Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181832 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Albert Tony Lopolisa
"Diare merupakan penyebab kematian kedua pada balita di seluruh dunia, dengan presentase sekitar 17 %. Satu dari lima balita meninggal akibat diare setiap tahunnya yang diakibatkan kurangnya cairan tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara faktor-faktor yang berperan terhadap insiden diare balita. Pengumpulan data berlangsung dari 1 Maret 2011 sampai 1 April 2012, metode polygonal random sampling digunakan untuk mencari sampel. Dari 2401 responden yang mengisi kuisioner dengan lengkap dan 466 keluarga memiliki anak balita, sebanyak 73 balita (15,7%) terkena penyakit diare selama dua minggu terakhir. Mayoritas ibu memberikan oralit sebagai tindakan pengobatan utama diare. Terdapat hubungan yang bermakna (p=0,001) antara tingkat pendidikan ibu dan kebiasaan mencuci tangan. Tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat pendidikan ibu (p=0,649), tingkat pengetahuan ibu (p=0,124), kebiasaan memberi ASI (p=0,031), pengetahuan akan oralit (p=0,000), kebiasaan mencuci tangan ibu (p=0,529) dan antara tingkat pendidikan kepala keluarga (p=0,708) dengan insiden diare balita. Semakin tinggi pendidikan ibu, akan merubah pola pikir agar menjadi lebih sehat. Pendidikan dan pengetahuan orangtua yang tidak didukung kebiasaan baik, serta cara mencuci tangan yang tidak benar mempunyai sedikit peran untuk.

Diarrhea has been the second top leading cause of death among infants around the world, for about 17%. One of five children dies because of diarrhea, due to the loss of body fluid. The goal of this research is to know the relationship between factors that counts with diarrhea incidence of infants. Data collection had started from March 1st until April 1st, 2012, polygonal random sampling method was used to get the sample. From 2401 respondent that fills the questionare 466 families are having infants in their home, and as many as 73 infants (15,7 %) had diarrhea for the last two weeks. Majority of the mother are giving the QRS (36,69%) for the main treatment for diarrhea. Significant result showed up between the mother’s knowledge and the handwashing behaviour (p=0,001). Furthermore, no significant relation between mother’s formal educational level (p=0,649), mother’s knowledge (p=0,124), breastfeed behaviour(p=0,031), knowledge about the oral rehydrate solution(p=0,000) and the householder’s educational level (p=0,708) with the diarrhea incidence. Mother’s formal educational level counts for a change in the way of thinking, to become more healtier. Education and the knowledge without a change of a good lifestyle, and right way of handwashing have so little effects in decreasing the diarrhea incidence."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helena Golang Nuhan
"Diare merupakan penyebab utama kematian balita di Indonesia. Kejadian diare pada balita dapat dicegah dengan pemberian pendidikan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh pendidikan kesehatan diare terhadap kemampuan ibu merawat area perineal anak balita. Desain penelitian menggunakan quasi eksperimen dengan rancangan pre test and post test control group. Pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling dari 44 responden di RSUD Budhi Asih Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh pendidikan kesehatan diare terhadap kemampuan ibu pengetahuan, sikap dan keterampilan kelompok intervensi (p < 0,05) dibandingkan kelompok kontrol. Ada hubungan bermakna antara karakteristik pendidikan dan pengetahuan responden merawat anak diare. Disarankan pendidikan kesehatan dilakukan terus menerus dan terstruktur untuk meningkatkan kemampuan keluarga merawat anak balita diare.

Diarrhea is the first cause of mortality among children in Indonesia. In fact, the incidence of diarrhea can be prevented by providing health education. The purpose of this research was to identify the impact of health education about diarrhea on mother’s ability caring for child’s perineal area. This research used quasi experimental design with pretest and post-test control group. Total sample was 44 respondents in District Hospital Budi Asih Jakarta and the data was collected with consecutive sampling technique. The results found that health education showed more influence on mother’s knowledge, attitude, and skill among intervention group than those of control group (p value < 0.05). There was also a significant relationship between mother’s level of education and knowledge with mother’s ability caring for children experiencing diarrhea. It is suggested to provide more structured health education and simultaneously to improve the ability of family caring for diarrhea among their children.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35723
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Sukandar
"Diare merupakan salah satu penyebab tingginya angka morbiditas dan mortalitas balita di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan keluarga tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan kejadian diare pada balita di Desa Urug Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor. Desain penelitian ini merupakan deskriptif korelasi dengan pendekatan potongan lintang. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak balita sebanyak 89 orang dengan sampel yang dipilih dengan teknik acak secara sederhana (simple random sampling). Data dikumpulkan dengan penyebaran kuesioner dan analisis yang digunakan melalui dua tahap yaitu univariat untuk melihat distribusi frekuensi, dan bivariat untuk melihat hubungan antara variabel dengan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan keluarga tentang PHBS dengan kejadian diare pada balita, p = 0,112 (p<0,05). Kesimpulan penelitian ini: tidak adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan keluarga dengan kejadian diare.

