Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11706 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andamar Pradipta
"ABSTRAK

Skripsi ini membahas bagaimana dan mengapa sebuah grup musik „gothic black metal‟ mampu menggunakan musik mereka dan persona „setan‟ yang mereka gunakan untuk membawa pesan yang sifatnya justru melawan „setan‟. Penelitian dilakukan dengan meneliti salah satu grup „gothic black metal‟ lokal yang bernama Kedjawen. Para personil Kedjawen merasa bahwa dosa, alam baka, dan hari kiamat yang telah dijanjikan oleh kitab-kitab agama samawi merupakan halhal yang nyata ada. Lirik-lirik Kedjawen berisi pesan-pesan yang bersifat „mengingatkan‟ para pendengar akan hal-hal tersebut. Meskipun musik dan persona panggung yang digunakan para personil membawa penggambaran sifatsifat „setan‟, Kedjawen tetap membawa pesan-pesan yang bersifat melawan „setan‟ dan berpihak kepada siapa saja yang menentang „setan‟. Ini disebabkan oleh ketakutan para personil Kedjawen akan janji-janji agama samawi mengenai dosa, alam baka, dan hari kiamat yang membuat mereka secara teleologis masih menantikan surga terlepas dari bagaimana mereka berekspresi.


ABSTRACT

This thesis examines how and why a „gothic black metal‟ band could possibly use their music and „demonic personas‟ to deliver messages that are actually against „demons‟. This research is done by examining a local (Indonesian) „gothic black metal‟ band called Kedjawen. The members of the band feel that sins, afterlife, and the doomsday are real, as explained and promised by the celestial religions. The band‟s songs contain „reminding‟ messages about those things explained by the celestial religions. Even though the band‟s music and stage personas depict the characteristics of the „demons‟, the messages they deliver are strictly against and siding anyone who is against „demons‟. The members‟ fear of sins, afterlife, and doomsday make them teleologically still long for heaven regardless the way they express themselves.

"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S55434
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvaro Rahman Hakim
"Surga adalah sebuah konsep yang berbeda di berbagai sistem kepercayaan dan interpretasi pribadi, tetapi secara umum, surga dipandang dengan alam atau keadaan kehidupan yang ditandai dengan tingkat kepuasan, kebahagiaan, dan ketenangan tertinggi. Skripsi ini memiliki tujuan untuk mengeksplorasi arsitektur sublim, yang berupaya untuk memberikan tanggapan atas fenomena tersebut. Tanggapan tersebut bertujuan untuk menawarkan pendekatan terstruktur, ke tingkat ketenangan dan kedamaian dalam kematian, dengan memanfaatkan tata ruang dan desain kontekstual berbasis penelitian untuk lingkungan binaan masyarakat (Perth Central Business District, Australia Barat). Penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif dan kualitatif. “Personalized Heaven” menghadirkan keterlibatan arsitektural dalam pemahaman individu terhadap surga, dengan mengembangkan solusi dalam bentuk sublim, multi-hunian, personalisasi, melalui gagasan dari berbagai pemahaman kepuasan diri. Melalui pengembangan dari keinginan setiap individu, hipotesis arsitektur ini membantu dalam menaungi kematian yang tenang dan damai bagi mereka yang terkena penyakit terminal.

Heaven is a concept that differs across various belief systems and personal interpretations, but generally speaking, it corresponds to a realm or state of life characterized by the highest levels of fulfillment, happiness, and serenity. This undergraduate thesis aims to explore sublime architecture, which seeks to provide responses to this phenomenon. Such responses aim to offer an integrated approach, to the level of the serenity of a peaceful passing, by utilizing spatial and research-based contextual design for a community's built environment (Perth Central Business District, Western Australia). The research uses both quantitative and qualitative techniques. “Personalized Heaven” delivers an architectural engagement within the individual's interpretations of heaven, by developing a solution in the form of sublime, multi-residential, personalized, and inspired by the various understanding of self-fulfillment. Through fostering each individual desires, this architectural hypothesis helps shelter a serene and peaceful passing for the terminally ill."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Ruth Lidya
"ABSTRAK
Tulisan ini menjelaskan proses transformasi sosial orang-orang biasa menjadi selebriti, atau
yang disebut sebagai celebrification, dengan YouTube sebagai kanalnya. Sesuai jargon
YouTube Broadcast Yourself, para pengguna dapat menyiarkan dirinya maupun konten
buatannya kepada pengguna YouTube lainnya secara global. Mereka yang awalnya hanya
pengguna biasa dapat menjadi populer dengan menerapkan strategi tertentu. Pendampingan dari pihak multi channel networks (MCN) juga berperan penting untuk meningkatkan popularitas mereka. Ekosistem YouTube, keberadaan pihak ketiga multi channel network serta kemunculan selebriti-selebriti baru, memperkuat anggapan bahwa YouTube kini menjadi media yang mendorong profesionalisasi dan komersialisasi.

