Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138358 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Arista Akbar
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara perilaku kepemimpinan atasan dan motivasi berprestasi bawahan pada tenaga kerja di bidang pemasaran pada bank XYZ divisi Kredit Mikro di area Cilegon. Berdasarkan informasi yang diperoleh dalam wawancara, diketahui bahwa motivasi berprestasi para tenaga kerja di bidang pemasaran masih perlu ditingkatkan dan kepemimpinan dari atasan diduga berpengaruh terhadap motivasi berprestasi. Untuk mengetahui apakah dugaan tersebut benar, maka peneliti melakukan pengujian statistik melalui uji korelasi antara perilaku kepemimpinan dengan motivasi berprestasi. Alat ukur kepemimpinan yang digunakan adalah Leadership Practices Inventory (LPI) yang telah diuji coba dengan koefisien reliabilitas 0,98 dan validitas seluruh item diatas 0,2. Sementara alat ukur Motivasi Berprestasi Sales (MBS) memiliki koefisien reliabilitas 0,976 dan kelesuruhan item memiliki validitas diatas 0,2.
Hasil yang ada menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara perilaku kepemimpinan dengan motivasi berprestasi dengan korelasi sebesar 0.000 dengan l.o.s 0.05. Diketahui lebih lanjut dimensi perilaku kepemimpinan enabling others to act menjadi pengaruh paling besar dengan korelasi 0.000 dengan l.o.s 0.05. Oleh karena itu, peneliti merancang intervensi untuk meningkatkan kemampuan enabling others to act untuk para atasan dari tenaga kerja pemasaran tersebut. Hasil perhitungan uji signifikansi pada evaluasi level pengetahuan menunjukkan nilai t -15,811 dengan signifikansi 0,000 yang berarti terdapat perbedaan signifikan antara pre-test dan post-test. Hal ini juga memperlihatkan peningkatan pengetahuan. Diharapkan intervensi ini dapat meningkatkan kemampuan atasan agar dapat memacu motivasi berprestasi para tenaga kerja pemasaran di Bank XYZ divisi Kredit Mikro area Cilegon.

This study was conducted to find out relationship between leadership behavior and subordinate need for achievement as sales in XYZ bank Micro Credit Division in Cilegon Area. Based on initial data that were obtained from interviews, researcher found that subordinate need for achievement still need to improve and leadership behavior are assumed to affect need for achievement. To know wether that presumption is correct or not, the researcher conducted a statistical calculation through correlation test between leadership and need for achievement. Leadership instrument that used in this research is leadership Leadership Practices Inventory (LPI), which has been tested with a reliability coefficient of 0.98 and validity of all items above 0.2. While Sales Achievement Motivation measuring instrument has a reliability coefficient of 0.976 and validity of all items also above 0.2.
The results showed that there is a significant and positive correlation between leadership and need for achievement in correlation 0.000 with l.o.s 0.05. Futher result, the most significant impact of the leadership challenge dimention is the 'enabling others to act' dimention in correlation 0.000. with l.o.s 0.05. Therefore, the intervention in this study was designed to increase sales Leader's enabling others to act skill. The result of test calculation shows that there is a significantly differences between pre-test and post-test on intervention knowledge with t score -15,811 and significantcy 0,000. Accordingly, this intervention is expected to improve leader's skill taht impact subordinate's need for motivation in XYZ Bank Micro Credit Division in Cilegon Area.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42205
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Ema Delta
"Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi bawahan terhadap leadership practices atasan dengan team effectiveness. Berdasarkan pre-eliminary test berupa kuesioner hambatan organisasi, menunjukkan bahwa secara umum terdapat kondisi team yang kurang baik pada PT. XYZ Syariah. Kondisi ini tidak selaras dengan budaya kerja PT. XYZ Syariah yaitu Jamaah (bekerja bersama-sama). Kondisi team yang kurang baik dipengaruhi antara lain karena kapasitas leader yang kurang mumpuni dalam mengelola bawahan. Hal ini dibuktikan dengan mengukur hubungan antara persepsi bawahan terhadap leadership practices atasan dengan team effectiveness. Leadership practices di ukur dengan menggunakan Leadership Practices Inventory yang terdiri dari 30 item (=0,967) dan Team Effectiveness dengan menggunakan Five Function Team yang terdiri dari 15 item ( = 0,924).
Hasil penelitian pada 41 orang pegawai dari 8 divisi menunjukkan hubungan positif yang signifikan antara persepsi bawahan terhadap leadership practices atasan dan team effectiveness (r = 0,627**,p<.0,01). Berarti semakin tinggi leadership practices maka akan semakin tinggi pula team effectiveness. Peneliti kemudian merancang intervensi yang dapat meningkatkan persepsi bawahan terhadap leadership practices atasan berupa pelatihan kepemimpinan kepada para atasan, yang diharapkan dapat meningkatkan team effectiveness pada bawahannya.

