Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157626 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adi Sulistyanto
"Pendahuluan: APCD yaitu Acquired Prothrombin Complex Deficiency merupakan gangguan hemostasis yang sering terjadi pada bayi baru lahir. Manifestasi paling berat adalah terjadinya perdarahan intrakranial. Tatalaksana penderita perdarahan intracranial pada APCD membutuhkan kerjasama antara disipln hematologi anak dan bedah saraf untuk mengusuhakan prognosis yang optimal.
Tujuan: Mengetahui profil klinis dan luaran terutama terkait intervensi pembedahan pada penderita perdarahan intracranial terkait Acquired Prothromin Complex Deficiency di Rumah Sakit CiptoMangunkusumo pada kurun waktu 2009 hingga 2013.
Metode: Studi potong lintang deskriptif analitik pada rekam medis pasien-pasien yang mengalami perdarahan intracranial terkait APCD di RSCM pada kurun waktu 2009-2013. Karakteristik dasar, intervensi pembedahan dan faktor luaran dievaluasi dan dianalisis.
Hasil: Terdapat 21 pasien dengan perdarahan intracranial terkait APCD di RSCM selama kurun waktu 2009-2013. Terdapat 4 pasien yang meninggal (22.2%) dan 6 pasien (33.3%) yang mengalami morbiditas neurologis saat pulang rawat. Rasio jenis kelamin laki-laki dibandingkan perempuan adalah 2 : 1. Mayoritas pasien berusia kurang dari 2 bulan (57.1%) dengan puncak kejadian pada usia 1 bulan. Semua kecuali dua pasien terindikasi operasi namun hanya 18 pasien yang dilakukan tindakan. Jenis tindakan mayoritas berupa burrhole (72.8%). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara karakteristik dasar maupun intervensi pembedahan dengan luaran.
Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan bermakna antara jenis tindakan bedah saraf dibandingkan luaran pada pasien perdarahan intracranial terkait APCD berdasarkan penelitian ini. Dibutuhkan penelitian dengan desain lebih baik dan sampel yang lebih banyak di masa mendatang.

Introduction: Acquired Prothrombin Complex Deficiency is an acquired hemostatic disorder which manifests in the newborn period. The most devastating sign is Intracranial Hemrrhage. Treatment for this disorder requires swift cooperation between pediatric hematologist and neurosurgery to ensure optimal outcome.
Objectives: To obtain the clinical profile and outcome especially related to neurosurgical intervention in patients with intracranial hemorrhage related to Acquired Prothrombin Complex Deficiency in CiptoMangunkusumo Hospital during 2009-2013.
Methods: Cross sectional descriptive analytic study using medical records of patients with intracranial hemorrhage related to APCD in RSCM during 2009-2013. Baseline characteristic, surgical intervention and outcomes are evaluated.
Results: There are 21 patients with intracranial hemorrhage related to APCD in RSCM during 2009-2013. There are 4 mortality (22.2%) and 6 patients with immediate neurologic morbidity (33.3%) during hospital discharge. Ratio of male to female are 2 :1. Majority of patients are under 2 months of age (57.1%) with peak incidence at 1 month. All but two patients are indication for neurosurgical intervention but ultimately only 18 patients are operated. Majority of surgery was burrhole (72.8%) There are no significant relationship statistically between all baseline characteristic or intervention with outcome.
Conclusions: There are no significant different in the type of neurosurgical intervention related to outcome in patients with intracranial hemorrhage related to APCD. Study with better design and larger samples is needed in the future to confirm this finding.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwin Winartini
"Health Care-Associated Infection (HAIs) telah menjadi topik besar dari tahun ketahun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan berat lahir dengan ketahanan bayi terhadap infeksi aliran darah (IAD). Variabel lain yang ikut dianalisis hubungannya dengan ketahanan bayi terhadap IAD adalah, jenis kelamin, usia gestasi, APGAR, kelainan kongenital, usia ibu saat melahirkan, penyakit maternal dan penggunaan alat invasif seperti kateter intravena, ETT dan NC-CPAP.