ABSTRACT
This paper explains the process of social transformation of ordinary people to become
celebrities, or what is called celebrification, with YouTube as its canal. As per YouTube s
Broadcast Yourself jargon, users can broadcast themselves and create content on
YouTube globally. Those who are initially just ordinary users can become popular by
applying certain strategies. Assistance from multi channel networks (MCN) is also
important to increase their popularity. The YouTube ecosystem, along with third-party
multi-channel channels and the emergence of new celebrities, changed the notion that
YouTube is now a media that encourages professionalization and commercialization."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Yoga Ramadhan
"Musik populer lahir dengan beragam asumsi yang melekat seperti, low culture, komoditi industri, musik non serius dan sebagainya, hal tersebut yang sekaligus membentuk pengertian kita secara umum mengenai musik populer. Mengangkat kembali problem penting dalam musik, seperti proses kreasi yang mengandalkan ide dan imajinasi terhadap relevansinya dengan musik populer yang ketat dengan tradisi industri, media dan massa ditinjau melalui epistemologi Carl Gustav Jung mengenai konsep ketidaksadaran, merupakan ide yang menarik dalam membentuk pandangan, makna dan keseharian manusia terhadap aktivitas musik populer yang berpengaruh secara mendalam bagi perkembangan sosial dan budaya.

Popular music was born with a variety assumptions such as, low culture, industrial commodities, not serious music and so forth, it is well established in general our understanding of popular music. Raised important issues in music, like the creative process that relies on ideas and imagination of its relevance to popular music is tight with industry tradition, and the media are dealt with through the epistemology of Karl Gustav Jung's concept of the unconscious, is an interesting idea in forming the view, the meaning and the everyday activities of influential popular music in depth the social and cultural development."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S42979
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Ratna Juwita
"Penelitian ini ditujukan untuk melihat bagaimana proses membangun brand pada produk musik yang digemari oleh komunitas melalui social media. Produk yang dipilih adalah produk musik yang menggunakan social media sebagai media utama dalam proses membangun brand sedangkan social media yang dipilih merupakan social media yang saat ini sedang popular. Selain untuk mengetahui proses membangun brand, penelitian ini juga bertujuan untuk melihat peran social media dan komunitas dalam membangun brand produk musik.
Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa proses membangun brand pada produk musik yang digemari oleh komunitas melalui social media sebagai media utama dapat berhasil apabila segementasi dari produk tersebut sesuai dengan segmentasi pengguna social media. Dalam proses membangun brand diperlukan strategi dalam penggunaan social media dan strategi dalam berkomunikasi dengan komunitas.

The research is aimed to see the process of brand building on music product, which appreciated by its community through social media. The product that has been chosen is a music product that used currently popular social media as its main media in the process of brand building. In alignment to see the brand building process, this research is aim to see the role of social media and community on building music product‟s brand.
The result of this research is clearly visible that the process of building music product that appreciated by society through social media would be successful when the segment of the product works accordingly with the segment of the social media users. A strategy on how to use the social media and a strategy on how to communicate with the community are needed on the brand building process.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35743
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hesilia Astri
"Industri musik Indonesia saat ini sangat berkembang pesat. Musisi~musisi dan band-band baru bermuneulan mewamai belantika musik Indonesia. Padahal jika kita mclihat I0 tahun ke belakang, lagu-lagu barat masih menguasai pasar musik Nasional. Namun keadaan sekarang berubah dimana saat ini musik Indonesia telah menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Industri musik negeri kita tidak lagi didominasi oleh musisi yang itu-itu saja, saat ini banyak sekali musisi dan band-band baru yang ikut bersaing merebut hati para pendengar dengan menciptakan lagu-lagu yang sesuai dengan keinginan pasar.
Fenomena yang terjadi di industri musik Indonesia ini mendapat perhatian dari berbagai kalangan, baik dari industri musik sendiri, para musisi, pengamat bahkan para pendengar musik. Perkembangan yang pesat ini menimbulkan pro dan kontra dalam masyarakat. Terlebih dengan bermunculannya musisi dan band-band yang membawakan lagu-lagu yang bernuansa pop melayu dan mendayu-dayu clengan Iirik yang sangat lugas dan apa adanya. Puitis sudah tidak diminati Iagi oleh para musisi dan band-band baru ini. Notasi lagu pun sangat ringan dengan penggunaan kunci-kunci yang sederhana. Scbagian orang menganggap bahwa ini adalah kernunduran musik Indonesia, namun sebagian lagi menganggap bahwa ini adalah variasi bermusik, musik bersitat universal sehingga apapun warna musiknya itu sah-sah saja selama ilu diminati.
Namun bagaimanakah proses hingga akhirnya musik pop melayu dan mendayu berhasil mendominasi pasar musik Indonesia saat ini dan berhasil menelurkan banyak musisi dan band-band yang ikut memeriahkan kancah musik Indonesia?, make. penelitian ini mengangkat tentang fenomena dalam Industri musik Indonesia. Bagaimana musik-musik pop melayu, bertema ringan dan mendayu-dayu dapat menjadi raja di hati masyarakat negeri, padahal kontroversi yang ditimbulkan pun tidak sedikit. Ujung tombak dari keberhasilan musisi dan band-band tentu tidak terlepas dari proses publikasi dan promosi yang diterapkan. Dengan promosi yang gencar maka masyarakat dapat mengetahui lagu-lagu yang saat ini bam dinlis dan dapat dengan cepat akrab di telinga pendengar. Faktor yang paling penting adalah media massa yang menyebarkan lagu-lagu tersebut kepada pemirsa. Dcnganjangkauan yang luas di masyarakat dan frekuensi pemutaran yang berulang-ulang akan mernbangun awareness masyarakat akan lagu-lagu baru yang kemudian mcmbentuk selera masyarakat dan menciptakan trend. Dari sinilah popularitas sang musisi dan band-band terbentuk, basil akhimya adalah peningkatan penjualan terhadap produk musik dan mcmbuka peluang lebih besar dalam dunia entertainment.

