Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 229533 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ali Yudhi Hartanto
"Badan Pengawas Obat dan Makanan sebagai organisasi pelayanan publik telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008. Kemudian dirasakan bahwa ISO 9001:2008 lebih menitikberatkan pembuktian kepatuhan terhadap standar dan belum mengakomodasi kebutuhan Badan POM akan pemenuhan ekspektasi pelanggan serta peningkatan kinerja organisasi secara berkelanjutan. Oleh karenanya penerapan TQM, konsep manajemen kualitas yang lebih luas penting untuk dikembangkan. Meskipun disadari penerapannya di sektor publik memerlukan adaptasi dan modifikasi.
Penelitian bertujuan mengetahui faktor-faktor yang menjadi hambatan dalam implementasi TQM sebagai pengembangan dari penerapan ISO 9001:2008 serta mempertimbangkan strategy improvement yang dapat dilakukan. Penelitian mereplikasi model yang dikembangkan Ngai dan Cheng (1995), menggunakan kuesioner dengan bentuk pertanyaan tertutup dengan jawaban skala likert lima poin. Responden ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data dari 266 responden kemudian dilakukan uji reliabilitas, uji validitas, uji korelasi, dan uji regresi berganda dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 14.
Penelitian mendapatkan hasil faktor hambatan dengan koefisien regresi infrastruktur -0,401, manajerial -0,338, dan organisasional -0,229 bersama-sama mempengaruhi penerapan TQM dengan koefisien korelasi majemuk sebesar 0,708 dengan R square senilai 0,501. Kenaikan nilai faktor hambatan akan diikuti penurunan nilai penerapan TQM. Sehingga model penelitian ini berhasil mengidentifikasi faktor penghambat penerapan TQM di Badan POM.

The National Agency for Drug and Food Control (NADFC) as a public service organizations have obtained ISO 9001:2008 certification. And then felt that ISO 9001:2008 emphasizes adherence to proof of compliance with standards and not yet accommodate the needs to fulfillment of customer expectations and sustainable organizational performance improvement. Therefore the implementation of TQM, the concept of a broader quality management essential to develop. Although it was realized that the implementation in the public sector require adaptation and modification.
The study aims to understand what factors that become barriers on implementing the concept of TQM and consider the improvement strategy to do. Research replicate the model developed by Ngai and Cheng (1995), using a questionnaire with closed-form questions with answers five-point Likert scale. Respondents determined using purposive sampling technique. Data from 266 respondents were then conducted a reliability test, validity test, correlation test, linearity test, and regression test using SPSS statistical software version 14.
Obtain research results the infrastructure, managerial, and organizational barrier factors jointly affect the implementation of TQM with correlation coefficient of 0.708 with a compound R square of 0.501. Infrastrukture coefficiean regression -0,401, managerial -0,338, and organisational -0,229. The increase in the value of barriers factor would be followed by decrease in the value of the implementation of TQM. So that the model is able to identify barriers factor the implementation of TQM in the NADFC.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Rostiana
"Entry barrier is decrease progressively in era globalization. Because of that quality of product and sen/ice must been takencare. Total of Quality Management ( TQM) represent management quality of service which cannot be disregarded, considering society claim govemment organization have to become servant, government organization must became steward to serve entrepreuner and society because our entrepreneur and society want get service from government organization quick, accurate and trusted.
National Agency of Drug and Food Control (NADFC) since year 2001 have
intended to implement good service program which in line with TQM, but in its applying still face some constraint so that good service able to satisfied customer/ client not yet fully can be executed.
To know how far applying of TQM and constraints faced and why service not doing better its need research scientifically.
Leadership, Komitmen, Process and Product in Organization is to represent very important organizational pillar in applying of TQM (ISO 9000). which must evaluate continually that because of staff and head in band quality control of narcotic and psikotropic are beiing sample population I tne research each officer work with profesional speed, credible as according to organizational culture of NADFC so satisfaction of customer/client can be reach.
