Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 228830 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurmayanti
"Pengukuran tekanan darah secara rutin pada remaja jarang dilakukan sehingga kasusnya jarang yang terdeteksi, salah satunya karena keterbatasan alat dan keterampilan mengoperasikan sphygmomanometer. Hipertensi pada remaja berdampak pada terjadinya hipertensi pada masa dewasa dan CVD pada usia relatif dini. Sehingga diperlukan pengukuran pengganti yang akurat, sederhana dan mudah sebagai pengganti pengukuran tekanan darah menggunakan sphygmomanometer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ukuran pengganti yang memiliki validitas optimal dalam mendeteksi kasus prehipertensi dan cut-off point-nya.
Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan teknik total sampling pada siswa/i kelas XI dengan jumlah sampel 110 remaja terdiri atas 56 laki-laki dan 54 perempuan dilakukan bulan maret 2014. Prevalensi Hipertensi di SMAK 2 Penabur Jakarta adalah 15% dengan rincian 21,4% pada laki-laki dan 9,3% pada perempuan.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa pada laki-laki, lingkar pinggang dengan cut off 72,82 cm merupakan ukuran alternatif terbaik untuk memprediksi prehipertensi sistolik, Sedangkan lingkar pinggul dengan cut off 93,25 cm untuk prehipertensi diastolik. Sedangkan pada perempuan, IMT dengan cut off 23,08 cm merupakan ukuran alternatif terbaik untuk memprediksi prehipertensi sistolik, Sedangkan RLPT dengan cut off 0,44 untuk prehipertensi diastolik.

Routine blood pressure measurement are rarely performed in adolescent because of the limitations of the tools and skills to operate sphygmomanometer. Though hypertension in adolescents have an impact on the occurrence of hypertension in adulthood and the emergence of CVD at a relatively early age. So we need a replacement for measurement that accurate, simple and easy to perform as a replacement for blood pressure measurement using sphygmomanometer. This study aims to determine the validity of measurement that has an optimal validity in detecting cases of hypertension.
The study's design was cross-sectional with a total sampling on student class XI with 110 student samples consist of 56 boys and 54 girls was conducted in March 2014. Prevalence of hypertension in SMAK 2 Penabur Jakarta is 15% which 21.4% on the details of boys and 9.3% in girls.
This study concluded that in boys, a waist circumference which has cut off 72,82 cm is the best alternative measurement to predict systolic pre-hypertension, while hip circumference which has cut off 93,25 cm for diastolic pre-hypertension. Whereas in girls, BMI which has cut off 23,08 is the best alternative measurement to predict systolic pre-hypertension, while WHtR which has cut off 0,44 for diastolic pre-hypertension."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S56059
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Fajria
"Pengukuran tekanan darah menggunakan mercury sphygmomanometer memiliki keterbatasan antara lain hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih serta harga alat yang cenderung mahal sehingga dibutuhkan pengukuran alternatif lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas pengukuran antropometri berupa IMT, lingkar pinggang, dan RLPT terhadap tekanan darah. Penelitian ini berlangsung pada bulan Februari hingga Juli 2017. Desain yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah sampel 89 laki-laki dan 77 perempuan yang diambil menggunakan teknik systematic random sampling pada pegawai IPSK LIPI Jakarta. Uji korelasi dan ROC dilakukan untuk mengetahui pengukuran terbaik sebagai alternatif pengukuran tekanan darah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa RLPT merupakan pengukuran dengan koefisien korelasi paling tinggi pada laki-laki dan lingkar pinggang pada perempuan. Pada laki-laki nilai koefisien korelasi RLPT terhadap tekanan darah yang didapatkan adalah r=0.378 untuk tekanan sistolik dan r=0.452 untuk tekanan diastolik dengan cut-off point 0.57, sedangkan pada perempuan koefisien korelasi lingkar pinggang terhadap tekanan darah yang didapatkan adalah r=0.467 untuk tekanan sistolik dan r=0.335 untuk tekanan diastolik dengan cut-off point 86.6 cm.