The Diarrhea is one of the causes of high morbidity and mortality of children in Indonesia. This study was aimed to identify the relationship between family knowledge of hygiene and healthy practices with the incidence of diarrhea in infants in the Village District of Sukajaya Urug Bogor Regency. This research used a descriptive correlation with cross-sectional study. The sample size was using 89 mothers who had children with random techniques (simple random sampling). Data were collected by questionnaires and analyzed by two stages, an univariate test to see the frequency and distribution of resapondent and a bivariate test to identify relationships between variables that used Chi Square test. The results showed that there was not relationship between family knowledge of hygiene and healthy practices with the incidence of diarrhea in infants, p = 0.112 (p <0.05). The conclusion of this study: the absence of a significant association between knowledge family with the incidence of diarrhea."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56423
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kamsul
"Penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan di negara berkembang adalah penyakit diare. Penyakit ini sering menimbulkan KLB dan penyebab kesakitan serta kematian pada balita. Diperkirakan di seluruh negara berkembang setiap tahun terdapat 1,3 milyar penderita dengan 3,2 juta kematian pada balita akibat diare.
Dari SKRT 1992, penyakit diare sebagai penyumbang kematian kedua pada bayi dan balita, dengan proporsi 11% kematian pada bayi dan 23% pads anak balita. Sedangkan SKRT 1995, disebutkan penyakit ini penyebab kematian ketiga pada balita yaitu sebesar 13,9%, untuk luar Jawa dan Bali penyebab kematian 16,4% pads bayi dan 20,6% pada anak balita.
Di Propinsi Sumatera Selatan Tahun 1998 tercatat angka kesakitan diare 18,38/1000 penduduk (CFR 0,003%), Tahun 1999 meningkat menjadi 21,19/1000 penduduk (CFR 0,001%) dan Tahun 2002 meningkat lagi menjadi 22,97/1000 penduduk dengan CFR 0%. Pada tahun 2000, jumlah kasus diare yang berobat ke Puskesmas di propinsi ini sebanyak 36.557 kasus, 40,8% diantaranya (14.913 kasus) adalah kasus diare pada golongan balita.
Untuk Kota Palembang, data Tahun 2002 dilaporkan kasus diare 28,7/1000 penduduk (26,4% dari jumlah kasus di Prop. Sumatera Selatan), angka tersebut juga sudah meningkat dari tahun sebelumnya (2001) yang tercatat sebesar 24,55/1000 penduduk dengan CFR 0%.
Beberapa penelitian mengatakan diare tidak terlepas dari kondisi sanitasi dasar yang tidak baik, seperti sarana air bersih, jamban dan lain-lain, disamping faktor status gizi, perilaku atau faktor lainnya. Berdasarkan data dan informasi tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian serupa di tempat berbeda dengan tujuan ingin mengetahui hubungan sanitasi dasar yang meliputi penggunaan sarana air bersih, tingkat risiko pencemaran sarana air bersih, kondisi jamban keluarga, kondisi saluran pembuangan air limbah, kondisi tempat pembuangan sampah sementara, dan kondisi rumah dengan insiden diare pada balita di Puskesmas Wilayah Kota Palembang Tahun 2001-2003.
Dengan desain penelitian ekologi, dan unit analisis data laporan triwulan insiden diare pada balita dan sarana sanitasi dasar di 34 Puskesmas di Kota Palembang selama 3 tahun (2001-2003) serta menggunakan analisis regresi linier ganda maka disimpulkan bahwa ada hubungan bermakna antara kondisi jamban keluarga, kondisi saluran pembuangan air limbah dan kondisi rumah dengan insiden diare pada balita. Faktor paling dominan yang berhubungan dengan insiden diare pada balita adalah kondisi saluran pembuangan air limbah.
