Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 223106 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dhaniar Asmarani
"ABSTRAK
Yakuwarigo memiliki pengertian singkat yaitu jenis bahasa yang diambil dari
karya fiksi, yang diasosiasikan dengan tipikal karakter tertentu pada karya fiksi
tersebut. Penggunaan Yakuwarigo atau bahasa peran saat ini banyak ditemukan
pada komik-komik berbahasa Jepang. Yakuwarigo tidak sama dengan bahasa
yang digunakan pada percakapan sehari-hari di Jepang, karena Yakuwarigo
adalah buatan dan hanya digunakan pada karya fiksi dan jarang digunakan pada
percakapan sehari-hari. Tujuan dari penulisan tesis ini yaitu penulis ingin
membuktikan penggunaan Yakuwarigo khususnya jenis Roujingo dan Hakasego,
hanya terdapat pada karya fiksi dan jarang digunakan pada percakapan seharihari.
Selain itu penulis ingin mengimbau pemelajar bahasa Jepang supaya tidak
menelan mentah-mentah bahasa yang digunakan dalam karya fiksi khususnya
komik, karena pada kenyataannya, bahasa yang digunakan di dalam komik,
berbeda dengan bahasa yang digunakan pada percakapan sehari-hari. Penelitian
ini adalah penelitian deskriptif analitis dengan menggunakan metode
kepustakaan dan data kualitatif dan kuantitatif;

ABSTRACT
Yakuwarigo have a brief understanding of the type of language that is taken from
a fictional litterature, which is typically associated with a particular character in
the fictional litterature. The use of Yakuwarigo or Role Language, commonly
found in Japanese comics. Yakuwarigo is not the same as standard Japanese
language that use in everyday conversation, because Yakuwarigo is artificial and
its only used in fictional litterature. The purpose of this thesis that the author
wants to prove the use of Yakuwarigo, especially Roujingo and Hakasego are
only found in fictional literature and rarely used in Japanese everyday
conversation. Moreover, the author would like to warn Japanese language
learners not to easily believe and use in everyday conversation the language that
contained in fictional literature especially in comics. Because in facts, the
language that used in comics is not all used in everyday conversation. This
research is a descriptive analytical study using literature methods and qualitative
and quantitative data."
Depok: [Program Pascasarjana Universitas Indonesia, Program Pascasarjana Universitas Indonesia], 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Priendarningtyas
"Makalah ini membahas mengenai budaya populer Jepang, yakni manga sebagai bentuk keberhasilan soft power Jepang. Penelitian dalam pembahasan ini menggunakan konsep budaya populer oleh Hidetoshi Kato dan konsep soft power oleh Joseph S. Nye Jr, serta difokuskan pada penggunaan metode kualitatif dengan teknik deskriptif analisis. Perhatian dari masyarakat Jepang terhadap budaya populer dapat dimanfaatkan menjadi sumber ‘soft power’, salah satunya keberhasilan komik Doraemon yang berkembang pesat baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Penelitian ini bertujuan memberikan penjelasan akan keberhasilan soft power Jepang dalam pengaruh perkembangan komik Jepang pada era globalisasi saat ini, serta memberikan gambaran akan peranan penting dalam mendukung dan menyokong perkembangan komik Jepang hingga ke seluruh penjuru dunia.

This thesis discusses about pop culture in Japan, which is called manga as a form of soft power as an achievement for Japan. This research uses the concept of pop culture by Hidetoshi Kato and the concept of soft power by Joseph S. Nye Jr. in addition; this research focuses on qualitative method with descriptive analysis technique. Concern from Japanese people towards the popular culture can be used as a source for 'soft power', one of the most successful works is Doraemon a comic that expands rapidly in Indonesia and worldwide. This research aims to give explaination of Japan's soft power achievment in comic the expansion in globalization era, in particular to illustrate how important it is to give support and reinforcement in comic expansion through out the world."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Hermawan
"Kekalahan Jepang pada perang dunia II membawa sebuah dampak besar kepada negara Jepang. Kekalahan Jepang pada saat itu membawa sebuah perubahan pada memori kolektif bangsa Jepang yang kelak akan bertahan selama puluhan tahun. Hal ini dapat terlihat dengan kebijakan pertahanan bangsa Jepang. Bangsa Jepang merasa bertanggung jawab terhadap kekejaman yang telah mereka lakukan selama perang dunia II, sehingga mereka membuat sebuah undang-undang yang menyatakan mereka selamanya akan meninggalkan perang dan tidak akan mengakui keberadaan angkatan bersenjata. Sebuah Konstitusi yang kemudian dijuluki Konstitusi Pasifis. Tapi seiring berkembangnya dinamika hubungan internasional, keberadaan pasal ini menjadi sebuah hal yang bersifat paradoks. Pada saat ini Jepang memiliki angkatan bersenjata yang memiliki anggaran terbesar ketiga di dunia. Sementara interpretasi konstitusi hanya menyebutkan Jepang boleh memiliki angkatan bersenjata untuk keperluan pertahanan. Kehadiran Shinzo Abe sebagai perdana menteri Jepang membawa Jepang kepada sebuah langkah baru, menuju perubahan Konstitusi. Dalam penelitian ini penulis berusaha untuk menangkap bagaimana perubahan ini kemudian tercermin melalui sebuah fenomena budaya populer Jepang, yaitu serial animasi Gundam.

