Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158953 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Darmayanti
"ABSTRACT
Health development aim to for increase the awareness, willingness and ability
of healthy life for every people in order to existed by degree of health of society
which at the farthest as well as representing of human rights being, what require to
be fought for by each and everyone, socialize, inclusive of related/relevant part?s
Integrated Health Post (Posyandu) represent to exist reality strive of
community based health effort, having principle from, by and to community. Self
reliant of Posyandu can only be reached with the improvement participate each;
every element community exist in the region and motorized by cadre Posyandu.
Factor influence role of cadre in improving self reliant of Posyandu for example
cadre characteristic, others factor consisted of financing and construction and local
policy to supporting execution of activity of Posyandu in the region.
This research use approach qualitative to dig circumstantial information hit
factor influencing the cadre role in improving independence Posyandu in region
Public Health Center (PHC) Karang Kitri, Sub district of East Bekasi, District Bekasi
by focus group discussion and others have from through in-depth interview
conducted for builder coming from PHC, Leader of PKK, and chief of RW as elite
figure of community. Informants in focus group discussion amount to 40 from 8
chosen Posyandu and represent cadre Posyandu have worked to become cadre during
> 5 year.
Result obtained there's only 2 self-reliant of Posyandu exist in region work
CHC Karang Kitri. Characteristic factor of cadre have important influence in cadre
lifelines execute activity Posyandu. Generally cadre age range from 31-60 year.
Cadre old (aging) can only conduct balance activity, what have the low education of
Faktor yang mempengaruhi..., Darmayanti, FKM UI, 2007
indigent do counseling. While cadre residence distance not have an effect on their
activity execute in Posyandu, because they work voluntarily.
This research concluded that active role of cadre in given the task to improve
the development of the quality operational of activity Posyandu and to move
community effort potency exist in this area of Posyandu. Others factor, availability
of facility Posyandu, resources from community, including defrayal, to build and
guidance by technical worker, joint responsibility among stakeholders as like as chief
of RW as elite figure in community, community organization (PKK), and the local
policy in this area. As potential human resources, cadre Posyandu have duty assist
provider in collecting of data, surveillance in community health and to move
empowering community participate. Finally, make-up of performance and quality of
Posyandu will push reaching of self-reliant of that Posyandu itself."
2007
T41334
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Maharsi
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T32452
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Andriani
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26687
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Faktor kesehatan dipengaruhi oleh faktor perilaku dan faktor non perilaku. Sedangkan perilaku itu sendiri, dipengaruhi oleh : pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai nilai, Iingkungan fisik (geografi), (sosial budaya: tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas kesehatan) dan sikap perilaku dari petugas kesehatan dan petugas-petugas lain. Tujuan penelitian ini memberikan gambaran tentang karakteristik yang mempengaruhi ibu yang mempunyai balita dalam menggunakan posyandu di Desa Jati Asih, Kecamatan Jati asih, Kota Bekasi, Jawa Barat. Hasil penelitian ini dianalisa dalam dua bagian ynitu univarian yang memperlihatkan disiribusi dan bivarian yang menggambarkan hubungan karakteristik ibu yang mempunyai balita dengan tingkat partisipasi dalam menggunakan posyandu. Hasii penelitian menunjukkan bahwa status perkawinan mempengaruhi tingkat kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu yaitu (100%), status agama (kepercayaan) mempengaruhi ibu dalam menimbang balita ke posyandu (100%). Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa faktor demografi (status perkawinan, kepercayaan atau agama) mempengaruhi ibu dalam menimbang di posyandu."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5078
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Meindyah Nilam Dwihanggrian
"Tesis ini membahas analisis manajemen program deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim di Puskesmas Karang Kitri dan Puskesmas Pejuang Kota Bekasi 2022 pada kerangka logic model meliputi input, activities, output dan feedback. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif analitik deskriptif dengan desain studi kasus. Penelitian dilakukan di Puskesmas Karang Kitri dan Puskesmas Pejuang. Hasil penelitian membuktikan bahwa permasalahan pada input dan activities dapat menyebabkan output yang tidak baik diperkuat dengan adanya perbedaan manajemen program yang dilakukan oleh kedua Puskesmas. Perlunya kebijakan daerah, sdm yang terlatih, pembagian tugas dan kordinasi program di internal Puskesmas, anggaran, sarpras dan sistem informasi terintegrasi diperlukan untuk melakukan manajemen program deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim, mulai dari perencanaan, sosialisasi promosi, pelaksanaan, pencatatan dan pelaporan, pembinaan dan pengawasan serta monitoring evaluasi. Sehingga peningkatan cakupan deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim dapat tercapai.