Berdasarkan hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa RLPT pada laki-laki dan lingkar pinggang pada perempuan merupakan pengukuran alternatif terbaik untuk mendeteksi hipertensi pada dewasa. Namun demikian, masih dibutuhkan penelitian lanjutan untuk memperkuat hasil validasi pengukuran antropometri terhadap tekanan darah dengan menggunakan ukuran antropometri lainnya, dan pada kategori usia yang berbeda.

Blood pressure measurements using mercury sphygmomanometer have some limitations, such as, can only be done by trained medical personnel and tend to be expensive, so the other alternative measurement are needed. This study aims to determine the validity of anthropometric measurements of BMI, waist circumference, and WHtR against blood pressure. This study was conducted between February July 2017. Design of this research is cross sectional with 89 men and 77 women samples taken using systematic random sampling technique on IPSK LIPI Jakarta employees. Correlation test and ROC curve analysis were performed the best measurement as an alternative blood pressure measurement.
The results show that WHtR is the highest action in men and waist circumference in women. The association of WHtR with blood pressure in man was r 0.378 for systolic and r 0.452 for diastolic pressure with cut off point 0.57, whereas in women association of waist circumference with blood pressure is r 0,467 for systolic pressure and r 0,335 for diastolic pressure with cut off point 86,6 cm.
Based on the results of this study, it was concluded that WHtR in men and waist circumference in women was the best alternative measure for detecting hypertension in adults. However, further research is needed to strengthen the anthropometric measurement validation results against blood pressure by using other anthropometric measures, and in different age categories.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69741
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afdhal Kurniawan
"Perancangan dan implementasi alat pemantauan tekanan darah otomatis atau biasa disebut tensimeter merupakan alat yang sangat familiar dalam layanan kesehatan dan menjadi parameter awal bagi seorang dokter dalam melakukan sebuah diagnosa penyakit terhadap pasiennya. Dengan adanya alat yang penulis buat maka dapat mempermudah dalam melakukan pemantauan serta diagnosa terhadap pasien. Terutama pasien yang berada dalam ruang ICU, ICCU, PICU dan NICU. Alat pengukur tekanan darah ini dapat bekerja secara otomatis dan terjadwal untuk mengukur sistol dan diastol. Setelah itu pada setiap pengambilan data tekanan darah maka akan tersimpan dalam sebuah database yang dapat diamati perubahannya. Dari hasil perbandingan nilai sistol dan diastol yang didapat oleh alat ini yang dibandingkan dengan tensimeter digital yang beredar dipasaran dalam hal ini menggunakan Omron hem-7130 diperoleh persentase deviasi yang tidak lebih dari 8%. Hal tersebut menunjukkan bahwa alat ini dapat diandalkan.

Design and implementation of automatic blood pressure monitoring devices or commonly called tensimeter is a tool that is very familiar in health care and is an initial parameter for doctors to diagnose their patients. This tool is made to diagnosis of patients specifically for patients in the ICU, ICCU, PICU and NICU rooms. Blood pressure gauges can work automatically and scheduled for systole and diastole. After that, any data obtained will be stored in a database and it can be observed. Results of the systole and diastole values obtained by this tool which are compared with the digital Omron hem-7130, the percentage of error is not more than 8%. this proves that this tool is reliable."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leonika Aryani
"Prevalensi overweight pada remaja semakin meningkat setiap tahunnya baik di negara maju maupun di negara berkembang termasuk Indonesia dan telah menjadi masalah kesehatan yang serius. Oleh sebab itu, dilakukan penelitian menggunakan desain studi cross-sectional mengenai perbedaan asupan (energi, protein, lemak, karbohidrat, dan serat), kebiasaan sarapan, aktivitas fisik, durasi tidur, dan pengetahuan gizi pada kejadian overweight siswa-siswi SMAK 2 PENABUR Jakarta sebelum dan setelah dikontrol oleh jenis kelamin. Uji statistik yang digunakan yaitu Chi Square yang melibatkan 121 responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 33,1% remaja mengalami overweight. Variabel yang memiliki perbedaan proporsi bermakna (P value ≤0,05) pada kejadian overweight sebelum dan setelah dikontrol oleh jenis kelamin antara lain asupan (energi, protein, lemak, dan karbohidrat), kebiasaan sarapan, aktivitas fisik, dan durasi tidur (OR. Oleh sebab itu, sangat diperlukan berbagai usaha baik dari pihak sekolah maupun pihak orang tua untuk lebih memperhatikan status gizi remaja salah satunya dengan mengadakan penimbangan berat badan secara rutin (minimal sekali dalam sebulan).

