Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90513 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nuranindia Endah Arum Purwatiningsih
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas ketepatan padanan istilah tata hidang yang terdapat
dalam Kamus Prancis Indonesia Pariwisata karya Tito W. Wojowasito dengan
menganalisis komponen makna entri dan subentri yang berkaitan dengan bidang
tata hidang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa padanan istilah tata hidang yang
terdapat dalam kamus ini sudah cukup baik dengan jumlah padanan tepat
sebanyak 45 buah dari total 50 padanan. Dari hasil tersebut dapat terlihat bahwa
peralatan tata hidang yang digunakan masyarakat penutur bahasa Prancis dan
bahasa Indonesia pada umumnya tidak jauh berbeda. Namun, ditemukannya
padanan yang kurang tepat menunjukkan bahwa tidak adanya padanan dalam
bahasa sasaran yang benar-benar sama dengan bahasa sumber karena terdapat
perbedaan budaya dan lingkungan hidup antarmasyarakat pengguna bahasa.

ABSTRACT
This research studies the equivalence of food service terms in Kamus Prancis
Indonesia Pariwisata, a specialized bilingual dictionary, by analizing the
components of entries and subentries related to food service. The result shows that
there are 50 accurate equivalences. It reveals that the food service utensils used in
France and Indonesia are similar. However, the inaccurate equivalences prove that
there are no identical equivalent due to the cultural differences between language
users."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57482
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunitri Wita Sundari
"Salah satu sarana untuk mempelajari bahasa adalah ka_rnus. Bila sebuah kamma mencakup sseuruh kosakata dari suatu bahasa maka kamus tersebut merupakan kamus ureian, sedangkan kamus yang hanya menceakup seluruh kosakata yang berasal dari satu bidang saja disebut kamus khusus. Kamus Istilah Pariwisata (selanjutnya disingkat menjadi KIP) merupakan kamus khusus karena kosakata yang dimuat dalam kamus ter-sebut terbatas satu bidang saja yaitu bidang pariwisata. Dalam KIP ditemui adanya beberapa entri yang berasal dari Bahasa Prancis yang memiliki definisi yang tidak memadai. Bertitik tolak dari kenyataan tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti definisi yang diberikan pada en_tri-entri tertentu yang berasal dari bahasa Prancis di_tinjau dari segi semantis. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keadaan definisi yang diberikan KIP pada entri.-entri yang di jadikan korpus_"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meity Taqdir Qodratillah
"Setiap negara mempunyai kebudayaan yangberbeda dengan negara lainnya. Demikian pula kebudayaan negara Indonesia berbeda dengan kebudayaan negara Prancis. Istilah sapaan yang berupa istilah kekerabatan bahasa Indonesia merupakan salah satu unsur kebudayaan. Dalam hal ini masyarakat Indonesia sangat memperhatikan penggunaan istilah sapaan tersebut dalam komunikasi untuk menyapa kawan bicaranya. Berdasarkan hal itu skripsi ini meneliti padanan yang diberikan oleh penyusun kamus dalam bahasa Prancis mengenai istilah sapaan yang berupa istilah kekerabatan dalam Kamus Umum Indonesia-Prancis. Tujuannya ialah untuk memperoleh gambaran sejauh mana ketepatan padanan yang diberikan oleh penyusun kamus dan melihat tipe padanan yang digunakan serta mengetahui sejauh mana padanan tersebut dapat digunakan oleh pemakainya. Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan entri istilah sapaan yang berupa istilah kekerabatan dalam Kamus Umum Indonesia Prancis karya Pierre Labrousse. Data yang diperoleh berjumlah 74 buah entri dengan 89 buah padanan. Untuk mengetahui ketepatan padanan, digunakan teori analisis komponen makna dari Nida dan Taber. Kemudian meneliti tipe padanan dan penyajian padanannya berdasarkan teori Zgusta dan Al-Kasimi. Hasilnya menunjukkan bahwa padanan yang tepat sebanyak 40 buah (44,94%), padanan yang kurang tepat sebanyak 45 buah (51,69%), dan 3 buah (3,37%) padanannya menyimpang. Tipe padanan yang digunakan adalah tipe padanan terjemahan, sebanyak 25 buah (28,09 %), tipe padanan terjemahan +gloss 20 buah (22,47%), tipe padanan penjelasan sebanyak 6 buah (6,74%), tipe padanan penjelasan + gloss sebanyak 4 buah (4,50%) serta yang hanya berupa gloss sebanyak 34 buah (38,20%). Berdasarkan penyajian padanannya, dari entri yang berjumlah 74 buah menunjukkan bahwa 39 buah (52,70%) hanya dapat digunakan untuk memahami teks BSu bagi pemakai BSa ; sebanyak 9 buah (12,16%) dapat digunakan oleh pemakai BSa untuk memahami dan mendeskripsikan BSu. Sedangkan yang dapat digunakan untuk memahami teks BSu bagi pemakai BSa dan untuk memproduksi ujaran dalam BSa bagi pemakai BSu sebanyak 24 buah (32,43%) dan sebanyak 2 buah (2,71%) dapat digunakan oleh pemakai BSa untuk memahami dan mendeskripsikan BSu serta dapat digunakan pula oleh pemakai BSu untuk memproduksi ujaran dalam BSa. Penyusun kamus pada dasarnya sudah berusaha untuk memberikan padanan yang tepat dan baik. Akan tetapi karena perbedaan kebudayaan (dalam hal ini adanya culture-bound, words yaitu kata-kata yang terikat budaya) maka penyusun mengalami kesulitan untuk memperoleh padanan yang tepat dalam BSa. Untuk mengatasi hal itu diperlukan kecermatan dan pendalaman kebudayaan Indonesia terutama yang berkaitan dengan istilah sapaan yang berupa istilah kekerabatan bahasa Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanisyah Fahmi
"Penelitian dilakukan melalui penelitian kepustakaan yaitu dengan menggunakan kamus ekabahasa bahasa Perancis dan kamus ekabahasa bahasa Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ketepatan padanan yang diberikan pada satuan leksikal perumahan dan melihat apakah kamus tersebut dapat disebut sebagai kamus produksi. Pengumpulan data dilakukan dengan memilih kata kepala yang padanannya mengacu pada perumahan dan terdapat pada kamus umum Perancis-Indonesia karangan Prof. Drs. S. Wojowasito dan Hartono Ruslan D.E.S. Data dikelompokkan menurut kiasifikasi bangunan tempat tinggal yang dikemukakan oleh Dewey (1965:113). Penelitian tentang ketetapen padanan dilakukan dengan menggunakan teori analisis sem yang dikemukakan oleh Tutescu (1979:75). Penelitian untuk melihat apakah kamus tersebut dapat disebut sebagai kamus produksi (bahasa Perancis bahasa ibu pemakai kamus) dilakukan dengan membandingkan cara penyajian padanan, tipe padanan, bahasa yang digunakan dalam keterangan penjelas, dengan kaidah-kaidah penyusunan kamus dwibahasa serta dengan melihat ketepatan padanan yang diberikan. Teori yang dipergunakan dalam analisis Cara penyajian padanan dan bahasa yang dipergunakan dalam keterangan penjelas adalah teori yang dikemukakan oleh Al-Kasimi {1977:68 dan 23). Teori yang dipergunakan dalam analisis tipe padanan adalah teori tipe padanan pada kamus dwibahasa yang dikemukakan oleh Zgusta (1971:32) dan A1-Kasimi (1977:61). Hasil penelitian menunjukan bahwa 33,33% dari padanan yang diberikan adalah merupakan padanan yang tepat, 65,31% padanan yang kurang tepat dan 1,36% padanan yang salah. Sebagai sebuah kamus produksi, kamus tersebut kurang memadai karena: 52,38% dari padanan yang diberikan merupakan padanan tipe penjelasan yang tanpa disertai keterangan penjelas, 4,76% padanan tipe penjelasan yang disertai keterangan penjelas, hanya 40,14% padanan