Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169124 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zulfa Luthfia
"Gaya hidup pada masyarakat perkotaan salah satunya adalah kebiasaan olahraga yang rendah, hal tersebut dapat menjadi salah satu faktor risiko untuk terjadinya dismenore pada remaja. Karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gambaran penatalaksanaan asuhan keperawatan dengan pendekatan Family Centered Nursing pada keluarga Bapak Y dengan masalah dismenore pada remaja di RW 24 Kelurahan Sukatani, Kota Depok. Intervensi keperawatan yang dijadikan intervensi unggulan adalah kompres hangat dan senam dismenore. Intervensi ini merupakan terapi non farmakologi untuk mengatasi dismenore pada remaja.
Hasil evaluasi menunjukkan perubahan sikap dan perilaku keluarga terhadap perawatan dismenore dibuktikan dengan keluarga melakukan kompres hangat dan senam dismenore untuk mengatasi nyeri. Intervensi efektif mengurangi dismenore ditandai dengan penurunan skala nyeri dari 4 menjadi 2.

A low of exercise habit is the lifestyle in urban community, which can be one of risk factor for the occurrence of dysmenorrhea in adolescents. The aim of this paper is to give a description about nursing care with the approach of Family Centered Nursing of Mr. Y's family with dysmenorrhea in adolescents. Nursing interventions that become the main intervention are warm compresses and exercises. This intervention is a non-pharmacological therapy for dysmenorrhea in adolescents.
Evaluation shows that family experiencing changes in attitude and behavior towards treatment of dysmenorrhea evidenced by families do warm compresses and exercises to relieve dysmenorrhea. These interventions are also effective in relieve dysmenorrhea characterized by a reduction of pain from scale 4 to 2.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Alfisah
"Kelompok usia remaja adalah penduduk yang berada dalam rentang usia 10-19 tahun. Pada usia remaja terjadi perubahan fisik, kognitif dan psikososial. Salah satu perubahan fisik tersebut mencakup organ reproduksi yang akan mencapai kematangan seksual pada saat remaja. Rasa tidak nyaman dan sakit saat menstruasi yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dikenal dengan dismenore. Salah satu gejala dari kasus ginekologi yang paling sering terjadi yaitu dismenor atau nyeri yang terjadi selama siklus haid berlangsung.
Tujuan penulisan ini yaitu memberikan gambaran asuhan keperawatan keluarga menggunkan tahapan perkembangan keluarga dengan remaja yang memiliki masalah kesehatan dismenore. Setelah dilakukan intervensi keperawatan melalui teknik effleurage skala nyeri menurun secara bertahap. Dalam penyelesaian masalah kesehatan pada remaja ini membutuhkan dukungan kuat dari keluarga. Dengan demikian, keluarga mampu membantu remaja dalam proses pengambilan keputusan untuk melakukan penanganan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan terkait dismenore.

Adolescence is the citizens who were in the age range 10-19 years. In adolescence there is a change of physical, cognitive and psychosocial. One such physical changes include reproductive organs that will reach sexual maturity as a teenager. Discomfort and pain during menstruation that can interfere with daily activities known as dysmenorrhea. One of the symptoms of gynecological cases are the most frequent dysmenorrhea, or pain that occurs during the menstrual cycle progresses.
