Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145782 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fenny Virginia Sandra Dewi
"ABSTRACT
Latar belakang: Diabetes Melitus tipe 2 tidak dapat disembuhkan. Edukasi merupakan salah satu penanganan DM tipe 2. Edukasi atau Diabetes Self Management Education (DSME) di rumah sakit tidak optimal berdampak pada lama hari rawat yang panjang. Tujuan: untuk mengetahui karakteristik pasien DM tipe 2 di RSUP NTB tahun 2012-2013, serta mengukur asosiasi sederhana DSME terhadap lama hari rawat pasien di RSUP NTB. Desain dan Metode: Tinjauan secara retrospektif terhadap 199 rekam medis pasien DM tipe 2. Hasil: DSME disampaikan oleh perawat dan ahli gizi. Akan tetapi, tidak seluruh pasien mendapat edukasi. Di RSUP NTB, yang tercatat edukasi tentang: diet (53%), aktivitas fisik (33%), tentang obat (8%), komplikasi (1%), edukasi lainnya (6%), dan 27% pasien yang tidak mendapat edukasi apapun oleh perawat. Sebanyak 43.7% pasien yang mendapat konseling gizi oleh ahli gizi. Pasien yang mendapat DSME memiliki lama hari rawat yang lebih singkat dibandingkan dengan yang tidak mendapat edukasi. Kesimpulan: berdasarkan catatan rekam medis DSME di RSUP NTB belum optimal dan DSME berperan mempersingkat lama hari rawat pasien.

ABSTRACT
Background: Type 2 Diabetes Mellitus (type 2 DM) is a disease that can not be cured. An adequate education is one of way management of type 2 DM. Diabetes Self Management Education (DSME) in hospitals not adequate and impact on length of stay. Purpose: this study to describe characteristics of patients with type 2 DM at General Hospital West Nusa Tenggara 2012-2013, and measured association of DSME to length of stay. Design and Method: Descriptive research method with retrospective design. Number of samples involved in this study is 199 medical records of patients with type 2 DM. Result: DSME delivered by nurses and nutritionists. But, not all patients get DSME. DSME recorded was about: diet (53%), exercises (33%), medicines (8%), complications of type 2 DM (1%), other education (6%), and 27% of patients do not get any DSME. Patients with DSME has shorter length of stay than patient without DSME. Conclusion: according to medical records, DSME at General Hospital West Nusa Tenggara 2012-2013 is not optimal and DSME role in length of stay of patients with type 2 Diabetes Mellitus"
Lengkap +
2014
S54892
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaenal Arifin
"ABSTRAK
Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme akibat adanya defisiensi insulin atau resistensi insulin sehingga menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah dan glukosuria. Toleransi glukosa dan sensitivitas insulin dapat berkaitan dengan gangguan tidur. Hiperglikemia yang berlangsung lama dapat menyebabkan terjadinya gangguan fungsi ginjal, mata, saraf, kardiovaskuler dan kerusakan pembuluh darah perifer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pasien DM tipe 2 di Rumah Sakit Umum Propinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelatif dengan desain cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 96 orang. Hasil analisis dengan korelasi Pearson menunjukkan adanya hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pasien DM tipe 2 (r=0.277, p=0.006), hubungan berpola positif. Aktivitas fisik berkontribusi terhadap hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah. Berdasarkan hasil penelitian ini perawat sebaiknya memperhatikan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur pasien DM.