The prevalence of overweight in adolescents keep increasing every year either in developed countries or in developing countries including Indonesia and has become a serious health problem. Therefore, research using cross-sectional study design of the difference between dietary intake, breakfast habit, and other factors to overweight adolescents in PENABUR 2 Christian Senior High School Jakarta before and after controlled by sex. The statistical test used is the Chi Square involving 121 respondents.
The results showed that as many as 33.1% overweight adolescents. Variables that have significant differences in proportions (P value ≤0.05) in the incidence of overweight before and after controlled by sex were dietary intake (energy, protein, fat, and carbohydrate), breakfast habits, physical activity, and sleep duration. Therefore, it is necessary for both the school and the parents to pay more attention about adolescents’ nutritional status by at least conduct weighing program regularly at least once a month.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55938
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widyasuci
"Penelitian bertujuan untuk mengetahui ukuran pengganti yang memiliki validitas optimum dan mudah diaplikasikan untuk mendeteksi prehipertensi pada siswa/i kelas 10 dan 11 SMA Insan Cendekia Madani Tahun 2017. Design penelitian adalah cross sectional dengan total sampling. Penelitian menyimpulkan bahwa pada laki-laki, RLPP cut off 0,88 (sensitivitas 66,7%, spesifisitas 66,3% ) baik sebagai ukuran pengganti mendeteksi resiko prehipertensi sistolik, persen lemak BIA cut off 21,9% (sensitivitas 64,3%, spesifisitas 60,8%) cukup baik untuk prehipertensi diastolik, dan BIA cut off 21,9% (sensitivitas 63,6%, spesifisitas 62,2%) cukup baik untuk prehipertensi. Pada perempuan, RLPTB cut off 0,46 (sensitivitas 64,3%, spesifisitas 53,2%) cukup baik untuk mendeteksi resiko prehipertensi diastolik dan prehipertensi.

This study aims to determine the validity of measurements that has optimum validity in detecting prehypertension. The study design was cross sectional with total sampling of 10th and 11th grade students SMA Insan Cendekia Madani Year 2017. This study concluded that in boys, waist to hip ratio (WHR) cut off 0.88 (sensitivity 66.7%, specificity 66.3%) is a good alternative measurement for detecting systolic prehypertension, while BIA fat percentage cut off 21.9% (sensitivity 64.3%, specificity 60.8%) is fair for diastolic prehypertension, BIA cut off 21.9% (sensitivity 63.6%, specificity 62.2%) is fair for prehypertension. In girls, waist to height ratio (WHtR) cut off 0.46 (64.3% sensitivity, specificity 53.2%) is fair for detecting diastolic prehypertension and prehypertension.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48601
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Vitria Camelia
"ABSTRAK
Pengukuran tekanan darah menjadi sangat penting, karena banyak kasusnya yang tidak terdeteksi sehingga pengukuran tekanan darah secara rutin. Kasus pre hipertensi pada remaja cukup tinggi berdasarkan hasil dari Riskesdas tahun 2013 yaitu sebesar 5,3 . Diperlukan pengukuran pengganti yang akurat dan mudah sebagai pengganti alat pengukur tekanan darah. Tujuan penelitian untuk mengetahui ukuran pengganti yang memiliki korelasi dan validitas optimal untuk mendeteksi kasus pre hipertensi pada siswa-siswi SMA Islam Al-Azhar 3 Jakarta berserta cut-off point nya. Desain penelitian adalah cross sectional dengan teknik pengambilan sampel metode stratified random sampling. Penelitian dilakukan terhadap 180 siswa dan siswi kelas X dan XI yang terdiri dari 109 laki-laki dan 71 perempuan. Kesimpulannya IMT menurut umur menjadi ukuran antropometri pengganti terbaik untuk memprediksi prehipertensi pada remaja remaja dengan cut off point yang dapat digunakan yaitu 0,880 SD untuk remaja laki-laki dan 0,325 SD untuk perempuan.

