator telekomunikasi.
Pada penelitian ini dilakukan analisis kebijakan kerjasama penyedia layanan OTT Video dengan operator telekomunikasi di Indonesia dengan menggunakan Regulatory Impact Analysis RIA . Proses analisis meliputi validasi dengan Forum Group Discussion, penentuan usulan kebijakan, dan penilaian usulan terbaik dengan Soft-Cost Benefit Analysis dan Multi Criteria Analysis MCA. Proses penilaian MCA berdasarkan survey ke berbagai stakeholder terkait.
Dari hasil analisis tersebut, didapatkan usulan 'tidak dikeluarkannya kebijakan' tidak dapat diterima, sedangkan untuk usulan lain 'penyedia Layanan OTT Video tidak harus bekerjasama dengan operator telekomunikasi namun harus memiliki izin tertentu yang khusus diterbitkan bagi penyedia layanan OTT Video untuk dapat beroperasi', usulan'penyedia layanan OTT Video harus bekerjasama dengan operator telekomunikasi', dan usulan tidak wajib ada kerjasama namun operator telekomunikasi diberikan izin untuk memberikan charging atau penyesuaian kecepatan atas layanan OTT Video' tetap dapat diterima dan diperbolehkan untuk diimplementasikan.

Internet usage in Indonesia is expected to be dominated by Over The Top Internet OTT Video, also known as Internet video. It is estimated that Internet traffic in Indonesia will reach 2.1 Exabytes per month in 2020, with 72 of Internet traffic or 1.5 Exabytes per month, will be used for Internet Video. The problems that arise are these services consume high bandwidth of telecommunication networks, and also not yet regulated, resulting in unfair competition with telecom operators.
This study analyzes policy of cooperation beetwen OTT video service provider and telecommunication operator in Indonesia by using Regulatory Impact Analysis RIA . The analysis process includes criteria validation through Forum Group Discussion, policy alternatives determination, and best policy alternative assessment with Soft Cost Benefit Analysis and Multi Criteria Analysis MCA . MCA assessment process based on survey to various stakeholders.
Based on the results of the policy analysis, alternative 'no policy to be released' must not be applied. Another policy alternatives such as 'OTT Video Service providers do not have to cooperate with telecom operators, but must obtain special permit issued for OTT video service providers to operate' , alternative 'OTT Service provicer should cooperate with telecom operator' , and alternative 'cooperation is not mandatory, but telecom operators are granted permission to charge or adjust user speed to OTT Video service' can be accepted and allowed to be implemented.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47391
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dingga Wahyudi Riansyah
"ABSTRAK
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat telah menimbulkan ketidaksepadanan antara peraturan pajak dengan kegiatan ekonomi yang semakin mengarah pada digitalisasi. Ketidaksepadanan tersebut salah satunya terdapat pada ketentuan Bentuk Usaha Tetap BUT yang banyak memberikan celah penghindaran pajak oleh perusahaan multinasional, salah satunya penyedia layanan berbasis internet over the top asing di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam dan studi pustaka. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penyedia layanan tersebut dapat memperoleh penghasilan yang cukup signifikan dari pelanggannya di Indonesia tanpa melalui kehadiran fisik yang memenuhi kriteria BUT berdasarkan ketentuan domestik ataupun tax treaty. Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut dapat dilakukan melalui penerbitan peraturan domestik yang mengatur tentang perizinan bagi penyedia layanan berbasis internet asing apabila ingin menjalankan kegiatan usahanya di Indonesia. Sementara berdasarkan rekomendasi BEPS, upaya pemajakan penyedia layanan berbasis internet asing dapat dilakukan melalui dua pendekatan. Pertama adalah dengan memperluas definisi BUT berdasarkan kehadiran ekonomi yang signifikan dan melakukan amandemen pasal pengecualian BUT melalui multilateral instrument. Pendekatan yang kedua yaitu dengan mempertimbangkan pengadopsian jenis pungutan baru seperti equalisation levy.

ABSTRAK
The rapid development of information and communication technology has created a mismatch between tax regulations and economic activities that are increasingly leading to digitalization. One such mismatch is found in the provisions of Permanent Establishment PE which provides many tax gap by multinational enterprises, especially foreign internet based service providers over the top in Indonesia. This research was conducted with qualitative approach through in depth interview and literature study. The results of this study indicate that the service provider can earn significant income from its customers in Indonesia without maintaining a physical presence that meets PE criteria based on domestic or tax treaty provisions. The solution to solve such problems can be done through the issuance of domestic regulations governing licensing for foreign internet based service providers if they want to run their business activities in Indonesia. While based on the BEPS recommendation, solution to taxing internet based service providers can be done through two approaches. The first is to expand the definition of PE based on a significant economic presence and to amend the PE exemption provision through multilateral instruments. The second approach is to consider the adoption of new types of levies such as equalisation levy. "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titah Kusumastiti
"

Studi ini meneliti faktor secara keseluruhan yang mempengaruhi keinginan berpindah pelanggan pada penyedia layanan internet dengan menggunakan model Push-Pull Mooring. Metode yang digunakan adalah pengukuran kuantitatif kuesioner survei online pada 185 responden Indonesia dengan pengalaman menggunakan internet kabel selama setidaknya 1 bulan. Pengukuran menggunakan metode SEM untuk menganalisa data perolehan riset. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor Push tidak memiliki pengaruh terhadap keinginan berpindah konsumen, sedangkan faktor Pull dan Mooring memiliki pengaruh terhadap keinginan berpindah konsumen layanan internet. Sebagai moderasi, faktor Mooring memiliki dampak terhadap hubungan faktor Pull dengan keinginan berpindah, tetapi tidak berpengaruh terhadap hubungan faktor Push dengan keinginan berpindah. Validasi faktor-faktor yang paling mempengaruhi niat switching pelanggan dapat menjadi referensi bagi penyedia layanan internet, sehingga perusahaan dapat merumuskan strategi pemasaran untuk meminimalkan niat switching pelanggan. Penelitian ini membangun model yang komprehensif terhadap niat beralih pelanggan dari penyedia layanan internet di Indonesia.


This study examines the holistic factors that influence the customers switching intention on fixed internet services provider using the Push-Pull Mooring model. Employs quantitative measurements of online survey questionnaire on 185 Indonesian respondents with experience using cable internet for at least 1 months, the measurement uses structural equation model to examine the research data. The result shows that Push factors doesnt have impact to switching intention. However, Pull and Mooring factors have an impact to switching intention. As moderating, the mooring factor has an impact to Pull and switching intention relationship but hasnt significant impact to Push and switching intention relationship. Validation the most factors influence customers switching intention can be a reference for internet service provider, so that company can formulate marketing strategy to minimize customers switching intention. This study builds comprehensive model toward customer switching intention of internet service provider in Indonesia.

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>