Untuk mengantisipasi insiden diare pada balita dimasa mendatang hendaknya dilakukan upaya perbaikan sarana sanitasi dasar dengan memprioritaskan pada faktor yang berhubungan secara signifikan dengan insiden diare yaitu kondisi SP.AL, rumah dan jamban keluarga yang dapat dilakukan secara bertahap melalui kegiatan proyek percontohan, pemberian dana atau material stimulan untuk perbaikan rumah dan pembuatan sarana sanitasi dasar yang memenuhi syarat.
Disisi lain guna meningkatkan pengetahuan masyarakat, perlu juga dilakukan penyuluhan kepada masyarakat melalui kegiatan di posyandu, pertemuan di kelurahan, RT atau RW serta kegiatan pemantauan rumah yang dilakukan secara berkala dalam waktu 3 bulan sekali. Disisi lain, sebaiknya perlu juga dilakukan penelitian lanjutan dengan melihat faktor-faktor lain yang berhubungan dengan insiden diare sehingga hasil penelitian yang ada akan lebih komprehensif untuk menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi diare.

The Relation Between the Base Sanitation and the Diarrhea Incident on Under Kindergarten at Polyclinic in Palembang City Region of Year 2001-2003The contagious disease that is still being a health problem factor of the growth country is diarrhea disease. This disease often brings about KLB, painful and death on under kindergarten. On predict, in all of growth country every years there are 1.3 billions sufferers with 3.2 millions deaths on under kindergarten caused by diarrhea.
From SKRT 1992, the diarrhea disease is the second death contributor of baby and under kindergarten, with proportion 11% death on baby and 23% death on under kindergarten. Meanwhile, in SKRT 1995 was said that this disease is the third death agent on under kindergarten that is as big as 13.9%, for outer of Java and Bali is the death agent 16.4% on baby and 20.6% on under kindergarten.
In Province of Sumatera Selatan in year of 1998 was recorded the number of diarrhea sufferer 18.38/1000 inhabitant (CFR 0.003%), in year of 1999 was increased became 21.19/1000 inhabitant (CFR 0.001%) and year of 2002 was increased again became 22.97/1000 inhabitant with CFR 0%. In year of 2000, the amount of diarrhea cases which got medical treatment at polyclinic in this province was as many as 36,557 cases, 40.8% among of them (14,913 cases) were diarrhea cases on under kindergarten group.
In Palembang City, data of year of 2002 was reported that the diarrhea cases 28.7/1000 inhabitant (26.4% number of cases in Province of Sumatera Selatan), the number had increased from previous year (2001) which was recorded as big as 24.5511000 inhabitant with CFR 0%.
Several researches assert that diarrhea is not regardless with bad condition of the base sanitation, such as pure water supply, lavatory, and so on, besides nutrient status factor, behaviors or another factors. Based on the data and such information, I am interesting to perform similar research in different place with objective is to determine the relation of sanitation base which is consist of pure water utilizing, risk level of water supply pollution, family's lavatory, drainage of waste water, temporary dump and house condition, with diarrhea incident on under kindergarten at polyclinic in Palembang City Region of year 2001-2003.
With ecology research design, analysis unit of three-months data report of diarrhea incident on under kindergarten and base sanitation facility in 34 polyclinics in Palembang City during 3 years (2001-2003), and using double analysis of linear regression, so having a conclusion that there is significant correlation between family's lavatory condition, waste water drainage. condition and house condition with diarrhea incident on under kindergarten. The most dominant factor which has correlation with diarrhea incident on under kindergarten is waste water drainage condition.
To anticipate the diarrhea incident on under kindergarten in the future, ought to effort restoration of sanitation base facility by taking priority on factors which have significant relation with diarrhea incident, that is SPAL condition, house and family's lavatory that could do gradually through model project activities, donation, or stimulant material for house restoration and developing qualify base sanitation facility.
In another side for upgrading public knowledge, also need to take elucidation toward public through posyandu activities, confluence in kelurahan, RT or RW, and houses monitoring activity, that are performed periodically once of 3 months. Additionally, preferable that needs to do the advance research by consider another factors which have correlation with diarrhea incident, thus the available research result would more comprehensive for describing the factors which have diarrhea influence.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13090
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neti Mustikawati
"Diare pada anak dapat menimbulkan masalah kerusakan integritas kulit yang berupa Incontinence Associated Dermatitis (IAD), dibutuhkan perawatan perianal yang tepat guna mengatasi dan mencegah IAD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi perawatan perianal terhadap praktik ibu merawat perianal dan derajat IAD pada anak diare.
