Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186742 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zola Dwiwantika
"Sumatera Barat memberlakukan Peraturan Daerah Busana Muslim yang mewajibkan perempuan mengenakan jilbab. Peraturan itu mewajibkan penggunaan jilbab bagi Pegawai Negeri Sipil perempuan dan para siswi SD sampai tingkat SMA, padahal tidak semua warga Sumatera Barat beragama Islam. Penggunaan jilbab ini tetap dipraktikkan meski pemakainya tidak lagi berada di wilayah administratif Sumatera Barat. Di Depok misalnya, mahasiswi Universitas Indonesia asal Sumatera Barat masih mengenakan jilbabnya. Tulisan ini bertujuan untuk menggambarkan makna jilbab bagi perempuan Sumatera Barat. Saya melakukan wawancara mendalam terhadap empat informan yang merupakan mahasiswi asal Minang. Selain itu saya juga melakukan observasi untuk melihat interaksi para informan di kehidupan sosialnya. Skripsi ini menggunakan pendekatan prosesual untuk melihat makna jilbab bagi mereka melalui pengalamannya mengenakan jilbab. Dari penelitian ini ditemukan bahwa ternyata makna jilbab mengalami dinamika pada setiap diri individu sesuai dengan pengalaman mereka masing-masing. Selain itu para pemakai jilbab ini menemukan sendiri jalannya untuk mengenakan jilbab. Meskipun tidak ada Perda, mereka tetap akan menggunakan jilbab karena berbagai alasan sesuai dengan pengalaman mereka masing-masing.

West Sumatera applies a Peraturan Daerah which requires muslim women to wear a jilbab. The regulation requires all female public officials and female students from elementary school to high school to wear a jilbab, while in fact not all West Sumatera residents are muslim. The use of jilbab then is still practiced even though these women are no longer in West Sumatera region. In Depok, for example, female students of Universitas Indonesia from West Sumatera still wear their jilbab. To describe the meaning of jilbab for West Sumatera women, I conducted indepth interview and observation to four UI students who came from the region. This writing uses processual approach to see the meaning of jilbab for its wearer. Despite the Peraturan Daerah, it turns out that the wearers’ use jilbab on their own reason. Their life experience plays important role in their experience of a jilbab.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S57422
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kannya Arsyitadanti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kluster hijabers muda yang terbentuk berdasarkan shopping orientation, brand preference, dan product preference dengan menggunakan objek penelitian busana muslim wanita yang meliputi beberapa objektif: mengetahui dimensi-dimensi baru dari shopping orientation; mengidentifikasi kluster-kluster berdasarkan shopping orientation; mengetahui profil kluster berdasarkan shopping orientation, brand preference, dan product preference pada busana muslim wanita dan variabel demografis-psikografis; dan membedakan kluster-kluster dan tiga kategori merek busana muslim wanita berdasarkan shopping orientation dan pengeluaran per bulan untuk membeli busana muslim wanita. Data diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 308 responden wanita Muslim berhijab, berusia 20 s.d. 35 tahun, berdomisili di Jabodetabek, dan pernah membeli kerudung, atasan berlengan panjang, terusan, celana panjang, atau rok panjang dalam satu tahun terakhir untuk dipakai saat bepergian santai. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif, hierarchical cluster, K-means cluster, one-way ANOVA, crosstab, dan diskriminan dengan SPSS 22. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tiga kluster hijabers muda yang terbentuk (trendy hijab shoppers, picky hijab shoppers, apathetic and simple hijab shoppers). Shopping orientation dan pengeluaran per bulan untuk membeli busana muslim wanita dapat membedakan ketiga kluster secara signifikan, tetapi tidak dapat membedakan tiga kategori merek busana muslim wanita.