This research aims to determine the relationship between subordinate perceptions of supervisor leadership practices with team effectiveness. Based on a eliminary pre-test questionnaire organizational blockages, suggesting that in general there is a lack of teamwork condition at PT. XYZ Sharia. These condition not in line with the PT. XYZ Sharia culture which is jamaah (working together). Unfavorable conditions affected team partly because of the capacity of leader who not qualified enough to manage subordinates. This hypothesis is verified by measuring the relationship between subordinate perceptions of supervisor leadership practices with team effectiveness. Leadership practices was measured with Leadership Practices Inventory which consists of 30 items ( = 0,967) and Team Effectiveness was measured Five Function Team consisting of 15 items ( = 0,924).
Results of the study on 41 employees from eight divisions showed there is a positive significant relationship between subordinate perceptions of supervisor leadership practices and team effectiveness (r = 0,627 **, p <0,01), which means the higher leadership practices the higher team effectiveness. Researchers then design interventions that can improve the perception of subordinates to superiors leadership practices provide leadership training to their superiors, and with these intervention should improving team effectiveness at their subordinat.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31225
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Azizatul Munawaroh
"Berdasarkan hasil penilaian kinerja tahun 2011 Kantor Pelayanan Percontohan A (KPP A) mendapatkan nilai yang rendah dibandingkan 31 Kantor Pelayanan sejenis. Berdasarkan analisis penyebab rendahnya hasil penilaian kinerja ini dikarenakan stres kerja dan motivasi berprestasi yang rendah. Untuk mengetahui dan membuktikan kebenaran dugaan tersebut, peneliti mengukur korelasi antara stres kerja dan motivasi berprestasi (nAch) dengan kinerja pada pegawai KPP A. Hasil perhitungan korelasi menunjukkan aspek responsibility for people pada stres kerja dan nAch yang berkorelasi terhadap kinerja. Dari hasil intepretasi data maka bisa ditarik kesimpulan bahwa motivasi berprestasi (nAch) Pegawai KPP A rendah. Oleh karena itu, program intervensi yang disusun untuk dapat memperbaiki kondisi tersebut adalah dengan achievement motivation training yang dapat dilakukan oleh pihak internal organisasi.

Based on the results of performance assessment in 2011 Pilot Services Office A (KPP A) gain value that is lower than other 31 offices similar services. Based on assessment results analysis causes of low performance is due to the stress of work and low motivation. Correlation was used to determine the relationship between variables. Correlation analysis result showed that work stres aspect of responsibility for people and need for achievement are correlated to performance. The interpretation result can be concluded that the motivation of employees KPP A low achievers. Therefore, intervention program develop to address the matter is achievement motivation training that will be arranged by internal division of the organization."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30691
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Bernadetta May Rebeka
"ABSTRAK
Penelitian ini menjelaskan bagaimana survival analisys menggunakan regresi Cox Proportional Hazard dapat dipakai untuk menganalisis sebaran time to default debitur kredit mikro Bank XYZ berdasarkan karakteristik demografis debitur dan karakteristik produk. Terhadap sebaran tersebut menggunakan metode analisis non-parametrik khususnya point estimation dapat diestimasi karakteristik debitur yang mempunyai waktu survive terbaik yakni debitur di wilayah Kabupaten Indramayu, jenis kelamin wanita, pendidikan akhir SD, bidang usaha perdagangan besar dan eceran, status pernikahan janda/duda serta penghasilan.