The purpose is giving description of family nursing care about using family growing methode with teenager who has dysmenorrhea problem. After doing intervention by effleurage technic, the level of pain will decrease step by step. Solving healthy problem needs support from family. In the resolution of health problems in adolescents requires strong family support. Thus, the family was able to help young people in the decision making process to perform the handle of health problems related to dysmenorrhea.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwinanda Tsania Lailaturrahmah
"Latar belakang: Gangguan menstruasi memiliki prevalensi yang tinggi pada perempuan yang telah mengalami menstruasi, termasuk mahasiswi kedokteran. Gangguan ini menjadi alasan utama perempuan berobat ke klinik obstetri dan ginekologi. Gangguan menstruasi dapat menjadi indikator adanya gangguan kesehatan reproduksi atau pun gangguan kesehatan secara umum. Gangguan ini juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi psikologi, sosial, emosional, dan finansial baik secara langsung maupun tidak langsung perempuan yang menderitanya. Meskipun masih menjadi perdebatan, aktivitas fisik yang terlalu rendah atau terlalu tinggi diketahui merupakan salah satu faktor yang menyebabkan gangguan menstruasi. Saat ini penelitian mengenai hubungan tingkat aktivitas fisik dan gangguan menstruasi lebih banyak diselenggarakan di kalangan atlet. Baru sedikit penelitian yang meneliti hubungan ini di populasi perempuan secara umum. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti hubungan tingkat aktivitas fisik dengan gangguan menstruasi pada mahasiswi preklinik FKUI.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat aktivitas fisik dengan gangguan menstruasi.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang analitik dan metode consecutive sampling dengan melibatkan 160 subjek penelitian dari Mahasiswi Preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Subjek penelitian diminta untuk mengisi kuesioner penelitian terstruktur yang terdiri atas enam bagian pertanyaan yaitu bagian skrining dan persetujuan menjadi responden, data demografi, status gizi, tingkat aktivitas fisik, tingkat stress, dan riwayat menstruasi yang telah diuji validasi dan reliabilitas secara daring. Beda proporsi gangguan menstruasi dengan aktivitas fisik dianalisis menggunakan uji Chi-square dengan program SPSS 24.0.
Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa kategori tingkat aktivitas fisik yang paling banyak ditemukan adalah rendah (49,4%) dan sedang (45,0%). Angka kejadian gangguan menstruasi secara umum adalah 92,5% dengan jenis gangguan yang paling banyak ditemukan adalah dismenore sedang dan berat (71,88%) dan hipermenore (48,12%). Uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan proporsi gangguan menstruasi yang signifikan (p = 0,669) antar kategori aktivitas fisik.
Kesimpulan: Tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat aktivitas fisik dengan gangguan menstruasi pada Mahasiswi Preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (p = 0,669).

Introduction: Menstrual disorders have a high prevalence in women who have experienced menstruation, including medical students. This disorder is the main reason women seek treatment at obstetrics and gynecology clinics. Menstrual disorders can be an indicator of reproductive health problems or general health problems. This disorder can also have a negative impact on psychological, social, emotional, and financial, both directly and indirectly for women who suffer from it. Although it is still being debated, physical activity that is too low or too high is known to be one of the factors that cause menstrual disorders. Currently, research on the relationship between levels of physical activity and menstrual disorders is mostly conducted among athletes. Few studies have examined this relationship in the general female population. Therefore, the researcher wanted to examine the relationship between the level of physical activity and menstrual disorders in preclinical students of FKUI.
Objective : This study aims to determine the association between the level of physical activity and menstrual disorders.
Method: This study used an analytical cross-sectional study design and consecutive sampling method involving 160 research subjects from Preclinical Students of the Faculty of Medicine, University of Indonesia. Research subjects were asked to fill in a structured research questionnaire consisting of six types of questions, namely the screening and informed consent section, socio-demographic information, nutritional status, level of physical activity, stress level, and menstrual history that had been tested for validation and reliability online. Differences in the proportion of menstrual disorders with physical activity were analyzed using the Chi-square test with the SPSS 24.0 program.
Result: The results demonstrated that the categories of physical activity levels that are most found are low (49.4%) and moderate (45.0%). The incidence of menstrual disorders in general is 92.5% with the most common types of disorders found are moderate and severe dysmenorrhea (71.88%) and hypermenorrhea (48.12%). Based on statistical tests, there is no significant difference in the proportion of menstrual disorders (p = 0.669) between categories of physical activity.