Japan's defeat at World War II gives a huge impact to the Japanese people. The defeat is causing the Japanese people collective memory to be changed, and it was unchanged for decades after it. The Japanese people feel the responsibility for the cruelty that they came up with, which is causing them to create a constitution that state the renunciation of war and will never admitting any military power. This Constitution is called the Pacifist constitution. But at present, Japan have a third largest defense budget, yet their constitution interpretation still insist that this "Self Defense Force" is for defense purposes only. Through this research, I would like to analyze three Gundam movies from three different era, which will show us how Japanese have changed their collective memory of a traumatic one in World War II. Also, I am analyzing and find out how the Japanese have change from the traumatic past to the current society which is shown by the popular culture phenomenon, Gundam.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renita Indriana
"Masyarakat Jepang dikenal sebagai masyarakat yang memiliki nilai-nilai yang tinggi. Salah satu dari nilai yang ada dalam masyarakat Jepang adalah gimu dan giri. Nilai-nilai ini telah tertanam sejak zaman feodal dan masih tertanam dalam masyarakat Jepang modern. Gimu diterjemahkan sebagai kewajiban atau darma (Matsuura,2005:218). Gimu adalah pembayaran kembali yang maksimal dari kewajiban ini pun dianggap masih belum cukup dan tidak ada batas waktu pembayarannya (Benedict,1982:125). Gimu dalam memenuhi kewajibannya terhadap pemerintahan, keluarga yang masih mempunyau ikatan darah. Kata giri diterjemahkan dalam bahasa Indonesia memiliki arti hutang yang wajib dibayar atau dilunasi dalam jumlah yang tepat dan sama dengan kebaikan yang diterima seseorang dan ada batas waktu pembayarannya (Benedict,1982:125). Giri dalam memenuhi kewajibannya terhadap orang yang baru dikenal atau tidak mempunyai ikatan darah. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah menjelaskan realisasi gimu dan giri dalam masyarakat Jepang. Adapun metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif, sehingga dalam pengumpulan data penulis menggunakan data kepustakaan mengenai masalah yang terkait serta pengumpulan data melalui internet.

Japanese society known as the communities that have high values. One of the values that exist in the Japanese society is gimu and giri. These values have been embedded since the time of feudal and still embedded in the society of Japan modern. Gimu subtltled as a duty (Matsuura,2005:218). Gimu is repayment of this obligations maximum was deemed still not enough and there is no time limit for payment (Benedict,1982:125). Gimu in fulfilling obligations to the government, the family still has blood ties. In Indonesian giri means debt that must be paid or paid the right amount and the same kindness and no one receives payment deadline (Benedict,1982:125). Giri in benevolence people who have known or no have blood ties. The purpose of this paper is to explain the realization within the gimu and giri in Japan society. The research method used is descriptive writer, so the authors using data collection of data on issues related literature and data collection by internet."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Nugroho Putro
"Pornografi dalam masyarakat Jepang diterima secara berbeda karena dipengaruhi berbagai faktor seperti gaya hidup, iklim, kepercayaan, sejarah dan ilmu pengetahuan. Masuknya nilai-nilai baru membuat masyarakat Jepang harus berkompromi walau tetap mempertahankan pornografi sebagai sebuah aktifitas pribadi yang definisinya tetap berada dalam ‘wilayah abu-abu’, sehingga pornografi dapat hidup berdampingan dalam distorsi dan kontradiksi nilai masyarakat Jepang.

