Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186384 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Septiantia
"Hubungan antara manusia dan hewan saling berkaitan erat dan saling mempengaruhi satu sama lain. Kehadiran hewan peliharaan di dalam rumah tinggal manusia memberikan keuntungan bagi sebagian orang. Anjing merupakan salah satu hewan peliharaan yang memiliki kemampuan emosional seperti manusia sehingga karakteristik anjing yang responsif terhadap tingkah laku manusia. Namun ketika anjing berada di dalam ruang tinggal manusia di rumah menimbulkan negosiasi diantara keduanya. Bagaimana aspek yang perlu diperhatikan ketika memelihara anjing di dalam rumah yaitu dari aspek psikologis dan spasialnya sehingga tercipta lingkungan yang sehat dan well-being untuk keduanya. Hal tersebut akan dijelaskan lebih lanjut pada skripsi ini.

The relationship between humans and animals are closely interrelated and influence each other. The presence of pets in human living space was provided many benefits for some people. Dog is one of the pet that has the ability like human emotional, so the characteristics of dogs that are responsive to human behavior. But when the dog lives in the human living space, caused negotiation between them. How aspects to consider when getting a dog in the house, from the psychological and spatial aspects so as to create a healthy environment and well being for both of them. This will be explained further in this thesis.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57077
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priska Angelina W.
"Fenomena compact living telah marak terjadi dalam kehidupan kita, dimana kegiatan bertinggal menurut konsep compact living artinya mengemas segala kebutuhan manusia menjadi satu secara padat. Skripsi ini akan membahas lebih dalam tentang compact living yang terjadi di Indonesia khususnya apartemen, sampai sejauh apa compact living dapat mengakomodasi kebutuhan fisik & nonfisik manusia yang bertinggal di dalamnya. Penelitian ini bersifat kualitatif dan hasil penelitian menyarankan bahwa di dalam perencanaan ruang dalam compact living, perlu memperhatikan unsur-unsur penting seperti flexibility, mobility, technology dan unsur alam yang dapat mengakomodasi kegiatan bertinggal yang terjadi dalam compact living.

The phenomenon of a compact living has been happening in our life, where the activities of dwelling according to the concept of a compact living it means package all human need to be one in solid. A thesis this will talk about more in a compact living that occurred in Indonesia in particular the apartment. To any extent what a compact living be able to accommodate the needs of physical & non-physical human dwelling in it. This research is qualitative and research results suggest that in planning a room in a compact living, need to pay attention to such flexibility, important elements mobility, technology and the elements of nature that could accommodate activities dwelling occurring in a compact living."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53097
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Octiviani
"Fotografi adalah sebuah alat komunikasi yang dapat menangkap gambar secara objektif, fotografi merepresentasikan sesuatu yang nyata secara cepat. Arsitek kemudian memanfaatkan fotografi untuk merekam karya mereka yang nantinya dapat digunakan untuk beberapa tujuan, seperti dokumentasi, materi pameran, dan juga sebagai pengganti interaksi langsung dengan bangunan. Arsitektur mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi melalui wujud dan ruang bangunannya, dimana manusia dapat mengalami dan berinteraksi dengan ruang arsitektur melalui raga dan indra mereka. Sejak ditemukannya fotografi, arsitek telah memanfaatkan fotografi untuk mengkomunikasikan ide, konsep dan tujuan dari karya sang arsitek. Fotografer diharapkan dapat membantu arsitek untuk menciptakan sebuah ilusi pada fotografi, ilusi yang kemudian dapat membantu manusia dalam memvisualisasikan bangunan arsitektur melalui media dua dimensi atau bahkan merasakan pengalaman ruang tiga dimensi. Keberhasilan ilusi ini bergantung kepada bagaimana manusia mempersepsikan informasi yang telah diberikan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplor konsep fotografi arsitektur dan bagaimana persepsi manusia dapat mempengaruhi cara manusia mencerna informasi. Dengan memahami cara kerja persepsi manusia, diyakini bahwa manusia dapat berinteraksi dengan ruang arsitektur melalui foto sebagaimana manusia berinteraksi dengan ruang arsitektur secara langsung. Untuk mendukung dan menanggapi isu yang muncul, beberapa responden telah diwawancari dengan beberapa pertanyaan. Dengan menganalisa hasil dari wawancara dari responden dan teori-teori yang ada, penelitian ini akan menuntun kepada sebuah kesimpulan tentang bagaimana manusia mempersepsikan informasi yang didapat dari sebuah fotografi arsitektur.

