Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148246 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Khairunnisa
"Penelitian ini membahas pengaruh budaya patriarki terhadap kekerasan dalam rumah tangga terhadap perempuan masa Federasi Rusia.Analisis dengan menggunakan teori feminisme marxis dan metode deskriptif analitis dilakukan untuk membuktikan argumen utama yaitu kuatnya budaya patriarki di dalam paradigma masyarakat Federasi Rusia adalah salah satu faktor utama terjadinya kekerasan dalam rumah tangga terhadap perempuan di Federasi Rusia.Berdasarkan analisis, hasil penelitian membuktikan bahwa kuatnya budaya patriarki di dalam paradigma masyarakat Federasi Rusia adalah salah satu faktor utama terjadinya kekerasan dalam rumah tangga terhadap perempuan di Federasi Rusia.

This theses analyses the influence of patriarchy to domestic violence against woman on Russian Federation period. With marx ist feminism theory and descriptive analytical method for the analysis of the main arguments to prove that the strong patriarchy culture in society paradigm of Russian Federationis one of main factor domestic violenceagainst women in the Russian Federation occurred. Based on the analyzes, this theses proves that the strong patriarchy culturein society paradigm of Russian Federationis one of main factor domestic violence against women in the Russian Federation occurred."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S57189
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yenny
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tampilan feminisme dan purity pada idola K-Pop perempuan terhadap intensi fanship dari fans laki-laki. Partisipan dalam penelitian ini adalah 93 individu laki-laki yang mengidentifikasi diri sebagai fans K-Pop dengan rentang umur 15–35 tahun (M = 20.88, SD = 4,02). Partisipan diberikan stimulus berupa vignette fiktif berupa foto, biodata fiktif, dan deskripsi kepribadian dari model dengan variasi pada tampilan ideologi feminisme dan pelanggaran purity. Hasil analisis Repeated Measures ANOVA menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara tampilan Feminisme (F(2,184) = 7,74, p = 0,001, ηp2 = 0,08) dan Purity (F(2,184) = 14,26, p < 0,001, ηp2 = 0,13) pada idola K-Pop perempuan terhadap intensi fanship, serta tidak terdapat interaksi yang signifikan antara feminisme dan purity pada idola K-Pop perempuan dalam mempengaruhi intensi fanship pada fans laki-laki (F(2,184) = 1,62, p > 0,05, ηp2 = 0,02). Post-hoc paired samples t-test dilakukan dan ditemukan bahwa perbedaan tingkatan intensi fanship lebih tinggi secara signifikan pada perlakuan feminisme dibandingkan dengan non-feminisme dan pada perlakuan tampilan purity dibandingkan dengan perlakukan purity violation. Penelitian ini menunjukkan bahwa laki-laki tidak ingin menjadi fans dari idola K-Pop perempuan yang menampilkan pelanggaran purity dan beridentitas feminis dengan menggunakan label feminis, tetapi justru memiliki preferensi terhadap idola yang menampilkan ideologi feminisme tanpa label.

This research aims to examine the influence of the display of feminist ideology and purity in female K-Pop idols on the fanship intentions of male fans. The participants in this study were 93 male individuals who identified themselves as K-Pop fans, ranging in age from 15 to 35 years (M = 20.88, SD = 4.02). Participants were presented with stimuli in the form of fictional vignettes containing ‘idol’ photos, fictional biodata, and personality descriptions of a model with variations in the display of feminist ideology and purity violation. The results of the Repeated Measures ANOVA analysis show that there is a significant influence between the display of Feminism (F(2,184) = 7.74, p = 0.001, ηp2 = 0.08) and Purity (F(2,184) = 14.26, p < 0.001, ηp2 = 0.13) on female K-Pop idols towards fanship intention, and there is no significant interaction between feminism and purity in influencing fanship intentions for male fans (F(2,184) = 1.62 , p > 0.05, ηp2 = 0.02). Post-hoc paired samples t-test was carried out and it was found that the difference in fanship intention levels was significantly higher in the feminism treatment compared to non-feminism and in the display of purity treatment compared to the purity violation treatment. This findings indicate that men do not intend to be fans of female K-Pop idols who display purity violations and feminist labels, instead males prefer idols who display feminist ideology without labels."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tsaltsa Arsanti
"Feminisme merupakan gerakan sosial politik yang menuntut atas kesetaraan dan keadilan bagi semua gender. Saat ini, feminisme dipercayai sudah masuk ke masa gelombang keempat dimana yang ditandai oleh peralihan digital gerakan feminisme itu sendiri. Namun, pada perjalanannya, feminisme tidak selalu disambut dengan baik dengan adanya penolakan. Pada spesifik gelombang keempat, feminisme digital kerap direspon dengan penolakan yang dibalut dengan kekerasan berbasis kebencian atau misogini. Misogini dalam jaringan tidak lepas dari sifat internet yang didominasi laki – laki dan maskulinitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk misogini daring sebagai sikap anti dalam diskursus kesetaraan gender dan feminisme sebagai penyimpangan dan upaya pembungkaman suara perempuan sebagai bentuk dari kekerasan terhadap perempuan di Twitter. Penelitian ini mencakup data berupa puluhan cuitan berkonotasi misoginis terkait diskusi feminisme dan kesetaraan gender yang dibagi dalam tiga bagian. Data yang diperoleh dari media sosial Twitter kemudian dianalisis ke dalam payung besar feminisme radikal yang diturunkan menjadi patriarki. Dalam TKA ini juga disusun analisis menggunakan teori yang relevan terkait kejahatan siber, yaitu Teori Transisi Ruang milik Jaishankar (2008). Cuitan dalam temuan data dengan menggunakan konsep misogini langsung (eksplisit) dan misogini tidak langsung (implisit) yang dirangkum milik Strathern & Pfeffer (2022) yang memperkaya bentuk – bentuk misogini yang seringkali belum disadari. Temuan data menunjukkan bahwasannya seringkali sikap anti – feminisme dibalut dengan bentuk misoginis dalam jaringan yang dapat diklasifikasikan sebagai kekerasan terhadap perempuan secara umum.

