Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193583 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yunita Kusuma Wardani
"Penelitian ini membahas tentang perkembangan otomotif di Indonesia dan alih teknologi yang dilakukan oleh Mitsubishi. Sejak masa pemerintahan Soekarno sampai dengan Soeharto, Indonesia memiliki satu obsesi, yakni memproduksi mobil secara lokal. Indonesia pada saat itu tidak memiliki teknologi yang dapat menciptakan mobil, salah satu cara untuk medapatkan teknologi tersebut adalah dengan melakukan alih teknologi. Sampai pada tahun 1970, ketika Mitsubishi masuk ke Indonesia, dan mendirikan pabrik pertama mereka di sini. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selama Mitsubishi ada di Indonesia, secara tidak langsung telah berperan penting dalam meningkatkan teknologi di Indonesia, walaupun belum seperti yang kita harapkan.

This study discusses about the development of automotive and technology transfer done by Mitsubishi in Indonesia. Since Soekarno until Soeharto's reign, Indonesia had one obsession which is to produce cars locally. But at that time, Indonesia did not have the technology to build a car. Thus, the way to get the technology was by doing the technology transfer until 1970 when Mitsubishi first entered Indonesia and established their first factory here. The results of this study show that during that time, Mitsubishi had an important role to improve technology in Indonesia. Even though it wasn't like what we expected."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S55428
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Likman Daniyasti
"

Memimpin pasar mobil di kawasan ASEAN dan Asia Tenggara, industri otomotif Indonesia menjadi salah satu pilar penting sektor manufaktur yang memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Seiring dengan kehadiran revolusi industri baru, Industri 4.0 telah menciptakan katalis bagi pemerintah Indonesia untuk mendorong pertumbuhan industri manufaktur otomotif dalam meningkatkan kontribusinya pada pertumbuhan ekonomi lebih lanjut. Namun, kompleksitas proses yang terdapat di industri manufaktur otomotif telah menimbulkan pertanyaan, aspek atau faktor apa yang bisa mempercepat upaya adopsi teknologi Industri 4.0? Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dampak kebijakan pemerintah Indonesia terhadap upaya akselerasi adopsi teknologi Industri 4.0 di industri otomotif Indonesia. Eksplorasi kebijakan dilakukan melalui perancangan model konseptual kualitatif, yang dikembangkan dengan pendekatan pemodelan sistem dinamis, untuk memberikan pemahaman tentang dinamika hubungan antara faktor-faktor yang terlibat di dalam penciptaan ekosistem Industri 4.0 di Indonesia.


Leading the car market in ASEAN and Southeast Asia region, the Indonesian automotive industry is being considered as one of the manufacturing sector important pillars that significantly contributes to national economic growth. Along with the presence of the next wave industrial revolution, Industry 4.0 creates the catalyst for the Indonesian government to stimulate the growth of the automotive manufacturing industry to boost its contribution on further national economic growth. However, the complexity or process that exists in automotive manufacturing industry has raised a question, what aspects or factors that could accelerate the Industry 4.0 technology adoption process? Hence, this research aims to explore the policy impact towards the growth of Industry 4.0 technology adoption in Indonesian automotive industry. The policy exploration will be done through a qualitative conceptual model, developed within system dynamics modeling approach, to provide an understanding of the relationship dynamics between factors included in the fourth industrial ecosystem creation in Indonesia.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Widiatmoko
"Salah satu industri andalan masa depan adalah industri kendaraan bermotor (otomotif) dimana telah menjadi salah satu industri prioritas dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan produktivitas (TFP) dan input-input produksi terhadap pertumbuhan sektor industri otomotif. Selain itu juga untuk mengetahui seberapa besar kontribusi pertumbuhan Produktivitas (TFP), modal, tenaga kerja dan bahan baku terhadap pertumbuhan sektor industri otomotif selama kurun waktu 2003-2006. Observasi dilakukan terhadap Industri otomotif berdasarkan data per ISIC 4 angka versi 3 (International Standard Industrial Classification) terdiri ISIC 34100, ISIC 34200, ISIC 34300, ISIC 35911, ISIC 35912. Dalam mendapatkan nilai TFP industri otomotif ini, menggunakan teknik residual Solow dengan model fungsi produksi Cobb-Douglas. Pada fungsi produksi tersebut menggunakan variabel dependen nilai output industri dan variabel independen berupa kapital, tenaga kerja dan bahan