Photography is a communication tool that can capture an image objectively, it represents what exists with its brief moment. Afterwards Architects utilize it to record their works that can later be used for other purposes such as documentation, exhibition material, and also as a substitute of direct interaction with the building. Architecture has the ability to communicate through its form and space where people can experience and interact in it with their body and senses. Since the discovery of photography, architects have been taking advantage of the device with the intention of communicating their ideas, concepts, and purposes of their works. Photographers can hopefully aid the architects by using their skill to create an illusion in photography, which can helps people visualize the building in two-dimensional form or even offering the experience in three dimensional form. Such illusion can work depending on how the human percepts the information given.
This study will explore the concept of photography in architecture and how human perception can affect the way people perceived information. With understanding of the human’s working method in perception, it is believed that humans can interact with an architectural space through a photograph similar to the experience they would get in threedimensional form. Several people are interviewed to support and validate the issue that has been raised. Analyzing the informant’s point of view and several theories, this study will lead to a conclusion on how human percepts information from an architectural photography.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S59948
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meliala, Nicky Putra Perwira
"Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia karena ia mengakomodasi berbagai macam aktivitas manusia sehari hari Salah satu cara pemenuhan kebutuhan rumah adalah pembangunan perumahan formal Pembangunan perumahan formal juga ditujukan untuk membentuk masyarakat dan lingkungan yang berkualitas Rumah pada perumahan formal biasanya dibuat identik satu sama lain sementara aktivitas manusia biasanya berbeda satu sama lain Rumah pada perumahan formal merupakan sebuah ruang yang asing bagi penghuni karena belum diketahui kesesuaiannya dengan aktivitas penghuni Saat manusia menggunakan ruang tersebut ada dua hal yang mungkin terjadi yaitu adaptation ndash manusia mengubah aktivitasnya agar sesuai dengan lingkungan ndash dan adjustment ndash manusia mengubah lingkungan agar sesuai dengan aktivitasnya Tulisan ini membahas proses adaptation dan adjustment yang terjadi pada perumahan Greenland Depok Jakawa Barat Saya melakukan pengamatan dan pemetaan kegiatan di dalam rumah serta wawancara terstruktur dengan 5 lima pemilik tipe rumah yang berbeda Dengan menerapkan metode penelitian kualitatif saya mengidentifikasi kedua kegiatan tersebut terjadi sebagai konsekuensi perbedaan antara prediksi yang dilakukan oleh pengembang dengan jenis kegiatan dan kualitas ruang yang dibutuhkan oleh penghuni