This thesis discusses the analysis of the management program for early detection of breast cancer and cervical cancer in Puskesmas Karang Kitri and Puskesmas Pejuang Bekasi City 2022 in a logical framework model including input, activity, output and feedback. This research is a descriptive analytic qualitative research with a case study design. The research was conducted at the Karang Kitri Health Center and the Pejuang Health Center. The results of the study prove that problems with inputs and activities can lead to poor output which is strengthened by the differences in program management carried out by the two Community Health Centers. The need for regional policies, trained human resources, division of tasks and coordination of programs in the internal health center, budget, infrastructure and integrated information systems are needed to carry out the management of early detection programs for breast cancer and cervical cancer, starting from planning, outreach, promotion, implementation, recording and reporting. coaching and supervision as well as evaluation monitoring. Thus increasing the coverage of early detection of breast cancer and cervical cancer can be achieved."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Fatkhurrohman
"Ibu bekerja adalah ibu yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bekerja di luar Iingkungan keluarga untuk mencari nafkah. Tanpa memperhatikan alasan ibu untuk bekerja, tentunya hal ini akan mempengaruhi kualitas hubungan interaksi ibu dan anak. Setiap anak yang lahir dengan potensi intelektual, akan berkembang dan berinteraksi dengan Iingkungannya. Di sini terlihat bahwa peran ibu sangat berpengaruh dalam memberikan stimulasi pada anak untuk belajar, agar dapat membantu mencapai tingkat perkembangan kognitif sesuai dengan tahapan yang harus dicapai. Pengaruh inilah yang akan diteliti dalam penelitian dengan judul pengaruh ibu bekerja terhadap perkembangan kognitif anak usia sekolah di Kelurahan Karang Kitri Kecamatan Bekasi Timur, khususnya di SD Bani Saleh I.
Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2002, dengan menggunakan desain penelitian deskriptif sederhana yang bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh ibu bekerja dengan perkembangan kognitifanak usia sekolah 7-10 tahun. Menurut Piaget (1981) pada usia ini anak sudah mencapai stadium operasional konkrit, dimana anak sudah mampu untuk memperhatikan lebih dari satu dimensi dan menghubungkannya satu sama lain serta sudah dapat memperhatikan aspek dinamisnya dalam perubahan situasi. Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar anak dapat menjawab pertanyaan yang terkait dengan perkembangan kognitif anak usia sekolah 7-10 tahun dengan benar. Hal tersebut menunjukkan bahwa ibu bekerja tidak mempengaruhi perkembangan kognitif anak usia sekolah."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5244
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Maretha H.
"Tingkat keaktifan posyandu sangat bergantung pada peran serta kader dalam menyelenggarakan kegiatan rutin posyandu di masing-masing posyandu, LKMD sebagai pengelola dan masyarakat sebagai pemakai dari pendukung Posyandu. Pada tahun 2009 dari jumlah posyandu di Puskesmas Jatimulya yaitu 52 buah dan hanya 25% yang aktif melaksanakan kegiatan rutin posyandu. Faktor yang menyebabkan misalnya rendahnya peran serta kader. Diduga peran serta kader tersebut berhubungan dengan tanggapan kader terhadap kunjungan masyarakat ke posyandu. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tanggapan kader terhadap kunjungan masyarakat di posyandu serta faktor-faktor yang berhubungan di Puskesmas Jatimulya Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi Tahun 2011.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian potong lintang (cros sectional). Variabel terikat penelitian ini adalah tanggapan kader terhadap kunjungan masyarakat di posyandu, sedangkan variabel bebasnya adalah faktor internal (umur, lama menjadi kader, jarak rumah ke posyandu, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan kader terhadap tugasnya di posyandu dan sikap kader terhadap tugasnya di posyandu) dan faktor eksternal (dukungan tokoh masyarakat, pelatihan kader dan dukungan puskesmas). Penelitian dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap 75 kader dengan instrumen berupa kuesioner. Pengumpulan data dan analisis data oleh peneliti dilakukan pada Bulan Mei - Juni 2011. Analisis data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak komputer dengan analisis univariat (menghitung proporsi dan frekuensi) dan bivariat (crosstab).
