Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 204222 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Mentari Sofyan P.
"Wasting merupakan salah satu masalah kurang nutrisi yang umum terjadi di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kondisi tersebut adalah lingkungan yang kurang bersih, fasilitas kesehatan yang kurang memadai, asupan makanan yang tidak adekuat, dan riwayat penyakit. Umumnya wasting menyerang populasi anak-anak yang sebelumnya mengalami malnutrisi kronik seperti stunting. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk prevalensi risiko wasting dan hubungannya dengan risiko stunting.
Penelitian tersebut dilakukan dengan rancangan observasional cross-sectional. Sasaran penelitian ini adalah anak usia 3 hingga 9 tahun yang dipilih dengan cara metode total sampling dan dilakukan di Pesantren Tapak Sunan, Condet, Jakarta, pada bulan Januari 2011. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data diri subjek, tinggi badan, dan berat badan. Data tersebut diolah dan dianalisis dengan SPSS dan Epi Info menggunakan uji Fisher.
Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa prevalensi risiko wasting sebesar 12% dan prevalensi risiko stunting sebesar 8%. Selain itu, didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara risiko wasting dan risiko stunting (p=1). Hal ini dikarenakan penderita risiko wasting kemungkinan tidak mengalami stunting sebelumnya.

Malnutrition has been one of the worst health problems since a very long time ago. Wasting cases are most likely to occur in developing or third world countries, such as Indonesia. There are many factors that could lead to wasting problem, such as unhealthy environment, poor healthcare facilities and infrastructures, poor nutrition intake, and bad health record. Wasting has higher possibility to occur while someone has been suffering from stunting.
Therefore, the prevalence of wasting risk and the association with stunting risk will be studied further in this research which was conducted at Tapak Sunan Islamic boarding School, Condet, Jakarta on January, 2011 by applying cross-sectional observational method. The data was gathered and obtained from interviews including height and weight measurements of 3 to 9 years old children who were selected by total sampling method. SPSS (Fisher test) and Epi Info were used to process and analyze the data from the research.
It revealed that the prevalence of wasting risk was 12%, while the stunting risk was 8%. Moreover, there was no association between wasting risk and stunting risk (p=1). It is because the subject suffering wasting risk might not suffer from stunting before.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfiani Mar Atussalehah
"Jumlah kasus risiko stunting di Indonesia pada tahun 2008 adalah 33 2 dari total jumlah anak di Indonesia tahun 2011 dinyatakan sepertiganya tergolong stunting Stunting merupakan kurang gizi yang kronis terjadi sejak dalam kandungan dan awal kelahiran sehingga dapat teridentifikasi pada usia tertentu Dampak dari stunting adalah produktifitas menjadi rendah ketika dewasa sehingga berpengaruh pada kemajuan bangsa
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prevalensi risiko stunting dan hubungannya dengan usia dan jenis kelamin guna menentukan tindakan untuk menangani masalah tersebut Rancangan penelitian ini adalah studi cross sectional Data yang dikumpulkan pada tanggal 19 Januari 2011 di Pesantren Tapak Sunan Condet berupa data antropometri tinggi badan anak usia 3 9 tahun Data selanjutnya dianalisis untuk mengetahui hubungan usia dan jenis kelamin dengan risiko stunting Hasilnya menunjukkan dari 50 subjek 28 laki laki dan 22 perempuan 4 anak berisiko stunting yakni usia 3 6 tahun sebanyak 1 anak 2 3 dan usia 7 9 tahun 3 anak 42 9 2 laki laki 7 1 dan 2 perempuan 9 1
Berdasarkan uji chi square disimpulkan terdapat hubungan yang bermakna antara usia dengan risiko stunting p 0 001 namun tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan risiko stunting p 0 801 Adanya hubungan antara usia dengan resiko stunting karena pada usia 3 9 tahun terdapat perlambatan pertumbuhan sehingga kemungkinan untuk munculnya risiko stunting yang telah terjadi sejak dalam kandungan atau lahir lebih teridentfikasi.