ABSTRACT
Diabetes mellitus was a metabolic disorder related to insulin deficiency or insulin resistance, and it can raised blood glucose concentration and glycosuria. Glucose intolerance and insulin sensitivity related to sleep disturbance. Chronic hyperglycemia was associated with kidney, eyes, nerve, cardiovaskluer failure and peripheral vascular disease. The aim of this Study was to determine association between sleep quality and blood glucose. objectives to determine the associated of sleep quality and blood glucose in Type 2 Diabetes Patients in General Hospital Province of West Nusa Tenggara. It was cross-sectional study with 96 sample. Pearson Correlation showed that sleep quality was related to blood glucose of type 2 Diabetes patients (r=0277, p=0.006). Physical activity have contribution to the association of sleep quality and blood glucose level in type 2 Diabetes. Based on this result, nurse should give serious attention in rest and sleep for tipe 2 diabetic patient.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gresty Natalia Maria Masi
"ABSTRAK
Kontrol glukosa darah dapat dipertahankan melalui perawatan mandiri. Motivasi melakukan self monitoring blood glucose (SMBG) yang baik dapat meningkatkan diabetes self management pada pasien diabetes melitus tipe 2.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan motivasi melakukan SMBG dengan diabetes self management pada pasien diabetes melitus tipe 2.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif observasional analitik dengan pendekatan crossectional, melibatkan 96 pasien. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner karakteristik responden, Treatment Self Regulation Questionare, Diabetes Self Management Questionare, Diabetes Knowledge Scale.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi melakukan SMBG dengan diabetes self management (p = 0,001). Hasil analisis regresi logistik menunjukkan motivasi melakukan SMBG berhubungan dengan didabetes self management setelah dikontrol variabel pengetahuan.
Kesimpulan diperlukan perhatian khusus dari perawat untuk meningkatkan motivasi melakukan SMBG pada pasien diabetes melitus tipe 2 dalam self care management.

ABSTRACT
Glycemic control could be maintained through diabetes self-management. Motivation to perform self-monitoring blood glucose (SMBG) could improve diabetes self-management in type 2 diabetes mellitus patients.
The purpose of this study was to explore the relationship between motivation to perform SMBG and diabetes self-management in patients with type 2 diabetes mellitus.
This study applied quantitative method with a cross sectional approach, involving 96 patients. The Instruments used were questionnaires for respondent characteristics, Treatment Self-Regulation Questionnaires, Diabetes Self Management Questionnaire and Diabetes Knowledge Scale.
The results show that there was a significant relationship between motivation to perform SMBG and diabetes selfmanagement (p = 0,001). Results of logistic regression analysis showes that motivation to perform SMBG is associated with diabetes self-management after controlled by knowledge variable.
In conclusion it is a necessarily for nurses to provide attention to increase motivation to perform SMBG in patients with type 2 diabetes mellitus as part of self care management.
"
Lengkap +
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T44873
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handono Fatkhur Rahman
"Efikasi diri dan kepatuhan merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan kualitas hidup pasien DM tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat efikasi diri dan kepatuhan dengan kualitas hidup pasien DM tipe 2 yang menjalani rawat jalan di Rumah Sakit di Jakarta.
Desain dalam penelitian ini adalah cross sectional, dengan jumlah sampel 125 pasien DM tipe 2. Alat ukur yang digunakan adalah Diabetes Management Self-Efficacy (DMSES), the Diabetes Activities Questionare (TDAQ), dan Diabetes Quality Of Life (DQOL).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa efikasi diri (0,0005), dan kepatuhan (0,0005) berhubungan secara signifikan dengan kualitas hidup dengan variabel yang paling dominan adalah kepatuhan.
Hasil uji multivariat menunjukkan bahwa variabel efikasi diri, kepatuhan, tingkat pendidikan, dan depresi menentukan kualitas hidup pasien DM. Perlunya dikembangkan pengkajian dan intervensi keperawatan yang berfokus pada efikasi diri dan kepatuhan pasien DM tipe 2.

Self-efficacy and adherence are important factor in improving the quality of life of patients with type 2 diabetes. This study aimed to determine the relationship between self-efficacy and adherence to the quality of life of patients with type 2 diabetes mellitus in an outpatient unit of a Hospital in Jakarta.
This study was a cross-sectional, with sample of 125 patients with type 2 diabetes mellitus. The Diabetes Management Self- Efficacy (DMSES), the Diabetes Activities Questionare (TDAQ), and the Diabetes Quality of Life (DQOL) were employed as instruments.
The results showed that selfefficacy (0.0005), and adherence (0.0005) were significantly associated with quality of life and the most dominant variable is adherence.