This study aims to explore clusters of young ?hijabers? based on shopping orientation, brand preference, and product preference by using women Muslim wear as the object with the following objectives: to understand new dimensions of shopping orientation; to identify clusters based on shopping orientation; to profile clusters based on shopping orientation, brand preference, and product preference on women Muslim wear and demographic-psychographic variables; and to differentiate clusters and three categories of women Muslim wear brand based on shopping orientation and monthly spending for women Muslim wear. The data were collected using questionnaire distributed to 308 respondents of 20 to 35 year-old Muslim women who wear hijab, domiciled in Jabodetabek region, and have ever bought veil, long sleeve tops, dress, long pants, or long skirt within the past one year that were worn for casual hangouts. Descriptive, hierarchical cluster, K-means cluster, one-way ANOVA, crosstab, and discriminant analysis with SPSS 22 were employed for data analysis. Results showed that three clusters of young hijabers were identified (i.e. trendy hijab shoppers, picky hijab shoppers, apathetic and simple hijab shoppers). Shopping orientation and monthly spending for women Muslim wear differentiated three clusters significantly, but did not differentiate three categories of women Muslim wear brand.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Itsa Nabila
"Penggunaan turban—salah satu variasi model hijab kontemporer yang berbentuk seperti sorban; terbuat dari kain yang dililit pada bagian kepala—menjadi fenomena tren mode hijab abad ke-20. Penelitian ini berisi tentang penggunaan turban pada wanita muslim sebagai salah satu bentuk perkembangan gaya hijab di Universitas Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan sejarah turban, perkembangan turban sebagai tren mode hijab, hingga tren hijab gaya turban pada kalangan mahasiswi di Universitas Indonesia. Hasil wawancara meliputi; inspirasi informan dalam menggunakan turban, hal yang membuat informan tertarik mengenakan turban, makna turban bagi informan, hingga tanggapan yang diterima dari masyarakat kepada informan. Penelitian ini disusun menggunakan metode kualitatif deskriptif melalui teknik wawancara dan studi kepustakaan. Adapun wawancara dilakukan dengan lima orang informan yang merupakan pengguna hijab gaya turban dan mahasiswi aktif Universitas Indonesia. Sementara studi kepustakaan dilakukan dengan mencari sumber referensi seperti artikel, jurnal, skripsi, dan buku yang berkaitan dengan turban dan perkembangannya di dunia mode hijab kontemporer.

 

Kata kunci: Hijab; Turban; Wanita; Mahasiswi; Universitas Indonesia


The use of turban-a variation of the contemporary hijab which style is look alike male turban; made of scarf wrapped around the head-became a phenomenon of 20th century hijab fashion trends. The focus of this study is about the use of turban in moslem women as a form of hijab style development at Universitas Indonesia. The purpose of this study is to explain the history of turban, turban development as a hijab fashion trend, and the turban hijab trends among female students at Universitas Indonesia. The result of the interview including; the informant`s inspiration in using turban, things that made the informant interested in wearing a turban, the meaning of turban according to informant, and the responses they received from the public. This research was compiled using descriptive qualitative methods through interview techniques and literature study. Also, the interviews were conducted with five informants who are wearing turban and active students of Universitas Indonesia. While the literature study is carried out by looking for reference source such as articles, journals, theses, and books related to turban and its development in the world of contemporary hijab fashion."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Karim Amin
"Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pengaruh religiusitas, pengetahuan dan sikap terhadap intensi menggunakan jilbab syar 39;i. Dengan menggunakan Theory of Reasoned Action TRA penelitian ini diarahkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: bagaimana pengetahuan wanita muslimah tentang jilbab, dan bagaimana pengaruh religiusitas dan sikap terhadap intensi mereka untuk menggunakan jilbab syar 39;i.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan convenience sampling. Sampel yang digunakan 300 responden muslimah berjilbab di 3 provinsi di Indonesia, Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Banten, dan Provinsi Jawa Barat. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan pertanyaan tertutup untuk menilai hubungan antara religiusitas, pengetahuan, sikap dan intensi menggunakan jilbab syar 39;i. Metode analisis menggunakan analisis regresi berganda.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa religiusitas dan pengetahuan sama-sama memiliki hubungan atau pengaruh positif terhadap sikap. Adapun religiusitas dan pengetahuan tidak berpengaruh langsung terhadap intensi, tetapi mempunyai pengaruh tidak langsung melalui sikap.Kata kunci: TRA, Muslimah, Jilbab, religiusitas, pengetahuan, sikap, intensi.