The prevalence of stunting risk in Indonesia on 2008 is 33 2 while in 2011 of all children in Indonesia one third of them is classified as stunted Stunting is a chronic nutrition disorder which happened since pregnancy and new born baby that caused stunting can be detected in any period age Stunting lowers the children productivity after they grow into adults and affects the national development
The aim of this research is to know the prevalence of stunting risked children and its relation with age and sex so the problem can be solved This research used cross sectional design The data which was collected on 19 January 2011 is an anthropometric data in this term body height from children aged 3 9 years old Then the data was analyzed to determine the relation between the age cluster and sex with stunting risk From 50 children 28 boys and 22 girls observed the result shows that 4 children are at risk of stunting one's 3 6 years old age cluster child 2 3 and three's 7 9 years old age cluster children 42 9 besides that 2 boys 7 1 and 2 girls 9 1 are at risk of stunting
By using chi square test we can conclude that there is a significant association between age cluster and risk of stunting p 0 001 but there isn't any significant association between sex and risk of stunting p 0 801 The relationship of age and stunting risked in 3 9 years old is caused by the children growth deceleration in that period is easier to be identified.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdulla Emir Pramudya
"Wasting adalah suatu keadaan kekurangan gizi akut yang banyak terdapat di daerah dengan sosial ekonomi rendah yang dapat disebabkan oleh asupan nutrisi yang inadekuat dan adanya penyakit Di Indonesia prevalensi wasting pada tahun 2010 adalah 13 3 sementara prevalensi wasting di DKI Jakarta pada tahun 2010 adalah 11 3 Wasting dapat mengakibatkan berbagai permasalahan serius pada anak bahkan dapat meningkatkan risiko kematian anak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi anak berisiko wasting pada santri usia 3 9 tahun di Pesantren Tapak Sunan dan faktor faktor yang berhubungan Penelitian ini menggunakan desain cross sectional di Pesantren Tapak Sunan Jakarta Timur yang melibatkan 28 anak laki laki dan 22 anak perempuan Data diambil pada tanggal 19 Januari 2011 yaitu jenis kelamin usia tinggi badan dan berat badan Data dianalisis dengan program SPSS menggunakan uji Fischer Exact Test
Hasilnya menunjukkan prevalensi anak berisiko wasting di Pesantren Tapak Sunan adalah 12 Selain itu anak laki laki memiliki risiko wasting yang lebih besar dibandingkan dengan anak perempuan dan anak pada kelompok usia 3 6 tahun memiliki risiko wasting yang lebih besar dibandingkan dengan anak pada kelompok usia 7 9 tahun Tidak terdapat hubungan bermakna antara anak berisiko wasting dengan jenis kelamin p 0 160 demikian juga dengan kelompok usia p 0 616 Disimpulkan prevalensi anak berisiko wasting di pesantren Tapak Sunan tergolong cukup tinggi dan perlu mendapat perhatian.

Wasting is a malnutrition which can be found mostly in an area with low sosioeconomic level which can be caused by inadequate nutrition and disease The prevalence of wasting in Indonesia is 13 3 in 2010 In the same year the prevalence of wasting in DKI Jakarta is 11 3 Wasting can caused many serious problems for children Moreover it can increase the children's death risk
The goal of this study is to know the prevalence of wasting risk in students aged 3 9 years in Tapak Sunan boarding school and its related factors This study uses cross sectional design in Tapak Sunan Boarding School East Jakarta involving 28 boys and 22 girls The data was taken on 19th January 2011 by examining sex age height and weight The data was processed by SPSS using Fischer Exact Test
The result shows that the wasting risk prevalence in Tapak Sunan Boarding School is 12 In addition boys have a bigger risk for wasting than girls while the 3 6 years old children have a bigger risk for wasting than the 7 9 years old children There isn't any association between wasting risk and sex P 0 160 and there isn't any association between wasting risk and age cluster either P 0 616 In conclusion the children with wasting risk prevalence in Tapak Sunan Boarding School is high enough and needs a serious attention.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizal Hidayatullah
"Indonesia merupakan salah satu negara yang memilki penduduk dengan status gizi rendah. Data Riskesdas menunjukkan bahwa 13,3% anak laki-laki dan 10,9% anak perempuan berada dalam status gizi kurang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui apakah status gizi tersebut berhubungan dengan asupan lemak yang dikonsumsi. Penelitian ini dilakukan pada kelompok remaja yang berusia 13-18 tahun. Quesioner food-record diisi oleh responden selama 3 hari dalam 1 minggu yaitu dari tanggal 15 Januari 2011 sampai 22 Januari 2011 digunakan untuk mengetahui asupan lemak dan data pengukuran Indeks Massa Tubuh digunakan untuk menentukan status gizi. Responden dalam penelitian ini berjumlah 90 orang. Dari 90 responden tersebut, terdapat 1 (1,1%) responden dengan status gizi kurang, 64 (71,1%) responden dengan status gizi cukup, dan 25 (27,8%) responden dengan status gizi lebih. Dengan uji Kolmogorov-Smirnov, didapatkan hasil bahwa dalam penelitian ini tidak ditemukan hubungan antara asupan lemak dengan status gizi (p=0,736).