Desain penelitian adalah kohort retrospektif dengan menggunakan metode Kaplan Meier, menggunakan rekam medis pasien perinatologi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo.tahun 2012. Selama periode pengamatan, dari 298 bayi yang memenuhi kriteria inklusi penelitian, diketahui ketahanan terhadap IAD pada non BBLR 72,4% dibandingkan dengan BBLR 69,3%. Insiden IAD sebesar 8,7 % (5,9/1000) dengan median waktu ketahanan terhadap infeksi adalah 10 hari. Berat lahir memiliki efek protektif terhadap IAD sebesar 0,54 (p > 0,05), sedangkan kateter sentral diketahui memiliki efek resiko yang besar terhadap kejadian IAD (HR= 6,5; 95% CI: 2,4-17,6; p< 0,001).

Health Care-Associated Infection (HAIs) has become a major topic from year to year. The objective of this study was to assess relation of birth weight to Blood Stream Infections (BSI) survival rate in neonates. Other variables were also analyzed related to survival rate were sex, gestational age, APGAR score, congenital abnormality, maternal age, maternal disease and presence of invasive devices such as intravenous catheters, ETT and NC-CPAP.
This was a retrospective cohort study with Kaplan Meier method, using patients? medical record of Unit Perinatology National General Hospital of Dr. Cipto Mangunkusumo in 2012. During study period, among 298 infants who met inclusion criterias, survival rate of BSI in LBW was 72,4% compared with 69,3% in HBW. Total incidence of BSI was 8,7% (5,9 / 1000) with a median survival time was 10 days. Birth weight has a protective effect on BSI of 0,54 (p> 0,05), while central catheters are known to have highly effect on BSI (HR = 6.5, 95% CI: 2,4 to 17,6, p <0,001).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35179
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herlina
"Bayi berat lahir rendah (BBLR) mengalami masalah pernafasan dan pertumbuhan sehingga memerlukan perawatan khusus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perawatan metode kanguru (PMK) terhadap peningkatan berat badan dan saturasi oksigen BBLR. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimental pre dan post kontrol grup. Sampel penelitian terdiri dari 34 BBLR yang dipilih dengan menggunakan tehnik pengambilan sampel purposive sampling. Sampel dibagi menjadi kelompok intervensi ( 17 BBLR mendapatkan PMK intermittent) dan kelompok kontrol (17 BBLR mendapat perawatan konvensional di dalam inkubator). Perbandingan rerata peningkatan berat badan dan saturasi oksigen antara kelompok kontrol dan intervensi dianalisis menggunakan uji t tidak berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan berat badan (p<0,001) dan saturasi oksigen (p=0,019) lebih baik pada bayi yang mendapat PMK intermittent dibandingkan BBLR yang mendapat perawatan konvensional di dalam inkubator. Penelitian selanjutnya diharapkan mengkombinasikan PMK dengan metode pijat bayi.

Low birth weight (LBW) infants experienced respiratory and growth problems so they need special treatment suc as kangaroo mother care methode (KMC). The objectives of this study were to investigated effects of KMC on LBW?s weight gain and oxygen saturation. A quasi eksperimental pre and post control group design was performed in LBW infants at Fatmawati hospital Jakarta. A total of 34 LBW infants who choosen by purposive sampling were divided into intervention group (17 LBW infants received intermittent KMC two hours/day for seven days) and control group ( 17 LBW infants received conventional care incubator). Independent t test was performed to compared mean weigt gain and oxygen saturation between control group and intervention group. Better weight gain (p<0.001) and oxygen saturation (p=0.019) were seen in infants who receiving intermittent KMC. Future study should be combine KMC with baby massage.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T34910
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Susanto
"Berdasarkan teori dan hasil penelitian yang ada anemia pada ibu hamil dapat mengakibatkan risiko terjadinya Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Keadaan BBLR ini merupakan masalah yang sangat serius didalam penanganannya, oleh karena bayi dengan BBLR disamping berakibat pada cacat fisik maupun mental, serta berakibat tingginya angka kematian neonatal. Sehingga Para ahli menyatakan bahwa proporsi BBLR dapat dipergunakan sebagai prediktor angka kematian neonatal disebabkan oleh BBLR.