This study aims to reveal the influence of religiosity, knowledge and attitudes towards intention to use Islamic veil. By using the Theory of Reasoned Action TRA this research is directed to answer the following questions how is Muslim womens 39 knowledge about veil, and how the influence of religiosity and attitudes towards their intention to use Islamic veil.This research used a quantitative approach. Sampling techniques using convenience sampling. A sample used 300 respondents of veiled muslim women in 3 provinces in Indonesia Jakarta, Banten and West Java. Data collection techniques using self administrated questionnaire with closed ended questions to assess the relationship between religiosity, knowledge, and attitude towards intention to use Islamic veil. Methods of analysis using multiple regression analysis.The results of this research showed that both religiosity and knowledge have a relationship or a positive influence towards attitude. As for the religiosity and knowledge have no effect directly against intention, but indirect influence through attitude.Keywords TRA, Muslim Women, Veil, Religiosity, Knowledge, Attitudes, Intention."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jamilatul Muawanah
"Media Barat sering mengabaikan suara perempuan dalam narasi beritanya tentang hijab dan perempuan Muslim. Hal tersebut menyebabkan perempuan Muslim menjadi agen pasif dan mengawetkan representasi negatif hijab yang seolah mencabut hak dan otoritas perempuan dari tubuhnya. Penelitian ini mengamati asosiasi media Barat terhadap hijab di dalam dua media, Fox News dan BBC, dari tahun 2017 sampai 2020 untuk melihat apakah perempuan Muslim diberikan kesempatan untuk menyuarakan perspektif mereka tentang hijab dan apakah suara mereka memiliki peran yang signifikan dalam narasi berita. Dengan menggunakan analisis wacana feminis, penelitian ini menunjukkan bahwa pemberitaan tentang hijab di Fox News dikemas dengan orientalisme dan ideologi seksis, sedangkan BBC menyediakan representasi yang lebih seimbang dengan menyertakan suara perempuan Muslim.
Western media tend to eliminate Muslim women`s voices by turning a blind eye to their perspectives when discussing veils and Muslim women. Reducing veiled women into passive agents only leads to the continuation of the erroneous representation of veiling as what hinders women from their rights over their bodies. This research article examines Western media`s association upon veil, particularly in two popular media, Fox News and BBC between 2017 and 2020 in order to problematize how Muslim women are given chances to voice their opinions and if their opinions have any significance. By using feminist critical discourse analysis (CDA), this study reveals that while Fox News coverage of the veil is framed with oriental and sexist ideology, BBC provides a more balanced representation which incorporates Muslim women`s voices."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Ayu Hadianty
"ABSTRAK
Perkembangan fesyen muslim sejak tahun 2010 sampai dengan sekarang memiliki
makna dibalik keindahan estetika atau tampilan luar yang terlihat. Fesyen muslim
membuka peluang untuk perempuan muslim terlibat aktif di dalam masyarakat.
Studi kualitatif ini menggunakan analisis data wawancara mendalam disertai
dengan data-data pendukung untuk menjelaskan bagaiman proses pembentukan
dan perubahan identitas perempuan Islam melalui fesyen muslim dalam lingkup
HIJUP. Perkembangan fesyen muslim tidak hanya terkait dengan hal estetika atau
penampilan luar seorang perempuan muslim, melainkan juga membentuk
pandangan, nilai-nilai, cara hidup seorang perempuan. Terdapat makna mendalam
yang terkandung dalam perkembangan fesyen muslim. Tetapi yang terlihat selama
perkembangan awal hanya sebatas tampilan.