Feminism is a socio-political movement that demands equality and justice for all genders. Currently, feminism has adhered to have entered the fourth wave period, marked by the digital transition of the feminist movement itself. However, along the way, feminism has not always been accepted. In the specific fourth wave, digital feminism faces rejection wrapped in hate-based violence or misogyny. Misogyny in the internet scope network could not be separated from the nature of the internet which is dominated by men and masculinity. The purpose of this research is to find out the form of online misogyny as an anti-attitude in the discourse on gender equality and feminism as a deviation and efforts to silence women’s voices as a form of violence against women on Twitter. This paper gathered data in the form of dozens of tweets with misogynistic connotations related to discussions of feminism and gender equality which are divided into three parts. The data obtained from social media Twitter is then analyzed into the broad analysis of radical feminism, specific to patriarchy. In this paper, an analysis was also compiled using relevant theories related to cybercrime, namely Jaishankar’s Space Transition Theory (2008). The tweets in the data findings use the concepts of direct (explicit) misogyny and indirect (implicit) misogyny, summarized by Strathern & Pfeffer (2022) that enrich forms of unidentified misogyny. The findings of the data indicate that anti-feminism attitudes are often wrapped in misogynistic forms in networks that can be classified as violence against women in general."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kiara Citra Rasaski
"Modernisasi dan westernisasi yang terjadi secara masif pada masa awal Korea menyebabkan banyaknya wacana barat terinstitusi dan diimplementasi ke dalam sistemnya. Konsep feminisme, keadilan, dan kesetaraan atas hak-hak perempuan di Korea belum menjadi dikursus aktif hingga tahun 1993. Prinsip Konfusianisme yang menjadi akar dari nilai dan tradisi Korea dianggap mengopresi dan membatasi ruang gerak perempuan, sehingga menyebabkan perempuan Korea memulai perlawanannya melalui aktivisme sosial untuk menuntut hak-hak dasarnya. Menggunakan metode kritik epistemologi feminis, penelitian ini dilakukan untuk menelaah pengaruh pemikiran barat terhadap konseptualisasi dan praktik Konsep Feminisme dalam masyarakat Konfusianisme Korea dan juga perkembangannya pada era kontemporer ini. Didukung dengan teori stand point serta interseksionalitas, peneliti menemukan bahwa aktivisme perempuan di Korea hingga saat ini memancarkan retorika feminis-radikal dengan perjuangan kelas dan sedikit isu gender di dalamnya. Perbedaan budaya yang kontras juga menyebabkan kontradiksi yang kompleks dan rumit hadir dalam feminisme kontemporer Korea.