Multivariate test results indicate that the variable self-efficacy, adherence, education level, and depression determines quality of life of diabetic patients. This study suggestsis the need fornursing assessment and interventions that focus on the self-efficacy and adherence diabetes mellitus patient.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42400
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuikita Wachid
"Gangguan pada fungsi insulin membuat pasien diabetes mellitus tipe 2 mengalami kondisi hiperglikemia. Kondisi tersebut membuat pasien diabetes mudah terbangun di malam hari karena nokturia dan mempunyai durasi tidur yang pendek. Penurunan kualitas tidur pada pasien diabetes mellitus tipe 2 dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, perubahan emosional dan dapat menurunkan kualitas hidup pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara kualitas tidur dengan manajemen perawatan diri. Penelitian ini juga meneliti variabel yang dapat mempengaruhi manajemen perawatan diri seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama penyakit diabetes, tingkat stress, dukungan keluarga dan ulkus diabetikum. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional dengan menggunakan kuesioner karakteristik responden, pittsburgh sleep quality index, perceived stress scale, diabetes self-management questionnaire dan dukungan keluarga. Penelitian ini dilakukan pada 152 pasien diabetes mellitus tipe 2 yang terbagi menjadi 79 responden tanpa ulkus diabetikum dan 73 responden dengan ulkus diabetikum. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 63.2 responden memiliki kualitas tidur yang buruk, 59.2 responden memiliki stress ringan, 57.2 responden memiliki dukungan keluarga buruk dan 56.6 memiliki perilaku manajemen perawatan diri diabetes baik. Penelitian ini juga menemukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kualitas tidur dengan manajemen perawatan diri diabetes p < 0.05. Hubungan yang bermakna juga ditemukan pada variabel lama penyakit DM dan tingkat stress p < 0.05. Tidak ada hubungan yang bermakna antara usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dukungan keluarga dan ulkus diabetikum dengan manajemen perawatan diri diabetes. Kesimpulan yang diambil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang bermakna antara kualitas tidur dengan manajemen perawatan diri diabetes pada pasien diabetes mellitus tipe 2.

Insulin disturbance on diabetes mellitus patients has lead them to have hyperglycemia. This condition makes diabetics had to wake up at night due to nocturia and they also had a short duration of sleep. Decreased sleep quality in patients with type 2 diabetes can interfere their daytime functions, alterations in emotions and decrease their quality of life. Purpose of this study was to examine relationship between sleep quality and self care management among diabetes type 2 patients. This study also added some variables that may affect management of self care such as age, gender, education level, duration of diabetes, stress levels, family support and diabetic foot ulcers. This research using cross sectional methods with questionnaire consist of patient characteristic, Pittsburgh sleep quality index, perceived stress scale, diabetes self management questionnaire and family support. This research has been conducted in 152 diabetes type 2 patients who were divided into 79 respondents without diabetic foot ulcers and 73 respondents with diabetic foot ulcers. Result of this study showed that 63.2 of respondents have poor sleep quality, 59.2 of respondents have mild stress, 57.2 of respondents have poor family support and 56.6 have good diabetes self management behavior. This study also found that there is a significant relationship between sleep quality with diabetes self care management p 0.05. This study also found that there is significant relationship between duration of diabetes and stress level p 0.05. There is no significant relationship between age, sex, education level, family support and diabetic ulcers with diabetes self management care. Conclusion of this study is significant relationship between sleep quality and diabetes self care management on diabetes type 2 patients.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Nurdiana
"Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit metabolik kronik dengan komplikasi yang dapat menyebabkan disabilitas hingga kematian. Upaya pencegahan komplikasi diabetes yaitu menerapkan perilaku self-management. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi korelasi antara kualitas edukasi yang dilakukan perawat terhadap perilaku self-management pasien diabetes melitus tipe 2. Data diperoleh dari 126 responden di Puskesmas Cimanggis, Tapos, Sukmajaya, dan Persadia Cabang Kota Depok dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan telah diuji untuk mengukur Kualitas Edukasi yang Dilakukan Perawat dan self-management diabetes (SDSCA). Hasil analisis korelasi Pearson menunjukkan terdapat hubungan positif yang bermakna antara kualitas edukasi yang dilakukan perawat terhadap perilaku self-management pasien diabetes melitus tipe 2 (p=0,000). Hasil penelitian ini dapat dijadikan evaluasi bagi pelayanan keperawatan untuk meningkatkan kualitas edukasi dengan harapan meningkatkan self-management pasien diabetes melitus tipe 2.