ABSTRACT
This study explains how survival analisys using Cox Proportional Hazard regression can be used to analyze the distribution of time to default of micro credit debtor in Bank XYZ based on debtor demographic characteristics and product characteristics. Against the distribution using non parametric analytical methods, especially point estimation can be estimated the characteristics of the debtor who has the best survive time that is the debtor in Indramayu District, female gender, final education of elementary school, major trade and retail business, marriage widow widower status and income "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50485
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bety Sulistiowati Sudaryanti
"Tingginya tingkat non performing loan (NPL) dapat mengganggu kelancaran operasional perusahaan dan biaya tinggi pada tindakan penanganannya yang pada akhirnya dapat menimbulkan kerugian pada perusahaan. Oleh karena itu penulis merasa penting untuk meneliti penyebab dari hal yang mendahului non performing loan, yaitu kinerja karyawan. Penelitian dilakukan pada Perusahaan XYZ, suatu Bank Perkreditan Rakyat yang beroperasi di Jakarta. Berdasarkan tinjauan teoritis dan observasi penulis ada dua hal yang mempengaruhi kinerja di Perusahaan XYZ, yaitu kompetensi.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kompetensi secara signifikan berkorelasi positif terhadap kinerja karyawan di Perusahaan XYZ sehingga dirancang suatu program intervensi berbasis manajemen pengetahuan dalam bentuk pemberian pelatihan dan pembentukan forum berbagi pengetahuan dalam rangka menaikkan kompetensi karyawan di Perusahaan XYZ untuk memperbaiki kinerja karyawan sehingga dapat menurunkan tingkat non performing loan perusahaan.

High Non Performing Loan ratio can be a disruption to company's operational activities and high costly which in turn may result in company's loss. Therefore, the writer feels it is important to conduct a research on the cause of antecedent of Non Performing Loan, which is employee?s performance. This research is conducted at Company XYZ, a micro banking company operating in Indonesia. Based on the theoretical review and writer's observation, factor influencing Non Performing Loan in Company XYZ, competency.
Based on the result of the research, it is found that competency have significant positive correlation with employee's performance in Company XYZ. Therefore a knowledge management based intervention program is designed to improve employee's competencies to improve employee's performance at Company XYZ in the effort to to lower the Non Performing Loan.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31380
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Danastri Cintantya
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan perubahan dan komitmen afektif terhadap perubahan (studi 1), serta mengetahui efektivitas pemberian intervensi pelatihan kepemimpinan perubahan pada karyawan unit Area PT X (studi 2). Pada studi 1, subjek penelitian adalah 258 karyawan non-manajerial unit Area PT X. Data dianalisis menggunakan uji korelasi dengan SPSS. Hasil analisis data menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara kepemimpinan perubahan dan komitmen afektif terhadap perubahan (r=.295, p<.001). Pada studi 2, subjek penelitian adalah 10 Facility dan Building Manager unit Area PT X. Berdasarkan analisis hasil evaluasi pembelajaran menggunakan Paired Sample T-Test, diketahui bahwa pelatihan yang diberikan cukup efektif dengan kenaikan skor sebesar 37%.

This study was conducted to determine the relationship between change leadership and affective commitment to change (study 1), and also to determine the effectiveness of change leadership training to Area Manager in PT X (study 2). In study 2, the subject of study were 258 employees of Area unit PT X. Data were analyzed using correlation test with SPSS. The results of data analysis showed a positive and significant relationship between change leadership and affective commitment to change (r = .295, p <.001). In study 2, the research subjects were 10 Facility and Building Managers of the PT X Area unit. Based on the analysis of the results of the learning evaluation using the Paired Sample T-Test, it was found that the training provided was quite effective with an increase in the score of 37%."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Rahmani Alwan
"Organisasi memperoleh berbagai bentuk pengetahuan selama implementasi proyek berlangsung. Pengetahuan tersebut dapat dimanfaatkan untuk menunjang kesuksesan proyek berikutnya. Karena itu, karyawan yang terlibat dalam manajemen proyek perlu memiliki perilaku berbagi pengetahuan sebagai upaya mengelola pengetahuan mengenai proyek di dalam organisasi. Dari penelitian terdahulu, ada dua faktor yang terbukti berpengaruh terhadap perilaku berbagi pengetahuan, yaitu iklim kelompok dan komitmen organisasi. Penelitian ini bermaksud menguji pengaruh kedua variabel tersebut terhadap perilaku berbagi pengetahuan pada 33 karyawan logistik di Bank ABC.
Hasil penelitian menunjukkan variabel iklim kelompok berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku berbagi pengetahuan. Sementara variabel komitmen organisasi berpengaruh secara positif terhadap perilaku berbagi pengetahuan, tetapi tidak siginifikan. Untuk meningkatkan perilaku berbagi pengetahuan dalam manajemen proyek, intervensi diarahkan pada aspek affiliation dan innovativeness melalui kegiatan team-building, after action review, dan pelatihan kreativitas.