Malnutrition continues to be a primary cause of ill health and mortality among children in developing countries like Indonesia. Riskesdas showed that 13.3% males and 10.9% females under 18 years of age in Indonesia were under-nutrition. In the present study, an attempt was made to find the prevalence of under-nutrition among school children 13-18 year age group and its association with fat intake. Nutritional status of the children was assessed by measuring Body Mass Index (BMI) and their fat intake for three day (Januari 15-22, 2011) was recorded using food-record questionnaire. A total 90 students were randomly selected from the study area. Among 90 students, 1.1% students were found to be undernutrition, 71.1% normal, and 27.8% overnutrition. There was no significant difference (Kolmogorov-Smirnov p>0.05) between prevalence of under-nutrition and fat intake. It was concluded that the prevalence of under-nutrition among school children 13-18 year age group was not associated with fat intake."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nessya Nazzala
"Anemia adalah kondisi konsentrasi hemoglobin atau jumlah sel darah merah di bawah normal berdasarkan kelompok umur jenis kelamin dan kehamilan Kejadian anemia di Indonesia masih cukup banyak terutama pada anak anak Tingginya prevalensi anemia di negara berkembang seperti Indonesia berhubungan dengan tingginya kejadian malnutrisi akibat rendahnya kemampuan ekonomi Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi anemia dan hubungannya dengan risiko wasting pada anak usia 3 sampai 9 tahun di Pesantren Tapak Sunan Condet Jakarta Rancangan penelitian ini adalah studi cross sectional Penelitian dilakukan pada tanggal 19 Januari 2011 dengan metode pemilihan sampel total sampling Data yang dikumpulkan berupa usia jenis kelamin berat badan tinggi badan dan kadar Hb Data data tersebut kemudian diolah menggunakan Epi Info dan SPSS Dari penelitian ini didapatkan bahwa dari 50 subjek penelitian mayoritas berjenis kelamin laki laki 56 dan berusia 3 6 tahun 86 Dari 50 subjek 13 di antaranya menderita anemia 26 dan enam di antaranya mengalami risiko wasting 12 Satu dari enam anak dengan risiko wasting juga menderita anemia 16 67 Uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara risiko wasting dengan prevalensi anemia p 0 578

Anemia is a condition when the hemoglobin concentration or the amount of red blood cells is below the normal level in terms of age cluster sex and pregnancy In Indonesia anemia is one of the major problem especially in children High number of anemia prevalence in the developing nation such as Indonesia is related to the high number of malnutrition as the cause of the low economic level This study aims to find out the prevalence of anemia and its association with mild wasting in 3 9 years old children at Tapak Sunan Islamic Boarding School Condet Jakarta The cross sectional design was used in this research and the sample was chosen by total sampling The data which include age sex body weight body height and hemoglobin concentration was taken on 19th January 2011 After that the data is processed by using Epi Info and SPSS From 50 subjects involved in this study 56 are male and 86 are 3 6 years old chidren 13 subjects 26 are suffered from anemia while 6 subjects 12 are suffered from mild wasting Besides that one of six children with mild wasting 16 67 is also suffered from anemia The chi square test shows that there is no significant association between mild wasting and the prevalence of anemia p 0 578
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faizah Khusnayain Wijayanti
"Anemia merupakan suatu masalah bagi negara berkembang seperti Indonesia. Pada anak-anak, anemia telah diketahui berdampak pada perkembangan kognitif dan keterlambatan pertumbuhan. Pertumbuhan anak yang terhambat berdasarkan tolak ukur usia sebagai dampak dari anemia disebut stunting. Istilah risiko stunting dalam penelitian ini mengacu kepada HAZ score berdasarkan standar dari NCHS yakni antara -1,1 hingga -2. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dan melibatkan seluruh populasi terjangkau (total sampling) pada anak usia 3-9 tahun di pesantren Tapak Sunan Condet pada tahun 2011. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui prevalensi anemia dan hubungannya dengan risiko stunting. Dari penelitian ini didapatkan data hasil pengukuran tinggi badan, tanggal lahir untuk menentukan usia, dan kadar hemoglobin. Hasilnya, 13 (26%) anak menderita anemia dan 1 dari 13 penderita anemia terkena risiko stunting. Hasil analisis statistik chi-square menunjukkan tidak adanya hubungan bermakna antara anemia dengan risiko stunting (p=0,962).

