Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170042 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Hariyani
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26867
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardya Garini
"Kota Bekasi merupakan kota yang padat dan berbatasan dengan Ibukota DKI Jakarta. Pencemaran udara di Kota Bekasi mayoritas disebabkan oleh kegiatan transportasi. Konsentrasi zat pencemar udara yang cenderung mengalami peningkatan akan memberikan dampak negatif bagi kesehatan terutama bagi kesehatan saluran pernapasan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas udara ambien (parameter NO2, SO2, dan TSP) dengan kejadian ISPA di Kota Bekasi tahun 2004-2011. Desain studi yang digunakan adalah studi ekologi time trend dengan sampel penelitian 6 Kecamatan. Data kualitas udara diperoleh dari Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bekasi. Data kasus ISPA diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Bekasi.
Variabel yang berhubungan signifikan dengan kejadian ISPA berdasarkan hasil analisis korelasi dan regresi adalah TSP (p value = 0,029; r = - 0,226). Hasil uji regresi linear ganda menunjukkan bahwa variabel SO2, TSP, dan interaksi antara NO2 dengan SO2 mempengaruhi kejadian ISPA (p value = 0,004; r = 0,369). Persamaan garis regresi yang menjelaskan variabel-variabel yang mempengaruhi ISPA adalah jumlah kasus ISPA = 651,09 + 5,054 (konsentrasi SO2) - 0,512 (konsentrasi TSP) - 0,042 (NO2 * SO2).
Untuk mencegah peningkatan jumlah kasus ISPA dan peningkatan konsentrasi zat pencemar di udara sebaiknya dilakukan kerjasama lintas sektor oleh Pemerintah Kota Bekasi dalam hal uji emisi kendaraan bermotor, uji emisi cerobong asap industri, penambahan jumlah pepohonan di sepanjang jalan raya, penyelesaian masalah di titik-titik kemacetan, promosi bahan bakar gas, dan penyuluhan kesehatan.

Bekasi city is densely populated city and bordering the capital city DKI Jakarta. Air pollution in Bekasi city is caused by transportation activity. Increasing of air pollutant every year can cause negative effect to health especially respiratory health.
This study aims to determine the relationship between ambient air quality (parameter NO2, SO2, TSP) with ARI occurrence in Bekasi city in 2004-2011. The study design used is time trend ecological study with 6 subdistrict as sample. Air quality data is obtained from Environmental Management Agency of Bekasi city. ARI cases data is obtained from Departement of Health of Bekasi city.
Based on correlation and regression analysis, TSP has a significant correlation with ARI occurrence (p value = 0,029; r = - 0,226). The result of multiple linear regression test show that SO2, TSP, and interaction between NO2 with SO2 affect ARI occurrence (p value = 0,004; r = 0,369). The equation of multiple linear regression which describe the variables that affect ARI is ARI cases = 651,09 + 5,054 (SO2 concentration) - 0,512 (TSP concentration) - 0,042 (NO2 * SO2).
To prevent the increasing of ARI cases and increasing of pollutant concentration, the government of Bekasi city should make cross-sectors corporation to do vehicle emission test, industry emission test, adding the amount of trees along the road, problem solving in traffic jam area, fuel gas promotion, and health promotion.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Nurhadyana
"ASBTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor (karakteristik,
pengetahuan,sikap, keterpaparan oleh media, ketersedian saran, dukungan orang
tua, dukugan guru dan peraturan di sekolah) yang berhubungan dengan perilaku
membuang sampah pada siswa di beberapa SDN se-Kecamatan Bantar Gebang.
Desain penelitian yangdigunakan pada penelitian ini adalah desain cross-sectional
dengan total sampel berjumlah 400 orang siswa. Pengambilan sampel dilakukan
dengan teknik multistage random sampling dan kuesioner digunakan sebagai alat
ukur penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 44,6% siswa yang
berperilaku buruk terhadap sampah 49,7% diantaranya adalah para siswa laki-laki
dan 39,3% siswa perempuan. Selain itu sebesar 46,3% siswa yang berperilaku
buruk merupakan siswa yang berusia diatas rata-rata, sedangkan 42,2% berusia
dibawah rata-rata. Berdasarkan uji khai kuadrat diperoleh 4 variabel yang
memiliki hubungaN bermakna dengan perilaku membuang sampah pada siswa di
beberapa SDN se-Kecamatan Bantar Gebang, yakni sikap (Pvalue= 0,046),
dukungan guru (Pvalue= 0,040), keterpaparan oleh media (Pvalue= 0,017) dan
ketersediaan sarana (Pvalue= 0,000). Lebih lanjut berdasarkan uji regresi logistik
didapatkan bahwa ketersedian sarana (Pvalue= 0,000) merupakan faktor yang
paling berpengaruh terhadap perilaku membuang sampah pada siswa di beberapa
SDN se-Kecamatan Bantar Gebang.