baku. Setelah mendapatkan nilai TFP kemudian dilakukan pengujian terhadap variabel status kepemilikan, ukuran perusahaan, intensitas kapital, serta HHI pada industri kendaraan bermotor. Dari hasil pengujian tersebut pada variabel kepemilikan perusahaan dan ukuran perusahaan signifikan terhadap nilai TFP. Hasil analisis menunjukkan bahwa TFP untuk industri kendaraan bermotor milik PMA lebih besar dibandingkan milik lokal kecuali pada industri kendaraan roda 2, TFP industri kendaraan bermotor roda 4 memiliki TFP lebih tinggi dari industri kendaraan bermotor lainnya. Dengan demikian secara rata-rata industri milik asing memiliki pertumbuhan teknologi lebih tinggi dibandingkan milik lokal. Hal ini dikarenakan industri kendaraan bermotor asing lebih banyak menggunakan teknologi yang dibawa dari pihak prinsipal untuk melakukan transfer teknologi dalam proses produksi. Pada perhitungan nilai kontribusi untuk faktor input lebih berpengaruh daripada faktor teknologi dalam meningkatkan pertumbuhan output industri kendaraan bermotor. Kontribusi faktor bahan baku sangat mempengaruhi dalam pertumbuhan output industri kendaraan bermotor dibandingkan faktor modal dan tenaga kerja.

One of the mainstay industries for the future is the motor vehicle industry (automotive) which has become one of the priority industries in spurring economic growth. The purpose of this study was to determine the effect of productivity growth (TFP) and production inputs on the growth of the automotive industry sector. In addition, it is also to determine how much the contribution of productivity growth (TFP), capital, labor and raw materials to the growth of the automotive industry sector during the period 2003-2006. Observations were made on the automotive industry based on data per ISIC 4 number version 3 (International Standard Industrial Classification) consisting of ISIC 34100, ISIC 34200, ISIC 34300, ISIC 35911, ISIC 35912. In obtaining the TFP value of the automotive industry, using the Solow residual technique with the Cobb-Douglas production function model. The production function uses the dependent variable the value of industrial output and the independent variable in the form of capital, labor and raw materials. After obtaining the TFP value, the variables of ownership status, company size, capital intensity, and HHI are tested in the TFP of  motor vehicle industry. From the test results, the variable company ownership and company size are significant to the TFP value. The results of the analysis show that the TFP for the motorized vehicle industry owned by PMA is greater than that for locally owned vehicles except for the 2-wheeled vehicle industry, the TFP for the 4-wheeled motorized vehicle industry has a higher TFP than other motorized vehicle industries. Thus, on average, foreign-owned industries have higher technological growth than locally owned industries. This is because the foreign motorized vehicle industry uses more technology brought from the principal to transfer technology in the production process. In calculating the contribution value for the input factor is more influential than the technology factor in increasing the growth of motorized vehicle industry output. The contribution of raw material factors greatly affects the growth of motorized vehicle industry output compared to the factors of capital and labor."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Setiawan
"Industri otomotif dinilai memiliki peranan penting dan strategis pada sektor manufaktur. Untuk mengembangkan industri tersebut perlu dukungan dari industri kecil dan menengah melalui suplai komponen yang berkualitas. Dalam menciptakan industri kecil dan menengah yang berdaya saing, industri kecil dan menengah perlu terus meningkatkan kemampuannya yang sejalan perkembangan zaman maupun permintaan konsumen. Industri kecil dan menengah memiliki keterbatasan terutama kesadaran untuk berkembang karena keterbatasan keuangan dan sumber daya manusia untuk penguasaan informasi dan teknologi. Dalam mengembangkan industri memerlukan investasi yang besar, untuk itu perlu direncanakan dengan sebaik-baiknya dimulai dengan melakukan pengukuran kemampuan yang dimiliki hingga apa yang perlu dicapai agar investasi yang dilakukan dapat maksimal, terutama pengukuran dalam teknologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kontribusi komponen teknologi yang dimiliki oleh industri kecil dan menengah komponen otomotif menggunakan metode teknometrik yang mempertimbangkan komponen Technoware, Humanware, Inforware, Orgaware, dan Cysnetware. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa industri kecil dan menengah komponen logam otomotif memprioritaskan aspek Orgaware sedangkan Cysnetware menjadi prioritas ke empat. Sedangkan dalam pengukuran tingkat teknologi, IKM termasuk dalam klasifikasi tradisional dan semi modern.