Desain yang digunakan adalah quasi eksperiment dengan pendekatan pre test and post test nonequivalent control group. Sampel diambil dengan menggunakan metode consecutive sampling. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 60 (30 intervensi; 30 kontrol). Analisis data menggunakan T-test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara pemberian edukasi perawatan perianal terhadap praktik ibu merawat perianal (p=0,000), namun ternyata pemberian edukasi ini tidak berpengaruh terhadap derajat IAD pada anak (p=0,573). Diperlukan adanya dukungan untuk memotivasi ibu melakukan perawatan perianal pada saat anak mengalami diare dan bimbingan yang terus menerus.

Diarrhea among children causes impaired skin integrity, called Incontinence Associated Dermatitis (IAD). Perianal care should be given to prevent and resolved IAD. The thesis aimed to identify the impact of perianal care education among mother and it's practice of perianal care and degree of Incontinence Associated Dermatitis among children with diarrhea.
The study used quasi experiment design with pre test and post test nonequivalent control group approach. The number of participants was 60 that devided by two groups (30 intervention group, 30 control group).
The results showed a significant impact of health education on mother's practical skill in perianal care (p=0,000). However, there was no significant effect on the degree of IAD (p=0,573). It's recommended, the health provider should support, motivate and supervise perianal care practice to mother?s who has children experiencing diarrhea.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35758
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Supono
"Diare pada anak di bawah lima tahun (balita) hingga saat ini masih menjadi masalah di negara-negara berkembang, demikian pula di Indonesia. Diare masih mempakan penyakit endemis yang terjadi secara tems-menenis di semua daerah, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Survey Demografi Kesehatan Indonesia 2002 - 2003 prevalensi diare mencapai 11%. Propinsi yang menduduki prevalensi tertinggi diare pada anak balita adaiah Sulawesi Sclatan (16%) dan Jawa Barat (15%), Meskipun intervensi perubahan pengetahuan pada ibu balira cukup berhasil namun diare pada balita tctap menjadi salah satu dan tiga penyebab mama kemalian bayi. Peningkalan pengetahuan akan oralit dan penggunaannya sebcsar 92%, namun hanya 36% yang konsisten dengan pcngetahuan ilu dalam pengobatan diare (SDKI 2002 - 2003).
Rendahnya persepsi akan keseriusan penyakit diare merupakan kendala dalam menckan angka kesakitan diare. Adanya toleransi yang tinggi terhadap diare disebabkan rcndahnya pcrsepsi kescriusan ibu akan diare balita_ Oleh sebab itu upaya pcrubahan persepsi ibu balita dalam meiihat penyakit diare pada anak balitanya merupakan salah satu kunci untuk mempcrbaiki intewensi. Perrnasalahannya adalah belum tereksplorasi socara intensif falctor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya persepsi ibu balita tentang kcscriusan penyakit diare pada balita tcrsebut.
Dengan desain cross sectional, penelitian ini menguji hubungan antara faktor, pengetahuan, pengalaman kontak, dan kepercayaan tentang diare pada balita dcngan persepsi ibu balita tentang keseriusan diare. Dengan desain cross sectional, penelitian ini menguji hubungan antara faktor, pengetahuan, pengalaman kontak, dan kepercayaan tentang diare pada balita dcngan persepsi ibu balita tentang keseriusan diare.
Populasi penclitian adalah ibu-ibu balita di Kecamatan Bekasi Utara dan diambil sampel secara random sebanyak 175 orang yang tersebar di 6 kelurahan. Penclitian berhasil membuktikan bahwa faktor pengetahuan, pengalaman kontak, dan kepercayaan berhubungan secara bermakna dengan persepsi kcseriusan akan penyakit diare pada balita.
Dalam analisis multivariat (logistik ganda model faktor risiko) diketahui hubungan variabel pengetahuan dan kepercayaan dengan persepsi keseriusan tidak berinteraksi dengan variabel lain. Sedangkan pengalaman kontak berimeraksi dengan variabel pendidikan.