ABSTRACT
The aim of this study was to analyze factors (characteristic, knowledge,
attitude, media exposure, availability of facilities, parents? support, teacher?s
support, and school regulation) related to garbage disposing behavior among 4th
and 5th grade students in some elementary schools in Kecamatan Bantar Gebang.
This study used cross sectional design with 400 students as the samples.
Multistage random sampling was used as sampling technique, and questionnaire
was used to collect the data. The result of this study showed that 44,6% students
had inappropriate garbage disposing behavior, 49,7% of them were males, and
39,3% were females. 46,3% students with inappropriate behavior were students
whose age above the average. Chi square analysis showed variable that had
significant correlation with garbage disposing behavior are attitude (p=0,046),
teacher?s support (p=0,040), media exposure (p=0,017) and availability of
facilities (p=0,000). Linier regression was used for multivariate analysis and the
result shows that the availability of facilities has biggest influence toward the
garbage disposing behavior among students.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2005
S33978
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Khoirul Huda
"Infeksi parasit usus di negara berkembang dan tropis masih menjadi masalah kesehatan di komunitas. Di negara berkembang seperti Indonesia, banyak dijumpai kelompok masyarakat dengan ekonomi lemah termasuk mereka yang ada di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. Karena faktor kemiskinan, anak-anak di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampahpun terpaksa bekerja untuk membantu orang tuanya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui prevalensi parasit usus pada anak-anak di TPA Bantar Gebang, Bekasi dan hubungannya dengan jenis pekerjaan. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional. Pada bulan Mei 2012, dilakukan pengambilan data dengan subjek penelitian berjumlah 74 anak. Data diolah dengan program SPSS 17.0 dengan uji chi square dan Fischer’s exact.
Hasil penelitian menunjukkan angka infeksi parasit usus pada anak-anak di TPA Bantar Gebang, Bekasi adalah 83,7% dengan rincian Blastocystis hominis 60,8%, Giardia lamblia 33,8%, Trichuris trichiura 29,7%, Ascaris lumbricoides 5,4%, Entamoeba histolytica 1,4% dan Ancylostoma duodenale 0%. Selain itu, hasil menunjukaan bahwa tidak terdapat hubungan antara jenis pekerjaan dan infeksi parasit usus (p>0,05). Namun, secara proporsi anak yang bekerja sebagai pemulung lebih banyak terinfeksi parasit usus daripada yang tidak terinfeksi walaupun tidak siginifikan. Perlu upaya untuk mencegah penyakit akibat kerja yaitu dengan memberikan penyuluhan, melaksanakan pemeriksaan rutin, menggunakan alat pelindung diri dan tindakan pelarangan bagi anak-anak di bawah 14 tahun untuk bekerja.