The automotive industry is considered to have an essential and strategic role in the manufacturing sector. To promote the industry, it is necessary to support small and medium-sized industries by supplying quality components. In order to create competitive small and medium-sized industries, these industries need to continuously improve their capabilities in line with the times and consumer demand. Small and medium-sized industries have limitations, especially in developing awareness, due to limited financial and human resources for mastering information and technology. Developing the industry requires a significant investment; hence it needs to be planned as well as possible, starting from measuring the capabilities possessed to what needs to be achieved so that the investment made can be maximized, especially measurements in technology. This study aims to measure the contribution of technology components owned by small and medium-sized automotive components industries using a technometric method that considers components of Technoware, Humanware, Inforware, Orgaware, and Cysnetware. The results of data processing show that small and medium-sized industries of automotive metal components prioritize the Orgaware aspect while Cysnetware is the fourth priority. Meanwhile, in measuring the level of technology, SMIs are classified as traditional and semi-modern."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sharmila Erizaputri
"Sebagai salah satu industri yang kokoh di Indonesia, sektor otomotif memiliki peranan yang penting di dalam industri manufaktur Indonesia. Selama beberapa tahun terakhir, ada peningkatan dalam penanaman modal asing PMA dan ekspor yang mengindikasikan bahwa industri otomotif terintegrasi dalam jaringan produksi global. Tulisan ini bertujuan untuk melihat implikasi dari jaringan produksi global ke perkembangan industri dan kesejahteraan sosial dalam bentuk perbaikan ekonomi dan sosial dalam industri otomotif Indonesia. Menggunakan pendekatan pengukuran parsimonious, set dari indikator digunakan untuk merepresentasikan bagaimanakah keadaan di dimensi ekonomi dan sosial dari industri otomotif Indonesia, dari tahun 2000 sampai tahun 2014. Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa mengikuti pertumbuhan industri otomotif yang impresif, ternyata selama 14 tahun tersebut, sektor otomotif mengalami perbaikan di kedua dimensi, yatu ekonomi dan sosial.

One of the most robust industries in Indonesia, the automotive sector plays an important role in Indonesian manufacturing industry. Over the past years, there has been an increase in foreign direct investment FDI and export which indicate that automotive industry is well integrated in a global production network. This study attempts to clarify the implication of global production network GPN to industrial development and social well being in the form of economic and social upgrading within the Indonesia automotive industry. Using parsimonious measurement approach, set of indicators are created to represent to what extent is the condition of economic and social realms in Indonesian automotive industry during the year of 2000 until 2014. It found that follow up the impressive growth over the past years, the Indonesian automotive sector underwent both upgrading in economic and social realms."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S67288
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Ramadhan Putra
"Penelitian ini bertujuan untuk merancang kerangka kerja inovasi disrupsi di industri otomotif dan memilih teknologi disruptif untuk menunjang inovasi disrupsi, sehingga perusahaan petahana maupun perusahaan otomotif lainnya dapat mengembangkan sebuah inovasi disrupsi untuk dapat tetap bersaing di pasar. Dalam merancang kerangka kerja inovasi disrupsi di industri otomotif, digunakan metode Delphi yang dikombinasikan dengan skala likert serta diskusi dengan para ahli. Pemilihan teknologi disruptif menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan kriteria dan metode Technique for Others Reference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) untuk memilih alternatif. Hasil dari penelitian ini ialah kerangka kerja inovasi disrupsi di industri otomotif yang terdiri dari sembilan langkah, serta mobil listrik berkecepatan rendah sebagai alternatif yang dipilih untuk menunjang inovasi disrupsi.

