Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165882 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Girsang, Vierto Irennius
"Tuberkulosis pada balita merupakan bayangan dari tuberkulosis pada orang dewasa hal ini termasuk masalah kesehatan yang sangat berarti bagi balita. Prevalensi TB pada balita masih cukup tinggi demikian pula status gizi kurang dan buruk masih cukup tinggi. Status gizi memiliki peran yang penting dalam hal etiologi dan komplikasi tuberkulosis balita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh status gizi terhadap kejadian TB paru pada balita di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Depok tahun 2013-2014. Desain penelitian ini adalah kasus kontrol. Kasus dalam penelitian ini adalah balita yang menderita TB paru sesuai yang tercatat pada register TB-03 dan TB-01 PKM. Kontrol adalah balita yang tidak menderita TB atau tidak mengalami gejala TB serta tidak pernah menderita TB paru yang merupakan tetangga balita penderita TB yang diambil jadi kasus di wilayah kerja Dinkes Depok tahun Januari 2013 sampai Mei 2014. Jumlah kasus sebanyak 74 balita dan kontrol 148 balita. Analisa data menggunakan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa balita yang mengalami status gizi pendek memiliki berisiko 2,92 kali untuk sakit TB paru dan balita yang mengalami status gizi sangat pendek memiliki berisiko 4,22 kali untuk sakit TB paru setelah dikontrol dengan variabel perancu. Balita yang mengalami status gizi sangat pendek lebih berisiko untuk sakit TB paru dibandingkan dengan balita yang berstatus gizi pendek. Disarankan untuk Dinas kesehatan dan Puskesmas untuk lebih memperbaiki pencatatan TB dan peningkatan pendidikan kesehatan tentang pencegahan TB dan peningkatan gizi pada balita.

Tuberculosis on baby under five years is a reflection of tuberculosis for adults and it includes a very significant health problem for them. The prevalence of TB in children is still high likewise the malnutrition status is still high. Nutritional Status has an important role in the etiology and complications of tuberculosis in baby under five years. This study aims to determine the effect of nutritional status on the tuberculosis (TB) in baby under five years in the work area of Health Department, Depok in 2013-2014. The design of this study is a case control. The cases are baby under five years who suffered from pulmonary tuberculosis as appropriate in the register of TB-03 and TB-01 PKM. The control are babies under five years who does not suffer from TB or the babies who never suffer from TB who are as neighbor of the babies under five years who suffer from pulmonary tuberculosis and become cases at work area of Health Department Depok. The number of cases are 74 babies under five years and the number of controls are 148 babies under five years. Analysis of data use multiple logistical regression. The results show that babies under five years who have stunted nutritional status are get 2.92 times to be a risk for pulmonary TB and babies under five years who have a very short get 4.22 times to be a risk for pulmonary tuberculosis after controlling with confounding variable. The babies under five years who have very short nutritional status are more risky for pulmonary TB compared with babies under five years who have stunted nutritional status. This study recommended for Health Department and Community Health Center to further improve the recording of TB and the increased of health education about prevention of tuberculosis (TB) and improvement the nutrition in babies under five years."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42131
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faradila Prameswari
"Pneumonia merupakan masalah serius pada anak balita di Indonesia. Malnutrisi merupakan faktor risiko yang meningkatkan kejadian dan tingkat keparahan pneumonia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi, karakteristik balita dan karakteristik orang tua dengan kejadian pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Beji. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan 104 responden yang dipilih secara consecutive sampling. Hasil penelitian didapatkan 21 anak (20,2%) dengan pneumonia dan 83 (79,8%) anak batuk tanpa pneumonia. Variabel yang menunjukkan hubungan yang bermakna dengan kejadian pneumonia antara lain status gizi kurang (p = 0,001 dan OR = 5,583), umur ≤12 bulan (p = 0,033 dan OR = 3,248), pemberian ASI eksklusif yang tidak adekuat (p = 0,4 dan OR = 3,093), dan imunisasi tidak lengkap (p = 0,015). Rekomendasi penelitian adalah penyuluhan kesehatan yang menitikberatkan pada faktor-faktor penyebab terjadinya pneumonia balita, antara lain promosi gizi yang baik, pemberian ASI eksklusif dan pemberian imunisasi dasar lengkap kepada orang tua terutama yang memiliki balita.