Persentase tanggapan kader terhadap kunjungan masyarakat di posyandu Puskesmas Jatimulya Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi adalah tanggapan kader yang baik sebesar 57,3% dan tanggapan kader yang kurang sebesar 42,7%. Faktor-faktor internal dan eksternal yang berhubungan secara statistik dengan tanggapan kader terhadap kunjungan masyarakat di posyandu Puskesmas Jatimulya antara lain pendapatan kader dengan nilai p 0,036 ( < p 0,05 ), sikap kader terhadap tugasnya di posyandu dengan nilai p 0,029 ( < p 0,05 ) dan dukungan TOMA dengan nilai p 0,029 ( < p 0,05 ). Sedangkan faktor-faktor internal dan eksternal yang tidak berhubungan secara statistik antara lain umur kader, lamanya menjadi kader, jarak tempat tinggal, pendidikan, status pekerjaan, pengetahuan kader, pelatihan kader dan dukungan puskesmas.
Diharapkan adanya kerjasama antara kader, tokoh masyarakat, petugas puskesmas dan petugas dinas kesehatan dalam penyelenggaraan kegiatan posyandu dan mendukung dalam usaha peningkatan tanggapan kader terhadap kunjungan masayarakat di posyandu.

The Integrated Health Care (IHC) level of activity is very dependent on the participation of cadres in carrying out routine activities in their respective posyandu Posyandu, LKMD as the manager and the users of the supporters of IHC. In 2009 the number of IHC in Jatimulya Health Care is 52 pieces and only 25% are actively carrying out routine activities posyandu. Factors causing such low participation of the cadres. Anticipated participation is associated with a cadre of volunteers to visit the community response to the posyandu. Therefore, the purpose of this study was to determine cadre responses toward the community visit in Integrated Health Care and factors is associated in Jatimulya Health Care Tambun Selatan, Bekasi in 2011.
This study used a cross-sectional research design (CROs sectional). The variable is bound this study is the response of volunteers to visit the community during that session, while the independent variables are the internal factors (age, length of the cadre, the distance IHC to home, education, occupation, income, knowledge cadre on duty during that session and attitude toward his job at posyandu cadre) and external factors (support of community leaders, cadre training and support centers). The study was conducted by an interview of 75 cadres in the form of a questionnaire instrument. Data collection and data analysis conducted by researchers at the May-June 2011. Data analysis was performed using computer software with univariate analysis (calculate proportions and frequencies) and bivariate (crosstab).
Percentage response cadre of community visits in health centers posyandu Jatimulya South Tambun Bekasi District is a good response cadre of 57.3% and less response cadre of 42.7%. Internal factors and external that are statistically associated with response to the visit of community volunteers in IHC Jatimulya Health Center, among others, the income of cadres with p value 0.036 ( < p 0.05 ), attitude toward his job at posyandu cadre with p value 0.029 ( < p 0 , 05 ) and support of community leader with p value 0.029 ( < p 0.05 ). While internal factors and external that are not associated statistically among other cadres age, duration of a cadre, a distance of residence, education, employment status, knowledge of cadres, cadres training and support health centers.
Expect to cooperation between cadres, community leader, health centers official and health centers district for Integrated Health Care activities and support for increasing cadre responses toward The community visit in Integrated Health Care.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S234
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Nurlatifah Effendie
"Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat yang dikelola, dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan peran kader di Posyandu Mandiri UPT Puskesmas Sindangjaya Kecamatan Mandalajati Kota Bandung Tahun 2015. Penelitian menggunakan pendekatan croos sectional. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara menggunakan kuisioner pada 114 orang kader di Posyandu Mandiri yang dipilih dengan teknik simple random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan peran kader yang aktif di posyandu sebesar 45,6%. Pengetahuan merupakan faktor dominan berhubungan dengan peran kader, kader yang memiliki pengetahuan baik mempunyai peluang 27,2 kali untuk berperan aktif di posyandu dibanding kader yang pengetahuannya kurang baik setelah dikontrol oleh pendidikan, pelatihan, dukungan keluarga dan supervisi petugas kesehatan. Pengetahuan kader dapat ditingkatkan melalui kegiatan pelatihan dan pembinaan bagi kader secara rutin dan berkesinambungan.