The house is one of the essential needs of human beings due to its capability to accommodate various everyday human activities One of the methods to meet the human needs of having a house is the construction of formal housing It is also created in order to form a high quality environment and society Houses in a formal housing usually are built identical with each other however human daily activities are different in one person to another These houses will become a new environment for the inhabitants During the process of entering a new unknown environment humans tend to make adaptations and adjustments The former is human altering their activities in order to match the environment the latter is where they change their environment to their needs This writing tries to explain the process of adaptation and adjustment according to the case studied in Greenland Housing Depok West Java It is based on activities researching mapping and interviewing with 5 different families By doing qualitative researching method I indicated that both of those activities adaptation and adjustment are happened as a dissimilarity in accommodating activities between developer prediction and the inhabitants needs in their house."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52413
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Adianto
"Kebutuhan akan informasi telah menjadi kebutuhan manusia. Melalui informasi, manusia dapat mengetahui dan memprediksi kegiatan yang harus ia lakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Melalui ruang cyber, informasi yang dibutuhkan dapat sampai dengan cepat, akurat dan tak terbatas secara geografis selama terhubung dengan jaringan telekomunikasi. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan cara pandang manusia terhadap ruang dan tempat aktual serta lingkungan binaan dalam kaitannya dengan arsitektur.
Sesuai dengan pendapat Arendt, manusia memiliki tiga kondisi dasar yang menentukan kehidupannya. Dengan menggunakan teknologi ruang cyber, terjadi perubahan terhadap ketiga kondisi dasar tersebut. Perubahan kondisi dasar manusia menyebabkan terjadinya perubahan kegiatan manusia dan ruang arsitektural sebagai wadah kegiatan. Ruang dalam arsitektur terbentuk dari hasil hubungan sosial antar individu dalam sebuah lingkungan. Salah satu teori pembentukan ruang dengan adanya kesenjangan kondisi manusia adalah konsep pengetahuan kuasa-ruang. Manusia menggunakan teknologi ruang cyber untuk menjalin hubungan sosial berupa hubungan sosial antar anggota perusahaan. Hal ini menyebabkan berubahnya kondisi manusia setiap individu dan ruang kehidupan berkaitan dengan arsitektur sebagai hasil hubungan sosial tersebut.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik purposive sampling. Hal ini dikarenakan penelitian ini bertujuan ini untuk memahami, mengangkat dan menjelaskan pengaruh dan peran teknologi ruang cyber yang menciptakan perubahan bentuk ruang kegiatan yang dapat muncul dalam kaitannya dengan ruang arsitektural. Analisis yang saya gunakan bersifat eksploratif, di mana membutuhkan penjelajahan berdasarkan pada teori dan data yang terkumpul.
Dalam penelitian ini saya menemukan bahwa adanya hubungan berbanding lurus antara peningkatan penggunaan teknologi ruang cyber dengan pengurangan jumlah individu dan besar ruang aktual kantor. Selain itu, tampak bahwa praktek konsep pengetahuan-kuasa-ruang sebagai akibat adanya kesenjangan tingkat kondisi manusia, mampu membentuk perkembangan kondisi dan ruang kehidupan masing-masing individu dalam perusahaan. Praktek tersebut menyebabkan munculnya ketidakterikatan manusia dengan tempat berlokasi tetap dalam berkarya. Namun demikian, hal ini hanya berlaku pada individu berkondisi manusia tertingi dalam perusahaan.
Saya berkesimpulan bahwa ruang cyber merupakan katalis dalam proses pembentukan kondisi dan ruang kehidupan manusia. Ruang cyber tidaknya berperan sebagai kendali manusia dengan lingkungannya secara individual, namun juga secara sosial. Individu berkondisi manusia tertinggi dapat menentukan tingkatan kondisi dan ruang kehidupannya dan mengendalikan kondisi dan ruang kehidupan individu lain yang berkondisi lebih rendah."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14741
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uswatun Hasanah
"Air sebagai substansi yang disediakan alam, ternyata tidak hanya memberi manfaat untuk keberlangsungan hidup manusia saja, tetapi juga menjadi wadah untuk manusia bertinggal. Hubungan yang terjalin antara air dengan manusia dan arsitektur mewujudkan suatu bentuk hunian di atas air. Munculnya hunian di atas air didasari baik faktor fisik lingkungan maupun faktor yang dibentuk oleh manusia itu sendiri, sejarah, budaya, dan kepercayaan misalnya. Skripsi ini memaparkan pentingnya peran air pada hunian di atas air menjadikannya sebagai orientasi berhidup ataupun berinteraksi dengan sesama. Akibatnya, pengaruh aktivitas yang ada di atasnya menentukan konsep hunian dan pembagian ruang - ruangnya. Dalam menjaga keberdirian dan memastikan hunian untuk tetap terapung, metode yang digunakan untuk keterbangunan hunian di atas air juga menjadi hal utama. Berdasarkan tinjauan kasus yang telah dilakukan, kehidupan di atas air tidak dapat lepas begitu saja dengan aktivitas yang terjadi di daratan. Maka dari itu, secara garis besar bahwa hidup di atas air menghapus batasan antara daratan dan air.