Sampel determined with technique of Non Probability Sampling Purposive That mean Sampel have been determined owning certain specification and strata with use kuesioner.That kuesioner are full with quesition and andswer with use likert scale disseminating containing kuesioner of question with answer by using
likert scale, result of kuesioner analysed correlationly doubled regresi and constructively SPSS program 11.5
Result of research to Leadership factors, Komitmen, Process and Product in Organization is to represent Organizational Pillar according to in TQM theory have strong relation with Satisfaction of customerlclient, and although in general the quality of service have good but still a lot need improvement and repair. From is fourth of the factor which most having an effect on is leadership
Constraints which still faced among others is Leadership which not yet is fully executed second, total quality execution still not yet fully become head komitmen head and staf that still found by oflioer give less dissatisfactory and non professional service to the customer/ client, third is less looked after by is
facilities and basic facilities so that not yet futilled of short examination time According to TQM theory tht is new paradigm, head have to assume subordinate is cutomer/client which must be listened by sigh and hislits suggestion so that reaching of communications which either through horizontal and is vertical.Thats fourth of factor above in the reality most having an effect
on in satisfaction of customer/client is leadership. lf leadership have been executed bette, officer will work hardly and hold responsible and have komitmen to be able to fulfill short time which specified by NADFC and service as according to quality service so that can reach by satisfaction in NADFC."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T21638
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haris Pandi Wijaya
"Total Quality Management (TQM) masih tetap menjadi suatu yang kontroversial, karena kesulitan mempraktekkannya. Ada yang mengatakan TQM sebagai kiasan baru manajemen, ada juga yang memujinya sebagai lompatan manajemen menuju kesuksesan. Beberapa bukti telah menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan TQM mampu meningkatkan kinerjanya secara kuantitatif, misalnya peningkatan profitabilitas dan pangsa pasar, maupun kualitatif seperti makin terpenuhinya kebutuhan konsumen dan meningkatkan motivasi kerja karyawan. Namun, kadang-kadang penerapan TQM tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini antara lain disebabkan oleh tidak adanya komitmen manajemen, tidak adanya visi serta perencanaan yang jelas, karyawan tidak dilibatkan secara penuh, ataupun ketidakcermatan menginterpretasi masalah yang dihadapi konsumen. Kontroversi antara pendukung keberhasilan TQM dengan pengkritik penerapan TQM perlu dijembatani oleh suatu pandangan atau penelitian yang mampu mengidentifikasi apa saja faktor-faktor yang mungkin berpotensi menjadi penghambat keberhasilan penerapan TQM, khususnya di perusahaan yang telah dilabeli sertifikat ISO- 9000. Jangan sampai label sertifikasi ini hanya kiasan agar perusahaan tersebut dipandang sebagai perusahaan berkualitas tinggi, namun faktanya tidak. Seharusnya menilai kendala potensial penerapan TQM merupakan bagian integral dari proses penerapan TQM. Penggunaan alat bantu statistik juga diperlukan untuk mengukur besarnya korelasi dan pengaruh dari faktor-faktor potensial penghambat penerapan TQM, sehingga diketahui apa saja faktor penghambat dan seberapa besar hambatan itu, agar penerapan TQM menjadi mempunyai arah dan pijakan yang jelas dan sertifikasi ISO-9000 yang sudah dibayar mahal menjadi bermanfaat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26529
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Anindito Wibisono
"Tesis ini membahas tentang pengaruh penerapan filosofi TQM terhadap kinerja operasional dengan studi kasus di salah satu industri otomotif yaitu PT Astra Daihatsu Motor. Variabel TQM yang diteliti adalah kepemimpinan, fokus pelanggan, pelatihan dan pemberdayaan karyawan, manajemen proses, dan perbaikan berkelanjutan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan sumber data primer yang diperoleh melalui kuesioner. Data yang terkumpul dianalisis dengan metode regresi berganda menggunakan perangkat lunak SPSS v.22.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa TQM secara simultan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja operasional. Secara parsial, variabel fokus pelanggan, manajemen proses, dan perbaikan berkelanjutan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja operasional. Namun, variabel kepemimpinan dan variabel pelatihan dan pemberdayaan karyawan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja operasional perusahaan.

The purpose of the study was to learn effect TQM implementation on operational performance in PT Astra Daihatsu Motor. TQM variable that be investigated on this research were leadership, customer focus, employee training and empowerment, process management, and continuous improvement. This study was quantitative research that using questionnaire to collect primary data. The data was analyzed by multiple regression using SPSS v.22.
The result indicates that TQM simultaneously have positive and significant impact on operational performance. Partially, customer focus, process management and continuous improvement have positive and significant impact on operational performance. However, leadership and employee training and empowerment haven rsquo t significant impact on operational performance.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isnomo Adi Nugroho
"Dalam usaha mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2000 atau upgrade sertifikat ISO 9002:1994 ke ISO 9001:2000 memerlukan suatu metode implementasi yang tepat, khususnya dalam mengatasi kendala dan inefisiensi yang menyebabkan lamanya pencapaian sertifikasi. Kendala dan inefisiensi tersebut mendorong pemborosan biaya dan waktu yang tinggi, tidak terkecuali PT Krakatau Steel yang memulai usaha pencapaian sejak 2001. Merancang suatu sistem atau metode implementasi TQM yang baik memerlukan pedoman teori dasar, pengetahuan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 selain pengalaman-pengalaman dalam merancang implementasi tersebut. Penerapan 8 prinsip manajemen mutu ISO 9001:2000, hubungan klusal ISO 9001:1994 dan ISO 9001:2000 dan metode implementasi Five-Phase Approach adalah parameter-parameter pendekatan yang diambil penulis untuk mendapatkan analisa dan strategi implementasi. Assessment, perencanaan, implementasi dan audit evaluasi merupakan langkah-langkah penerapan TQM untuk memecahkan kendala-kendala seperti masalah komitmen manajemen, pelatihan, dokumentasi, komunikasi, biaya nonkonformans dan budaya kualitas.