Posyandu is one form of community based health efforts, which is managed, and organized from, by, for and with community. This study aims to determine the factors related to the role of cadres in Posyandu Mandiri UPT Puskesmas Sindangjaya Mandalajati District of Bandung Year 2015. The study use croos sectional study approach. Primary data were collected by interview using a questionnaire on 114 cadres selected by simple random sampling technique.
The results showed an active role in the posyandu cadres by 45,6%. Knowledge is a dominant factor related to the role of cadres, cadres who have a good knowledge 27.2 times has the opportunity to play an active role in Posyandu cadre knowledge than less well after controlled by education, training, family support and supervision of health workers. Knowledge cadres can be improved through training and coaching for regular and continuous cadre.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T44171
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Merah Bangsawan K.
"Fungsi posyandu bagi masyarakat sasaran adalah sebagai upaya meningkatkan derajat kesehatan, umur harapan hidup, dan status gizi_ Namun, dari hasil pemantauan perkembangan posyandu menunjukkan penurunan mutu kerja yang ditandai dengan meningkatnya jumlah posyandu strata pratama. Kondisi ini terjadi disebabkan kader yang tidak aktif melaksanakan kegiatan posyandu. Keaktifan kader di posyandu sangat menentukan kualitas fungsi dan kinerja posyandu, karena unsur utama dalam pelayanan posyandu adalah kader.
Berkaitan dengan hasil tersebut di atas penelitian ini mencoba untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang patut diduga berhubungan dengan keaktifan kader posyandu atau penurunan aktivitas kader posyandu. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab apakah ada hubungan antara keaktifan dengan faktor-faktor : umur, pendidikan, status perkawinan, pengetahuan, sikap, motivasi, pelatihan, penghargaan, insentif, dan peran TP-PKK.
Penelitian ini bersifat penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional. Instrumen utama yang digunakan separangkat kuesioner. Responden penelitian adalah seluruh kader yang ada dan sedang melaksanakan pelayanan posyandu yang berjumlah 150 orang kader aktif dari seluruh posyandu yang ada di kecamatan Teluk betung Barat Kota Bandar Lampung, sebagai populasi yang diteliti sekaligus merupakan sampel penelitian.
Analisa data dengan menggunakan program SPSS versi 10.0.Analisis univariat untuk distribusi frekuensi dan analisis bivariat dengan menggunakan uji statistik, uji Chi Square untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Hasil penelitian, berkaitan dengan kehadiran kader posyandu di kecamatan Teluk betung Barat ternyata 66,7% kader posyandu aktif melakukan kegiatan posyandu yang diadakan. Sedangkan hasil analisis terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan keaktifan kader, didapatkan enam faktor yang secara statistik terbukti berhubungan secara bermakna/signifikan yaitu umur, pendidikan, pengetahuan, sikap, pelatihan dan TP-PKK.
Disarankan kepada institusi pembina posyandu di kelurahan/kecamatan bahwa semua posyandu dapat memiliki kader yang mampu aktif dan melakukan kegiatan posyandu apabila memilih calon kader yang berusia lebih dan 35 tahun, berpendidikan minimal SMP, diberikan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya, pembinaan dan bimbingan oleh TP-PKK setiap bulan untuk mempertahankan sikap, motivasi kerja, dan semangat kerja kader posyandu. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif lagi terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan keaktifan kader sekiranya perlu dilakukan penelitian terhadap faktor-faktor lainnya dengan rancangan yang berbeda dan kelompok sampel yang lebih banyak/ lebih luas.

Factors Related to The Activity of Posyandu Cadres at Teluk Betung Barat Subdistrict of Bandar Lampung CityThe main function of posyandu for the target community is to improve health quality, life expectancy, and nutrition. The monitoring of the development of quality performance of posyandu showed that there was a decline of the performance quality of posyandu indicated by the increasing number first strata posyandu. This might be caused by the inactivity of the cadres in implementing posyandu services, while in fact the cadre absences is very influential in determining the quality of posyandu performance because the cadres are the main element of the posyandu services.
