Ditemukan 73935 dokumen yang sesuai dengan query
Utari Pradita
"Masa goldene Zwanziger yang dikenal sebagai masa keemasan Jerman yang terjadi pada tahun 1924-1929 identik dengan kemajuan dalam bidang ekonomi yang kemudian berpengaruh pada banyak aspek kehidupan di kota Berlin. Erich Kästner yang turut mengalami masa ini sangat menghawatirkan efek negatif atas apa yang sedang terjadi di Jerman pada masa goldene Zwanziger pada kehidupan sosial masyarakat di Jerman, khusunya anak-anak. Penelitian ini berusaha untuk menjelaskan kritik Erich Kästner dari sudut pandang sosiologi sastra. Dalam tulisan ini dijelaskan bagaimana perubahan kondisi perekonomian di Jerman memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap sikap, moral, dan masa depan kehidupan sosial di Jerman.
Zwanziger goldene period known as the golden age that occurred in Germany 1924-1929 synonymous with progress in the economic field which then affects the many aspects of life in the city of Berlin. Erich Kastner who also experienced the negative effects of this very worrying over what was happening in Germany during the Goldene Zwanziger in the social life of the people in Germany, especially children. This study seeks to explain the Erich Kastner criticism from the standpoint of literary sociology. In this paper described how changes in economic conditions in Germany give an enormous influence on the attitudes, morals, and the future of social life in Germany."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Safa Nabilla
"Skripsi ini membahas tentang tindak ilokusi direktif pada percakapan antartokoh dalam novel Emil und die Detektive. Novel Emil und die Detektive merupakan novel karya Erich Kästner yang ditulis pada tahun 1935. Dalam penelitian ini, penulis meneliti jenis tindak ilokusi direktif yang terdapat dalam novel serta memaparkan sejauhmana tindak ilokusi direktif dapat mempengaruhi mitra tutur untuk melakukan tindakan yang diharapkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Dalam menganalisis data, penulis mengacu pada teori tindak tutur menurut Searle, situasi tutur menurut Leech, dan prinsip kerja sama menurut Grice. Temuan dari penelitian ini adalah tidak semua tindak ilokusi direktif berhasil memengaruhi mitra tutur untuk melakukan tindakan yang diharapkan oleh penuturnya. Hal tersebut dapat disebabkan oleh situasi tutur yang melatarbelakangi suatu percakapan dan kurangnya kontribusi penutur atau mitra tutur dalam suatu percakapan.
This research explores directive illocutionary in the dialogue between characters in the novel Emil und die Detektive written by Erich Kästner. Through this research, the writer observes whether the use of utterance in the dialogue between characters reach its purpose. The method used in this research is descriptive qualitative. The writer analyses the dialog by applying Searle's speech act theory, Leech's aspects of speech situation, and cooperative principles by Grice. This research finds that not all of directive illocutionary able to make communication partner doing what speaker ask. It is related to speech situation and contribution between speaker and the communication partner. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S58774
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Anisa Dian Ramadhan
"
ABSTRAKFugenelement merupakan elemen sisipan yang terdapat pada komposita-komposita bahasa Jerman. Bagi pembelajar bahasa Jerman, mempelajari Fugenelement sangatlah penting agar ia dapat memahami bagaimana cara membentuk komposita yang benar. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan bentuk Fugenelement yang muncul dalam buku ldquo;Emil und Detektive rdquo; karya Erich K stner, melalui dua teori yang saling bertentangan, yaitu teori Duden: Die Grammatik dan teori Donalies. Menurut teori kamus Duden, bentuk-bentuk Fugenelement sebagian besar berasal dari bentuk jamak dari kata benda asal bentuk singular . Namun, Donalies menyatakan bahwa Fugenelement hanya memiliki 3 bentuk saja, yaitu -o- ; -i- dan -s-. Di luar dari ketiga bentuk itu, dianggap merupakan bentuk jamak atau genetif dari asal suatu kata benda itu sendiri. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Fugenelement yang ditemukan dalam buku tersebut cenderung menggunakan teori Duden: Die Grammatik.
ABSTRACTFugenelement is an insertion element that exist in the German composites. Learning Fugenelement is very important for the German language learners in order to understand how to form a correct composite. This research was conducted to describe the forms of Fugenelement that appear in the book Emil und Detektive by Erich K stner using two conflicting theories, namely Duden Die Grammatik and Donalies. According to Duden rsquo s dictionary theory, most of the Fugenelement forms come from the plural of the origin noun the singular form . Donalies declared that Fugenelement only has 3 forms, which are o , i and, s . Other than those 3 forms are consider only the plural or genetic form of the origin of a noun itself. The results of this research show that the Fugenelement found in the book tend to conform the theory of Duden Die Grammatik."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Aliya Shahnnaz
"Simile merupakan jenis kiasan yang membandingkan dua hal melalui satu kata penghubung. Kata penghubung yang digunakan untuk karya berbahasa Jerman merupakan wie Penelitian ini bertujuan untuk mengalisis perbandingan bentuk simile bahasa Jerman dan bahasa Indonesia di dalam novel anak karya Erich Kästner berjudul Emil und Die Detektive yang diterjemahkan oleh Ny. M Saleh Saad. Penulis ingin mengetahui simile yang terdapat di novel anak ini dan bagaimana perbedaan bentuk simile dalam bahasa Jerman dan bahasa Indonesia, dan apakah terdapat perbedaan makna ketika simile tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan dari enam simile Polare Vergleiche, empat di antaranya diterjemahkan secara sepadan dan dua diterjemahkan secara tidak sepadan.