This study aims to design a framework for disruptive innovation in the automotive industry and choose disruptive technologies to support disruptive innovation so that incumbent companies and other automotive companies can develop disruptive innovation to be able to remain competitive in the market. In designing the framework for disruptive innovation in the automotive industry, the Delphi method combined with a Likert scale was used as well as discussions with experts. The selection of disruptive technology uses the Analytical Hierarchy Process (AHP) method to determine the criteria and method of the Technique for Others Reference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) to select alternatives. The result of this study is a nine-step disruptive innovation framework in the automotive industry, as well as low-speed electric cars as alternatives chosen to support disruption innovation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noval Aditya Indra Negara
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai dominasi
Mitsubishi pada tahun 1973-1985 di Indonesia. Pembahasan ini akan dijelaskan melalui
dinamika perusahaan dan studi kasus atas keunggulan Mitsubishi di Indonesia pada
tahun-tahun ini. Skripsi ini memulai pembahasan kepada bagaimana Jepang yang tengah
mengalami kebangkitan industri otomotif melakukan investasi besar ke Indonesia, dan
dalam waktu singkat menjadi pemain utama dalam industri otomotif nasional. Penulis
menggunakan studi kasus perusahaan Mitsubishi, yang menjadi produsen terbesar
kendaraan roda empat di Indonesia pada periode ini. Mitsubishi sendiri adalah perusahaan
asal Jepang yang pada tahun 1970-an melakukan ekspansi ke pasar otomotif internasional
termasuk Indonesia. Mitsubishi bersama dengan PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motors
menerapkan berbagai kebijakan seperti mendirikan setidaknya lima anak perusahaan
yang membantu Mitsubishi mendominasi penjualan kendaraan roda empat dengan lebih
optimal. Selanjutnya, skripsi ini juga memberikan penjelasan mengenai keunggulankeunggulan
yang dimiliki oleh Mitsubishi di Indonesia. Mulai dari produk kendaraan
sebagai bentuk keunggulan teknologi, strategi pemasaran, strategi produksi, dan strategi
distribusi yang memberikan dorongan signifikan dalam persaingannya dengan berbagai
merk dagang asal Jepang sehingga dapat menjadi pemain utama dalam industri otomotif
nasional tahun 1973-1985.

ABSTRACT
This study aims to provide an explanation of Mitsubishis dominance in 1973-
1985 in Indonesia. This discussion will be explained through the companys dynamics
and case studies of Mitsubishis excellence in Indonesia in recent years. This thesis begins
a discussion on how Japan, which is experiencing a revival of the automotive industry,
made a major investment in Indonesia, and in a short time became a major player in the
national automotive industry. The author uses a case study of the Mitsubishi company,
which became the largest producer of four-wheeled vehicles in Indonesia in this period.
Mitsubishi itself is a Japanese company which in the 1970s expanded into the
international automotive market including Indonesia. Mitsubishi together with PT. Krama
Yudha Tiga Berlian Motors implemented various policies such as establishing at least
five subsidiaries that helped Mitsubishi dominate the sale of four-wheeled vehicles more
optimally. Furthermore, this paper also provides an explanation of the advantages
possessed by Mitsubishi in Indonesia. Starting from vehicle products as a form of
technological excellence, marketing strategies, production strategies, and distribution
strategies that provide a significant boost in competition with various Japanese
trademarks so that they can become major players in the national automotive industry
from 1973-1985.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Rudi Hotman Suryadi
"ABSTRAK
Krisis ekonorni yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan Juli 1997 memberikan
dampak yang luar biasa pada pelaksanaan pembangunan di seluruh sektor perekonomian,
termasuk sektor properti, sehingga mengakibatkan banyak proyek-proyek properti seperti
perumahan, gedung perkantoran, kondominium, apartemen, pusat perbelanjaan, hotel dijadwal
ulang kembali atau terpaksa berhenti. Dampak lain adalah melemahnya daya beli masyarakat
dan menurunnya kinerja operasional perusahaan-perusahaan di sektor rill.
Penulisan karya akhir ini antara lain akan membahas dampak krisis ekonomi terhadap
kinerja operasional perusahaan. Penelitian yang dilakukan adalah pada perusahaan yang
bergerak dalam bisnis elevator dan eskalator yang segmen pasarnya adalah di sektor properti.