Intestinal parasitic infections in tropical and developing countries still become a health problem in the community. In developing country, like Indonesia, it is found low-income societies including those who live around the Garbage Final Disposal. Because of poverty, children around the Garbage Final Disposal forced to work to help their parents. This study aims to determine the prevalence of intestinal parasites among children in TPA Bantar Gebang, Bekasi and their relationship with the type of job. The design used in this study was crosssectional. In May 2012, data collection was carried out with research subjects totaling 74 children. The data were processed using SPSS 17.0 with chi square and Fischer’s exact test.
The result showed that the prevalence of intestinal parasites among children in TPA Bantar Gebang, Bekasi was 83,7% consisted of 60,8% Blastocystis hominis, 33,8% Giardia lamblia, 29,7% Trichuris trichiura, 5,4% Ascaris lumbricoides, 1,4% Entamoeba histolytica, and 0% Ancylostoma duodenale. Besides, result showed that there was no relationship between the type of job and intestinal parasitic infection (p>0.05). But in proportion, children who work as scavengers are more infected with intestinal parasites than those who are not infected although it is not significant. It needs some efforts to prevent occupational disease such as giving counseling, carrying out routine examination, using personal protective equipment and doing prohibition to children under 14 years to become workers.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Lutfiana Yaktiani
"Prevalensi parasit usus tinggi di negara berkembang dan beriklim tropis, termasuk Indonesia terutama menyerang anak-anak. Hal ini mendorong peneliti mencari tahu faktor risiko yang berperan dalam infeksi parasit usus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi infeksi parasit usus pada anak-anak di TPA Bantar gebang, Bekasi tahun 2012 dan hubungannya dengan tingkat pendidikan mereka sebagai salah satu faktor risiko infeksi parasit usus. Desain penelitian adalah cross sectional dengan metode analitik. Pengambilan data dilakukan pada Maret 2012, terdiri dari kuesioner dan pemeriksaan mikroskopik feses. Data diproses menggunakan SPSS versi 16.0 kemudian dianalisis dengan uji chi-square. Subjek penelitian adalah anak-anak yang telah bersekolah minimal di tingkat PAUD dengan total subjek sebanyak 114 anak, diantaranya 53 siswa PAUD, 39 siswa SD kelas 1-3, dan 22 siswa SD kelas 4-6.
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 91 anak (79,8%) terinfeksi parasit usus. Prevalensi infeksi parasit usus pada setiap tingkat pendidikan adalah PAUD 79,2%, SD kelas 1-3 79,5%, dan SD kelas 4-6 81,8%. Pada uji Chi-square menunjukkan tidak terdapat hubungan (p>0,05) antara prevalensi infeksi parasit usus dengan tingkat pendidikan. Dengan demikian terdapat faktor selain tingkat pendidikan yang berpengaruh terhadap infeksi parasit usus, seperti lingkungan tempat tinggal, tingkat pengawasan orang tua, kebiasaan sehari-hari, dan ketersediaan fasilitas kesehatan di sekolah.

Prevalence of intestinal parasite infection is high in tropical developing country such as Indonesia, especially among school aged children. This situation makes the researcher has interest to find out which risk factors give influence in intestinal parasite infections among children. The aims of this research are to find out the prevalence of intestinal parasite infection among children in TPA Bantar Gebang, Bekasi in 2012 and its relation to their education level. This paper is an analytical research designed as a cross sectional study. The data have been taken on March, 2012 using questioner and microscopic examination of feces. Then, it has been processed using SPSS version 16.0 and has been analyzed using chi-square test. The subjects of this research are 114 children who have studied at least in playgroup, consist of 53 students of playgroup or kindergarten, 39 students of first until third year of elementary school, and 22 students of fourth until sixth year of elementary school.
The result of this study shows that 91 children infected intestinal parasites. The prevalence of intestinal parasite infection at each education levels are 79,2% in playgroup or kindergarten, 79,5% in students of first until third year of elementary school, and 81,8% in students of fourth until sixth year of elementary school. The result of the analysis using chi-square shows that there was no relation (p>0,05) between prevalence of intestinal parasite infection and education level. It can be conclude that there were another factors besides education level that contribute to intestinal parasite infections among children, such as the environment of their living, parents’ surveillance, daily activities, and health facilities in the schools.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patria Wardana Yuswar
"ABSTRAK
Infeksi parasit usus masih menjadi masalah besar di Indonesia. Warga di TPA Bantar Gebang, Bekasi memiliki faktor risiko yang besar untuk terinfeksi, terutama populasi anak-anak. Higienitas makanan memegang peranan penting dalam proses infeksi ini. Penelitian ini mencari hubungan higienitas makanan dengan infeksi parasit usus. Pemilihan responden dilakukan melalui metode consecutive. Kuesioner dan deteksi spesimen feses dilakukan. Didapatkan data dari responden sebanyak 122 orang. Sebanyak 73% responden terinfeksi oleh parasit usus, yaitu Blastocystis hominis (51,6%), Giardia lamblia (32%), Trichuris trichiura (25,4%), Ascaris lumbricoides (4,9%), dan Entamoeba histolytica (1,6%). Tidak didapatkan hubungan bermakna antara higienitas makanan dengan angka infeksi parasit usus, namun angka infeksi parasit usus pada anak-anak di TPA Bantar Gebang, Bekasi yang didapat tinggi membutuhkan perhatian dinas kesehatan setempat.