ABSTRACT
Blood pressure measurement becomes very important, because many cases are not detected so that the blood pressure measurement routinely. Pre hypertensive cases in adolescents are quite high based on the results of Riskesdas in 2013 of 5.3 . An accurate and easy replacement measurement is needed instead of a blood pressure measuring device. The purpose of this research is to know the size of the substitution that has the correlation and the optimal validity to detect pre hypertension cases in the Islamic high school students of Al Azhar 3 Jakarta along with its cut off point. The research design was cross sectional with stratified random sampling method. The study was conducted on 180 students and students of class X and XI consisting of 109 men and 71 women. The IMT conclusion by age has been the best anthropometric replacement measure for predicting prehypertension in adolescent adolescents with cut off points that can be used ie 0.880 SD for male adolescents and 0.325 SD for women.
"
2018
S69831
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Rahmah Fadilah Shaumi
"Penelitian ini bertujuan untuk mencari ukuran pengganti yang mudah diaplikasikan dan memiliki validitas optimum untuk mendeteksi prehipertensi pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan sampel siswa-siswi kelas 10 dan 11 SMA Sejahtera 1 Kota Depok yang kelasnya dipilih menggunakan simple random sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Mei 2019 dengan jumlah sampel sebanyak 145 orang. Berdasarkan nilai Area Under Curve (AUC), RLPTB dan IMT/U memiliki nilai prediksi paling tinggi terhadap tekanan darah siswa-siswi SMA Sejahtera 1 Kota Depok. RLPTB memiliki sensitivitas 100% dan spesifisitas 78,1% dalam memprediksi peningkatan tekanan darah laki-laki serta memiliki sensitivitas 100% dan spesifisitas 73,7% dalam memprediksi peningkatan tekanan darah perempuan. Selain itu, IMT/U juga dapat dijadikan ukuran pengganti untuk mendeteksi kenaikan tekanan darah siswa-siswi SMA Sejahtera 1 Kota Depok dengan nilai cut off 1,6 untuk memprediksi kenaikan tekanan darah laki-laki dan 1,1 untuk memprediksi kenaikan tekanan darah perempuan. IMT/U memiliki sensitivitas 100% dan spesifisitas 76,6% dalam memprediksi peningkatan tekanan darah laki-laki serta memiliki sensitivitas 100% dan spesifisitas 63,2% dalam memprediksi peningkatan tekanan darah perempuan. IMT/U merupakan ukuran yang sangat mudah diaplikasikan yaitu dengan mengukur tinggi badan dan berat badan.

The purpose of this study is to determine alternative measurement that easy to apply and has optimum validity to detect prehypertension in adolescents. The study design was cross sectional with 10th and 11th grade students Sejahtera 1 Senior High School of Depok as the sample which the classes were selected using simple random sampling. The study was conducted in March-May 2019 with a total sample of 145 people. This study concluded that waist to height ratio (WtHR) and body mass index (BMI) have the highest predictive value for student's blood pressure. WtHR cut off value was 0.5 to predict a rise in male and female blood pressure. WtHR has a sensitivity of 100% and a specificity of 78.1% in predicting an increase in male blood pressure and has a sensitivity of 100% and specificity of 73.7% in predicting an increase in female blood pressure. Furthermore, BMI cut off value was 1,6 to predict a rise in male blood pressure and 1,1 to predict a rise in female blood pressure. BMI has a sensitivity of 100% and a specificity of 76,6% in predicting an increase in male blood pressure and has a sensitivity of 100% and specificity of 63,2% in predicting an increase in female blood pressure. BMI is a measurement that easy to be applied by measuring body height and body weight."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laras Sito Ayu
"Tesis ini merupakan penelitian cross sectional yang bertujuan membuat model prediksi persen lemak tubuh untuk remaja laki-laki usia 12-19 tahun (n = 111), dengan melakukan studi validasi pengukuran antropometri dan model Prediksi (Slaughter, Deurenberg, Lee dan Chan) terhadap persen lemak tubuh BIA. Pada penelitian ini juga menjelaskan korelasi antara pengukuran antropometri (IMT WHO, skinfold thickness dan lingkar pinggang) serta model prediksi (Slaughter, Deurenberg, Lee dan Chan) dengan persen lemak tubuh BIA. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik stratified proportional. Penelitian ini dilakukan pada siswa MTs dan MA. Multiteknik Yayasan Asih Putera kelas 7-12.