PT Mitsubishi Saya Elevator & Escalator sebagai salah satu perusahaan yang bergerak
di bidang pabrikan, penjualan, jasa pemasangan, dan jasa pemeliharaan elevator dan eskalator
merek Mitsubishi juga merasakan dampak dari perubahan yang bergejolak dan sangat cepat
ini. Perusahaan mengalami penurunan kinerja opeasional, antara lain: (1) turunnya penjualan
path tahun 1998 sebesar minus 86.63% dibanding penjualan tahun 1997; (2) turunnya pangsa
pasar dan 38% pada tahun 1997 menjadi sebesar 28% pada tahun 1998; (3) turunnya
pendapatan perusahaan pada tahun 1999 sebesar minus 53.47% dibanding pendapatan tahun
1998. Kinerja perusahaan mengalanú kecenderungan membaik mulai tahun 1999, yaitu
peningkatan penjualan sebesar 47.83% dibanding penjualan tahun 1998.
Kecenderungan lain yang berpengaruh terhadap kinerja operasional perusahaan, antara
lain : perkembangan dalam skala regional dan globalisasi yang memaksa Indonesia untuk
menerima kehadiran perusahaan asing dalarn memasuki era pasar bebas, kemajuan teknologi,
social unrest, situasi politik, dll. Oleh karena itu, diperlukan strategi perusahaan agar mampu
bertahan dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi maupun dalam persaingan.
Tujuan penulisan karya akhir ini pada dasarnya adalah untuk mengetahui strategi
bersaing PT. Mitsubishi Jaya Elevator & Escalator dalam menghadapi peluang dan ancaman
sebagai dampak dan krisis ekonomi, mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan, dan
menentukan posisi perusahaan terhadap pesaingnya, agar perusahaan dapat mempertahankan
usahanya atau survive dalam upaya peningkatan kinerja perusahaan, serta memberikan
kontribusi bagi tercapainya visi global Mitsubishi agar produknya menjadi No. 1 di dunia.
Metode penelitian yang dilakukan antara lain melalui metode analisa yang terdiri dari
analisa persaingan dalam lingkungan eksternal yang mencakup lingkungan umum dan
lingkungan industri, termasuk analisa pelanggan, analisa pesaing, analisa pasar; analisa
lingkungan internal perusahaan yang mencakup analisa rantai nilai, analisa kinerja perusahaan,
analisa tuntutan faktor kunci keberhasilan (key success factors) yang harus diciptakan, analisa
SWOT, sebingga dapat memformulasikan strategi bersaing perusahaan untuk menghadapi
persaingan yang terjadi saat ini maupun pada masa mendatang.
Dari analisa lingkungan ekstemal, faktor ekonomi dan politik/hukum mempunyai
pengaruh yang sangat besar bagi lingkungan strategis perusahaan. Dari analisa terhadap tiga
pesaing, yaitu PT Saya Kencana, PT Citas Otis Engineering, dan PT Berca Indonesia, yang
menjadi pesaing utama perusahaan adalah PT. Saya Kencana dengan pangsa pasar penjualan
sebesar 45% dari tahun 1995 sampai tahun 1999. Salah satu keunggulannya adalah harga yang
murah PT Mitsubishi Jaya Elevator & Escalator memperoleh pangsa pasar penjualan sebesar
30%, dan unggul dalam perolehan contract base dan pangsa nilai pasar sebesar 41%.
Beberapa peluang bagi perusahaan yaitu: kebijakan pemerintah melalui Skema CEPT
memberikan peluang ekspor ke luar negeri, kecanggihan teknologi produk, peningkatan
permintaan pelanggan terhadap produk dengan kualitas lebih baik, kebutuhan pelanggan akan
produk sehubungan dengan prospek pembangunan-pembangunan di sektor properti.
Terdapat beberapa ancaman di dalam Iingkungan eksternal, yaitu : turunnya daya beli
masyarakat, lemahnya sektor properti dalam negeri menimbulkan ketidakpercayaan pihak luar
negeri terhadap iklim dunia usaha, situasi politik yang kurang kondusif, adanya social unrest,
tingginya tingkat kompetìsì dengan pesaing, dan meningkatnya iklim persaingan.
Melaluì analisa Iingkungan internal, diperoleh gambaran bahwa salah satu kekuatan
perusahaan adalah: pengalaman dan reputasi perusahaan dalam memasarkan produk dengan
citra dan brand name Mitsubishi yang berkualitas, inovatif, serta didukung oleh jasa
pemeliharaan dan tenaga mekanik yang siap 24 jam dan ketersediaan suku cadang berkualitas.