Pneumonia is a serious problem in children under five in Indonesia. Malnutrition is a risk factor that increases the incidence and severity of pneumonia. This study aims to determine the relationship between nutritional status, characteristics of children under five and characteristics of parents with the incidence of pneumonia in children under five in the working area of ​​Beji District Health Center. The research design used was cross sectional with 104 respondents selected by consecutive sampling. The results showed that 21 children (20.2%) with pneumonia and 83 (79.8%) children with cough without pneumonia. Variables that showed a significant relationship with the incidence of pneumonia included malnutrition status (p = 0.001 and OR = 5.583), age ≤12 months (p = 0.033 and OR = 3.248), inadequate exclusive breastfeeding (p = 0.4 and OR = 3.093), and incomplete immunization (p = 0.015). The research recommendation is health education that focuses on the causes of pneumonia under five, including promotion of good nutrition, exclusive breastfeeding and providing complete basic immunization to parents, especially those with toddlers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Kusumawati
"Perilaku gizi seimbang merupakan praktik pemberian aneka ragam makanan balita dengan menyertakan prinsip perilaku hidup bersih, aktifitas fisik dan mempertahankan berat badan normal. Penerapan perilaku gizi seimbang pada ibu diharap mampu mempercepat perbaikan gizi masyarakat Kemenkes,2014. Kejadian balita malnutrisi masih menjadi masalah prioritas pada negara berkembang seperti Indonesia. Provinsi Banten memiliki angka balita kurus 7.3 melebihi angka nasional 6.8.
Tujuan penelitian menilai hubungan antara perilaku gizi seimbang dengan status gizi balita di kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional melibatkan 200 sampel ibu yang memiliki balita. Perilaku ibu diukur dengan 17 pertanyaan tentang perilaku gizi seimbang menggunakan kuesioner. Status gizi balita dinilai berdasarkan nilai z-score perbandingan berat badan dan tinggi badan BB/TB.
Hasil penelitian menunjukkan proporsi ibu dengan perilaku gizi seimbang buruk mencapai 34.5 dan prevalensi balita kurus dan sangat kurus 13.5 diatas rata-rata nasional 12.1. Hasil uji bivariat menunjukan hubungan antara perilaku gizi seimbang, pengetahuan gizi seimbang ibu, umur balita, riwayat imunisasi dan riwayat BBLR dengan status gizi balita. Hasil uji multivariat menemukan adanya hubungan perilaku gizi seimbang dengan status gizi balita setelah dikontrol variabel status ekonomi keluarga dengan nilai OR 3.2. Berdasarkan hal tersebut perlu adanya upaya promosi kesehatan masyarakat mengenai gizi seimbang untuk mempercepat peningkatan perilaku ibu guna mereduksi prevalensi balita kurus di area kerja Puskesmas Tegal Angus.

Nutrition balanced behaviour is the practice of giving dietary diversity byincluding principles of clean living behavior, physical activity and maintaining normal weight. The Implementation of balanced nutritional behavior is expected to be able to improve the nutritional of the community Ministry of Health, 2014. The incidence of children malnutrition is still priority issue in developing countries such as in Indonesia. The prevalence of wasted of under five children was 7.3 higher than national number 6.8.
The objective of the study was to assess the relationship between nutrition balanced behavior and nutritional status of under five years children in Teluknaga Subdistrict, Tangerang district. The study used a cross sectional study design involving 200 samples of mother with under five children. Maternal behavior was measured by 17 questions about nutritional balanced behavior using a questionaire. The nutritional status of under five children assessed based on Z score ratio of body weight for heightZ Score WHZ.
The results showed that the proportion of mother with low nutrition balanced behavior reached 34.5 and the prevalence of wasting and severaly wasting 13.5 above the national average 12.1. The result of bivariate test shows the significant correlation between balanced nutririon behavior, maternal knowledge of nutrition balanced, children ages, immunization history and history of low birth weight with nutritional status of under five children. Multivariate test result after controlled variabel economic status found a relationship of nutritional balanced behavior with nutritional status of under five children with the value of OR 3.2. Based on that, its necessary to promote health promotion on balanced nutrition to accelerate the improvement of mother behavior to reduce the prevalence of wasting in the work area.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51034
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inka Alvira Pradhita
"Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh pemberian biskuit tempe terhadap status gizi balita tuberkulosis. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimental. Kelompok perlakuan (n=12) diberikan biskuit tempe sebanyak 50 gram setiap hari selama satu bulan, sedangkan kelompok kontrol (n=5)adalah balita yang diberikan biskuit plasebo 50 gram.
Hasil penelitian menunjukkan ada perubahan yang signifikan pada berat badan dan status gizi sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok perlakuan (p<0,05), tetapi tidak pada kelompok kontrol (p>0,05). Tidak ada perbedaan perubahan berat badan dan status gizi balita antara kelompok perlakuan dan kontrol (p>0,05).