Modernization and westernization that occurred massively in the early days of Korea cause many western discourses to be institutionalized and implemented into its system. The concept of feminism, justice, and equality for women’s rights in Korea did not become an active discourse until 1993. The Confucian principles which are the roots of Korean values and traditions are considered to suppress and limit women’s movement, causing Korean women to start their resistance through social activism to claim their basic rights. Using the method of criticism of feminist epistemology, this research was conducted to examine the influence of western thought on the conceptualization and practice of the concept of feminism in Korean Confucian society and also its development in the contemporary era. Supported by Standpoint Theory by Sandra Harding and Kimberlé Crenshaw’s intersectionality concept, the author found that women’s activism in Korea exudes radical-feminist rhetoric with class struggle and gender issues in it. The contrasting cultural differences also lead to complex and complicated contradictions present in contemporary Korean Feminism.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendrina Johanna Sylvi Wasuway
"ABSTRAK
Tesis ini membahas sistem pertukaran Kain Timur pada masyarakat Maybrat
dengan memakai perspektif feminisme. Data penelitian didapat dengan observasi,
wawancara mendalam, baik secara formal maupun informal, dan studi
kepustakaan. Kain Timur yang dikenal masyarakat Maybrat sebagai harta yang
paling berharga. Data ? data penelitian menunjukkan bahwa kain ini menentukan
posisi, harga diri dan martabat perempuan dalam keluarga dan klan pada
masyarakat Maybrat. Hasil penelitian menyimpulkan perempuan dalam sistem ini
dapat menjadi obyek maupun subyek dalam sirkulasi artefak budaya tersebut,
Sistem patriarki dan pembagian kelas serta faktor ekonomi merupakan alasan ?
alasan utama keterikatan perempuan dalam kekuasaan tradisi dan tuntutan peran
ganda perempuan dalam masyarakat Maybrat. Teori feminisme mengidentifikasi
dan mengelaborasi bentuk-bentuk opresi terhadap perempuan yang telah
terinternalisasi. Teori-teori feminis juga dipakai untuk menganalisa usaha-usaaha
perlawanan kaum perempuan terhadap wacana dominan patriarki dalam
masyarakat Maybrat.

Abstract
The focus of this study is to discuss the exchange of Kain Timur in Maybrat
society through feminism perspective. The research data were collected by means
of deep interviews, literary studies, and intense observation. Timur cloth in
Maybrat society is considered as the most valuable wealth whereas a family and
clan?s honor is put on it. The purpose of this theses is to describe and explain how
the Maybrat women position is determined by Kain Timur. The result of this
study is Maybrat women?s role in society can be divided into two parts, as object
and as subject, in terms of development and changes in women?s lives; depends
on which clan and social class they come from. Patriachy system, class division
and economy factor are reasons of women?s oppression within Maybrat society.
Feminism approach helps to discover forms of oppression in this society as well
as women?s efforts in share of power."
2012
T31436
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Qanita Chandrakinanti
"Kekerasan terhadap perempuan pekerja rumah tangga merupakan kekerasan yang terjadi di ranah publik. Kekerasan terhadap perempuan tidak hanya terjadi di kehidupan nyata, tetapi juga terjadi di media sosial. Melalui media sosial, perempuan pekerja rumah tangga dijadikan sebagai sebuah komoditas yang dieksploitasi untuk meraih lebih banyak penonton. Adapun kekerasan yang terjadi terhadap perempuan pekerja rumah tangga di media sosial ditunjukkan melalui visualisasi dan dialog dalam Web Series Pembantu Masa Gitu. Web Series Pembantu Masa Gitu merupakan web series dalam format film pendek yang dibuat oleh Studio Z. Web Series Pembantu Masa Gitu menampilkan viktimisasi primer terhadap tokoh perempuan pekerja rumah tangga dan memberikan representasi yang tidak sesuai dengan kenyataan mengenai perempuan pekerja rumah tangga. Dengan menggunakan metode analisis konten atau isi kualitatif yang dikaitkan dengan kriminologi visual, hasil analisis menunjukkan bahwa tokoh perempuan pekerja rumah tangga menerima pelecehan seksual di tempat kerja, objektifikasi seksual, dan stereotip gender. Teori feminis radikal kemudian digunakan untuk melihat patriarki sebagai penyebab utama dari penderitaan yang dialami oleh perempuan pekerja rumah tangga. Web Series Pembantu Masa Gitu dijadikan sebagai sebuah alat propaganda untuk Studio Z menyebarluaskan sistem patriarki melalui media sosial. Pada akhirnya, visualisasi kekerasan terhadap perempuan pekerja rumah tangga yang secara terangterangan ditampilkan di dalam Web Series Pembantu Masa Gitu menunjukkan bahwa Studio Z berusaha untuk menjustifikasi patriarki dan melanggengkan kekerasan terhadap perempuan pekerja rumah tangga.