Besaran hubungan variabel independen dengan dependen setelah dilakukan analisis regresi logistik model faktor risiko diperoleh hasil signifikan. Ibu balita berpengetahuan rendah memiliki peluang 2,5 kali untuk berpersepéi diare sebagai penyakit biasa dibandingkan ibu berpengetahuan tinggi (OR: 2,535; 95%CI: 1,321 - 4.866) setelah variabel pendidikan dikendalikan. Ibu balita. yang tidak pernah mcmiliki pengalaman kontak memiliki peluang hampir S kali untuk berpersepsi diare sebagai penyakit biasa dibandingkan ibu balita yang pernah kontak (OR: 4,76l; 95%CI: l,853 - l2,235). Ibu balita dengan kepercayaan rcndah memiiiki peluang hampir 0,5 kali umuk mempersepsikan diare sebagai pcnyakit biasa dibandingkan dengan ibu dengan kepercayaan tinggi setelah variabel jumlah balita dikendalikan (OR: 0392; 95%C1: 0,195 - O,76S).
Upaya memperbaiki persepsi ibu balita tentang penyakit diare dapat dilakukan dengan meningkatkan program promosi kesehatan baik melalui peningkatan pengetahuan, menciptakan pengalaman dengan model simulasi, serta merasionalkan kepercayaan-kepercayaan tentang diare pada balita di masyarakat.

Diarrhea on toddlers under 5 years old currently is still a major problem in developing countries such as Indonesia. Diarrhea is still endemic in all areas, including both municipal and rural regions. Indonesian Health Demographic Survey at 2002-2003 showed that prevalence of diarrhea reached up to 11%. Provinces with the highest prevalence were South Sulawesi (I 6%) and West Java (15%).
Although intervention to improve the awareness of mothers with toddler under 5 years old was quite successful, diarrhea was still one of the three major causes of infant death. Even though the improvement ofthe awareness of oralit and its usage was 92%, only 36% was consistent with that knowledge in diarrhea recovery (SDK1 2002-2003). The low perception to the seriousness of diarrhea, which leads to high tolerance of mothers towards diarrhea, is one ofthe obstacles in decreasing the diarrhea frequency.
Hence, the effort to change the perception of mothers with toddlers under S years old towards diarrhea is one of the key to improve the intervention. However, factors that influence the perception of mothers towards the seriousness of diarrhea have never been exploited intensively.
Using cross sectional design, this research aims to ind the relation between knowledge, contact experience, and belief about diarrhea on toddler under 5 years old with the perception of mothers towards the seriousness of diarrhea.
The research population is mothers with toddlers under 5 years old in the district of Bekasi Utara, and |75 subjects are selected randomly across 6 regions (kelurahan). The research population is mothers with toddlers under 5 years old in the district of Bekasi Utara, and 175 subjects are selected randomly across 6 regions (kelurahan). This research showed that knowledge, contact experience and belief have signiticant relation with the perception towards the seriousness of diarrhea on toddler under 5 years old.
Multivariate analysis (logistic regression multivariate with risk factor model) showed that relation between knowledge and belief variables to the perception do not interact with other variables, while contact experience interacts with education variable.
After conducted risk factor model logistic regression analysis, the relation between independent variable and dependent variable showed significant result. Mothers with toddler under 5 years old who had limited knowledge had chance 2,5 times to percept that diarrhea was not serious more than mothers who had wide knowledge (OR: 2,535; 95%CI: 1,32I) after education variable was controlled.
Mothers with toddler under 5 years old who had experience with diarrhea had chance almost 5 times to percept that diarrhea was not serious more than mothers who had experience (OR: 4_76l; 95%CI: 1.853 - l2.235)- Mothers with toddler under 5 years old who had low belief had chance 0.5 times to percept that diarrhea was not serious more than mothers who had high belief (OR: 0392; 95%Cl: 0.195 - 0_765) after the number of toddler under 5 years old was controlled.