In Japanese society pornographic content is accepted differently. Many factors such as lifestyle, climate, history, science and religious believe affect how Japanese perceive pornography. With the coming of new values, Japanese society must compromise while preserving pornography as private activity and define it as ‘gray area’ in society, thus making pornographic content to coexist with the distortion and contradiction in Japanese society values."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Idrus
"Tesis ini membahas bentuk humor dalam bahasa Jepang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang membahas dan memaparkan humor dalam komik strip bahasa Jepang. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis bentuk-bentuk tuturan yang memicu terbentuknya humor pada komik strip, menganalisis makna gambar dan relevansinya dalam membentuk humor pada komik strip dan merumuskan bentuk humor dalam bahasa Jepang. Data penelitian ini adalah komik strip Shin Kobochan karya Masashi Ueda jilid 28, 29 dan 30 yang diterbitkan pada tahun 2014 oleh penerbit Houbunsha. Teori yang dipakai adalah teori implikatur Grice untuk mengungkapkan makna tersirat tuturan, teori ikonisitas Danesi dan Peron serta teori proses semiosis Perice untuk memaknai gambar dan Teori Relevansi Sperber dan Wilson untuk melihat relevansi antartuturan dan antara tuturan dengan gambar dalam membentuk humor.
Hasil penelitan menunjukkan bahwa tuturan-tuturan pembentuk humor dapat berupa tuturan langsung dan tuturan tidak langsung. Tuturan-tuturan tersebut tidak hanya menyampaikan makna tersurat, tetapi juga mengandung makna tersirat. Gambar menampilkan penutur dan mitra tutur melakukan suatu aktifitas tertentu yang diperlukan dalam proses penarikan kesimpulan sehingga makna pesan yang dikomunikasikan dapat ditemukan. Pada akhirnya, humor pada komik strip berbahasa Jepang dibentuk oleh adanya perbedaan topik pembicaraan, perbedaan logika dan kontradiksi logika penutur dan mitra tutur.

This thesis discusses the form of humor in Japanese. This study is a qualitative research that discusses and explains humor in strip comic. The aims of this research to analyze the forms of utterance that triggered the formation of humor in strip comic, analyze the meaning of images and their relevance‟s in shaping the humor in strip comic, and define a form of humor in Japanese. The data of this study are taken from ?Shin Kobochan? strip comic by Masashi Ueda volume 28, 29 and 30, published in 2014 by Houbunsha. The theories employed in this study are Grice‟s implicatures theory which aims to reveal the implicit meaning of the utterances, Danesi and Peron‟s iconicity theory, Perice‟s theory of semiosis process, which aim to interpret the images and Sperber and Wilson‟s relevance theory, which aims to see the relevance between the speech and the images in the form of humor utterances.
The results show that the humor utterances can be in the form of direct and indirect speech. Those utterances not only convey explicit meaning, but also reveal some implicit meaning. Images showing the speaker and hearer performing certain activity are required in the process of understanding the whole humor, so that the communicated meaning and the message can be found. At last, humor in Japanese strip comic is created by topic differences, logical differences, and logical contradiction between the speaker and the hearer.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
T44255
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ekawati Alia Ramadhani
"Penelitian ini membahas pergantian nama Batavia menjadi Jakarta yang dilakukan pemerintahan militer Jepang pada tanggal 10 Desember 1942. Pemerintahan militer Jepang menggunakan peran pers untuk melakukan propagandanya. Pemerintah militer Jepang menggunakan surat kabar Asia Raya dan Tjahaja sebagai media yang digunakan untuk melakukan propaganda. Tujuan pergantian nama tersebut adalah untuk mencapai konsep "Kemakmuran Asia Timur Raya" (Dai - Tōa Kyōeiken). Analisis yang dilakukan berdasarkan pada propaganda yang dikemukakan oleh Harold D. Lasswell dan Abraham Kaplan. Dari hasil analisis tersebut, terlihat bahwa pergantian nama tersebut merupakan suatu bentuk propaganda.