The purpose of this study was to see the effect of giving tempeh biscuit nutritional status of under five children with tuberculosis. This research uses quasi-experimental design. Treatment groups (n=12) were given 50 grams tempeh crackers every day for a month, whereas the control group (n=5)infants given placebo biscuits 50 grams.
The results showed significant changes in body weight and nutritional status before and after intervention in the treatment group (p <0.05), but not in the control group (p> 0.05). There was no difference in weight change and nutritional status of children between the treatment and control group (p>0,05).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dwi Sora Yullyana
"ABSTRAK
Indonesia merupakan negara dengan jumlah kasus tuberkulosis terbanyak urutan ke-2 di dunia.
Selama beberapa dekade terakhir, tuberkulosis juga muncul pada populasi anak. Tahun 2017,
proporsi kasus tuberkulosis anak masih mengalami peningkatan menjadi 5.86 per 100.000
penduduk pada umur 0-4 tahun dan 5.89 per 100.000 penduduk pada usia 5-14 Tahun. Studi ini
bertujuan untuk mengetahui distribusi tuberkulosis anak di Kota Administrasi Jakarta Timur.
Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol. Populasi adalah semua kasus tuberkulosis
anak yang ditemukan di pelayanan kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur tahun 2017.
Kelompok kasus adalah seluruh anak berumur 0-14 tahun yang sudah didiagnosis tuberkulosis
positif berdasarkan sistem skoring tuberkulosis paru anak dan tercatat dalam register di
Puskesmas wilayah Jakarta Timur. Kelompok kontrol adalah anak 0-14 tahun yang tinggal di
wilayah Jakarta Timur dan tidak terdiagnosis tuberkulosis paru.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi kurang gizi kelompok kasus sebesar 29.17%
lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil analisis T-test menjelaskan bahwa
anak dengan gizi buruk memiliki risiko TB paru dibandingkan dengan anak dengan status gizi
normal (OR 3.54; 95% CI 1.56-8.04; p 0,002). Hasil analisis regresi logistik menjelaskan bahwa
anak dengan malnutrisi berisiko tuberkulosis paru 3.37 dibandingkan dengan anak dengan status
gizi normal setelah dikontrol oleh variabel kondisi atap, pencahayaan, riwayat imunisasi dasar,
dan riwayat kontak kasus tuberculosis (95% CI 1.10-10.25; p 0.034).
Kegiatan preventif dan promotif merupakan upaya dalam pencegahan dan pengendalian
tuberkulosis paru khususnya pada anak. Upaya preventif dapat dilakukan melalui Gerakan
Temukan Tuberkulosis Obati Sampai Sembuh (TOSS TB). Untuk memperkuat Gerakan TOSS
TB, Pemerintah bersama masyarakat dapat melakukan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS).

ABSTRACT
Indonesia is the country with the second highest number of tuberculosis cases in the
world. Over the past few decades, tuberculosis has also emerged in the childhood
population. In 2017, the proportion of cases of childhood tuberculosis still increased by
5.86 per 100,000 population at 0-4 years old and 5.89 per 100,000 population at 5-14
years old. This study aims to determine the association nutritional status and
pulmonary tuberculosis of children in Health Center Area, East Jakarta Administrative
City in 2019.
This study used a case-control design. The population was all children 0-14 years old
who live in the East Jakarta Region in 2018 until March 2019. The case group was all
children 0-14 years old who had been diagnosed with positive tuberculosis based on the
scoring system of pediatric pulmonary tuberculosis and recorded in registers in the
Puskesmas in East Jakarta. The control group was children 0-14 years old who lived in
the east Jakarta region and without pulmonary TB.
The results showed that the proportion of malnutrition of case groups at 29.17% higher
compared to control groups. The results of the T-test analysis explained that children
with malnutrition had a risk of pulmonary tuberculosis compared to a children of
normal nutritional status (OR 3.54; 95% CI 1.56-8.04; p 0.002). The results of the
logistic regression analysis explained that children with malnutrition at risk of
pulmonary tuberculosis 3.37 compared to children with normal nutritional status after
being controlled by variable roof conditions, lighting, history of basic immunization,
and history of contact with tuberculosis cases (95% CI 1.10-10.25; p 0.034).
Preventive and promotive activities are efforts in the prevention and control of
pulmonary tuberculosis, especially in children. Preventive efforts can be made through
the Movement to Find Tuberculosis Treat to Treat (TOSS TB). To strengthen the TOSS
TB Movement, the Government and the community can carry out the Healthy Living
Society Movement (GERMAS)."