The effort to improve the perception of mothers with toddlers under 5 years old towards diarrhea can be conducted by improving the program to promote the health, such as enhancing the knowledge/awareness, creating contact experience by simulation model, and by rationalize belief about diarrhea within the people.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34439
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mimi Karminingsih
"Di Indonesia, diare penyebab kematian balita kedua terbesar (SKRT, 2007). Rata-rata prevalensi diare di Provinsi DKI Jakarta 8%. Jakarta Utara prevalensi diare 10,2% (Riskesdas, 2007). Studi kasus kontrol diare balita berumur 2-59 bulan di Kecamatan Cilincing tujuh faktor risiko dapat dibuktikan berpengaruh: kualitas bakteriologis air minum, kualitas bakteriologis makanan balita, kualitas bakteriologis tangan ibu/pengasuh balita, kondisi higiene sanitasi makanan, kondisi jamban keluarga, perilaku cuci tangan ibu/pengasuh balita, penyakit penyerta dan satu faktor risiko tidak dapat dibuktikan: status ekonomi keluarga. Faktor risiko paling berpengaruh: kualitas bakteriologis makanan balita OR 4,945(95% CI 2,014-12,141), perilaku cuci tangan ibu/pengasuh balita OR 5,155 (95% CI 2,974-8,936) dan kondisi higiene sanitasi makanan OR 2,643 (95% CI 1,514-4,615). Upaya penanggulangan diare antara lain dengan pengelolaan makanan yang sehat dan aman melalui praktek higiene sanitasi makanan di rumah, membudayakan cuci tangan pakai sabun di masyarakat.

Diarrhea is one of the second biggest cause of deaths in Indonesia (SKRT,2007). The average prevalence of diarrhea in DKI Jakarta Province is 8%. Prevalence of diarrhea in North Jakarta is 10,2% (Riskesdas, 2007). Study of Case Control of diarrhea on children under the age of five 2-59 months in District Area of Cilincing, show that seven risk factors that can be proved. They are bacteriological quality of drinking water, food, hand quality of Mother/Caretaker, food hygiene and sanitation condition, sanitation conditions (Latrine), hand washing behaviour of Mother/Caretaker, involved diseases, one of risk factor which is unproved is family economic status. The most risk factor that influencing the diseases are bacteriological quality of food under the age of five OR 4,945 (95% CI 2,01-12,141), hand washing behavior of mother/caretaker OR 5,155 (95% CI 2,974-8,936) and food hygiene sanitation condition OR 2,643 (95% CI 1,514-4,615). Prevention of diarrhea can be done by controlling hygienic and safe food through food hygiene sanitation pactice in household, and habit of hand washing by soap in community."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T30835
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ace Yati Hayati
"Indonesia sebagai suatu negara yang sedang berkembang dengan keadaan lingkungan dan perilaku masyarakat yang kurang menguntungkan maka penyakit menular masih merupakan masalah dari kesehatan masyarakat. Penyakit yang mendapat prioritas untuk diadakan upaya pemberantasan adalah penyakit yang memiliki angka kesakitan dan kematian yang tinggi, terutama yang menyerang golongan anak-anak dan golongan usia produktif yang diantaranya adalah penyakit diare. Oleh karena itu dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui faktor - faktor air bersih dan jamban yang berpengaruh terhadap kesakitan diare pada balita.
Penelitian ini menggunakan analisis data sekunder dengan pengumpulan data secara "cross-sectional" di Kabupaten Belu Prop. NTT. Desain penelitiannya adalah "case-control".
Kasus adalah rumah tangga yang ada balita sakit diare, sedangkan kontrol adalah rumah tangga yang ada balita tidak sakit diare di daerah yang sama.
Penelitian ini dilakukan pada 49 kasus dan 260 kontrol, dengan 11 variabel independen dan 1 variabel dependen, yaitu diare balita. Dari analisis regresi logistik multivariat diketahui besarnya pengaruh setiap faktor yang diteliti dengan mengendalikan semua faktor lain yang ikut mempengaruhi asosiasi tersebut.
Telah dibuktikan dengan analisis bivariat adanya faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko diare pada balita, yaitu, kuantitas air, kondisi jamban dan faktor yang secara tidak langsung mempengaruhi yaitu jumlah anggota rumah tangga dan kekayaan yang dimiliki.
Penelitian ini berrnaksud untuk mempelajari dampak penyediaan air bersih dan jamban terhadap diare balita daiam Skala terbatas di daerah pedesaan. Dari penelitian ini dapat diungkapkan bahwa hubungan antara air bersih dan kejadian diare balita merupakan "Water Washed Mechanism" disamping itu, ada kemungkinan lain yang dapat diungkapkan yaitu "Water Borne Mechanism", namun hal ini masih perlu ditegaskan dengan pemeriksaan bakteriologis air.