ABSTRACT
Muslim fashion developments since the year 2010 up to now have the meaning
behind the aesthetic or outward appearance looks. Muslim fashion opens
opportunities for muslim women actively involved in the community. This
qualitative study using in-depth interview data analysis accompanied with
supporting data to explain how the process of the formation and changes of
identity of Islamic women through muslim fashion within the scope of HIJUP.
Muslim fashion development is not only related with the aesthetic or outward
appearance of a musim women, but also shaping the view, values, way of life for
a woman. There is a deep meaning embodied in the development of muslim
fashion. But seen during early development only as appearance."
2017
S65822
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riana Dewi
"Jilbab dalam perkembangannya ternyata tidak hanya dimaknai sebagai simbol kepatuhan umat Muslim terhadap tuntunan agama. Jilbab juga dimaknai secara berbeda, yaitu sebagai simbol fashion, khususnya oleh anggota komunitas Hijabers di Jakarta. Perkembangan fashion di bidang jilbab telah membuat komunitas ini menyebarkan pemaknaan simbol baru mengenai jilbab.

Veil in its development was not only meant as a symbol of Muslim adherence to their religious beliefs. Veil is also interpreted differently, specifically as a symbol of fashion, especially by members of the Hijabers Community in Jakarta. The developments of fashion in hijab has made this community spread the meaning of the new symbol of the veil.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Normand Edwin Elnizar
"ABSTRAK
Penelitian ini melakukan pendekatan kualitatif terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah bermuatan norma Agama di Sumatera Barat dengan mengangkat studi kasus penggunaan kerudung bagi siswi sekolah di dua SMA Negeri dari dua kota yang berbeda sebagai bidang sosial semi?otonom. Dengan perspektif sosio-legal, diungkapkan bagaimana tatanan normatif non-negara yang dalam studi kasus ini adalah salah satu norma dari Agama Islam diakomodasi lewat Peraturan Daerah dan dilaksanakan di masyarakat. Hasil penelitian menemukan Peraturan Daerah tersebut absah secara yuridis dan sosiologis namun dalam pelaksanaannya terjadi intoleransi hak konstitusional bagi siswi non-muslim atas keharusan berkerudung bagi siswi sekolah.

ABSTRAK
This research is qualitative approach of the implementation of Local Ordinance which contains religious norm in West Sumatra Province by featuring a case study on the practice of wearing veil for female students in two senior high schools as semi-autonomous social field. Using socio-legal perspective, this thesis investigated and revealed how the non-public normative order -which in this case was one of the principal norms of Islam- is being accommodated by Local Ordinance, and implemented in the society. The research was found that Local Ordinance is legitimate and sociological, but the implementation violated constitutional right of the non-muslim students."
2016
S63159
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Khairunnisa S.
"Berbagai alasan mengapa wanita di Indonesia menggunakan hijab saat ini, membuat
Penggunaan hijab sendiri memiliki berbagai makna dibalik penggunaan hijab. Sebagian wanita muslimah di Indonesia yang memakai jilbab mengartikan hijab itu bagian dari syariah, ketakwaan, identitas, penanda bagian, perlawanan, fashion, mengikuti modernitas, dan melindungi diri dari laki-laki. Proses berjilbab bagi wanita muslimah bukanlah tujuan, tetapi masih sebuah proses. Proses-proses ini ditinjau sehingga menimbulkan kebingungan dalam menafsirkan memakai hijab kembali. Hal ini menimbulkan fenomena baru yaitu trend melepas jilbab. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dan mencari tahu mengapa melepas jilbab bisa dibentuk dan bagaimana wanita muslimah yang telah melepas hijab dalam memaknai hijab, serta bagaimana membentuk identitas identitas baru Wanita muslimah yang melepas jilbabnya. Penelitian ini menggunakan metode etnografi yang dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia
(FISIP UI) sebagai salah satu fakultas yang dikenal sebagai fakultas sekuler dengan dinamika yang sangat tinggi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gambar Wanita muslimah yang telah melepas jilbabnya, bagi para informan difokuskan pada pada perilaku lahiriah dan pemeliharaan aturan berpakaian tertentu, bukan pada makna praktik berkerudung. Karena itu, menjauhkan diri dari model ketakwaan seseorang wanita muslimah. Penelitian ini kemudian menemukan bahwa melepas jilbab menanamkan hubungan baru dengan tubuhnya, terkait dengan bagian-bagian tubuhnya yang terlihat dengan dengan cara baru, membentuk kembali kepekaannya terhadap pandangan dunia luar di beberapa bagian tubuh yang sampai saat itu tetap tertutup, sebagai bagian dari 'privasi' pribadinya.