Violence against women domestic workers is violence that occurs in the public sphere. Violence against women does not only occur in real life, but also occurs on social media. Through social media, women domestic workers are used as a commodity to be exploited to reach a wider audience. The violence that occurs against women domestic workers on social media is shown through visualization and dialogue in the Web Series Pembantu Masa Gitu. The Web Series Pembantu Masa Gitu is a web series in short film format made by Studio Z. The Web Series Pembantu Masa Gitu presents the primary victimization of women domestic workers and provides a representation that is not in accordance with the reality of women domestic workers. By using the method of content analysis or qualitative content associated with visual criminology, the results of the analysis show that women domestic workers receive sexual harassment in the workplace, sexual objectification, and gender stereotypes. Radical feminist theory is then used to see patriarchy as the main cause of the suffering experienced by women domestic workers. Web Series Pembantu Masa Gitu is used as a propaganda tool for Studio Z to disseminate the patriarchal system through social media. In the end, the visualization of violence against women domestic workers that is openly displayed in the Web Series Pembantu Masa Gitu shows that Studio Z is trying to justify patriarchy and perpetuate violence against women domestic workers."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Riefqie Baihaqie Anwar
"Tulisan ini mengkaji ideologi feminisme dengan mengkaitkan sikap hidup perempuan Jawa pada film Banyu. Film Banyu menjadi pertimbangan dalam melakukan penelitian karena membahas mengenai perempuan yang memperjuangkan haknya namun juga mempertahankan sikap perempuan pada budaya Jawa. Masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana relevansi sikap feminisme yang terdapat pada tokoh Sri terhadap sikap hidup orang Jawa setelah ditinjau menggunakan analisis semiotika menurut Charles Sander Peirce. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya sikap hidup orang Jawa yang mengandung unsur ideologi feminisme agar membuka sebuah perspektif baru dalam sebuah sikap hidup orang Jawa akan budaya feminisme yang kurang dipandang baik bagi orang Jawa dan menjadi acuan atas keseimbangan antargender. Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teori semiotika yang dikemukakan Charles Sander Peirce dengan persepsi konsep triadic-nya. Hasil penelitian menunjukkan relevansi antara tokoh Sri yang terdapat pada film Banyu dengan salah satu sikap hidup orang Jawa yaitu nrima memiliki keterkaitan, terlihat dari alur ceritanya. Sri yang selalu menyuarakan haknya sebagai perempuan kepada kaum patriarki, dengan sikap nrima yang dijalani oleh Sri pada kehidupannya merupakan seorang Ibu dengan merangkap peran Ayah bagi anaknya, Banyu. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dinyatakan bahwa sebuah ideologi feminisme dengan sikap nrima pada hidup orang Jawa sangat relevan untuk dilakukan.

This paper examines the ideology of feminism by linking it to the way of life of Javanese women in the film "Banyu." The film "Banyu" was chosen as the focus of the research because it portrays a woman who fights for her rights while also upholding traditional Javanese values. The main issue addressed in this study is the relevance of the feminist stance exhibited by the character Sri to the way of life of Javanese people, as analyzed through Charles Sander Peirce's semiotic analysis. The research aims to prove the existence of Javanese ways of life that incorporate elements of feminist ideology, opening up new perspectives on how Javanese people approach the concept of feminism, which may be viewed unfavorably within Javanese society, and providing guidance for achieving gender balance. This research adopts a qualitative descriptive approach, utilizing Charles Sander Peirce's semiotic theory with a focus on his triadic concept. The findings demonstrate the relevance between the character Sri in the film "Banyu" and the Javanese way of life, particularly the practice of "nrima." Sri, who consistently advocates for her rights as a woman in the face of patriarchal norms, embodies the spirit of "nrima" in her role as a single mother who assumes the responsibilities typically associated with both motherhood and fatherhood for her child, Banyu. Based on the research findings, it is concluded that an ideology of feminism aligned with the principle of "nrima" is highly relevant to the Javanese way of life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Randie Ananda Agam
"Tesis ini bertujuan mengungkap praktek diskursus mengenai feminisme dalam internet, dengan meneliti internet meme, spesifiknya jenis image macro, di situs
meme repository 9GAG. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif terhadap teks meme dengan analisis multimodal dan analisis wacana Teun A. van Dijk. Sampel
data adalah subkategori meme yang secara konsisten menampilkan ide feminisme dalam tiap kemunculannya dan pernah muncul di 9GAG. Hasil peneltian menunjukkan bahwa diskursus feminisme tampil secara beragam sebagian merefleksikan diskursus humor yang merupakan diskursus utama 9GAG, sebagian lain tidak merefleksikan humor atau menampilkan humor dengan cara yang berbeda. Aktor-aktor sosial di balik meme yang diteliti juga beragam; sebagian dapat ditelusuri karena identitasnya tercatat dengan lengkap di internet, sebagian lain hanya bisa diduga berdasarkan karakteristik tertentu seperti penggunaan humor, posisi mengenai feminisme dan ketimpangan akses internet berdasar jenis kelamin. Ruang-ruang internet tempat meme yang membawa diskursus feminisme menyebar mengharuskan diskursus feminisme mengikuti diskursus humor yang sudah lebih dahulu berkuasa jika tidak mereka akan terpinggirkan dan hanya bisa mempertahankan status quo di situs orisinal mereka jika ada.