Dengan demikian disarankan kepada masyarakat setempat untuk mengupayakan dalam pengadaan air bersih yang mencukupi dan kualitas yang memenuhi syarat kesehatan untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari disamping memiliki serta memelihara sarana jamban.

Diseases which require the greatest attention are those that lead to high rates of morbidity and mortality, especially among children and people at productive age. A typical example is diarrhea.
Research is therefore needed to identify factors which influence diarrhea in children under five years of age such as water supply and excreta disposal.
This research uses secondary data from Puslitbang, Ministry of Health, and "cross sectional" data collected in Kabupaten Belu, NTT Province. It is designed as a "case control" study.
The case study involves households where child diarrhea is present and the control group consists of households in the same area where child diarrhea is not present.
The data analysis involved 49 eases of child diarrhea and 260 control samples. There were 11 independent variables and 1 dependent variable that was child diarrhea.
Logistic regression multivariate analysis was used to determine the magnitude of influence the risk factor variables on the dependent variable.
Using bivariate analysis it is shown that there are factors which can increase the diarrheal risk in children. These factors include water quality, the condition of latrines and indirect factors such as the number of household members and the level of household prosperity.
This research intends to investigate the impact of water supply and excreta disposal on child diarrhea on a village scale. From this research, it can be shown that the connection between water supply and child diarrhea is "water washed mechanism" as well. However, the latter needs to be proven by water bacteriological analysis.
It is therefore suggested that the local community provide a potable water storage capacity sufficient to meet their daily needs and that latrines are properly maintained.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiyatuz Zahrah
"Pendahuluan: Sebagian besar kematian pada balita di negara berkembang diakibatkan oleh penyakit diare. Indonesia sebagai negara berkembang juga berpotensi mengalami kejadian ini. Kejadian diare yang dialami balita dapat dicegah dengan pola hidup bersih dan sehat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tingkat pengetahuan mencuci tangan pada ibu yang memiliki balita pertama dengan kejadian diare pada balita di kecamatan Cimanggis. Metode pada penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan responden sebanyak 378 orang di kecamatan Cimanggis yang dipilih menggunakan metode purposive sampling. Hasil analisis menunjukkan tingkat pengetahuan mencuci tangan cukup pada ibu sebanyak 106 (28%) dengan 101 (26.7%) balitanya mengalami kejadian diare. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian diare pada balita (p-value < 0.05). Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menganalisis lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang cuci tagan pada ibu.

Introduction: Most deaths in children under five years old in developing countries are caused by diarrheal diseases. Indonesia as a developing country also has the potential to experience this incidence. The incidence of diarrhea experienced by children under five years old can be prevented by a clean and healthy lifestyle. This study aimed to see the relationship between the level of knowledge of hand washing in mothers who have their first children under five years old with the incidence of diarrhea in children under five years old in Cimanggis sub-district. Method This study used a cross sectional design with 378 respondents in Cimanggis sub-district who were selected using purposive sampling method. The results showed that the level of knowledge of sufficient handwashing in mothers was 106 (28%) and was 101 (26.7%) children under five years old experienced diarrhea. There was a significant relationship between level of knowledge and the incidence of diarrhea in children under five years old (p-value < 0.05). Future research are expected to further analyze the factors that influenced the level of knowledge of knowledge of washing hands in mothers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Hartati
"Pemenuhan kebutuhan cairan pada anak diare dengan dehidrasi sedang-berat sangat dibutuhkan karena penanganan awal dehidrasi sangat menentukan dalam mencegah komplikasi akibat dehidrasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan perawat dalam pemenuhan kebutuhan cairan pada pasien anak dengan dehidrasi sedang-berat. Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik pengambilan quota sampling dengan jumlah responden 66 perawat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 7,6% perawat yang memiliki pengetahuan baik. Penelitian ini merekomendasikan agar perawat lebih meningkatkan pengetahuannya melalui pendidikan dan pelatihan tentang peningkatan pengetahuan perawat sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

Meeting the needs of liquid in children diarrhea with moderate-severe dehydration is needed because early treatment is crucial in preventing dehydration complications. This study aims to describe the knowledge of nurses in meeting the needs of the fluid in pediatric patients with moderate to severe dehydration. A descriptive method with quota sampling technique was applied to 66 nurses. The results showed that only 7.6% are knowledgeably of dehydration prevention. This study recommends continuing education and training to increase nurses knowledge as efforts to improve the quality of nursing care.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S57605
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>