Today musics industries in Indonesia are rapidly developed. Newly-formed bands and musicians showed to flourish the world’s of Indonesian musics. Whereas. back to 10 years ago, westem songs were controlled the market of national musics. However, the time has changed where Indonesian music has become the master in its own territory. The industry of our domestic musics are no longer dominated by common musicians, currently there are a vast majority of new bands and musicians that tightly competing for their audiences in producing marketable and reasonable songs.
The current phenomenon in Indonesian music industry has been paid huge attention by music industry itselfi musicians, observers and even music listeners. This highly rapid development is causing pros and cons in the population. Moreover, with emerging of musicians and bands on slow and Pop-Malay musics with simple and to the point lyrics. Poetical is no longer interested by new bands and musicians. Song notation is very light with using simple keys. Partly, people think that this is a setback for Indonesian musics, however, the remaining are thinks that this is a variety of musics, music as a universal language, and it is very acceptable that this kind of music is intriguing.
However, what is the process for slow and Pop-Malay musics can dominating current Indonesian musics and has succeeded to produce many musicians and bands to enliven Indonesian music industry ? So, this study is to review the phenomenon in Indonesian music industry. How can slow, Pop-Malay musics become the king in the heart of Indonesian people, whereas there are so many controversies in this kind of musics.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T33890
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aliyyah Hasyim
"Fashion show terus berkembang seiring dengan minat konsumen pada produk fashion. Fashion show adalah sebuah seni pertunjukan dengan tujuan memperkenalkan koleksi pakaian terbaru sebagai media promosi bagi brand. Konsumen terus menginginkan inovasi dari tren yang diciptakan oleh brand. Brand bersaing untuk menarik perhatian konsumen melalui pertunjukan fashion show. Pertunjukan fashion show diisi dengan rangkaian gerakan pakaian dalam waktu tertentu. Rangkaian gerak tersebut diruangkan menjadi performativitas spasial pada ruang pertunjukan. Ruang pertunjukan berperan aktif dalam menyebarkan informasi terkait pertunjukan kepada penonton. Informasi tersebut disampaikan melalui elemen ruang pada ruang pertunjukan yang membentuk atmosphere. Musik merupakan rangkaian suara yang memiliki peran dalam pembentukan atmosphere ruang. Struktur yang membentuk musik menciptakan suasana dan karakteristik pada musik, kemudian ditangkap oleh indera tubuh yang membentuk persepsi ruang dan membentuk suasana hati pendengar. Hal tersebut membuat musik mempengaruhi suasana hati dan menarik atensi penonton pada pertunjukan fashion show.