Hasil penelitian menunjukkan IMT WHO memiliki korelasi paling kuat dengan persen lemak tubuh BIA (r = 0,804) diantara pengukuran antropometri yang digunakan. Model Prediksi IMT WHO memilki sensitivitas paling tinggi yaitu 94%, diikuti dengan model prediksi IMT WHO dan umur (94%) dan model prediksi Sitoayu. Seluruh variabel memiliki korelasi yang signifikan dengan persen lemak tubuh BIA (p < 0,0005). Hasil analisis multiregresi menunjukkan variabel yang dominan adalah IMT WHO, skinfold thickness, dan umur dengan model prediksi persen lemak tubuh baru (Sitoayu) = 23,28 + 1,56*IMT WHO + 0,13*ST - 0,62*U. Model prediksi ini memiliki AUC 0,937 dan nilai sensitivitas yaitu 84%.

The primary purpose of this cross-sectional study to develop percentage body fat prediction model for boys aged 12-19 years (n = 111), by conducting a validation study anthropometric measurements and predictions model of body fat percentage (Slaughter, Deurenberg, Lee and Chan) to percent body fat BIA. In this study also examined the correlation between anthropometric measurements (WHO BMI, skinfold thickness and waist circumference) and predictions model (Slaughter, Deurenberg, Lee and Chan) with percent body fat BIA with stratified proportional design. The research was carried out on students MTs and MA. Multiteknik Yayasan Asih Putera grade 7-12.
Bivariat analysis showed BMI WHO has the strongest correlation with percent body fat BIA (r = 0.804) between the anthropometric measurements were used. The Prediction model IMT WHO also has the best sensitivity (94%), the second is IMT WHO and Age (94%) and the third is Sitoayu. All variables have a significant correlation with percent body fat BIA (p < 0,0005). Multiregresi analysis results indicate that the dominant variable is the WHO BMI, skinfold thickness and age with the predictions model of percent body fat Sitoayu = 23,28 + 1.56 *BMI WHO + 0.13 * ST - 0.62 *Age. This prediction model has AUC 0,937 and the best sensitivity value of 84%."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T32978
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Itsna Arifatuz Zulfiyah
"Hipertensi pada remaja didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik dan/atau diastolik lebih dari P95 sesuai jenis kelamin, umur, dan tinggi badan. Peningkatan prevalensi hipertensi pada remaja secara global diduga disebabkan karena peningkatan prevalensi obesitas pada remaja. Remaja dengan obesitas berisiko sepuluh kali lebih besar mengalami hipertensi dibandingkan remaja dengan berat badan normal. Penelitian ini bertujuan untuk menyelediki korelasi antara tekanan darah dengan obesitas, yang direpresentasikan oleh indeks massa tubuh, lingkar pinggang, dan massa lemak tubuh, pada remaja yang mengalami obesitas. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan data sekunder yang didapat dari penelitian sebelumnya. Subjek penelitian terdiri dari 66 remaja berusia 14-17 tahun dengan indeks massa tubuh lebih dari P95 berdasarkan jenis kelamin dan usia. Tiga puluh dua (48,5%) dari 66 remaja obesitas pada penelitian ini mengalami hipertensi, dengan hipertensi sistolik sebanyak 25,8% dan hipertensi diastolik sebanyak 31,8%. Analisis bivariat menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik tidak berkorelasi dengan indeks massa tubuh, namun berkorelasi positif dengan lingkar pinggang (r = 0,218, p <0,05) dan berkorelasi negatif dengan massa lemak tubuh (r = -286, p <0,05). Tekanan darah diastolik tidak berkorelasi dengan lingkar pinggang dan massa lemak tubuh, namun berkorelasi positif dengan indeks massa tubuh (r = 0,223, p <0,05). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa remaja obesitas di Jakarta memiliki prevalensi hipertensi yang tinggi dan tekanan darah sistolik berkorelasi dengan lingkar pinggang dan massa lemak tubuh, sementara tekanan darah diastolik berkorelasi dengan indeks massa tubuh.