Type 2 diabetes mellitus is a long-life chronic metabolic disease with  accompanying complications that could lead to disability or death. Diabetes self-management has been considered as an effort to reduce the complications. This study aimed to identify the correlation between the quality of nurse-led education with type 2 diabetes self-management behavior. A total  of 126 subjects with T2DM were recruited from Puskesmas Cimanggis, Tapos, Sukmajaya, and Persadia Cabang Kota Depok with purposive sampling. Previously validated scales were used to measure the quality of nurse-led education and diabetes self-management (SDSCA). The result of Pearson Correlation analysis showed that there is significantly-positive correlation between nurse-led education with self-management of type 2 diabetes mellitus patients (p=0,000; r=0,436). The result of this research could be a suggestion for further nursing care to educate diabetician to improve their self-management."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafa’atun Mirzanah
"Self management diabetes berdampak positif terhadap peningkatan outcome klinis. Observasi pada fasilitas pelayanan kesehatan menunjukkan pelaksanaan edukasi kurang efektif. Inovasi teknologi dapat menjadi alternatif solusi dalam mengatasi masalah ini. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh aplikasi self management berbasis android terhadap tingkat pengetahuan dan perilaku self management pada pasien diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini berdesain quasi eksperimental pre-posttest dengan kelompok kontrol. Partisipan direkrut di poli rawat jalan dan rawat inap sejak Juni-Agustus 2020. Analisis data menggunakan SPSS versi 25 pada 66 responden. Pada analisis bivariat, terdapat peningkatan pengetahuan pada kelompok intervensi di akhir penelitian (p=0,07). Tidak ada pengaruh aplikasi terhadap perilaku self management diabetes (p=0,940). Pada analisis multivariat, didapatkan hubungan yang signifikan antara penggunaan aplikasi (p=0,045) dan tingkat pengetahuan sebelumnya (p=0,0001) terhadap tingkat pengetahuan posttest. Aplikasi D-SyIs berpotensi meningkatkan pengetahuan diabetes. Perbaikan desain aplikasi diharapkan dapat meningkatkan efektivitas penggunaan aplikasi.

Self management diabetes has positive impact on increasing clinical outcome. Field observation in healthcare setting showed an ineffective implementation of health education. Technology innovation could be an alternative solution to solve this problem. This research was to examine the effect of android based self management apps towards diabetes self management behavior and diabetes knowledge among type 2 diabetes mellitus patients. A pre-posttest quasy experimental design with control group is used. Participants were recruited from outpatient and inpatient from June to July 2020. SPSS version 25 was used to analyse 66 participants. In bivariat analysis, there was enhancement of diabetes knowledge in intervention group (p=0,07) at the end of research. There was no significant different in self management (p=0,908). In multivariate analysis, there were significant effect of D-SyIs apps (p=0,045) and previous diabetes knowledge (p=0,0001) towards diabetes knowledge. This apps has potential effects to increase diabetes knowledge. Upgrading the app design is needed to increase the apps effectiveness."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Oktadiansyah
"Diabetes melitus adalah suatu penyakit kronis yang menimbulkan gangguan multi sistem dan mempunyai karakteristik hiperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau kerja insulin yang tidak adekuat. Kepatuhan adalah perilaku pasien dalam minum obat secara benar tentang dosis, frekuensi, dan waktunya yang dianjurkan oleh kalangan tenaga medis yaitu dokter atau apotekernya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat kepatuhan minum obat diabetes pada pasien diabetes mellitus tipe 2. Desain penelitian ini adalah deskriptif, dengan pendekatan cross sectional. Pemilihan sampel dengan cara consequtive sampling pada pasien yang berkunjung ke poli penyakit dalam sebesar 119 responden. Hasil penelitian ini dianalisa menggunakan analisa univariat. Hasil penelitian didapatkan 57,1% responden dinilai patuh dalam minum obat. Hasil penelititan ini diharapkan menjadi data untuk meningkatkan kepatuhan dalam minum obat diabetes melitus.