Fashion shows continue to grow along with consumer interest in fashion products. Fashion show is a performance art with the aim of introducing ideas from the latest clothing collections as a promotional medium.Fashion show shows are filled with narration from a series of clothes that move in a certain time and atmosphere accompany them. Performance space plays an active role in spreading the narrative of the fashion show to the audience.Music is a series of sounds that have a role in forming the atmosphere of space. There is a structure th at forms the atmosphere and characteristics of music, then it is captured by the senses of the body which forms the perception of space and shapes the listener's mood. This makes music have a role in conveying the narrative through the atmosphere at the fashion show. Observations were made via the Dior Fall 2023 fashion show video on YouTube. The purpose of the observation was to find out the role of music in fashion shows. The results of the observations that have been made show that music has a role in changing the atmosphere in the fashion show space. Atmosphere is an architectural element that forms a narrative in the performance space. So that music has a role in build a narrative in the fashion show performance space through the formation of space atmosphere."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Andreas
"Brisbane, the capital city of Queensland, Australia is a city with multicultural inhabitant. Therefore, freedom of assembly in a community is very important. Brisbane’s Cultural Precinct is a place where diverse communities gather every week. Equipped with several educational buildings, Cultural Precinct becomes a very popular tourist destination for both local and international. Currently there are six buildings, standing in good shape and working properly as it was built years ago. The oldest building of the area is the QAG (Queensland Art Gallery) with almost 120 years old, while the youngest is the QAGOMA (Queensland Gallery of Modern Art), which was built on 2006. Ascertaining the Cultural precinct is high value asset, Government has planned to develop it by hiring several developers to complete the master plan planned.
Millions of Australian dollar will be spend for a massive development, which to be honest very pleasing, since the government let locals involved to the master plan. As planned before, government wanted to develop Southbank as a place of artistic and cultural value where the whole community is welcomed and inspired. Along with the spirit of community and freedom of assembly, author tries to participate in development by providing a design of Banquet hall. On that account, author tries to develop a design method to bring harmony and perfection to the Cultural Precinct."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58530
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Larasati
"ABSTRAK
Pengamen jalanan lekat dengan pandangan negatif dari warga sekitar dan aturan hukum yang membatasi praktik mengamen mereka. Dalam kasus Indonesia, di Depok, Jawa Barat, sebuah kelompok pengamen jalanan bernama Institut Musik Jalanan IMJ menemukan jalan keluar dengan membuat album musik sendiri. Penelitian ini berfokus pada bagaimana pengamen jalanan IMJ berupaya menegaskan identitas dengan menunjukkan kemampuan dan kompetensi mereka bermain musik di jalur komersial. Menerapkan logika struktur dan agensi Margaret Archer 1996 mdash;siklus morfogenesis mdash;penelitian ini menemukan bahwa identitas personal dan kelompok pengamen jalanan IMJ tidak terbentuk dalam satu waktu. Lebih mendalam lagi, pengamen jalanan IMJ melawan kondisi struktur dengan membentuk struktur baru dan senantiasa bertindak refleksif. Proses tersebut menunjukkan bahwa pembentukan identitas pengamen jalanan IMJ terjadi melalui pengulangan struktur dan agensi.

ABSTRAK
Street buskers are attached with negative views from people around and laws that limit their busking practice. In Indonesia case, located in Depok, West Java, a street buskers group named Institut Musik Jalanan IMJ finds a way out by making their own music album. This research focuses on how IMJ street buskers define identity by showing their capability and competency of playing music in commercial way. Using Margaret Archer rsquo s logic of structure and agency 1996 mdash the morphogenetic cycle mdash this research finds that IMJ street buskers rsquo personal and group identity are not formed in one time. Furthermore, IMJ street buskers resist the structural condition with elaborate a new one and always act reflexively. The process shows their identity is formed through the recursiveness of structure and agency."
2017
S68046
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christine
"Tulisan ini membahas tentang asumsi adanya Galapagos Syndrome dalam strategi pemasaran musik Johnnys Jimusho. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk membuktikan pengadaan musik digital sebagai salah satu cara Johnnys Jimusho dalam melakukan ekspansi dan meninggalkan Galapagos Syndrome. Metode penelitian yang digunakan untuk tulisan ini adalah pendekatan kuantitatif dengan menganalisis data kuesioner. Penelitian ini menggunakan teori Galapagos Syndrome, Out of Touch consumer, dan Pop Cosmopolitanism. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengadaan musik digital dapat menjadi cara yang efektif bagi Johnnys Jimusho dalam menggarap pasar potensial, salah satunya yaitu fandom Johnnys Jimusho di Indonesia.

This paper discusses writers assumption of existing Galapagos Syndrome in music marketing strategy of Johnnys Jimusho. The purpose of this paper is to proves that Johnnys Jimusho could expand and leave Galapagos Syndrome through digital music. The research method used for this paper is quantitative approach and analyzing questionnaires data. This study uses the theory of Galapagos Syndrome, Out of Touch consumer, and Pop Cosmopolitanism. The results of the analysis show that music digital would be effective for Johnny rsquo s Jimusho to get profit from Johnnys Jimusho fandom in Indonesia, which is categorized as a potential market. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>