Conclusion: There is no significant association between the level of physical activity with menstrual disorders in Preclinical Students of the Faculty of Medicine, University of Indonesia (p = 0.669).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tifa Pascariyanti Sujarwanta
"Dismenore atau nyeri menstruasi merupakan penyebab langsung dari menurunnya produktivitas remaja perempuan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Sebesar 50-92% perempuan di berbagai belahan dunia mengalami dismenore primer selama masa reproduktif. Dismenore terjadi ketika ada peningkatan prostaglandin sehingga memicu kontraksi kuat pada otot polos uterus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktorfaktor yang berhubungan dengan kejadian dismenore primer pada remaja perempuan. Metode penelitian menggunakan desain potong lintang pada bulan April 2018. Total populasi sejumlah 216 siswi berasal dari dua SMA Negeri di Kotamadya Jakarta Timur dengan rentang usia 16-18 tahun. Prevalensi kejadian dismenore primer pada siswi sebesar 85,1% terdiri dari dismenore ringan sejumlah 69,8%, dismenore sedang 13,0% dan dismenore berat 2,3%.
Hasil penelitian menunjukkan riwayat ibu sebagai faktor penentu yang berhubungan dengan kejadian dismenore primer setelah dikontrol oleh lama menstruasi dan konsumsi kafein. Siswi yang memiliki riwayat ibu mengalami dismenore memiliki risiko 2,3 kali menderita dibandingkan siswi yang tidak memiliki riwayat ibu mengalami dismenore. Dampak terhadap performa akademik akibat kejadian dismenore primer yang paling dirasakan oleh siswi adalah kesulitan konsentrasi (61,9%). Diamati dari tingginya prevalensi dismenore primer dan besarnya dampak terhadap performa akademik, siswi perlu mengambil langkah preventif yang tepat untuk meningkatkan status kesehatannya.

Dysmenorrhea or menstrual pain is a direct cause of productivity declining for adolescent girls in the world, including Indonesia. There are 50-92% of women in different country develop primary dysmenorrhea during their reproductive age. Dysmenorrhea occurs when there is an increase in prostaglandins, which leads to strong contractions in the uterine smooth muscle. This study aims to determine the factors that affect the incidence of primary dysmenorrhea in adolescent girls. The research method used cross-sectional design in April 2018. The total population of 216 adolescent girls came from two state enior high schools in East Jakarta with the age range 16-18 years. The prevalence of primary dysmenorrhea in adolescent girls was 85,1%, consist of mild dysmenorrhea 69,8%, moderate dysmenorrhea 13,0% and severe dysmenorrhea 2,3%.
The results showed a mother's history as a determinant factor affecting the incidence of primary dysmenorrhea after controlled by length of menstrual period and caffeine consumption. Students who have a mother's history of dysmenorrhea have 2,3 times higher risk of suffering than students without a mother's history of dysmenorrhea. The impact on academic performance due to primary dysmenorrhea incidence most felt by adolescent girls is the difficulty of concentration (61,9%). As the high prevalence of primary dysmenorrhea and the magnitude of impact on academic performance, students need to take some appropriate preventive measures to improve their health status.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50352
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dilfa Juniar
"Dysmenorrhea is a naturally occurring condition experienced by female teenagers during menstruation, but numerous
reports claimed its tendency to incur a negative impact on them. As a result, it is imperative that we are well informed
of the condition in the effort to improve female teenagers’ quality of life. However, data on dysmenorrhea for the area
of Central Jakarta is difficult to find. The aim of this research is to illustrate the prevalence, associated factors, impact
and treatment for dysmenorrhea. Data for this descriptive research was gathered through questionnaires from 240
teenagers selected by accidental sampling. Data was processed by descriptive statistics and chi-square test to examine
its significance. 87.5% of the respondents reported an experience of dysmenorrhea (20.48% mild pain, 64.76%
moderate pain, 14.76% severe pain). 43.75% of the respondents reported that the condition has constrained them from
conducting their daily activities. Most of the participants reported self-medication for the dysmenorrhea, and 5.6% of
them have consulted with a physician for pain. Mothers and friends are considered as sources of information and
assistance to treat dysmenorrhea. Significant factors behind this research that are associated with dysmenorrhea are age,
volume of menstrual blood and occurrence of premenstrual syndrome.