To achieve ISO 9001:2000 certificate or upgrading ISO 9002:1994 to ISO 9001:2000 need a precise implementation method, especially to solve any obstacles and inefficiencies that can make a long certification achievement. To design a precise TQM implementation method will require certain basic theories and some data about quality management system of ISO 9001:2000, and also some experiences in designing the system. Implementing 8 quality management principles of ISO 9001:2000, clausal relationship of ISO 9001:1994 and ISO 9001:2000, and Five-Phase Approach implementation method are the approach perimeters used by the writer to find the implementation analysis and strategy. Assessment, planning, implementation, and evaluation audit are the phases to solve any obstacles such as management commitment, training, documentation, communication, nonconformance cost, and quality culture."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14815
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Upper Saddle River: Prentice-Hall, 1995
658.562 TOT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hradesky, John L.
New York: McGraw-Hill, 1995
R 658.562 HRA t
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Guntur Pinandhita
"Industri konstruksi menjadi perhatian karena buruknya kualitas yang dihasilkan industri konstruksi jika dibandingkan dengan industri manufaktur. Untuk merespon itu, banyak perusahaan kontraktor mengadopsi dan mengimplementasikan strategi manajemen untuk meningkatkan kualitas. Salah satu pendekatan manajemen yang dapat digunakan untuk mencapai perbaikan kualitas berkelanjutan adalah Total Quality Management (TQM). Tujuan TQM dalam industri konstruksi adalah untuk menurunkan biaya produksi, sehingga dapat meningkatkan daya saing. Implementasi TQM membutuhkan perubahan mendasar dengan mengubah budaya, proses, strategi, dan keyakinan dalam suatu perusahaan. Orientasi pada kualitas ini lah yang menjadi kunci dari kepuasan pelanggan dan praktik bisnis. Quality Culture adalah bagian dari budaya organisasi yang berkaitan dengan kebiasaan, kepercayaan, nilai dan moral, dan perilaku untuk meningkatkan kualitas. Quality Culture juga dapat didefinisikan sebagai budaya organisasi yang berorientasikan kepada kualitas dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Konsep dari TQM dan Quality Culture ini adalah pendekatan holistic dalam pengembangan industry kontstruksi untuk menciptakan produk tanpa cacat dan tanpa melakukan pekerjaan tambahan. Studi daya saing kontraktor sebelumnya menekankan pada harga tender dan relatif mengabaikan evaluasi atribut kinerja kontraktor. Mekanisme yang paling populer untuk memberikan kontrak kepada kontraktor masih merupakan daya saing harga. Namun, telah diakui bahwa layanan berkualitas tinggi tidak dapat dicapai jika tender terendah diterima yang mengakibatkan kebutuhan untuk beralih dari “kemenangan harga terendah” menjadi ke “pemilihan multi-kriteria” dalam proses pemilihan. DI Indonesia, perusahaan kontraktor secara umum masih lemah dalam berbagai hal, antara lain manajemen yang tidak efisien, dana dan teknologi yang terbatas, sumber daya manusia yang kurang kompeten. Hal ini akan menyebabkan kontraktor di Indonesia akan mengalami kesulitan besar dalam menghadapi persaingan dengan kontraktor asing. Meningkatnya persaingan global ini yang kemudian membuat perusahaan kontraktor di Indonesia harus mengadopsi TQM dan Quality Culture sebagai salah satu strategi untuk selalu melakukan perbaikan berkelanjutan sehingga memberikan kontribusi terhadap keunggulan daya saing dan kinerja perusahaan. Dibutuhkan sebuah alternative strategi untuk perusahaan kontraktor Indonesia agar dapat bersaing dengan kontraktor asing. Sebuah strategi dan suatu kerangka kerja untuk membantu pengembangan bisnis manajemen yang strategis. Kerangka kerja tersebut adalah hasil implementasi dari TQM dan Quality Culture, karena TQM dapat dilihat sebagai sebuah strategi yang meningkatkan kondisi ekonomi dan membantu perusahaan mencapai keunggulan daya saing.