Water as a substance which is provided by nature, not only gives amelioration for human living, but also accommodates spaces for human dwelling. The relationship between water with human and architecture could form a kind of dwelling on the water. The presence of dwelling on the water may be affected by physical environment or the behaviour of human itself, such as history, culture, and belief. This paper is aimed to reveal the ability of water to create whether as life orientation or human interaction. The influence of human’s activity could establish the concept of dwelling and the diverse types of spaces. Construction method also has a main role to ensure the building keeps floating. Based on case study, dwelling on the water could not be separated from activities which occured on land. Therefore, generally that dwelling on the water wipes out the boundary between land and water."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46104
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Meydina Putri
"Skripsi ini membahas mengenai pengaruh kebudayaan pada pembentukan pola ruang rumah tinggal yang telah pindah keluar daerah asalnya. Pembahasan dilihat melalui perspektif arsitektur interior yang menitikberatkan pada pengaturan pola tatanan ruang dalam rumah. Pola tersebut ditinjau berdasarkan tingkatan intervensi penghuni terhadap rumahnya, organisasi ruang, tata letak elemen interior, dan pemanfaatan ruang. Studi kasus dilakukan pada dua rumah orang Betawi yang berada di Cimahi, Jawa Barat.
Hasil studi kasus menunjukkan bahwa keduanya masih mencerminkan pola kebudayaan dari daerah asal mereka, meskipun lokasinya sudah berada di luar daerah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa dalam subconscious mind penghuni masih tertanam pola ruang tertentu yang berasal dari kebudayaan asal dan terus terbawa sehingga mereka cenderung membentuk rumahnya sesuai dengan pola tadi.

This study discusses the influence of culture on the configuration of house’s spatial pattern that had moved outside its origin place. This discussion is observed from the interior architecture perspective that focuses on the arrangement of space order pattern in the house. The pattern review based on the level of residents’ intervention toward their house, the space organization, the layout of the interior elements, and the space utilization. The case study was carried out in two Betawis’ houses in Cimahi, West Java.
The result showed that both of them are still representing its origin pattern, although the location is not in its origin place anymore. It indicates that the specific pattern which comes from its origin culture is still embedded and involved in the residents’ subconscious mind, so that they will configure their house accordance with that pattern.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52562
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramandhika Rizky Putranto
"Material kayu merupakan salah satu bahan yang biasa digunakan dalam elemen desain arsitektur maupun interior. Material kayu dimanfaatkan oleh para desainer karena mempunyai karakteristik khas berupa warna, serat/motif, ataupun tekstur. Dewasa ini, kayu asli semakin mahal serta mempunyai kelemahan dalam beberapa aspek teknis meliputi konstruksi dan perawatan yang menyebabkan penggunaan material kayu asli semakin berkurang. Sejalan dengan berkembangnya teknologi, diciptakan material imitasi untuk dapat menduplikasi material kayu (asli) terutama dalam tampilan visual. Material kayu imitasi diproduksi untuk dapat menghadirkan kualitas kayu asli pada desain arsitektur/interior dengan harga yang lebih murah dibandingkan kayu asli. Perbedaan diantara kedua jenis kayu tersebut memberikan kekurangan serta keunggulan ketika digunakan dalam desain arsitektur/interior. Penggunaan material kayu baik asli maupun imitasi tidak hanya bertujuan untuk mendukung kualitas ruang secara estetika saja, akan tetapi juga dalam rangka memenuhi fungsi dan kebutuhan.