Epidemiologi Dismenorea pada Remaja Putri di Jakarta Pusat. Dismenorea merupakan kondisi yang wajar dialami
setiap remaja putri yang mengalami menstruasi, namun banyak laporan yang mengklaim bahwa kondisi ini memberikan
dampak negatif bagi remaja. Oleh karena itu, penting adanya bahwa berbagai informasi mengenai dismenorea diketahui
agar kita dapat membantu meningkatkan kualitas hidup para remaja putri. Walau demikian, data mengenai dismenorea
pada remaja yang tinggal di Jakarta Pusat masih jarang ditemukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
gambaran mengenai prevalensi, faktor-faktor yang berhubungan dengan dismenorea, dampak, serta penanganan yang
dilakukan untuk mengatasi dismenorea. Penelitian ini bersifat deskriptif dan datanya dikumpulkan melalui kuesioner.
Sebanyak 240 remaja dipilih sebagai responden dengan menggunakan teknik sampling aksidental. Data diolah
menggunakan statistik deskriptif dan uji chi-square dilakukan untuk menentukan signifikansi. Sebanyak 87,5%
responden mengalami dismenorea (nyeri ringan sebanyak 20,48%, nyeri sedang 64,76%, dan nyeri berat 14,76%), dan
sebanyak 43,75% responden menyatakan bahwa dismenorea membatasi aktifitas sehari-hari mereka. Kebanyakan
partisipan menangani dismenorea sendiri dan sebanyak 5,6% partisipan pernah berkonsultasi ke dokter terkait nyeri
yang dialami. Ibu dan teman dipandang sebagai sumber informasi maupun bantuan yang dapat membantu mengatasi
dismenorea. Faktor yang memiliki dampak signifikan terhadap dismenorea dalam penelitian ini adalah usia, jumlah
darah menstruasi, dan munculnya gejala pra-menstruasi."
Universitas YARSI. Faculty of Psychology, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Dwi Silvana
"Skripsi ini membahas hubungan antara karakteristik individu (indeks masa tubuh, usia menarche, lama menstruasi, dan siklus menstruasi), aktivitas fisik dan konsumsi produk susu dengan dysmenorrhea primer. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dan dilakukan pada 131 orang mahasiswi FIK dan FKM UI, Depok Tahun 2012. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode sampel acak sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kejadian dysmenorrhea primer di FIK dan FKM UI, Depok sebesar 77,9%.
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik individu (indeks masa tubuh, usia menarche, lama menstruasi, dan siklus menstruasi), aktivitas fisik dan konsumsi produk susu dengan dysmenorrhea primer.

This thesis discused about the relationship between individual characteristics (body mass index, age of menarche, menstrual length, and menstrual cycle), physical activity and dairy products consumption with primary dysmenorrhea. This study used cross-sectional design and the data were collected from 131 FIK and FKM UI students in Depok, 2012. Sampel was selected by simple random sampling method.
The result showed that the prevalence of incidence of primary dysmenorrhea was 77,9%. The results of bivariate analysis showed that there was no significant association between individual characteristics (body mass index, age of menarche, menstrual length, and menstrual cycle), physical activity and dairy products consumption with primary dysmenorrhea.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vevie Herawati
"Tesis ini membahas tentang gangguan menstruasi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan yang dilakukan untuk mengatasi gangguan menstruasi pada siswi kelas X dan XI SMA Negeri 5 Kota Bekasi Tahun 2013. Penelitian kuantitatif dengan disain cross sectional, pengumpulan data secara angket dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan, faktor yang berhubungan dengan tindakan untuk mengatasi gangguan menstruasi pada siswi kelas X dan XI SMA Negeri 5 Kota Bekasi Tahun 2013 adalah anjuran/dorongan. Responden yang mendapatkan anjuran/dorongan mempunyai peluang hampir 5 kali untuk melakukan tindakan mengatasi gangguan menstruasi dibandingkan yang tidak mendapatkan anjuran atau dorongan.