Anemia dalam kehamilan bukan merupakan penyebab tunggal terjadinya BBLR, tetapi terdapat variabel lain yang mempunyai hubungan untuk terjadinya BBLR meliputi: jarak kelahiran, umur ibu, paritas, kurang energi kronis pemeriksaan antenatal BB, TB tekanan darah dan sebagainya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya hubungan anemia ibu hamil sebagai variabel independen utama dan faktor lain dengan kejadian BBLR sebagai variabel dependen dengan dikontrol oleh variabel independen lainnya meliputi umur, jarak kelahiran, riwayat kehamilan (prematur/abortus), paritas dan pemeriksaan antenatal.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh melalui telaah data selama satu tahun dimulai pada bulan Januari - Desember tahun 2000 pada bagian Rekam Medik RSUP Mohammad Hoesin Palembang. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 6 Maret sampai 4 April tahun 2001.
Desain studi yang dipilih dalam penelitian ini adalah kasus kontrol dengan jumlah sampel sebanyak 503 ibu-ibu yang melahirkan tunggal dan spontan dengan rincian 97 responder lahir dengan BBLR (kasus) dan 291 ibu-ibu yang melahirkan tunggal dan spontan dengan berat bayi lahir normal sebagai kontrol.
Hasil penelitian disajikan secara naratif, deskriptif dan analitik, dan didapatkan data bahwa dari ibu yang melahirkan spontan sebanyak 97 BBLR dan ibu hamil yang terkena anemia sebanyak 392 orang dan 6 orang tidak terdata. Dari hasil analisis bivariat diperoleh adanya hubungan secara statistik antara jarak kelahiran (p = 0,039), anemia (p = 0,014), dan riwayat kehamilan prematur (p = 0,000) dengan BBLR. Pada analisis multivariat terdapat 6 variabel independen yang memenuhi syarat untuk dimasukkan dalam uji regresi logistik ganda (p<0,25), yaitu anemia., jarak kelahiran, riwayat prematur, riwayat abortus, paritas, dan pemeriksaan antenatal sebagai model awal. Hasil analisis regresi logistik ganda dengan metode enter dan setelah dilakukan uji interaksi, mendapatkan adanya variabel dominan yang berhubungan dengan BBLR, yaitu riwayat prematur (p = 0,000; OR = 9,994) setelah dikontrol oleh Anemia/Hb.
Oleh karena riwayat prematur yang paling besar hubungannya terhadap kejadian BBLR, maka perlu ditingkatkannya informasi dalam bentuk KIE melalui program PKMRS MH Palembang kepada Ibu hamil yang berkunjung untuk memeriksakan kehamilannya di Rumah sakit terutama bagi ibu bamil yang pernah mempunyai riwayat prematur mengingat ibu tersebut berpeluang besar (10 kali lipat) untuk melahirkan BBLR pada bayi berikutnya.

Relationship between Anemia in Pregnant Mothers and Other Factors with the Occurrence of Low Birth Weight Infant (LBW) at Public Hospital of Dr. Mohammad Hoesin Palembang Year 2000Based on the theory and the result of previous research, anemia in pregnant mothers could result in LBW. This is serious problem because those babies with low birth weight could increase neonatal mortality rate.
Anemia during pregnancy was not the only cause of LBW. There were other factors related to the occurrence of LBW which include birth space, age of mother, parity, inadequate of body weight, body height as well as blood pressure.
The purpose of this research was to know relationship between anemia in pregnant mothers and other factors which include age of mother, birth space, pregnancy record (premature/abortion), parity and antenatal examination, with the occurrence of LBW.
This research used secondary data which taken by analyzing the data for a year, since January to December 2000 at medical record of Public Hospital of Dr. Mohammad Hoesin Palembang. The research used case control design with 503 samples. Samples were those mothers with single and spontaneous deliveries which consists of 97 respondents which LBW (cases) and 291 respondents with normal birth weight (control).
According to the result of the research it was known that there were 97 cases with LBW, 392 cases with anemia while 6 cases were not recorded. From bivariat analysis it was known that there were significant relationship between birth space (p = 0,039), having anemia (p = 0,014), premature delivery (p = 0,000) with the occurrence of LBW. Based on multiple logistic regression by using enter method and after conducted interaction test, it was known that the most dominant variable to the occurrence of LBW was premature delivery record (p = 0,000; OR = 9,994) after controlled by anemia/Hb level.