Perusahaan memiliki faktor kunci keberhasilan yang merupakan keunggulan perusahaan
dibanding pesaing, antara lain : teknologi produk yang tinggi dibanding pesaing, reputasi baik
dari pengalaman perusahaan yang tinggi, kesetiaan pelanggan (customer loyality), ketersediaan
subi cadang, dan sumber daya manusia yang handal dan berpengalaman.
Disamping itu, perusahaan memiliki kelemahan, antara lain : harga produk yang cukup
tinggi dibanding pesaing, ketergantungan kepada prinsipal dalam menentukan harga, dan
budaya perusahaan seperti moral/disiplin pegawai yang belum baik.
Dari hasil analisa lingkungan eksternal dan internal, strategi yang dapat diambil adalah
strategi yang beronientasi pada pasar untuk kondisi pasar yang menurun dan strategi
turnaround untuk memperoleh arus kas jangka pendek dan melakukan penghematan biaya
operasional perusahaan. Salah satu strategi yang dilakukan untuk tetap dapat bertahan pada
saat krisis agar mampu tetap bersaing dalam industri ini, antara lain: konsolidasi internal
perusahaan, reposisi profit centre pada bisnis Jasa pemelíharaan dengan dukungan dan pihak
pninsipal untuk mensupplai pasokan suku cadang (spare parts) dengan harga yang kompetitif.
Strategi fungsional yang dapat dilakukan antara lain : Strategi Bidang Pemasaran.
yaitu : strategi bauran pemasaran, strategi pemasaran jangka pendek dengan fokus pada
segmen pasar low-end market, dan meningkatkan pemasaran pada segmen pasar high-end
market; Strategi Bidang Manufakturing, yaitu : merencanakan penambahan kapasitas produksi
dan mengurangi biaya produksi; Strategi Bidang Pemeliharaan, yaitu: berorientasi kepada
kepuasan pelanggan dan meningkatkan respons atas keluhan pelanggan Strategi Bídang
Sumber Daya Manusia, yaitu : melakukan pelatihan mendatangkan ahli dari Mitsubishi
Jepang untuk ?transfer knowledge & technology?; Strategi Bidang Keuangan, yaitu :
meningkatkan aktivitas penagihan dengan tepat waktu, melakukan penghematan biaya
operasional seperti : biaya entertainment, biaya insentif kunjungan ke pabrik di Jepang dan
Thailand, alternatif transportasi yang lebih murah untuk perjalanan dinas ke luar kota.
Berdasarkan analisa strategi bersaing perusahaan, secara garis besar dapat dikatakan
bahwa PT Mitsubishi Jaya Elevator & Escalator sudah berhasil memenuhi parameter indikator
keberhasilan melalui strategi jangka pendek dan jangka panjang, yaitu memberikan kontribusi
tercapainya visi global prinsipal agar elevator dan eskalator Mitsubishi menjadi No. 1 di dunia.
Beberapa saran antara lain : perusahaan agar lebih memonitor aktivitas dan strategi
pesaing; lebih proaktif dalam bisnis jasa pemeliharaan khususnya modernisasi; melakukan
survey kepuasan pelanggan perhatian yang lebih khusus untuk pengembangan sumberdaya
manusia, seperti : training, kejelasan peningkatan karir dan slams salary dan fringe benefits;
dan penetapan standar dan kualitas mutu produk melalui perolehan sertifikat ISO-9000 dalam
hal disain, produksi pemasangan sampai pemeliharaan.
Untuk pengembangan studi selanjutnya, saran yang dapat diberikan oleh penulis untuk
melengkapi penulisan ini adalah memperoleh infomiasi lebih detail mengenai pesaing, antara
lain: aktivitas pesaing, strategi pesaing serta kekuatan dan kelemahan pesaing.