This thesis discusses menstrual disorders and factors associated to the actions taken to overcome menstrual disorders in X and XI grade schoolgirl at SMAN 5 Bekasi in 2013. Quantitative research with cross sectional design, data collection questionnaire using questionnaires. The results showed that factors associated with actions taken to overcome menstrual disorders in X and XI grade schoolgirl at SMAN 5 Bekasi in 2013 was cues to action (the advice / encouragement). Respondents who received the advice / encouragement have opportunities almost 5 times to take action to overcome menstrual disorders than those who did not receive advice or encouragement."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35921
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Mustika Ratu
"

Banyak remaja putri mengalami perbedaan pemahaman tentang pengetahuan dan praktik menstruasi dan masalah gangguan menstruasi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran pengetahuan dan praktik mengenai menstruasi dan permasalahannya pada remaja perempuan. Studi deskriptif dengan desain cross-sectional telah dilakukan pada penelitian ini kepada 393 remaja perempuan berusia 12-18 tahun di Kecamatan Ciracas dengan menggunakan teknik convinence sampling. Instrumen yang digunakan ialah instrumen karakteristik demografi, pengetahuan tentang menstruasi, serta praktik saat menstruasi yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan studi literatur. Pengambilan data dilakukan secara online dan analisis data menggunakan software SPSS IBM Versi 23. Hasil penelitian ini menunjukkan karakteristik remaja berada di usia rata-rata 15.81, rata-rata menarche 12.39, sedang menjalani SMA (69%), beragama islam (95.4%), dan mendapat informasi menstruasi dari ibu dan saudara perempuan (62.3%). Hasil analisis univariat ditemukan bahwa sebagian besar remaja memiliki pengetahuan umum menstruasi yang baik. Dismenorea merupakan gangguan yang mayoritas diketahui (76.6%) dan upaya perawatan diri diketahui paling banyak dengan beristirahat yang cukup (80.4%). Sebanyak 41.5% remaja tidak mengetahui dampak dari gangguan menstruasi. Praktik saat menstruasi yang dilakukan oleh remaja mayoritas baik (66.2%) dan sisanya buruk. Praktik melakukan aktivitas fisik dan melacak siklus menstruasi jarang dilakukan oleh kebanyakan remaja. Hasil penelitian ini menyarankan agar perawat bersama dengan pihak sekolah maupun orangtua, dapat  memberikan edukasi serta program mengenai menstruasi yang dapat membantu para remaja perempuan dalam menjalani menstruasi yang sehat, nyaman, dan terhindar dari kesalahpahaman informasi yang mungkin bisa terjadi.


Knowledge and practice regarding menstruation often results in differences understanding among adolescent girls. This study aims to get an overview of knowledge and practices regarding menstruation and its problems among adolescent girls. A descriptive study with a cross-sectional design was conducted in this study of 393 adolescent girls, aged 12-18 years in Ciracas Subdistrict by using convinence sampling. The instrument used was a demographic characteristics, knowledge about menstruation, and menstrual practices developed by researchers based on literature studies. Data collection was done online and analyzed using SPSS Version 23. The results of this study showed adolescents were in the average age of 15.81, the average menarche were 12.39, were in high school (69%), Muslim (95.4% ), and get menstrual information from mothers and sisters (62.3%). The results of the univariate analysis found that most teenagers had good general knowledge of menstruation. Dysmenorrhoea is the most known of menstrual disorders (76.6%) and self-care strategy are known most with adequate rest (80.4%). 41.5% of adolescents do not know the effects of menstrual disorders. The practice during menstruation carried out by the majority of teenagers is good (66.2%) and the rest is bad. The practice of doing physical activity and tracking the menstrual cycle is rarely practiced by most teenagers. The results of this study suggest that nurses, together with the school and parents, can provide education and programs regarding menstruation that can help young women in serve menstruation that is healthy, comfortable, and avoid misunderstandings of information that might occur.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feristia Audia Putri