tipe sinonim tanpa keterangan penjelas dan 2,72% padanan tipe sinonim yang disertai keterangan penjelas. Sebagai sebuah kamus produksi, penyusun kamus harus mengutamakan padanan tipe sinonim agar padanan tersebut dapat dipersiapkan dalam kalimat-kalimat yang mempergunakan bahasa Indonesia. b. Padanan yang berasal dari satuan leksikal bahasa sumber yang merupakan polisemi tidak diberi keterangan penjelas yang menunjukkan perbedaan makna padanan.Sebagai sebuah kamus produksi, padanan yang demikian harus diberi keterangan penjelas agar pemakai kamus dapat membedakan makna padanan yang diberikan dari padanan lain yang juga dimiliki oleh kata kepala yang sama dan dapat mempergunakannya dalam konteks yang tepat. c. Bahasa yang digunakan dalam keterangan penjelas adalah bahasa Indonesia. Sebagai sebuah kamus yang ditujukan bagi pemakai kamus yang bahasa ibunya bahasa Perancis, keterangan penjelas harus disajikan dalam bahasa Perancis agar pemakai kamus dapat memahami penjelasan yang diberikan penyusun kamus.d. Sebagian besar {65,31%) dari padanan yang diberikan merupakan padanan yang kurang tepat. Sebagai sebuah kamus produksi, padanan yang. diberikan harus merupakan padanan yang tepat agar kalimat-kalimat yang dibentuk dengan mempergunakan padanan tersebut merupakan kalimat yang baik dan memiliki makna yang sama dengan pesan yang ingin disampaikan penulis atau pembicara. Satuan leksikal bahasa sumber yang padanannya mengacu pada perumahan sebaiknya diteliti kembali dan diadakan perbaikan. Sebaiknya penulis kamus mengaktifkan penggunaan keterangan penjelas agar padanan yang maknanya hanya mencakup sebagian maknasatuan leksikal bahasa sumber dapat sepadan dengan makna sebenarnya. Kamus yang ditujukan bagi pemakai kamus yang bahasa ibunya bahasa Indonesia sebaiknya tidak disatukan dengan kamus yang ditujukan bagi pemakai kamus yang bahasa ibunya bahasa Perancis, agar bentuk penyajian kamus tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan pemakai kamus dan kaidah-kaidah penyusunan kamus dwibahasa yang berlaku."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pinasti Prabandari
"Penelitian dilakukan melalui penelitian kepustakaan, yaitu dengan menggunakan kamus ekabahasa bahasa Perancis dan kamus ekabahasa bahasa Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai padanan dan tipe padanan yang diberikan oleh penyusun kamus.
Pengumpulan data dengan memilih satuan leksikal nomina bahasa Perancis yang mendapat padanan makna kiasan (berlabel kias) dalam Kamus Umum Perancis-Indonesia. Data yang diperoleh berjumlah 86 satuan leksikal dengan 114 padanan.
Penelitian terhadap padanan dilakukan dengan menggunakan teori analisis sem yang dikemukakan oleh Tustescu (1979:75). Penelitian terhadap tipe padanan dilakukan dengan menggunakan teori pembagian tipe padanan oleh Zgusta (1971:319) dan Al-Kasimi (1977:60).
Hasil analisis padanan menunjukkan bahwa 31,58 % dari padanan yang diberikan merupakan padanan yang tepat, 39,47 % padanan kurang tepat dan 28,95 % padanan yang menyimpang. Adapun hasil analisis tipe padanan menunjukkan bahwa 83,33 % dari padanan yang diberikan penyusun kamus menggunakan tipe padanan terjemahan, 14,04 % tipe penjelasan dan 02,64 % tipe padanan terjemahan yang disertai keterangan penjelas.
Tingginya frekuensi pemakaian tipe padanan terjemahan ini menunjukkan bahwa prosedur penyusunan kamus dwibahasa yang dimaksudkan sebagai kamus produksi, yaitu dengan mengutamakan padanan tipe terjemahan, telah dipenuhi oleh penyusun kamus. Namun, sayangnya penyusun kamus masih kurang cermat dalam menyelaraskan satuan leksikal bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran yang makna leksikalnya sama."