2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilla Niken Widyastuti
"ABSTRAK
TB paru merupakan salah satu penyebab kesakitan dan kematian yang sering terjadi pada anak. Data WHO 2018 menyebutkan terdapat 1,1 juta kasus TB pada anak-anak terjadi tiap tahunnya. Salah satu penyebab TB pada anak adalah status gizi. Status gizi yang buruk dapat membuat imunitas anak rentan dan dapat terserang Tuberculosis paru. Penelitian ini bertujuan unuk melihat ada tidaknya hubungan status gizi terhadap kejadian tuberculosis (TB) paru anak usia 1-5 tahun di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi crossectional dengan menggunakan data Riskesdas 2018. Sampel penelitian adalah anak usia 1-5 tahun dengan jumlah sampel 27779. Variabel perancu jenis kelamin, wilayah tempat tinggal, status imunisasi BCG, status pendidikan orang tua, status pekerjaan orang tua, keberadaan perokok, dan kondisi fisik rumah. Analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square Hasil analisis bivariate didapat bahwa terdapat hubungan antara status gizi terhadap tuberculosis paru anak usia 1-5 tahun (p<0,05) dengan PR 1,78 (95% CI; 1,1-2,9). Anak yang memiliki status gizi kurang akan berisiko 1,78 kali mengalami TB paru anak dibanding anak dengan status gizi normal. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan desain yang berbeda dan variabel lainnya.

ABSTRACT
Tuberculosis is one of the causes of morbidity and death that often occurs in children. WHO 2018 data states that there are 1.1 million TB cases in children occur each year. One of the causes of TB in children is nutritional status. Poor nutritional status can make a child's immunity vulnerable and can be affected by pulmonary tuberculosis. This study aims to see whether there is a relationship between nutritional status and the incidence of pulmonary tuberculosis (TB) in children aged 1-5 years in Indonesia. This research is a quantitative study with cross-sectional study design using Riskesdas 2018 data. The sample of the study is children aged 1-5 years with a total sample of 27779. Variable confounding, like as sex,, residence area, BCG immunization status, parental education status, parental employment status old age, the existence of smokers, and the physical condition of the house. Bivariate analysis using Chi-Square test The results of bivariate analysis found that there was a relationship between nutritional status and pulmonary tuberculosis of children aged 1-5 years (p <0.05) with PR 1.78 (95% CI; 1.1-2.9 ). Children who have less nutritional status are 1.78 times at risk of developing pulmonary TB compared to children with normal nutritional status. Further research is needed by using different designs and other variables.(i/>
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emy Rianti
"Pneumonia adalah infeksi akut jaringan paru-paru yang terjadi akibat menurunnya sistem imunitas tubuh dan biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas atas akut selama beberapa hari sampai dengan 14 hari. Sampai saat ini pneumonia masih merupakan penyakit utama penyebab kematian pada bayi dan balita di Indonesia.
Dari data kunjungan rawat inap rumah sakit di kota Depok, kasus pneumonia menempati urutan ketiga pada balita yaitu sebesar 11,45% dan mempunyai kontribusi sebesar 7,78% penyebab kematian (urutan kelima). Sedangkan dari data kunjungan rawat jalan di Puskesmas Sawangan, prevalen pneumonia pada balita adalah sebesar 9,45%, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan kejadian pneumonia. Penilaian status gizi diukur berdasarkan indeks Tinggi Badan menurut umur dengan standar baku nasional di Indonesia (Keputusan Menkes RI No: 920/Menkes/SK/ VIII/2002). Variabel kovariat adalah jenis kelamin balita, umur balita, pemberian ASI eksklusif, status imunisasi, pemberian vitamin A dosis tinggi dan pendidikan ibu.