Anemia has been known as one of the worst health problems in develop country, such as Indonesia. Based on study, anemia has impact on children’ cognitive development and growth failure. Children growth failure related age is called stunting. The term of mild stunting is derivated from HAZ score based of NCHS standard which is between -1,1 to -2. This study, which use cross sectional design and included 50 children aged 3 to 9 years old, was held in Pesantren Tapak Sunan in 2011. This study has goal which are to determine the prevalence of anemia and its association with mild stunting. This study use data of height of the children, their date of birth to determine thier age, and hemoglobin levels. The result, 13 (26%) children was known suffering anemia and 1 of 13 of them was in mild stunted. The result of statistic analyze used chi-square showed there was no association between anemia and mild stunting (p=0,962).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eli Novi
"Anemia merupakan salah satu masalah utama di Indonesia Prevalensi anemia di Indonesia cukup tinggi terutama pada anak usia dibawah 5 tahun Pada umumnya prevalensi anemia lebih tinggi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki laki Anemia memberikan dampak pada proses tumbuh kembang anak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi anemia dan faktor faktor yang berhubungan pada anak usia 3 9 tahun Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional Penelitian dilakukan di Pesantren Tapak Sunan Condet pada tanggal 19 januari 2011 Sampel pada penelitian ini adalah anak usia 3 9 tahun Pemilihan sampel dilakukan dengan total sampling dengan total sampel yang didapat yaitu 51 anak Data yang digunakan adalah data primer yaitu usia jenis kelamin dan kadar hemoglobin Variabel terikat yaitu anemia dan variabel bebas yaitu usia dan jenis kelamin Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi anemia pada anak usia 3 9 tahun sebesar 25 5 dengan rincian pada anak usia 3 6 tahun sebesar 25 dan pada anak usia 7 9 tahun sebesar 28 6 sementara prevaleni anemia pada anak perempuan sebesar 39 1 dan anak laki laki sebesar 14 3 Berdasarkan uji statistik dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara usia dengan anemia Fisher p 1 000 tetapi terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan anemia Chi square p 0 043 Prevalensi anemia pada penelitian ini masih tinggi Oleh karena itu untuk mengurangi prevalensi tersebut perlu dilakukan upaya perbaikan gizi terhadap anak dengan memberikan zat gizi mikro seperti vitamin A vitamin B9 vitamin B12 dan zat besi

Anemia is a serious public health problem in Indonesia It is commonly affecting 1 to 4 years old children Generally prevalence of anemia is higher in girls than boys Anemia is negatively impacts children growth and develpoment This study aims to determine the prevalence of anemia and its associated factors This study used cross sectional survey The sample included 51 children aged 3 to 9 years old in Tapak Sunan Condet 2011 The data that used are age sex and hemoglobin concentration Dependent variable is anemia and independent variable are age and gender Result revealed that 25 5 of 3 to 9 years old chidren were anemia Anemia prevalence was lower in 3 6 years old children 25 than 7 9 years old children 28 6 The prevalence of anemia is higher in girls 39 1 than boys 13 9 Age of the children was not significantly associated with anemia Fisher p 1 000 Meanwhile sex of the children was significantly associated with anemia Chi square p 0 043 The control of anemia should be considered as serious health problem in Indonesia Micronutrient intake of children such as vitamin A vitamin B9 vitamin B12 and iron should be increased to overcome this problem"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Fahlevi
"Gizi kurang masih menjadi persoalan yang tak kunjung usai di Indonesia. Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar 2007, prevalensi gizi kurang pada anak-anak mencapai 13,3% untuk laki-laki dan 10,9% untuk perempuan. Status gizi kurang berkaitan erat dengan asupan zat gizi yang dikonsumsi. Karbohidrat sebagai sumber energi utama berperan besar dalam status gizi. Hal ini mendasari perlunya mengetahui prevalensi gizi kurang dan melihat hubungannya dengan asupan karbohidrat yang dikonsumsi sehingga dapat dijadikan evaluasi. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional. Pengambilan data dilakukan dengan teknik probability sampling. Jumlah responden berjumlah 90 orang.