Diabetes mellitus is a chronic disease that causes multi-system disorders and characterised with hyperglikemia that caused inadequate of production and work of insulin. Medication adherence behavior is taking medication in correct doses, frequency, and time which recommended by the medical personnel. The purpose of this study was to describe the level of diabetes medication adherence in patients with type 2 diabetes mellitus. The design of this study was a cross-sectional. Sample were selected with a consequtive sampling method. One hundred and nine teen type 2 diabetes persons were included in this study. The data were analyzed by using an univariate analysis. The results showed that 57.1% of respondents adhere in taking medication. The study recommends that the improvement of patient adherence in taking medication is a necesity.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56361
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eni Tri Fatimah
"ABSTRACT
Depresi merupakan gangguan kejiwaan yang banyak terjadi pada pasien Diabetes Mellitus DM . Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 beresiko tinggi mengalami depresi ringan dan depresi berat. Gejala komplikasi diabetes, durasi diabetes, dan perilaku manajemen diri merupakan faktor ndash; faktor yang diduga mempengaruhi depresi pada pasien DM tipe 2. Metode analisis regresi logistik ordinal digunakan untuk menentukan faktor ndash; faktor yang paling mempengaruhi depresi dan mendeteksi tingkat depresi berdasarkan faktor ndash; faktor yang paling mempengaruhi depresi. Hasil dari penelitian ini adalah 43.6 pasien DM tipe 2 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo mengalami depresi, yang terdiri dari 22.7 mengalami depresi ringan, dan 20.9 mengalami depresi berat. Depresi pada pasien DM tipe 2 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo hanya dipengaruhi oleh gejala komplikasi diabetes yang tediri dari hipoglikemia, opthalmologi, dan neuropati sensorik, sehingga faktor ndash; faktor tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi depresi.

ABSTRACT
Depression is a mental disorder that often exists within patients with diabetes mellitus. Several studies displays that the patients with type 2 diabetes mellitus has an increased risk of minor and major depression. The symptom of diabetes complications, duration diabetes, and the self management behavior are predicted to be the contributing factors that influence depression in the patient with type 2 diabetes mellitus. This research employs ordinal logistic regression method to determine the most prominent factor affecting depression and to detect the level of depression according to the said factors. The result of this research displays that depression occurs in 43.6 of the patient with type 2 diabetes mellitus in Cipto Mangunkusumo hospital, with the following breakdown 22.7 patients that suffer from minor depression and 20.9 patients suffer from major depression. Depression in the patients of Cipto Manungkusumo hospital with type 2 diabetes mellitus is only affected by the symptoms of diabetes complication which constitute of hypoglycemia, ophthalmology, and sensory neuropathy. Thus, these factors can be used to detect depression."