Desain penelitian menggunakan studi kasus kontrol. Kasus adalah balita umur 6 - 59 bulan yang datang berobat ke puskesmas dan dinyatakan menderita pneumonia oleh dokter dan atau petugas puskesmas terlatih, melalui peniiaian dan klasifikasi MTBS sejak Februari sampai dengan Juni 2006. Kontrol adalah semua balita yang dinyatakan tidak menderita pneumonia dan tidak menderita ISPA oleh petugas yang sama kemudian dilakukan SRS. Dengan menggunakan beberapa variabel penelitian terkait, dari hasil perhitungan rumus diperoleh besar sampel 120 dengan perbandingan kasus dan kontrol = 1 : 1, sehingga total sampei adalah 240. Data dipcroleh dari hasil wawancara, observasi dan pengukuran. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara status gizi dengan kejadian pneumonia pada balita setelah dikontrol oleh pemberian ASI secara eksklusif dan dapat disimpulkan bahwa balita dengan status gizi baik dan mendapat ASI secara eksklusif akan terlindungi sebesar 68% dari penyakit pneumonia dibandingkan dengan balita yang status gizi kurang dan tidak mendapat ASI eksklusif. Disarankan bahwa upaya untuk menurunkan angka kematian pada balita karena penyakit pneumonia adalah dimulai dengan menurunkan angka kesakitan pneumonia, salah satu cara menurunkan angka kesakitan adalah dengan menurunkan prevalensi gizi kurang dan meningkatkan cakupan pemberian ASI secara eksklusif."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T21152
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Raudatul Jannah
"Ketahanan keluarga menjadi salah satu faktor tidak langsung permasalahan gizi balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan ketahanan keluarga dengan status gizi pada balita usia 2–5 tahun di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional dengan pengambilan sampel sebanyak 121 keluarga dengan balita usia 2-5 tahun di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Sawangan menggunakan instrumen Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) dan Standar Antropometri Kementerian Kesehatan RI. Data dianalisis menggunakan Uji Spearman Correlation dengan hasil terdapat hubungan yang bermakna searah dengan kekuatan yang sangat lemah antara ketahanan keluarga dengan status gizi pada balita usia 2-5 tahun (p value = 0,025) dan (r = 0,204). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat ketahanan keluarga maka semakin baik juga status gizi balita. Hal ini menjadi penting untuk meningkatkan ketahanan keluarga guna meningkatkan status gizi balita.

Family resilience is an indirect factor in children under five nutrition problems. This study aims to determine the relationship between family resilience and nutritional status in children aged 2–5 years in Depok City. This study used a cross-sectional method with a sample of 121 families with children aged 2-5 years at the Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Sawangan using the Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) instrument and the Anthropometric Standards Kemenkes RI. Data were analyzed using the Spearman Correlation Test with the result that there was a significant unidirectional relationship with very weak strength between family resilience and nutritional status in toddlers aged 2-5 years (p-value = 0.025) and (r = 0.204). This shows that the higher the level of family resilience, the better the nutritional status of children under five. This is important to increase family resilience to improve the nutritional status of children aged 2-5 years."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsi Novitasari
"Tuberkulosis atau TB merupakan penyakit menular yang menjadi penyebab utama pada kesakitan serta termasuk ke dalam 10 penyebab kematian di dunia. Prevalensi kejadian tuberkulosis paru berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia sebesar 0.4% pada tahun 2013. Status gizi diketahui sebagai salah satu faktor risiko kejadian tuberkulosis paru. Di wilayah Asia, prevalensi malnutrisi pada penderita TB beriksar antara 68.6% - 87%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dengan kejadian tuberkulosis paru pada usia > 18 tahun di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari hasil Indonesia Family Life Survey (IFLS) 5 pada tahun 2014-2015 serta menggunakan desain cross sectional. Sampel pada penelitian ini sebanyak 29.545 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Variabel kontrol pada penelitian ini adalah diabetes melitus, merokok, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan. Hasil stratifikasi yang diperoleh: Diabetes melitus (OR= 3.02; 95% CI 2.32–3.95), merokok (OR= 2.93; 95% CI 2.24–3.84), usia (OR= 2.79; 95% CI 2.14–3.65), jenis kelamin (OR= 2.77; 95% CI 2.12–3.62), tingkat pendidikan (OR= 2.89; 95% CI 2.22–3.77), tingkat pendapatan (OR = 2,65; 95% CI: 1,82 – 3,87).

Tuberculosis or TB is an infectious disease that is a major cause of illness and is among the 10 causes of death in the world. The prevalence of pulmonary tuberculosis based on the diagnosis of doctors in Indonesia was 0.4% in 2013. Nutritional status is known as one of the risk factors for pulmonary tuberculosis. In the Asian region, the prevalence of malnutrition in TB patients varies between 68.6% - 87%. This study aims to determine the relationship of nutritional status with the incidence of pulmonary tuberculosis at age > 18 years in Indonesia. The data used in this study are secondary data from the results of the Indonesia Family Life Survey (IFLS) 5 in 2014-2015 and using a cross sectional design. The sample in this study were 29.545 respondents who met the inclusion and exclusion criteria. The control variables in this study were diabetes melitus, smoking, age, gender, education level, and income level. Stratification results obtained: Diabetes melitus (OR = 3.02; 95% CI 2.32-3.95), smoking (OR = 2.93; 95% CI 2.24-3.84), age (OR = 2.79; 95% CI 2.14-3.65), gender (OR = 2.77; 95% CI 2.12-3.62), education level (OR = 2.89; 95% CI 2.22-3.77), income level (OR = 2,65; 95% CI: 1,82 – 3,87).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>