In order to succeed the prevention and solving program of anemia in pregnant mothers, it was suggested to intensity KIE program (communication, information and education) to the community especially to pregnant mothers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T8433
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Meiandayati
"Pendahuluan:Wasting merupakan salah satu permasalahan status gizi serius yang dapatmeningkatkan kematian bayi dan balita. Indonesia merupakan negara kontributor wastingke 4 tertinggi di dunia.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui trend wasting1993-2014 dan hubungan berat lahir dengan wasting pada anak usia 0-24 bulan tahun 2014.
Metode: Desain penelitian adalah cross-sectional. Sampel penelitian ini pada IndonesiaFamily Life Survey 1FLS yaitu anak yang berusia 0-24 bulan tahun 2014 sebesar 1476orang. Data dianalisis dengan regresi logistik.
Hasil: Trend wasting 1993-2014memperlihatkan sedikit penurunan dari 11,3 1993 menjadi 11,0 2014 dan tidakbermakna secara statistik P value : 0,480. Hubungan berat lahir dengan wasting pada anakusia 0-24 bulan berbeda menurut kepemilikan buku KIA. Setelah dikontrol oleh pemberianASI eksklusif, waktu pemberian MP ASI pertama kali, usia anak, pekerjaan ibu dan statuskemiskinan, anak yang memiliki berat lahir.

Introduction Wasting is one of serious nutritional problems that can increase the infantand toddler mortality. Indonesia ranks the 17th country with the highest wasting prevalence 12.1 and the 4th highest contributor in the world.
Objectives This study aims to findout the wasting trend in 1993 2014 and the relation between birth weight and wasting inchildren aged 0 24 months.
Methods The study design was cross sectional. This studytook samples on Indonesia Family Life Survey 1FLS that were 1476 children aged 0 24months in 2014. Data analysis applied logistic regression.
Results The wasting trendrespectively decreased in 2014 to 11,0 from 11,3 in 1993 and the results of statisticalhad not changed significantly Pvalue 0,480 . The relation between birth weight andwasting in children aged 0 24 months was different according to the ownership of motherand child card. After controlled by the provision of exclusive breastfeeding, the first periodof complementary feeding, the child rsquo s age, maternal employment and poverty status, thechildren who had birth weight.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50065
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deisy Sri Hardini
"Kestabilan saturasi oksigen dan peningkatan perilaku tidur-terjaga merupakan outcome dalam asuhan perkembangan bayi berat lahir rendah (BBLR). Rancangan penelitian ini adalah randomized controlled trial dengan cross-over design. Sampel penelitian sebanyak 16 BBLR yang dipilih dengan teknik consecutive sampling. Data dianalisis dengan paired t test dan One Way ANOVA. Hasil analisis paired t test menunjukkan terdapat efek signiflkan dari musik Melayu dan Mozart terhadap stabilnya saturasi oksigen dan meningkatnya perilaku tidur-terjaga BBLR (p<0,05).
Hasil analisis One Way ANOVA menunjukkan pada tahap setelah pemberian musik dan selisih (perbedaan) yang terjadi antar kelompok menunjukkan tidak terdapat efek yang signifikan (p>0,05) terhadap kestabilan saturasi oksigen dan perilaku tidur­ terjaga BBLR. Pemberian musik sebagai terapi komplementer dalam intervensi keperawatan dapat meminimalkan kebisingan lingkungan keperawatan dan mendukung bayi mencapai kestabilan saturasi oksigen dan peningkatan perilaku tidur-terjaga.

The stability of the oxygen saturation and increased sleep-awake behavior is developmental outcomes in the care of LBW infants. The study design was a randomized controlled trial with cross-over design. 16 LBW infants samples are selected by consecutive sampling technique. Data were analyzed by paired t test and One Way ANOVA. Paired t test analysis results showed that there were significant effects of giving Malay music and Mozart to the stable oxygen saturation and increased sleep-awake behavior LBW infants (p <0,05).
One Way ANOVA analysis results showed on stage after the administration of the music and the difference (difference) that occurred between the groups showed no significant effect (p> 0.05) on the stability of oxygen saturation and sleep-awake behavior LBW infants. Giving music as a complementary therapy in the nursing interventions can minimize the noise environment and supportive nursing infants stabilizing oxygen saturation and increased sleep-awake behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T36791
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nizmawardini Yaman
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi bayi berat lahir rendah, menilai kebiasaan dan perilaku masyarakat terhadap bayi berat lahir rendah, pengalaman ibu dan dukun bayi dalam perawatan bayi, persepsi kematian bayi serta menggali hal lain yang berkaitan dengan penerimaan para ibu terhadap Metode Kanguru.