Organization generates various forms of knowledge during a project implementation. These knowledge can be applied to support the success of future projects. Therefore, employees who involve in project management need to have a knowledge-sharing behavior to manage project knowledge in organization. From the prior research, team climate and organizational commitment become two significant factors that affect knowledge-sharing behavior. Furthermore, this research is pointed to observe the influence of team climate and organizational commitment toward the knowledge-sharing behavior of 33 logistics employees at ABC Bank.
The result showed that team climate variable has significant influence to knowledge-sharing behavior, whereas the organizational commitment variable is influencing positively, but not significantly. In order to enhance the knowledge-sharing behavior in project management, the intervention is aimed to affiliation and innovativeness aspects through team-building, after action review, and creativity trainin
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46487
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gayatri Rejeki
"Berdasarkan ketentuan Basel II perhitungan risiko kredit dapat menggunakan beberapa pendekatan, yaitu standardized approach dan Internal Rating Based Approach. Bank XYZ belum menerapkan pendekatan Internal Rating Based Approach untuk menghitung risiko kredit pada produk kartu kredit. Sampai saat ini Bank XYZ menggunakan yaitu standardized approach untuk menghitung risiko kredit pada produk kartu kredit. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan Internal Rating Based Approach dengan pendekatan Creditrisk+ dalam menghitung risiko kredit pada produk kartu kredit.
Hasil akhir dari penelitian ini dengan menggunakan metode CreditRisk+ berupa nilai expected loss dan unexpected loss atau value at risk (VaR) yang kemudian digunakan untuk memproyeksikan tingkat economic capital yang dibutuhkan. Pada penelitian ini, hasil perbandingannya adalah nilai Actual loss < nilai VaR.
Dari hasil penelitian diketahui nilai rata-rata VaR selalu lebih besar dibandingkan dengan nilai actual loss untuk periode 2010-2012. Pada tahun 2010 memiliki nilai rata-rata VaR sebesar Rp 21 milyar dan nilai actual loss-nya sebesar Rp 18,174 milyar. Pada tahun 2011 memiliki nilai VaR sebesar Rp18,378 milyar dan nilai actual loss sebesar Rp 15,539 milyar. Sedangkan pada tahun 2012 memiliki nilai VaR sebesar Rp 24,471 milyar dan nilai actual loss sebesar Rp 21,179 milyar. Hal tersebut menunjukkan bahwa risiko akibat adanya default kredit masih dapat ditutupi oleh Bank XYZ.
Pengujian metode CreditRisk+ pada tingkat keyakinan 95% membuktikan bahwa selama periode pengamatan jumlah kejadian yang merugikan Bank XYZ dengan kerugian yang lebih besar dari nilai Expected Loss masih dibawah ambang batas dengan kerugian yang masih dapat ditolerir. dalam hal ini memperlihatkan bahwa kinerja metode CreditRisk+ relatif akurat dalam menghitung risiko kredit untuk produk retail seperti kartu kredit. Economic capital required dihitung secara bulanan, sebagai contoh pada bulan Desember 2012 pencadangan modal yang dibutuhkan sebesar Rp 3,31 milyar. Perhitungan dilakukan sesuai dengan periode penelitian, yaitu dari bulan Januari 2010 sampai dengan Desember 2012.