The thesis attempts to reveal discursive practices involved in construcing discourses on feminism in the internet. The research takes multiple subcategory of memes, that fall into image macro types, available on 9GAG. This is a qualitative research on
text and visual of memes, with analysis conducted using multimodal analysis and Teun A. van Dijk?s discourse analysis framework. Selected subcategories are the ones that consistently present ideas on feminism, and is available to access on 9GAG at least once. The result shows that discourse on feminism are various some reflects the humorous nature of 9GAG while others don?t or uses humor in a different direction than the ones found on 9GAG. Social actors are also different several are readily identifiable through the internet, while others are describable only based on several characteristics like the use of humor, stance on feminism and access gap of internet based on gender and sex difference. Social spaces where memes spread also require the memes to conform to preexisting discourse if they want to thrive in it; otherwise they will simply froze in an obscure corner of the space, while only barely maintaining the status quo of their original sites.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firda Fitri Yanda
"Penulisan ini membahas tinjauan feminisme Sosialis terhadap tingkat perceraian di Federasi Rusia. Setelah mendeskripsikan keadaan perempuan di dalam keluarga dan masyarakat patriarki dari masa Kekaisaran Rusia, Uni Soviet hingga Federasi Rusia, serta data-data statistik tingkat perceraian dan kasus-kasus perceraian pada masa Federasi Rusia yang kemudian dianalisis dengan teori feminisme sosialis.
Berdasarkan hasil analisis, tingginya angka perceraian yang terjadi di Federasi Rusia terjadi akibat budaya patriarki yang masih melekat kuat di dalam kehidupan masyarakat dan keluarga Federasi Rusia.

This thesis discusses A Review of Socialist Feminism toward Divorce Rate in the Russian Federation. After describing the situation of women in the patriarchal family and society from the time of the Russian Empire, the Soviet Union, to the Russian Federation, as well as statistical data of divorce rate and divorce cases at the time of the Russian Federation which is then analyzed by theory of socialist feminism.
Based on analysis, the high divorce rate that occurred in the Russian Federation is due to the inherent patriarchal culture is still strong in the society and family life of the Russian Federation."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S54288
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvira Azzahra
"Karya akhir ini disusun untuk menganalisis penyebarluasan anti-feminisme di media sosial sebagai bentuk gendered hate online dan kekerasan terhadap perempuan. Penulisan karya akhir ini menggunakan analisis wacana kritis feminis oleh Lazar terhadap 11 cuitan akun Twitter @txtdarifeminis. Dengan menggunakan konsep gendered hate online, kekerasan terhadap perempuan, dan teori analisis wacana kritis feminis, karya akhir ini membuktikan bahwa cuitan akun Twitter @txtdarifeminis melakukan gendered hate online dan kekerasan terhadap perempuan. Gendered hate online dalam unggahan akun ini mulai dari tindakan yang mengandung sifat misoginistik dan seksis (shaming, labeling, stereotip gender, rape culture, dan victim blaming) sampai pada penyebaran gagasan yang salah tentang feminisme. Sedangkan, kekerasan terhadap perempuan dalam karya akhir ini terbagi dalam dua bentuk, yaitu kekerasan simbolik dan ancaman kekerasan fisik.

This paper discusses the analysis of the widespread of anti-feminism on social media as gendered hate online and violence against women. This paper uses feminist critical discourse analysis technique and data were collected from 11 tweets of Twitter account, @txtdarifeminis. This paper uses the concept of gendered hate online, violence against women, and the theory of feminist critical discourse analysis. This paper proves that tweets from account @txtdarifeminis did gendered hate online and violence against women. Gendered hate online on these tweets included actions that contained misogynistic and sexsism (such as shaming, labeling, gender stereotype, rape culture, and victim blaming) to disseminated false idea of feminism. Violence against women in this paper divided into symbolic violence and physical violence threat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>