Hasil penelitian menunjukkan sebaran responden tertinggi pada kelompok usia 13-15 tahun (55,6%) dan lebih banyak laki-laki (52,2%). Sebagian besar responden memiliki status gizi baik (71,1%), 27,8% dengan status gizi lebih dan hanya 1,1% yang berada pada status gizi kurang. Ditinjau dari energi rekomendasi AKG, asupan karbohidrat seluruh responden berada pada kategori kurang, sedangkan jika ditinjau dari energi total yang dikonsumsi, hanya 61,1% responden yang berada pada kategori kurang. Uji kolmogorov-smirnov menunjukkan hubungan yang tidak bermakna antara status gizi dengan asupan karbohidrat (p=0,494).

Undernutrition continues to be a problem in Indonesia. Based on Riskesdas 2007, prevalence of undernutrition among children reached 13.3% for boys and 10.9% for girls. Nutritional status is depends on nutrient intake. Carbohydrates plays a major role in the nutritional status as a main source of energy. This reason underlies the importance to know the prevalence of undernutrition and its relationship to carbohydrate intake. The design of this study was a cross-sectional. Data were collected by probability sampling technique. The total respondents of this research are 90 people.
The results showed the highest distribution of respondents are in the age group 13-15 years (55.6%) and more than a half of them are boy (52.2%). Most respondents had a good nutritional status (71.1%), 27.8% respondents with overnutrition status and only 1.1% respondents were located in undernutrition status. Based on the energy recommendation of RDA, carbohydrate intake all respondents were in the low category. Meanwhile when carbohydrate intake compared with total energy consumed, percentage of respondents who are in the low category are 61,1%. Kolmogorov-Smirnov test showed a non-significant relationship between nutritional status with carbohydrate intake (p=0.494).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umaima Kamila
"Latar Belakang : Masalah status gizi kurang masih menjadi salah satu problem kesehatan yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia hingga saat ini. Berbagai program telah dicanangkan oleh pemerintah untuk menanggulanginya namun belum membuahkan hasil. Untuk menyelesaikan masalah status gizi diperlukan pemahaman yang mendalam atas faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi, dimana salah satunya adalah asupan kalori harian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan asupan kalori harian.
Metode : Penelitian ini dilakukan terhadap 73 orang anak usia sekolah di Yayasan Kampung Kids dengan menggunakan desain cross-sectional. Data yang diambil meliputi jenis kelamin, usia, berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh dan asupan nutrisi harian. Status gizi diukur dengan menggunakan persentil kurva Center for Disease Control (CDC) sedangkan asupan nutrisi harian dengan metode wawancara. Selanjutnya dicari hubungan antara keduanya dengan menggunakan software SPSS 11.5.
Hasil : Rerata tinggi badan (132,09cm) dan berat badan (27,07kg) responden tidak ideal berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2004. Responden umumnya memiliki status gizi normal berdasarkan ketiga status gizi yaitu 50,7% (BB/U), 71,2% (TB/U), dan 63 % (IMT). Mayoritas responden mendapatkan asupan nutrisi harian yang normal (60,3%). Analisis variabel dengan menggunakan two sample Kolmogorov-Smirnov test untuk menentukan hubungan antara status gizi dan asupan nutrisi harian adalah p=1,000 (BB/U)., p=0,461(TB/U), dan p=0,799 (IMT).
Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan bermakna antara asupan kalori harian dan status gizi pada anak usia sekolah di Yayasan Kampung Kids.

Background : Nutritional Problem has been one of many health problems which are faced by Indonesian people until now. Various programmes have been launched by the government to overcome this problem but still have not get significant result. To handle this nutritional problem, we need to understand completely about all factors influnce the nutritional status. One of those key factors is daily calorie intake.
Method: This research conducted on 73 schoolaged children who were registered in KampungKids Foundation using crosssectional method. Data collected were gender, age, weight, height, body mass index (BMI) and daily calorie intake. Nutritional status was measured by using CDC percentile curve. In other hand, daily calorie intake data were collected by interviewing. The data then were analyzed with SPSS 11.5 software.