"Keluhan yang biasa dialami oleh para remaja putri yang mengalami haid ialah rasa nyeri atau keram pada bagian pinggang dan abdomen. Nyeri ini merupakan peristiwa normal dalam kejadian haid dan dikenal dengan nama dismenore. Perilaku dalam menghadapi dismenore sangat bervariasi dan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Karena itu penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan pengetahuan dengan perilaku mengatasi dismenore (nyeri haid) pada mahasiswi fakultas kedokteran dan keperawatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik. Pengambilan sampel dilakukan dengan consecutive sampling dan didapatkan sampel berjumlah 87 mahasiswi. Perolehan data dilakukan dengan melakukan penyebaran kuesioner terkait pengetahuan dan perilaku mahasiswi terhadap dismenore. Pengetahuan mahasiswi fakultas kedokteran dan keperawatan cenderung baik dengan jumlah 48 mahasiswi (55,2%). Terkait perilaku dalam mengatasi dismenore, ditemukan 41 mahasiswi (47,1%) yang memiliki perilaku negatif dan 46 mahasiswi (52,9%) yang memiliki perilaku positif. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square dengan perolehan nilai p = 0,551. Hasil analisis menunjukkan tidak adanya hubungan antara pengetahuan dengan perilaku mengatasi dismenore (nyeri haid) pada mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Keperawatan di Universitas Indonesia.

A common complaint experienced by adolescent girls who experience menstruation is pain or cramping in the abdomen or waist area. This pain is a normal occurrence in menstrual events and is known as dysmenorrhea. The behavior in dealing with dysmenorrhea varies greatly and can be influenced by many factors. Therefore, this study aims to see the relationship between knowledge and behavior of dealing with dysmenorrhea (menstrual pain) in female students of the Faculty of Medicine and Nursing. The research is a descriptive analytics study. Sampling was done by consecutive sampling and obtained a sample of 87 female students. Data acquisition was carried out by distributing questionnaires related to the knowledge and behavior of female students towards dysmenorrhea. Knowledge of medical and nursing students tend to be in a good category with a total of 48 students (55,2%). Regarding the behavior in overcoming dysmenorrhea, it was found that 41 female students (47,1%) had a negative behavior and 46 students (52,9%) had a positive behavior. Data were analyzed using the chi-square test with a p-values = 0,551. The result of the analysis showed there is no relationship between knowledge and behavior of dealing with dysmenorrhea (menstrual pain) in female students of the Faculty of Medicine and Nursing at the University of Indonesia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Dismenore merupakan suatu ketidaknyamanan atau nyeri yang dialami remaja saat menstruasi, biasanya terjadi pada hari pertama dan kedua menstruasi. Rasa tidak nyaman dan nyeri yang dialami remaja sering menimbulkan berbagai keluhan atau masalah yang mengganggu aktivitasnya sehari-hari. Penelitian dengan desain deskriptif sederhana ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku remaja dalam meminimalkan nyeri menstruasi (dismenore). Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling pada 140 responden di SMA Negeri 5 Depok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat berbagai cara, baik bersifat farmakologis maupun nonfarmakologis yang dilakukan remaja untuk meminimaknan nyeri menstruasi. Teknik yang paling banyak digunakan adalah dengan beristirahat total atau tidur yang dipresentasikan oleh 82 responden (58,57%). Cara ini dipilih karena mudah dilakukan dan cepat mengilangkan nyeri.

Dysmenorrhea is an uncomfortable feeling or pain that teenagers feel when have menstruation cycle. It’s usually arise at the first or second day of menstruation. These uncomfortable feeling or pain often causes problem or grievance which is disturbed their daily activity. This simple descriptive research has an aim to find out the image of the adolescent's behaviour to minimize the menstrual pain (dysmenorrhea). The samples was chosen by purpossive sampling method to 140 students at SMA Negeri 5 Depok; The result showed that there are many method both pharmacologic and non pharmacologic, which is used by teenagers to decrease menstrual pain. The most favourite method used by teenagers is resting or sleeping, which is represented by 82 respondens (58,57%). This method was chosen by the teenagers because of easy and be able to relieve menstrual pain quickly."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
TA5954
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>