This research examine the retitling of Batavia to Jakarta done by Japanese military government on 10 December 1942. Japanese military government used the role of the press to perform its propaganda. Japanese military government used newspaper Asia Raya and Tjahaja as the media to perform the propaganda. The purpose of the retitling was to achieve the concept of "Greater East Asia Co- Prosperity Sphere" (Dai - Tōa Kyōeiken). The analysis was conducted based on propaganda stated by Harold D. Lasswell and Abraham Kaplan. From the result of the analysis, it appears that the retitling is a form of propaganda."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S65276
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Ani Sari
"Penelitian ini berfokus pada dampak perubahan makna 'bekerja' di masyarakat Jepang, yaitu fenomena penyebutan black company. Makna bekerja di masyarakat Jepang telah berubah dalam beberapa dekade terakhir. Pekerja yang semula akan bekerja keras demi perusahaannya, kini pekerja generasi muda lebih memilih untuk memiliki pekerjaan dengan banyak waktu luang. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana penyebutan black company yang diberikan oleh masyarakat Jepang dan bagaimana perubahan makna bekerja di Jepang. Data yang diperoleh merupakan data sekunder dari penelitian kepustakaan serta pengumpulan data dari sumber-sumber publikasi lainnya.
Metode analisis yang digunakan adalah metode penyajian analisis deskriptif. Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa makna bekerja bagi pemuda telah berubah. Pemuda Jepang tidak dapat membawa keseluruhan dirinya untuk pekerjaan dan tempat kerja. Pekerja paruh waktu tidak dapat mencocokkan pekerjaan dengan tujuan hidupnya. Kekhawatiran yang dirasakan, menyebabkan para pekerja paruh waktu mudah putus asa dalam mendapatkan pekerjaan. Salah satu dampak perubahan makna bekerja, yaitu munculnya penyebutan black company. Black company itu sendiri merupakan asumsi yang diciptakan oleh kelompok masyarakat dan media massa. Pemerintah berupaya untuk memberikan sanksi kepada perusahaan yang melakukan tindakan 'pelanggaran', seperti black company.

This study focuses on the impact of changes in the meaning of "work" in Japanese society, namely the phenomenon of the black company mention. Meaning of work in Japanese society has changed in recent decades. Workers were previously would worked hard for his company, now the younger generation of workers prefer to have a job with a lot of free time. The problem studied in this research is how the mention of the black company given by the Japanese society and how it changes the meaning of work in Japan. The data obtained is a secondary data from the research literature as well as collecting data from sources other publications.
The analytical method used is the method of presentation of descriptive analysis. Based on the research and analysis that has been done, it can be concluded that the meaning of work for youth has changed. Japanese youth can not bring overall himself to work and the workplace. Part-time workers are not able to match jobs with the goal of his life. Concerns were perceived, causing part-time workers easy to desperate in getting a job. One of the effects of changes in the meaning of work, namely the emergence of the mention of the black company. Black company is assuming that was created by community groups and the media. Government seeks to impose sanctions on companies that take action "offense", as black company.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardietyo Hartoro
Depok: Universitas Indonesia. Sekolah Kajian Stratejik dan Global, 2018
T52474
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dzaky Rahadian Kencana
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena xenofobia yang berujung kepada perbuatan diskriminasi dan rasisme yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Jepang terhadap individu atau sekelompok orang yang bukan beretnik Jepang atau orang asing yang berada di Jepang serta menjelaskan perbandingan xenofobia yang terjadi di Jepang pada sebelum masa pandemi COVID-19 dan pada masa pandemi COVID-19. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengumpulan data studi pustaka dengan menggunakan metode penelitian cultural studies analisis diskursus. Teknik pengambilan data dengan melakukan melokasi, memperoleh, membaca, dan mengevaluasi data informasi dari buku, jurnal artikel, dan artikel berita sebagai literatur penelitian yang membahas xenofobia, diskriminasi, rasisme, sosial masyarakat Jepang, masa pandemi COVID-19 di Jepang. Perlu diperhatikan bahwa data informasi yang diperoleh melalui data informasi tidak dapat mewakili seluruh masyarakat Jepang secara keseluruhan. Penelitian ini membuktikan adanya xenofobia yang terjadi di sosial masyarakat Jepang pada saat masa pandemi COVID-19 melanda di Jepang.

This study aims to explain the phenomenon of xenophobia which leads to acts of discrimination and racism by some Japanese people against individuals or groups of people who are not of Japanese ethnicity or foreigners in Japan and explain the comparison of xenophobia that occurred in Japan before the COVID-19 pandemic and during the COVID-19 pandemic. The method used in this research is collecting data from library research using the cultural studies research method of discourse analysis. Data collection techniques by locating, obtaining, reading, and evaluating information data from books, journal articles, and news articles as research literature that discusses xenophobia, discrimination, racism, Japanese society, and the COVID-19 pandemic in Japan. It should be noted that the information data obtained through information data cannot represent the entire Japanese society as a whole. This study proves the existence of xenophobia that occurred in Japanese society during the COVID-19 pandemic in Japan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>