ABSTRACT
Intestinal parasites infection still pose as problem in Indonesia. Residents of Bantar Gebang landfill, Bekasi have high risk factors to get infected, especially children. Food hygiene holds key role in the process. This study aims to find the relationship between food hygiene and intestinal parasites infection. Sampling was done through consecutive method. Questionnaire and stool speciment detection was done. Data was obtained from 122 samples. Among the samples, 73% were infected by intestinal parasites, which are Blastocystis hominis (51,6%), Giardia lamblia (32%), Trichuris trichiura (25,4%), Ascaris lumbricoides (4,9%), dan Entamoeba histolytica (1,6%). Statistically unsignificant relationship was found between food hygiene and intestinal parasites infection. However, high number of intestinal parasites infection among children in Bantar Gebang landfill requires attention from local public health services."
2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shofa Nisrina Luthfiyani
"TPA Bantar Gebang setiap harinya menampung 4.000 ton sampah dari DKI Jakarta. Dengan adanya tumpukan sampah, masyarakat sekitar banyak yang berkontak langsung dengan sampah. Sampah diduga menimbulkan masalah kesehatan termasuk infeksi parasit usus. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mencari angka infeksi parasit usus dan hubungannya dengan kontak dengan sampah di TPA Bantar Gebang, Bekasi. Pada Mei 2012 dilakukan penelitian cross sectional dengan pengambilan data consecutive sampling. Dari 122 data dan diolah dengan chi-square didapatkan angka infeksi parasit usus di TPA Bantar gebang adalah 73%. Selain itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara kontak dengan sampah dan infeksi parasit usus (p = 0,019). Dengan tingginya angka infeksi parasit usus di Bantar Gebang ini, perlu adanya pencegahan kepada anak-anak dengan melakukan edukasi kesehatan yang baik.

Bantar Gebang holds 4,000 tons of garbage daily from Jakarta. With these pile of garbage, the community has a lot of direct contact with the garbage. Garbage suspected cause health problems including intestinal parasitic infections. This study aims to find the infection of intestinal parasites and its relationship to the contact with the garbage in Bantar Gebang, Bekasi. On May 2012 a cross sectional study was conducted with consecutive sampling data retrieval. About 122 data has been collected and processed by chi-square and the infection of intestinal parasites was found in 73% of the children. Also, results showed that there is a significant relationship between contact with garbage and intestinal parasitic infection (p = 0,019). With this high prevalence of parasitic infection, health education should be provided."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Talitha Arinda Putri
"Indonesia masih memiliki prevalensi kasus infeksi parasit usus pada anak yang tinggi karena berbagai faktor seperti iklim dan suhu yang mendukung perkembangan parasit hingga sosioekonomi yang rendah. Anak-anak di TPA Bantar Gebang memiliki risiko lebih besar untuk terinfeksi oleh karena sanitasi lingkungan yang buruk sehingga menjaga kebersihan diri menjadi hal yang penting. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara angka infeksi parasit usus pada anak-anak di Bantar Gebang dan kebiasaan mencuci tangan yang termasuk pola hidup yang sehat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. Pengambilan data dari 100 subjek penelitian dilakukan pada Mei 2012. Data diolah dengan program SPSS 21.0 dengan uji Fisher.
Hasil penelitian menunjukkan angka infeksi parasit usus pada anak-anak di TPA Bantar Gebang adalah 80% dengan parasit penyebab infeksi terbanyak adalah Blastocystis hominis (59%). Berdasarkan hasil perhitungan data, tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara angka infeksi parasit usus dengan kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar. Perlu dilakukan upaya untuk mengurangi angka infeksi melalui penyuluhan pola hidup bersih dan sehat oleh petugas kesehatan dan perbaikan sistem pengolahan sampah oleh pemerintah setempat.

Indonesia still has high prevalence of intestinal parasitic infections in children due to various factors such as climate and temperature which supports the development of parasites, to low socioeconomic class. Children in TPA Bantar Gebang have a greater risk for infection because of poor environmental sanitation, so that maintaining personal hygiene is important. The purpose of this study is to determine the relationship between the prevalence of intestinal parasitic infections in children in Bantar Gebang and the habit of washing hands as one of hygiene practices. The study design was cross sectional. The data was collected from 100 subjects in May 2012. The data was then processed with SPSS 21.0 program with Fisher test.
The results showed that intestinal parasite infection rates in children in TPA Bantar Gebang was 80% with the highest rate of infection caused by Blastocystis hominis (59%). Based on calculations, we found no significant association between the prevalence of intestinal parasitic infections and washing hands before eating and after defecation. Efforts should be made to reduce the number of infections through counseling about clean and healthy lifestyle by health workers and improvement of waste management system by the local government."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>