Lengkap +
2017
S69572
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robby Djauhari
"Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit kronik yang yang prevalensinya akan meningkat sebagai akibat dari transisi epidemiologi yang sedang berlangsung. Transisi epidemiologi berpenganth terhadap pola penyebab kematian. Permasalahan kesehatan akan bergeser dari masalah-masalah organobiologis menjadi masalah yang berbasis perilaku. Melihat adanya kecenderungan prevalensi DM di berbagai daerah, terutama di kota-kota besar akibat peningkatan kemakmuran, perubahan gaya hidup dan bertambahnya usia harapan hidup maka, dapat dipahami bila dimasa yang akan datang akan berkembang menjadi salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian di Indonesia. Merujuk pada hasil survei atau penelitian di bidang penyakit tidak menular angka prevalensi diabetes melitus mengalami peningkatan yang cukup bemakna, hasil SICRT tahtm 2003 menunjukkan angka sebesar 14,7 % di perkotaan dan 7,2 % pedesaaan, yang berarti DM merupakan masalah kesehatan yang cukup serius di masa rnendatang. Diabetesi yang memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang memadai tentang standar diet yang tepat sena mengaplikasikannya dalam diet sehari-hari maka berat badan dan kadar glukosa darahnya dapat dikendalikan dengan baik sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi yang mendalam tentang pengetahuan, persepsi, sikap, miotivasi diabetesi tipe 2 dalarn melaksanakan terapi dietnya dan peranan, dukungan dari keluarga serta tenaga kesehatan di RSUD Sekanvangi tahun 2007. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik FGD dan wawancara mendalam. Informan seluruhnya berjumlah 61 orang, terdiri dari 53 informan diabetesi , 4 orang informan keluarga diabetesi dan 4 orang informan petugas kesehatan.
Hasil penelitian rnenunjukkan, pengetahuan informan tentang penyebab DM, gejala DM., pen.gobatan DM, tujuan diet DM, pengertian gula darah, nilai normal gula darah, dan cara mengendalikan gula darah sudah cukup baik. Hal ini disebabkan intbrman penderita sudah cukup mendapatkan intbrmasi dari berbagai surnber baik raisalnya tenaga kesehatan, majalah kesehatan, tv dan teman yang sudah mempunyai pengalaman.
Informan dengan kadar glukosa darah tidak terkendali tidak merasakan ancaman apapun apabila mereka tidak melaksanakan diet. Informan dengan kadar glukosa darah terkendali merasakan akan ada ancaman apabila mereka tidak melaksanakan diet, hal ini dikarenakan komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut tidak cepat dirasakan oleh penderita.
Beberapa hal yang dapat disarankan untuk penanganan diabetes tipe 2 di RSUD Sekarwangi diantaranya, pernbentukan tim edukator 1DM, tim asuhan gizi, penyuluhan terpadu, klinik diabetes terpadu, kerjasama dengan dinas kesehatan dalarn hal ini puskesmas dan melakukan kunjungan rumah.

Diabetes mellitus is chronic disease that prevalence always increases as consequence from epidemiology transition and health transition in progress. Epidemiology transition will affect death came pattern. Health issues will shift from oranobiology issues into behavior basis problems. Perceive DM prevalence trend in various country, especially in big cities as consequence of prosperity improvement, lifestyle change and increasing lifespan, so that perceivable if in future period will developed as one of the main disease cause and death in Indonesia. SKRT in 2003 has found rural 14,7 % and urban 7,2 % that means DM is seriously problem. DM patient that has knowledge, attitude and adequate ability toward exact diet standard and implementing it everyday subsequently weight and blood glucose level could controlled properly so that could prevent further complication.
Research objective is recognize significant information toward knowledge, perception, attitude and motivation of DM type 2 patient in performing diet therapy and role, support from family and health force at RSUD Sekarwangi year 2007. This research using qualitative method with Discussion Group focuses technique and significant interview. Total informants are 61 people; consist of 53 patient informants, 4 patient family informants and 4 health officer informants.
Research result shows that knowledge of patient informant toward DM causes, DM symptoms, DM medications, DM diet purposes, blood sugar interpretation, blood sugar normal value and controlling blood sugar is quite good. It because of patient informant has obtained enough information from various sources such as health officer, health magazine, TV and experienced friends. Informant with uncontrolled blood sugar level does not feel any threat if they are implementing the diet.
Informant with controlled blood sugar level does feel threat if they are not implementing the diet. It caused by complication that appear from the disease not felt by patients.
Several things that suggested for DM type 2 patient treatments at RSUD Sekarwangi concerning education team, nutritional team, DM clinics, give first-rate service besides in hospital and conduct house visit.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34309
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>