This research attempts to identify what factors than can be assumed to correlate with the activity of posyandu cadres and factors that might hinder the cadre activities. The main objective of the research is to answer the question whether there are any correlations between the cadre performances, and factors such as age, education, marital status, knowledge, attitude, motivation, training, incentive, award, and TPPKK.
This research is a descriptive analysis using cross-sectional design. The main instrument used to gather the data is a set of questionnaires. The respondents are all available cadres who are still in posyandu services. The number of respondent is [50 cadres from all posyandus in Telukbetung Barat Sub-District of Bandar Lampung city who function both as the population as well as the sample.
The data were analyzed using Efi Info version 6.4 and SPSS version 10.0. Univariate analysis for frequency distribution and bivariate analysis using Chi Square Correlations in order to find out whether there are any correlations between the independent variables and the dependent variable.
The results show that in relation to the general performance of the posyandu cadres in Teluk Betung Sub-District, 66,7% of the posyandu does have absence cadres to provide services for the community. Statistical analyses show that there are five factors that correlate significantly with the cadre performance. The factors are: age, school, knowledge, attitude, training, and TP-PKK.
It is recommended that the institutions in charge of managing the posyandus in villages and sub districts to provide the posyandu with cadres aged over 35 years, organizing trainings to develop the skills and knowledge of the cadres, supporting 1P-PICK every month to maintain the cadres attitude, and enhancing the motivation and working spirits of the cadres. In order to get a more comprehensive picture of the factors related to the performance of the cadres, it is also suggested that other research studies with different research design with bigger and wider groups off samples be conducted."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T1022
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartono
"Kondisi Desa-desa setelah berlakunya Undang-undang Nomal 5 Tahun 1979 Tentang Pemerintahan Desa yang mengatur segi pemerintahannya; pada umumnya pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Desa masih dibawah standar karena rendahnya sumber-sumber pendapatan Desa di masing-masing Desa yang sumber-sumbernya telah ditetapkan dalam Undangundang Nomor 5 Tahun 1979 Tentang Pemerintahan Desa.
Walaupun disinyalir banyak dana-dana yang mengalir ke Desa-desa namun dana-dana tersebut tidak diperuntukkan bagi penyelenggaraan pemerintahan Desa. Tugas-tugas Pemerintah Desa yang berasal dari pemerintah atasnya kebanyakkan tidak disertai dana yang memadai; disamping itu tugas Pemerintah Desa untuk menyelenggarakan rumah tangganya sendiri masih perlu dana, akibatnya beban Pemerintah Desa sangat berat. Dalam upaya meningkatkan pendapatan Desa yang bertujuan agar dapat membiayai kebutuhan lain dan pembangunan serta dapat melaksanakan tugas-tugas yang diberikan dari Pemerintah atasnya.
Pemerintah Desa menghadapi permasalahan yaitu terbatasnya dana yang dimiliki oleh Pemerintah Desa. Keberhasilan peningkatan pendapatan Desa dapat diwujudkan apabila mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan Desa oleh karena itu dalam Tesis ini mencari Faktor-faktor yang berpengaruh dalam peningkatan pendapatan Desa. Setelah mengetahui kemudian menganalisis faktor-faktor tersebut terhadap pendapatan Desa. Mengingat keterbatasan dana, waktu dan tenaga Penelitian ini membatasi empat faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan Desa, yaitu : 1) Kepemimpinan, 2) Motivasi, 3) Struktur Organisasi dan 4) Komunikasi.
Tesis ini berhasil membuktikan bahwa : Variabel Kepemimpinan (X1) dengan Pendapatan Desa (Y). Variabel Motivasi (X2) dengan Pendapatan Desa (Y). Variabel Struktur Organisasi (X3) dengan Pendapatan Desa (Y). Variabel Komunikasi (Xa) dengan Pendapatan Desa (Y). Masing-masing Variabel (X1) (X2) (Xi) dan (XI) dengan (Y) mempunyai hubungan yang positif dan signifikan.
Secara parsial masing-masing Variabel (X) dengan Variabel (Y) mempunyai hubungan murni walaupun dikontrol secara bersama-sama oleh Variabel yang lain, Secara bersama-sama pula variabel (X1) (X2) (X3) dan Xd) mempunyai hubungan dengan Variabel Pendapatan Desa (Y). Dari analisis determinasi Variabel bebas (X) berpengaruh 83, 94 q/o terhadap variabel (Y)."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T2406
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>