Depok: Universitas Indonesia, 1989
S14555
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Shastrini
"ABSTRAK
Penelitian dilakukan berdasarkan penelitian kepustakaan, yaitu dengan menggunakan kamus ekabahasa BP dan kamus ekabahasa BI. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tepat, kurang tepat atau menyimpangnya padanan yang diberikan pada satuan leksikal yang mengacu pada ekologi dan melihat apakah kamus tersebut dapat disebut sebagai kamus produksi.
Pengumpulan data dilakukan dengan memilih satuan leksikal yang padanannya mengacu pada ekologi, yang terdapat dalam Kamus Umum Perancis - Indonesia susunan Prof. Drs. S. Wojowasito dan Hartono Ruslan D.E.S. Data yang diperoleh berjumlah 1117 satuan leksikal. Mengingat terbatasnya waktu penelitian, data dibatasi hanya 10% dari jumlah satuan leksikal yang ditemukan dalam setiap abjad. Jumlah akhir data yang diperoleh adalah 112 satuan leksikal dengan 114 padanan. Data dikelompokkan menurut konsep ekologi yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat (1986: 330-331).
Penelitian padanan dilakukan dengan menggunakan teori analisis sem yang dikemukakan oleh Tutescu (1979: 75) serta Nida dan Taber (1969: 71). Penelitian untuk melihat apakah kamus tersebut dapat disebut sebagai kamus produksi dilakukan dengan membandingkan tipe padanan yang terdapat dalam KUPI dengan teori-teori penyusunan kamus dwibahasa serta dengan melihat tepat, kurang tepat atau menyimpangnya padanan. Teori yang dipergunakan adalah teori tipe padanan pada kamus dwibahasa oleh Zgusta (1971: 32) dan Al-Kasimi (1977: 61).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Padanan satuan leksikal yang mengacu pada ekologi sebagian besar tepat (58 buah atau 50,88%). (2) Tipe padanan yang diberikan sebagian besar (76 buah atau 86,67%) merupakan padanan bertipe sinonim. Sebagai sebuah kamus produksi, penyusun kamus harus mengutamakan padanan tipe sinonim agar padanan tersebut dapat dipersiapkan dalam kalimat yang menggunakan BI. (3) Padanan yang berasal dari satuan leksikal BSu yang merupakan polisemi tidak diberi keterangan penjelas yang menunjukkan perbedaan makna padanan. Sebagai kamus produksi, padanan yang demikian harus diberi keterangan penjelas agar pemakai kamus dapat membedakan padanan yang diberikan dari padanan lain yang juga memiliki kata kepala yang sama dan dapat mempergunakannya dalam konteks yang tepat. (4) Padanan yang diberikan seringkali menggunakan kata-kata sejenis, sebangsa', semacam dan sebagainya. Dalam menyusun sebuah kamus penyusun kamus sebaiknya menghindari pemakaian kata-kata tersebut.
Satuan leksikal BSu yang mengacu pada ekologi sebaiknya diteliti kembali dan dilakukan perbaikan. Sebaiknya penyusun kamus memperhatikan analisis komponen makna satuan leksikal BSu dengan cermat sehingga akan didapat padanan yang tepat. Penggunaan keterangan penjelas dan contoh-contoh kalimat dirasa perlu sehingga dapat memperjelas perbedaan makna padanan yang polisemi dan untuk memberikan informasi semantik satuan leksikal BSu. Penggunaan kata-kata sejenis, sebangsa, _semacam dan sebagainya sebaiknya dihindari, karena selain menunjukkan ketidakpastian dalam analisis komponen makna, hal tersebut juga menyalahi kaidah-kaidah penyusunan kamus.

"
1989
S14275
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Labrousse, Pierre
Jakarta: Gramedia, 1985
R 499.221.341 LAB kt (1)
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
910.03 Sur k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Surjanto
Jakarta: Progres, 2003
910.03 KAM (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Surjanto
Jakarta: Progres, 2003
910.03 KAM (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>