Result : The height average (132,09cm) and weight average (27,07kg) were not ideal according to Nutritional Sufficiency Value (AKG) 2004. Most of the respondent had normal nutritional status for all indicators : 50,7% for (Body Weight/Age), 71,2% for (Body Height/ Age), and 63% for (BMI/Age). Most of respondents had normal daily calorie intake (60,3%). Analysis of variables using two sample Kolmogorov-Smirnov test to find the association between daily calorie intake and nutritional status gave results, p=1,000 (BW/A), p=0,461(BH/A), and 0,799 (BMI).
Conclusion : There is no significant association between daily calorie intake and nutritional status among school-aged children in Kampung Kids Foundation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Nur Kumalasari
"Perkembangan motorik merupakan salah satu aspek perkembangan penting bagi anak-anak karena melalui perkembangan motorik, anak mempelajari lingkungan dan memiliki pengalaman baru yang dapat menstimulasi hubungan di antara sel-sel saraf anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perkembangan motorik serta faktor-faktor yang berhubungan dengan perkembangan motorik pada anak umur 7-36 bulan di Kelurahan Pademangan Barat, Jakarta Utara.
Desain penelitian yaitu desain studi cross sectional, dengan sampel 134 anak berumur 7-36 bulan yang terdapat di Kelurahan Pademangan Barat, Jakarta Utara Bulan April-Mei 2014. Variabel yang diteliti meliputi stunting,wasting, asupan zat gizi (energi, protein, zat besi), ASI eksklusif, penyakit infeksi (diare dan ISPA), pengetahuan, serta stimulasi perkembangan sebagai variabel independen dan sebagai variabel dependen adalah perkembangan motorik. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara menggunakan kuesioner dan formulir food recall 2x24 jam, pengukuran antropometri berat badan dan tinggi badan, serta penilaian perkembangan motorik dengan formulir Denver II. Analisis statistik yang digunakan adalah uji chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak berumur 7-36 bulan yang mengalami keterlambatan perkembangan motorik di Kelurahan Pademangan Barat, Jakarta Utara berjumlah 17,2%. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara severely stunting/ sangat pendek, wasting/ kurus, asupan energi, penyakit diare, serta stimulasi perkembangan dengan perkembangan motorik.
Berdasarkan penelitian tersebut, setiap ibu balita serta anggota keluarga lainnya diharapkan dapat berperan mendukung tumbuh kembang anak dengan pemberian nutrisi, pemantauan status gizi, penerapan lingkungan sehat, dan pemberian stimulasi yang tepat. Selain itu, para petugas kesehatan diharapkan dapat meningkatkan edukasi kepada keluarga, khususnya para ibu balita tentang pentingnya pemantauan status gizi dan pemberian stimulasi perkembangan untuk anak.

Motor development is one of the important aspect in children?s development. Through the attainment of motor skill, children start to explore their environment and engage with their new experiences that stimulate the neurogical synapses. This research purposed to analyze the relationship between stunting, wasting, nutition intake (energy, protein, iron), exclusive breastfeeding, infectious disease (diarrhea and acute respiratory infection), mother?s knowledge, and stimulation with motor development among children 7-36 months of age in Subdistrict of Pademangan Barat, North Jakarta.
This research used cross sectional study design with purposive sampling and 134 actual subjects in 7 maternal and children health care center in Subdistrict of Pademangan Barat, North Jakarta on April ? May 2014. The dependent variable is motor development and the independent variables are stunting, wasting, nutrition intake (energy, protein, iron), exclusive breastfeeding, infectious disease (diarrhea and acute respiratory infection), mother's knowledge, and stimulation. The data were collected through interview by using questionnaire and food recall sheet, anthropometric measurement (height and weight), and examine motor development by using Denver II sheet. Data analysis was performed using chi square test. The result showed that 17,2% of children have motor development delay.
The result of bivariate analysis showed that there was an association between severely stunting with children?s motor development. There were also significant association between wasting, energy intake, diarrhea, and stimulation with children?s motor development.
From this study, we suggest that mother and other family have to support the children?s development by providing adequate nutritious food, better stimulation, health environment, and maintaining nutritional status of the children. The health care workers are also required to provide and promote more information about children?s development for mother dan the family.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56752
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>