The use of hijab itself has various meanings behind the use of hijab. Some Muslim women in Indonesia who wear the hijab interpret the hijab as part of sharia, piety, identity, part marker, resistance, fashion, following modernity, and protecting themselves from men. The process of veiling for Muslim women is not a goal, but still a process. These processes are reviewed so that it creates confusion in interpreting wearing the hijab again. This gives rise to a new phenomenon, namely the trend of removing the hijab. The purpose of this study is to examine and find out why removing the hijab can be formed and how Muslim women who have removed their hijab interpret the hijab, as well as how to form a new identity for Muslim women who take off their headscarves. This study uses an ethnographic method conducted at the Faculty of Social and Political Sciences, University of Indonesia
(FISIP UI) as one of the faculties known as a secular faculty with very high dynamics. The results of this study indicate that the image of Muslim women who have removed their headscarves, for the informants, is focused on outward behavior and the maintenance of certain dress codes, not on the meaning of veiling practices. Therefore, stay away from the model of piety of a Muslim woman. This research then found that removing the hijab instilled a new relationship with her body, related to the parts of her body that were seen in new ways, reshaping her sensitivity to the view of the outside world in some parts of the body that until then had remained closed, as part of 'privacy'. personal.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Agustinus Alexander
"Sejarah panjang Islam dan budaya populer di Indonesia memunculkan fenomena baru yang disebut hijab cosplay pada awal tahun 2000. Diskursus mengenai apa itu hijab cosplay dan bagaimana hal tersebut mewakili identitas grup sebagai perempuan muslim dan pecinta J-Pop amsih menjadi perbincangan yang tabu dan kontroversial di kalangan publik. Bagaimana cosplayer menggunakan dan memodifikasi hijabnya agar sesuai dengan karakter yang diperankan bertentangan dengan autentisitas cosplay dan kesalehan perempuan muslim berhijab. Menggunakan metode penelitian etnografi, penelitian ini mengadakan FGD terhadap 10 cosplayer berhijab Indonesia yang didapat dari Facebook dan Instagram. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cosplayer berhijab mengartikan autentisitas dan persaingan identitas sebagai perempuan muslim yang berhijab dan sebagai cosplayers. Penelitian ini menunjukan bahwa autentistias hijab cosplay dapat diproduksi dan dinegosiasikan dengan mempertimbangkan konteks historitas dan budaya. Identitas mereka yang berkontestasi juga menempatkan mereka kedalam kategori “ruang antara” atau “ruang ketiga”, atau yang disebut dalam penelitian ini sebagai pertunjukan identitas yang “slippery” atau licin. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa identitas yang hijab cosplay yang “slippery” dapat dijelaskan menggunakan kerangka Pos-Islamisme dari Asef Bayat sebagai hasil dari negosiasi antara Islamisme dan modernitas dalam konteks Islam di Indoneisa.

The rise of Hijab Cosplay since the early 2000s should be contextualized within the long history of Islam and and pop culture in Indonesia. The discourse about what Hijab Cosplay is and how it represents young muslim women’s identity as well as fans of J-Pop, remain taboo and controversial in public discussions. The way cosplayers use hijab and modify their costumes to fit into a character has also also been considered to be in contrast with the notion of authenticity of cosplay performance as well as the identity of pious hijabi muslim women. The main method of data collection is through ethnography, in which the researcher conducted FGDs with 10 Indonesian hijabi cosplayers from social media such as Facebook and Instagram. This study aims to understand how they define authenticity and what the Hijab Cosplay Community is trying to say about their contesting identity as young hijabi Muslim women and cosplayers. The study shows that the authenticity of hijab cosplay is produced and negotiated by considering the cultural and historical context. Their contesting identities also put them in an in-between or third space, which could also be read as “slippery” performance of identity. This study also shows that such Hijab Cosplay’s slippery identity could be explained through the framework of Asef Bayat’s Post-Islamism as the result of negotiation between Islamism and modernity in the context of Islam in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>