The construction industry is a concern because of the poor quality produced by the construction industry when compared to the manufacturing industry. In response, many contracting companies adopted and implemented management strategies to improve quality. One of management approach that can be used to achieve continuous quality improvement is Total Quality Management (TQM). The purpose of TQM in the construction industry is to reduce production costs, thereby increasing competitiveness. Implementation of TQM requires a fundamental change by changing the culture, processes, strategies, and beliefs in a company. This quality orientation is the key to customer satisfaction and business practices. Quality Culture is a part of organizational culture related to habits, beliefs, values and morals, and behavior to improve quality. Quality Culture can also be defined as an organizational culture oriented to quality in every activity undertaken. The concept of TQM and Quality Culture is a holistic approach in the development of the construction industry to create products without defects and without doing additional work. Previous contractor competitiveness studies emphasized tender prices and relatively ignored evaluations of contractor performance attributes. The most popular mechanism for awarding contracts to contractors is still price competitiveness. However, it has been recognized that high quality service cannot be achieved if the lowest tender is accepted which results in the need to move from "lowest price wins" to "multi-criteria selection" in the selection process. In Indonesia, contractor companies are generally weak in many ways, including inefficient management, limited funds and technology, and less competent human resources. This will cause contractors in Indonesia to experience great difficulties in facing competition with foreign contractors. The increasing global competition which then makes contracting companies in Indonesia must adopt TQM and Quality Culture as one of the strategies to always make continuous improvements so as to contribute to the company's competitive advantage and performance. An alternative strategy is needed for Indonesian contracting companies to compete with foreign contractors. A strategy and a framework to help develop strategic business management. The framework is the result of the implementation of TQM and Quality Culture, because TQM can be seen as a strategy that improves economic conditions and helps companies achieve competitive advantage."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deka Dian Utami
"ABSTRAK
Tesis ini bertujuan untuk melakukan analisis faktor-faktor penentu kesuksesan TQM, analisis sebab-akibat Fishbone Diagram dan merancang service blueprinting untuk peningkatan kualitas layanan sertifikat elekronik pada Badan Siber dan Sandi Negara. Dalam mencapai tujuan ini, telah dilakukan kajian literatur, survei melalui kuesioner dengan responden sebanyak 310 orang pegawai BSSN dan wawancara kepada 4 orang narasumber manajemen yang menjalankan tugas terkait pemberian layanan sertifikat elektronik serta pengumpulan data sekunder. Pengujian model dan hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan structural equation model SEM . Hasil pengujian hipotesis, data hasil wawancara serta data sekunder yang telah dikumpulkan digunakan untuk melakukan analisis sebab-akibat penyebab tidak optimalnya kualitas layanan sertifikat elektronik. Berdasarkan hasil analisis sebab-akibat dengan hasil identifikasi akar masalah, selanjutnya dirumuskan analisis peningkatan kualitas layanan dengan merancang service blueprinting, complaint management process dan proposal implementasi TQM pada layanan sertifikat elektronik BSSN. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa leadership adalah faktor kunci yang dapat mendorong peningkatan kualitas kinerja di BSSN. Adapun faktor-faktor penentu kesuksesan lain untuk menghasilkan layanan sertifikat elektronik yang berkualitas adalah continuous improvement, customer focus dan operational performance. Hasil penelitian ini mengkonfirmasi bahwa metode Total Quality Management dan Service Blueprinting merupakan solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah kualitas layanan, dan juga solusi untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas layanan yang dapat diaplikasikan pada sektor publik organisasi pemerintah .

ABSTRACT
This thesis aims to analyze the critical success factors of Total Quality Management, cause and effect analysis fishbone diagram and design service blueprinting to improve the quality of digital certificate services on National Cyber and Crypto Agency. In order to achieve this objective, a literature review has been conducted, surveys through questionnaires with 310 respondents of BSSN employee and interview with 4 person management that performing tasks related to the provision of digital certificate service as well as secondary data collection. The research model and hypothesis was tested using Structural Equation Modeling SEM . The results of hypothesis testing, interview data and secondary data that have been collected are used to conduct fishbone analysis to identify the rootcause problem of unoptimal digital certificate service quality. Based on the result of cause and effect analysis, then formulated the analysis of service quality improvement by designing service blueprinting, complaint management process and proposal of TQM implementation on BSSN digital sertificat service. This research find that leadership is a key factor that can drive performance improvement at BSSN. The other critical factors to produce digital sertificate services quality are continuous improvement, customer focus and operational performance. The result of this study confirm that Total Quality Management method and Service Blueprinting are workable solutions that can be applied to address service quality issues, as well as solutions to improves the quality of public sector services government organizations . "
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50492
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bank, John
New York: Prentice-Hall, 2000
658.5 BAN e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>