Desain penelitian adalah kualitatif, pelaksanaannya melalui studi kasus. Unit analisis penelitian adalah ibu yang melahirkan BBLR, dukun bayi yang pernah menolong persalinan BBLR, dan tokoh masyarakat. Sumber data terdiri dari 10 ibu, 5 dukun bayi, serta 4 tokoh masyarakat dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti agar mendapatkan informasi bervariasi. Instrumen penelitian terdiri dari wawancara dan observasi. Membuat matriks data kualitatif dan di analisis secara content analisys. Keterbatasan penelitian adalah kriteria keabsahan data hanya dilakukan triangulasi sumber data dan faktor lupa atau recall bias dari sumber data. Hasil penelitian tidak dapat di generalisasi untuk di daerah lain
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa bayi berat later rendah (BBLR) dikenal istilah "Kupek kecil" atau "Bayek kecil", masyarakat sudah mengenal tanda-tanda BBLR, kebiasaan "Dikilek" merupakan perilaku positip dalam perawatan bayi, pendapat umum di masyarakat bahwa Metode Kanguru merupakan pengalaman baru. Di wilayah studi jenazah bayi (usia 0-40 hari) diperlakukan sama dengan jenazah orang dewasa. Adanya "Local genius" ramuan tumbuh-tumbuhanl akar-akaran untuk merawat ibu setelah melahirkan sering di pergunakan.
Saran untuk pengelola program adalah panting dikenal oleh petugas kesehatan istilah lokal untuk BBLR, bidan di desa membimbing dan memberikan ketrampilan kepada dukun bayi bagaimana rasa menggunakan pita Lingkar Dada untuk deteksi dini BBLR. Pemberdayaan ibu yang melahirkan BBLR dan keluarganya melakukan perawatan Metode Kanguru, memotivasi masyarakat dalam bentuk pelatihan penyuluhan untuk memasyarakatkan Metode Kanguru. Bagi kepentingan ilmu pengetahuan yaitu perlu penelitian lanjutan untuk kebiasaan dan perilaku "Dikilek" dalam perawatan bayi, perbedaan persepsi bayi dilahirkan dengan umur kehamilan 7 bulan dan 8 bulan, serta khasiat "Local genius" ramuan tumbuh-tumbuhan untuk merawat ibu setelah melahirkan.

ABSTRACT
The Acceptance of the Mother towards the Kangaroo Care Method at Four Community Health Centers in the Ogan Komering Ulu Regency, South Sumatera, 1997 The aim of the study is to identify low birth weight babies (LBWB), assess common practices of the community towards LBWB, and explore the experience of mothers and traditional birth attendants covering baby health care. In addition, this study is also intended to assess the perceptions regarding infant deaths among the community into other reasons for the acceptance of the Kangaroo Care Method by the mothers.
The design of the study is a qualitative research method using case study. Approach the unit analysis consists of LBWS mothers, traditional birth attendants who assisted the birth of LBWB and community leaders. The data source consists of 10 mothers of LBWS, 5 traditional birth attendants and 4 community leaders were selected based on a pre-established criteria to obtain meaningful information. Matrix of qualitative data was constructed and content analysis was performed. The limitation of the study comprised of a single method of data validity using the triangulation method of the data source and recall bias. Generalization of the results of the study could not be mode to other area. The result of the study shows that LBWB is locally known as "Kupek Kecil" or "Bayek Kecil". In general, the signs of LBWB are well understood by the community. The local term "Dikilek" was identified as positive behavior for caring of babies and that is sent to see the Kangaroo Care Method. The Kangaroo Care Method was perceived as a new experience. The body of the infant death (0 - 40 days old) was treated as adult bodies. "Local Genius" which is a mixtures of plants and roots that are used to treat mothers after child birth was wildly common practice.
Based on the results of the study, it is streamly recommended that the local term for LBWB should be socialized and disseminated among the health personal. The community midwife should train to traditional birth attendants on the use of chest circumference measurements as an early detection tool of LBWB. It is also important to empower the mothers with LBWB, the family for the use of the Kangaroo Care method and motivate the community in the implementation of the method. Forever research should be conducted concerning the common practices of "Diklek" on baby health care , the differences perception of babies born with 7 and 8 months pregnancy and the use of "Local genius" for mother care after birth.