Under the terms of the Basel II credit risk calculation can use several approaches, namely the standardized approach and the Internal Rating Based Approach . XYZ Bank has not implemented the Internal Rating Based approach for calculating credit risk on credit card products. Until now XYZ Bank uses the standardized approach to calculate credit risk on credit card products. In this study using the Internal Rating Based approach with CreditRisk + approach to calculating the credit risk on credit card products. The final results of this study using a CreditRisk+ are expected loss and unexpected loss or value-at- risk (VaR), then used to project the level of economic capital required. In this study, the results of the comparison is the value of actual loss < VaR. Thus CreditRisk+ method can be used to measure credit risk in the Bank's credit card product XYZ.
The results showed the average VaR value is always greater than the actual loss values for the period 2010-2012. In the year 2010 had an average VaR value of Rp 21 billion and the value of its actual loss of Rp 18.174 billion. In 2011 the VaR value of Rp18, 378 billion and the value of actual loss of Rp 15.539 billion. Whereas in 2012 the VaR value of Rp 24.471 billion and the value of actual loss of Rp 21.179 billion. It shows that the risk due to credit defaults can still be covered by the XYZ Bank.
Testing methods CreditRisk+ at 95% confidence level during the period of observation proves that the number of adverse events with Bank XYZ greater losses than Expected Loss value is still below the threshold at which losses can be tolerated. in this case shows that the performance of the method is relatively accurate CreditRisk+ in calculating the credit risk for retail products like credit cards. economic capital required calculated on a monthly basis, for example in December 2012 the required reserve capital of Rp 3.31 billion. The calculation is performed according for period from January 2010 to December 2012.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthia Elitha
"Berdasarkan studi awal, diketahui bahwa karyawan unit Area PT X merasa kurang puas dengan proses komunikasi yang terjalin dengan atasan sehingga berdampak pada penurunan kinerja. Hal ini disebabkan kurangnya kualitas umpan balik dari atasan karena atasan belum mengetahui cara memberikan umpan balik secara efektif kepada anggota tim. Penelitian ini dilakukan dalam dua studi yaitu Studi 1 dengan desain korelasional dan Studi 2 dengan desain pretest-posttest. Studi 1 bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi terkait kualitas umpan balik dan kepuasan terhadap komunikasi pengawasan pada karyawan unit Area PT X. Pengambilan data Studi 1 dilakukan kepada 230 karyawan unit Area PT X menggunakan kuesioner persepsi terkait kualitas umpan balik dari Steelman, Levy, & Snell (2004) dan kuesioner kepuasan terhadap komunikasi pengawasan dari Ramirez (2012). Hasil Studi 1 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara persepsi terkait kualitas umpan balik dan kepuasan terhadap komunikasi pengawasan (r = 0.364, p < 0.01). Selanjutnya, hasil tersebut ditindaklanjuti pada Studi 2 dengan memberikan intervensi pelatihan pemberian umpan balik kepada 9 Facility Manager di unit Area PT X. Studi 2 bertujuan untuk mengetahui efektivitas intervensi tersebut dalam meningkatkan pengetahuan manajer terkait proses pemberian umpan balik secara efektif kepada anggota tim. Hasil Studi 2 menunjukkan bahwa sesudah pelatihan, terdapat peningkatan pengetahuan yang signifikan pada manajer dalam memberikan umpan balik secara efektif dengan peningkatan sebesar 45% (t = -7.031, p < 0.05). Dengan demikian, hasil ini dapat menjadi dasar peningkatan persepsi terkait kualitas umpan balik dan kepuasan terhadap komunikasi pengawasan pada karyawan unit Area PT X.

Based on preliminary study, employees of unit Area PT X were found not satisfied with communication established with their superiors, resulted in decreased performance. This is due to lack of feedback quality provided by superiors because they do not know how to provide effective feedback to team members. This research was conducted in two studies which Study 1 represents correlational design and Study 2 represents pretest- posttest design. Study 1 aims to determine relationship between perceived feedback quality and satisfaction with supervisory communication among employees of unit Area PT X. Study 1 was conducted on 230 employees of unit Area PT X using perceived feedback quality questionnaire from Steelman, Levy, & Snell (2004) and satisfaction with supervisory communication questionnaire from Ramirez (2012). Results of Study 1 indicated that there was significant and positive relationship between perceived feedback quality and satisfaction with supervisory communication (r = 0.364, p < 0.01). Furthermore, these results were followed up in Study 2 by providing feedback training intervention to 9 Facility Managers in unit Area PT X. Study 2 aims to determine effectiveness of interventions in increasing manager's knowledge about how to give feedback effectively to team members. Results of Study 2 showed that after training, there was significant increase in managers’ knowledge about how to give an effective feedback, with an increase of 45% (t = -7.031, p < 0.05). Thus, these results can be the basic step for increasing perceived feedback quality and satisfaction with supervisory communication on employees of unit Area PT X."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Mikael Wil Iskandar
"Laporan magang ini membahas tentang analisis penerapan kerangka pengendalian internal terhadap proses pemberian kredit mikro pada PT Bank XYZ Tbk. Penerapan pengendalian internal diperlukan sebagai tindakan mitigasi risiko oleh PT Bank XYZ Tbk. Hasil evaluasi terhadap kegiatan pengendalian pada standar operational prosedur pemberian kredit mikro, menunjukkan bahwa PT Bank XYZ Tbk telah menerapkan Kegiatan Pengendalian Internal yang sesuai dengan komponen pengendalian internal Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission. Aktivitas pemberian kredit mikro PT Bank XYZ Tbk dilakukan telah sesuai dengan standar operasional prosedur yang dimiliki oleh PT Bank XYZ Tbk.

This intern report discuss the implementation analysis of internal control framework in PT Bank XYZ Tbk 39 s micro credit approval process. Implementation of internal control framework neededas risk mitigation action by PT Bank XYZ Tbk. The evaluation results of the control activities on a standard operational procedures for granting micro credits, indicate that PT Bank XYZ Tbk has implemented internal control activities in accordance with the internal control components of the Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission. PT Bank XYZ Tbk 39 s micro credit approval activity have been conducted according to PT Bank XYZ Tbk 39 s Standart Operating Procedure."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>