Wood is one of the materials commonly used in architectural and interior design elements. wood is used because it has characteristics typical of color, fiber / motif, or texture. Today, the original wood has a high price and complicated in technical aspects include construction and maintenance, which led to the use of real wood material decreases. In line with the development of technology, imitation wood created to be able to duplicate the wood material (original), especially in visual appearance. Imitation wood materials are produced in order to bring the quality of the original wood in architectural design / interior at a cheaper price than the original timber. The difference between the two types of wood give the advantages and disadvantages when used to design a space architecture / interior. The use of wood materials not only aims to support the aesthetic quality of the space, but also in accordance with the functions and needs. It became a separate consideration in determining the types of wood materials, whether to promote the quality of the original timber or convenience experience in the technical aspects offered by the imitation wood."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60269
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cesario Dwi Yoniarto
"Klub malam adalah salah satu ruang yang dapat menghasilkan faktor unik ketika berada di dalamnya. Skripsi ini akan menganalisa ruang klub malam, serta faktorfaktor yang dapat mempengaruhi perilaku orang-orang di dalam ruang tersebut; yang akan menguntungkan bagi pendalaman dan pemahaman ruang dalam arsitektur. Penemuan yang menarik, dimana perilaku orang-orang tercermin ke dalam bentuk timeline, di mana faktor-faktor yang beragam menentukan hasil perilaku mereka. Penulis ingin memperluas pengetahuan tentang studi arsitektur dan bagaimana hal itu mempengaruhi perilaku orang dalam klub malam. Hasil analisis dari skripsi ini dapat digunakan dan dikembangkan pada analisis di masa depan, dari sisi arsitektur, dan bidang lainnya.

Nightclubs are one of the spaces that creates a unique feeling to be inside of. Beneficial to understanding space in architecture, the thesis will analyze nightclub spaces, and the behavior that it influences towards the people inside it. An interesting find, that the behavior of the people are reflected into a form of timeline, where diverse factors determine those outcomes of behavior. The author wishes to widen the knowledge of architectural studies and how it affects the behavior of people in a nightclub setting. The uniqueness of nightclub spaces benefits in future analysis in architectural studies, and environmental psychology."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53876
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Asya
"Memori dan sejarah merupakan dua kata yang sering dianggap sama. Tetapi, dalam hubungannya dengan aspek sosial-budaya di suatu kota, keduanya memberikan pengertian yang berbeda khususnya dalam menelusuri kembali asal usul kota. Skrispi ini bertujuan untuk mempelajari proses rumah menjadi locus memori sebagai media dalam menyampaikan nilai historis. Data tangible dan intangible dikumpulkan melalui studi literatur, pengamatan, dan wawancara yang kemudian dipisah berdasarkan teori dan studi kasus. Penelitian ini mengilustrasikan bagaimana memori terhubung dalam kontek spasial dan temporal dengan memadukan konsep rumah sebagai ​locus memory​, dengan hubungan memori apa dan memori siapa yang berada di dalam rumah tersebut. Dalam studi kasus ini, analogi bangunan tempat tinggal sebagai objek terkait dan keterkaitannya dengan memori dengan aktivitas yang terjadi di dalam bangunan, khususnya rumah tinggal di Cirebon yang berdiri sejak era kolonial dapat membantu kita memahami kebudayaan masyarakat dan tradisi yang terjadi dalam perkembangan kota.

Memory and history are two words that are often thought to be similar. However, in relation to a city’s socio-cultural aspect, both actually offers different meaning specially to retrace the origins of the city. This paper aims to study the process of a house become a locus of memory as the media to deliver historical value. Tangible and intangible data are collected through literature review, observation, and interview which later are separated according to the assigned theory and object of study. The research illustrates how memory is linked in spatial and temporal by pairing the concept of a house as ​locus of memory​, with a connection to what memory the house does have and whose memory belongs to the house. In this case, the analogy of residential building as related object and its interconnected memories with the activities done inside the building, such as the house in Cirebon during the colonial period, can help us to understand the community’s culture and traditions involved in the development of the city."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>