Bibliography : 50 (1974 - 1997)
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadette Victoria
"Berat lahir merupakan salah satu indikator penting tumbuh kembang anak dan juga mencerminkan asupan gizi yang didapatkan janin saat dalam kandungan. Berat lahir dipengaruhi oleh berbagai faktor dan salah satunya adalah faktor kualitas asupan makanan ibu hamil. Tesis ini bertujuan untuk membahas hubungan keragaman makanan ibu hamil dengan berat lahir bayi di wilayah kerja Puskesmas Pengasinan dan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional menggunakan data sekunder dari studi kohor “Pengaruh Suplementasi Multi-Micronutrient (MMS) terhadap Status Anemia Ibu dan Kualitas Outcome Kehamilan”. Hasil uji statistik regresi linier ganda menemukan bahwa keragaman makanan ibu hamil berhubungan signifikan dengan berat lahir bayi setelah dikontrol oleh variabel lainnya dalam model (kadar Hb ibu, riwayat melahirkan BBLR, dan interaksi antara keragaman makanan ibu dengan kadar Hb ibu). Peneliti merekomendasikan untuk menyebarkan informasi mengenai pentingnya bagi ibu mengonsumsi makanan beragam selama kehamilan untuk menghasilkan bayi dengan berat lahir yang optimal.

Birth weight is an important indicator of the child’s growth and also represents the nutritional intake obtained by the fetus during childbirth. Birth weight is influenced by various factors and one of them is the quality of food intake during pregnancy. This thesis focuses on the association between dietary diversity during pregnancy and baby birth weight in the Public Health Centers (Puskesmas Pengasinan and Puskemas Pasir Putih) in Sawangan, Depok. This study is a quantitative study with cross-sectional design using secondary data from the cohort study “Effect of Multi-Micronutrient Supplementation (MMS) on Maternal Anemia Status and Quality of Pregnancy Outcome”. The results of multiple linear regression statistical test found that the maternal dietary diversity during pregnancy was significantly correlated with infant birth weight after controlling for other variables in the model (maternal Hb level, history of giving birth to LBW babies, and interaction between the maternal dietary diversity and maternal Hb level). It is recommended to disseminate information about the importance of a diverse diet during pregnancy to achieve optimal birth weight."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulia Sari
"Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi berat lahir dan mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap berat lahir. Desain penelitian menggunakan cohort retrospektif, dengan sampel sebanyak 233 ibu hamil dan bayi yang melakukan pemeriksaan Antenatal Care dan melahirkan di Rumah Sakit Citra Medika dan Bidan Bersalin dari Januari 2010-Desember 2011. Lokasi penelitian terletak di Rantauprapat. Pengumpulan data meliputi medical record pasien dan data kelahiran . Analisis korelasi dan regresi linier ganda digunakan untuk mengetahui kekuatan dan arah hubungan antara variabel independen dengan berat lahir.
Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata berat lahir di rumah sakit dan klinik bidan bersalin adalah 3337,8 ± 353,7 gram (95% CI: 3292 ? 3383). Berat badan sebelum hamil, pertambahan berat badan ibu trimester pertama, kedua, dan ketiga memiliki kekuatan hubungan yang sedang dan berpola positif. Model Prediksi adalah berat lahir = 1764,133 + 0,023 (BB pra hamil) + 0,131 (pertambahan berat badan trimester 1) + 0,037 (pertambahan berat badan trimester 2) + 0,037 (pertambahan berat badan trimester 3). Variabel yang paling berpengaruh adalah pertambahan berat badan trimester pertama. Peneliti menyarankan kepada RS dan bidan bersalin untuk memberikan edukasi kepada ibu hamil tentang pentingnya memperhatikan berat badan sebelum hamil dan memantau pertambahan berat badan selama kehamilan terutama di trimester pertama, pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal empat kali yaitu di trimester pertama, kedua, dan dua kali pada trimester ketiga.