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T4761
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Aria Bintang
"Sebagian besar perusahaan masih memandang perlindungan lingkungan sebagai penghalang terhadap profitabilitas atau sebagai peraturan yang harus dipatuhi daripada strategi bisnis fundamental yang mengarah pada keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Namun penelitian lain berpendapat bahwa mengintegrasikan isu keberlanjutan lingkungan ke dalam strategi bisnis dapat menjadi peluang strategis bagi perusahaan. Kapasitas untuk merumuskan strategi mengarah kepada keunggulan kompetitif ketika diselaraskan dengan lingkungan atau orientasi strategis. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti dampak orientasi strategis terhadap sistem manajamen lingkungan, sistem manajemen lingkungan terhadap kinerja lingkungan dan kinerja lingkungan terhadap kinerja perusahaan. Survei dilakukan pada perusahaan otomotif di Indonesia. Studi literatur dilakukan untuk memperoleh kriteria orientasi strategis, sistem manajemen lingkungan kinerja lingkungan dan kinerja perusahaan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisi oleh pakar di industri otomotif. Uji pilot kuesioner dilakukan pada penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Orientasi Strategis berdampak positif terhadap Sistem Manajemen Lingkungan dan Kinerja Lingkungan berdampak positif terhadap kinerja perusahaan

A large number of firms still view the environmental protection as barrier to profitability or as a regulation to comply with rather than fundamental business strategy leading to a sustainable competitive advantage. Another research is argue integrating environmental issues into business strategy can become a strategic opportunity for companies. The capacity to formulate strategy leads to competitive advantage when aligned with the environment or strategic orientation. This research aims to examine impact of strategic orientation on environmental management system, environmental management system on environmental performance and environmental performance on firm performance. The survey is conducted on automotive companies in Indonesia. Literature study are conducted to obtain criteria of strategic orientation, environmental management system, environmental performance and firm performance that will be used as variables in this research. The data is collected using questionnaire and analysed by experts in automotive industry. Pilot test of questionnaire is conducted in this research. The result of this research shows that strategic orientation has positive impact on environmental managemet system and environmental performance has positive impact on firm performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53380
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Maria Rud
"Perusahaan manufaktur multinasional sektor otomotif di Indonesia umumnya beroperasi sebagai contract manufacturer dengan fungsi dan risiko terbatas serta sepenuhnya bergantung pada principal di luar Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk (a) mengkonstruksikan skema transfer pricing (TP) berdasarkan putusan pengadilan pajak tahun 2015-2019 (tahun pajak sengketa 2006-2013 atau sebelum BEPS Action Plan 13), (b) menganalisis bagaimana kebijakan pajak saat tahun sengketa diterapkan dan (c) menjelaskan mengapa kebijakan saat ini (pasca BEPS Action Plan 13) harus diubah untuk mengurangi sengketa TP. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan studi kepustakaan. Penelitian ini mengkonstruksikan bahwa skema umum TP meliputi (i) pembayaran eksesif atas pembayaran penggunaan intangibles kepada afiliasi sehubungan pembuktian eksistensi, manfaat ekonomi/komersial dan kewajaran volume transaksi (ii) pembayaran eksesif atas bunga pembiayaan intra-grup termasuk akibat kerugian yang berkepanjangan. Pendanaan diperoleh dari afiliasi dalam bentuk hutang yang seharusnya direkarakterisasi sebagai modal (iii) pembayaran tidak wajar atas penyediaan jasa intra-grup mengenai transaksi tersebut merupakan bentuk pengaburan transaksi lain (iv) pembelian/penjualan barang intra-group terkait perhitungan kewajaran, komponen dan teknis perhitungan HPP merupakan jenis transaksi yang dapat digunakan menggeser laba. Ketentuan TP sudah ada sejak 1983, namun pedoman teknis penilaian arm's length dirumuskan pada 2010, efektif pada 2011. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa penerapan ketentuan transfer pricing saat itu (sebelum BEPS Action Plan 13) dan masih perlu menjadi perhatian hingga saat ini (setelah BEPS Action Plan 13) meliputi hal berikut. Pertama, pengujian manfaat ekonomi atas pembayaran penggunaan intangible belum solid, masih menitikberatkan pada legal document. Besar pembayaran untuk intangible seharusnya sesuai dengan kontribusi yang dihasilkan di Indonesia. Kedua, pemerintah telah menerbitkan ketentuan debt-to-equity ratio untuk mengatur pembatasan bunga, namun diperlukan upaya lebih lanjut terkait hal tersebut. Ketiga, ketentuan terkait pembayaran jasa intra-grup pada dasarnya sudah diatur dalam ketentuan teknis TP. Keempat, pemeriksaan terkait harga jual/harga beli atas pembelian/penjualan telah diatur dalam ketentuan domestik Indonesia. Selain itu, dalam pengujian TP, banyak sengketa yang diakibatkan oleh permasalahan teknis yaitu; (i) pemilihan metode pengujian TP (ii) pemilihan data pembanding (iii) proses audit yang tidak tepat. Untuk meningkatkan sistem administrasi, beberapa hal dapat dipertimbangkan. Terkait regulasi (i) atas pembayaran penggunaan intangibles, adanya penekanan terkait pemeriksaan atas kontribusi berdasarkan konsep DEMPE (development, enhancement, maintenance, protection dan exploitation of intangibles, (ii) Selain adanya ketentuan DER, mengadopsi konsep pembatasan pembayaran bunga berbasis penghasilan atau berbasis aktiva dengan suatu penyesuaian (iii) Diperlukan petunjuk terkait ruang lingkup informasi yang harus diungkapkan mengenai pemberian jasa intra-grup. Pemerintah juga dapat mempertimbangkan untuk mengadopsi ketentuan safe harbor atau predetermined margin method untuk mengurangi beban administrasi bagi wajib pajak dan otoritas pajak serta mengoptimalkan Advance Pricing Agreement untuk mengurangi sengketa pajak dan meningkatkan kepastian bagi wajib pajak melalui adanyakesepakatan diawal. Terkait optimasi kinerja organisasi, otoritas pajak Indonesia sebaiknya (a) mengoptimalkan penggunaan teknologi untuk memperluas jangkatau pengawasan wajib pajak, (b) mengoptimalkan kompetensi dan pengetahuan pemeriksa, (c) membuat pola manajemen risiko transfer pricing yang terinstitusionalisasi/terorganisasi serta (d) adanya pola mutasi/promosi yang menekankan pada aspek spesialisasi.

The general schemes of TP occurred is the following (i) excessive payments for intangibles transferred to affiliates with issues related to proving the existence, economic/commercial benefits, and the fairness of the payments (ii) excessive interest payments due to an intra-group financing scheme related prolonged losses. Debt from affiliates should be characterized as capital. (iii) unreasonable payments for intra-group services, whether it has been properly carried out and whether the transaction is an obscuring other transactions (iv) unfairness of purchasing and selling of intragroup goods, i.e., price fairness, the components, and the calculation of COGS. Basically, TP rule has been formulated since 1983, however, the technical guidelines on arm's length were formulated in 2010, effective since 2011. The research shows that the challenges in performing TP provisions since that era (before BEPS Action Plan 13) until recently (after BEPS Action Plan 13) are the following. First, the examination on payment for intangible has not been solid that audit still focuses on legal documents. The payment should follow the value creation/contribution generated in Indonesia. Second, Indonesia has issued the debt-to-equity ratio rule for the limitation on interest payment, further improvement is needed. Third, the provisions on intragroup services have basically been regulated. Fourth, the examination related to the selling/buying price for intra-group trading has basically been regulated. In addition, there were disputes on TP examination caused by technical problems such as (i) selection the transfer pricing test method (ii) selection comparative data (iii) improper audit process. To improve the current TP policy, several inputs delivered as followed. Related to regulation (i) on payment for the use of intangibles, an emphasizing on examining value creation based on the DEMPE concept (development, enhancement, maintenance, protection, and exploitation of intangibles) (ii) adopting earning based or asset based to the current DER, (iii) creating a guideline on the scope of information disclosure related to intra-group services. The authority may consider safe harbors provision or predetermined margin methods to reduce administrative burdens and optimizing Advance Pricing Agreement to reduce disputes and increase certainty through pre-existing agreement. Furthermore, related to the optimization of organizational performance, the DGT should (a) optimize the use of technology to expand the scope of taxpayers monitoring, (b) improve the competence of examiners with increased knowledge following the dynamic issues in transfer pricing issues, (d) create an institutionalized/organized TP risk management patterns as well as (d) re-manage the transfer/promotion patterns that emphasize specialization."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>