Hypertension in adolescents is elevation of systolic and/or diastolic blood pressure in the P95 or greater based on gender, age, and stature. The increased global prevalence of hypertension among adolescents is thought to be the result of the increasing prevalence of childhood obesity. Obese adolescents have tendencies to have hypertension ten times greater that the normoweights. This research is conducted to determine the correlation between blood pressure and obesity, which is presented as body mass index, waist circumference, and body mass fat, in obese adolescents. Using cross-sectional study, from secondary data collection, we found 66 adolescents age 14-17 years old in which body mass index are in the P95 or greater based on gender and age. Thirty-two (48,5%) adolescents have hypertension, where 25,8% adolescents have systolic hypertension and 31,8% adolescents have diastolic hypertension. Bivariate analysis shows that systolic blood pressure does not correlate with body mass index but positively correlates with waist circumference (r = 0,233, p <0,05) and negatively correlates with body mass fat (r = -286, p ≤0,01). Diastolic blood pressure does not correlate with waist circumference and body mass fat but positively correlates with body mass index (r = 0,223, p <0,05). It can be concluded that the prevalence of hypertension in obese adolecsents in Jakarta is high and systolic blood pressure has a weak correlation with waist circumference and body mass fat while diastolic blood pressure has a weak correlation with body mass index."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gadis Rizky Zakiyah
"Alat ukur persen lemak tubuh yang akurat dinilai mahal dan memiliki prosedur yang sulit, sehingga dibutuhkan alternatif lain untuk menilai persen lemak tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengukuran antropometri yang paling akurat dalam mendeteksi kasus overweight dengan menggunakan BIA sebagai golden standard. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2017 pada remaja di SMA Al-Azhar 3 Jakarta usia 14-17 tahun dengan jumlah sampel sebesar 107 laki-laki dan 71 perempuan. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional.
Hasil penelitian menunjukkan IMT/U memiliki nilai koefisien korelasi paling tinggi pada kedua jenis kelamin r=0,88. Validitas yang paling baik dalam mendeteksi kasus overweight juga ditunjukkan oleh pengukuran IMT/U pada kedua jenis kelamin, dengan cut-off points pada laki-laki sebesar 0,77 SD Se:86,6 ; Sp:85,0 ; NPP:89 ; NPN: 81 ; LR :5,77; LR-:0,16 . Pada perempuan memiliki cut-off points IMT/U sebesar 0,09 SD Se:93,1 ; Sp:95,0 ; NPP:95 ; NPN:96 ; LR :13,80; LR-:0,05.

Accurate instruments to measure percent body fat are expensive and have difficult procedures, so another alternative to measure percent body fat are needed. This study aims to obtain the most accurate anthropometric measurement in evaluating overweight with BIA as a golden standard. This study was conducted in April May 2017 and the respondents are adolescent in Senior High School Student of Al Azhar 3 Jakarta 14 17 years old with a total number of respondents were 107 boys and 71 girls. This study is a cross sectional design.
The results showed that BMI age had the highest coefficient correlation value in both sexes r 0,88. In addition, BMI age also had the best validity in detecting overweight in both sexes, with a cut off points 0,77 SD Se 86,6 Sp 85,0 PPV 89 NPV 81 LR 5,77 LR 0,16 in boys and 0,09 SD Se 93,1 Sp 95,0 PPV 95 NPV 96 LR 13,80 LR 0,05 in girls.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S66864
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>