This study aimed to predict birth weight and find out the factors that most influence on birth weight. This study using a retrospective cohort design, with 233 pregnant women and infants who perform antenatal care and deliver in Citra Medica Hospital and midwife maternity from January 2010-December 2011. The located of the study was in Rantauprapat. The data were collected through patient medical record and birth data. Correlation analysis and multiple linier regression were used to determine the strength and direction of the relationship between independent variables and birth weight.
The analysis show that the averages of birth weight in the the hospital and maternity midwife are 3337.8 ± 252.7 g (95% CI: 3292-3383). Prepregnancy weight, maternal weight gain in first, second, and third semester have moderate power relationship and positive pattern. Model prediction is Birth Weight= 1764,133 + 0,023 (pre-pregnancy weight) + 0,131 (first semester weight gain) + 0,037 (second semester weight gain) + 0,037 (third semester weight gain). The most variable effect is first semester weight gain. Researcher suggest that hospitals and midwives maternity can provide education to pregnant women about the importance of pre-pregnancy weight and monitoring weight gain during pregnancy, especially in first trimester, it should be check pregnancy at least four times which are one times in first trimester, one times in second trimester, and twice in third trimester.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Dhorkas Dhonna Ruth
"Bayi kecil atau besar untuk usia kehamilan dapat diidentifikasikan dengan menggunakan grafik persentile berat lahir untuk usia kehamilan. Indonesia belum memiliki grafik persentile ini. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui distribusi berat lahir bayi tunggal sesuai usia kehamilan pada ibu-ibu hamil di Puskesmas Kabupaten Tangerang tahun 2011 dan membandingkan grafik persentile berat lahir bayi tunggal sesuai usia kehamilan dengan populasi dari negara lain.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan 5 Puskesmas di Kabupaten Tangerang yaitu Puskesmas Curug, Puskesmas Cikupa, Puskesmas Cisoka, Puskesmas Balaraja, dan Puskesmas Salembaran Jaya.
Pengambilan data sekunder sebanyak 1178 data dilakukan pada bulan Juni hingga Juli tahun 2012 dengan kriteria inklusi ibu hamil yang melahirkan bayi hidup, bayi tunggal, dan bayi yang tidak mengalami cacat.
Penelitian mendapati hasil distribusi berat lahir bayi terhadap usia kehamilan ibu secara umum mengalami peningkatan di setiap persentilnya. Ibu dengan usia kehamilan 31 minggu dengan rentang persentil 3th hingga 97th memiliki berat lahir 1200 hingga 2200 gram. Ibu dengan usia kehamilan 42 minggu memiliki bayi dengan berat lahir 2500 hingga 4471 gram dengan persentil 3th hingga 97th. Percentile berat lahir sesuai usia kehamilan di negara Meksiko bila dibandingkan hampir sama dengan di Tangerang, Indonesia pada percentile 3rd dan juga 50th. Namun, pada percentile 97th Indonesia sedikit berada di bawah Meksiko dengan berat lahir sesuai usia kehamilan 31 hingga 42 minggu sebesar 2200 hingga 4500 gram.

Baby is small or large for gestational age can be identified by using the percentile charts of birth weight for gestational age. Indonesia does not have these percentile charts. The purpose of this study to determine the distribution of single-birth weight infants according to gestational age in pregnant women in Tangerang district health center in 2011 and compared the birth weight percentile charts of single infants with gestational age of the population of other countries.
This study uses cross-sectional design. The research was conducted five health centers in Tangerang district health center is waterfall, Cikupa Health Center, Health Center Cisoka, Balaraja Health Center and Health Center Salembaran Jaya. Secondary data capture as many as 1178 data is done in June and July of 2012 with the inclusion criteria of pregnant women who delivered live infants, a single baby, and babies who do not have disabilities.
The study found that the distribution of birth weight for gestational age infants mothers in general have increased in each percentile. Mothers with gestational age 31 weeks with a range of 3th to 97th percentile had birth weights 1200 to 2200 grams. Mothers with gestational age 42 weeks had a baby with a birth weight 2500 to 4471 grams with 3th to 97th percentile. Birth weight percentile according to gestational age in the country of Mexico when compared to almost the same as in Tangerang, Indonesia on the 3rd and 50th percentile. However, at the 97th percentile Indonesia slightly below Mexico with a birth weight according to gestational age 31 to 42 weeks of 2200 to 4500 grams.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>