A Simile is a figure of speech that directly compares two things through some connective words. The connective word that is being used in the german literatures is wie. This research aims to analyze the structure of german simile in a children book written by Erich Kästner under the title Emil und Die Detektive, which has been translated to Indonesian as Emil dan Polisi-polisi Rahasia. Furthermore, the author wants to find out whether there is a change of the structure or meaning in between the German simile and Indonesian simile in the translated version of the book by Mrs. M. Saleh Saad. The result of this research shows that among six Polare Vergleiche similes, four of which are translated evenly and two of which arent translated evenly by the translator."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Tiya Hapitiawati
"Skripsi ini membahas bagaimana partikel fatis bahasa Jerman ja dalam novel anak "Emil und die Detektive" diterjemahkan ke dalam novel anak berbahasa Indonesia "Emil dan Polisi-Polisi Rahasia"; apakah penerjemahan tersebut tepat; fungsi apakah yang dimiliki partikel fatis ja dan padanannya dalam kalimat yang diacunya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak semua partikel fatis ja dalam buku "Emil und die Detektive" diterjemahkan ke dalam partikel fatis bahasa Indonesia. Selain itu, ketepatan penerjemahan partikel fatis ja bergantung pada kesamaan fungsi yang dimiliki partikel fatis ja dengan padanannya dalam kalimat yang diacunya.
The focus of this research is the analysis of translation of German phatic ja in "Emil und die Detektive" to Indonesian language in "Emil dan Polisi-Polisi Rahasia"; the equivalence of the translation; the function of phatic ja and its Indonesian equivalent in the sentence. The method that I use in this research is qualitative and quantitative method.
The conclusions of this research are (1) The German phatics ja in "Emil und die Detektive" are not all translated to Indonesian phatics in "Emil dan Polisi-Polisi Rahasia"; (2) The equivalence of German phatic ja translation depends on the equivalence of the function between phatic ja and its equivalent in the sentence it refers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1888
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Kastner, Erich
Jakarta: Djambatan, 1987
833.9 KAS e
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Shabrina Nabila Kiasati
"Skripsi ini membahas teknik penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan novel 'Emil und die Detektive' ke dalam novel terjemahan Emil dan Polisi-Polisi Rahasia r. Dalam skripsi ini dianalisis ketepatan hasil terjemahan dalam novel terjemahan tersebut yang menggunakan tiga teknik penerjemahan, yaitu teknik penambahan, pengurangan, dan alterasi dan kemudian dianalisis berdasarkan makna leksikal, makna kontekstual dan makna sosiokultural. Penelitian ini menggunakan metode kualititatif. Hasil penelitian menyatakan bahwa dari 97 data yang menggunakan tiga teknik penerjemahan, terdapat 61 data yang menggunakan teknik penerjemahan secara tidak tepat dan 36 data yang menggunakan teknik penerjemahan secara tepat.
The focus of this research is the translation techniques used in translating the novel 'Emil und die Detektive' into the translation novel 'Emil dan Polisi Polisi Rahasia' . In this research is analyzed the accuracy of translation result in that translation novel which uses three translation techniques, that is addition technique, subtraction and alteration then analyzed based on lexical meanings, contextual meanings and sociocultural meanings. This research uses qualitative method. The results of the study revealed that of 97 data using three translation techniques, there are 61 data using inaccurate translation techniques and 36 data using appropriate translation techniques."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Lina Zubaedah Hamid
"
ABSTRAKErich Kastner adalah seorang pengarang yang diealis. Ia ingin memperbaiki keadaan dan situasi dunia yang buruk. Maka sesuai dengan inti ajaran moral Aufklarung yang dianutnya, Erich Kastner bermaksud menciptakan dunia yang harmonis dan tentram di bawah naungan akal budi (Vernanft). Dasar pemikiran Aufklarung ini pula yang membawa Erich Kastner pada pemahaman bahwa manuisa dan masyarakat dapat diperbaiki melalui ratio. Erich Kastner memang berhasrat memperbaiki dunia ini dan memulainya dengan anak-anak, sedangkan pada orang dewasa ia bersikap skeptis karena orang dewasa dianggapnya sebagai makhluk yang sulit dinasehati dan tidak mau belajar dari pengalaman buruk. Oleh karena itu ia lalu memilih bentuk satire dalam penulisan karya-karyanya. Berdasarkan pertimbangan di atas maka saya berpendapat bahwa buku anak-anak yang ditulis Erick Kastner mengandung satire. Untuk membuktikan hal tersebut saya lalu mengajukan 4 (empat) buku cerita anak-anak sebagai bahan penelitian dalam skripsi ini, yaitu: Punktchen und Anton. Der 35 Mai, Das fliegende Klassenzimmer dan Die Konferens der Tiere.
Oleh karena itu masalah yang saya ajukan adalah mengapa buku anak-anak karya Erich Kastner
"
1990
S14720
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Galuh Ratnaningtyas Hasnuprihandini
"[
ABSTRAKSebagai salah satu jenis karya sastra, puisi selain memberi pesan atau gambaran suasana tertentu, juga mengandung nilai-nilai kehidupan dan sosialpsikologis. Pada karya tulis ini, penulis akan menganalisis karakteristik kehidupan perkotaan dan kemasyarakatan urban yang terdapat di dalam puisi urban awal abad 20, yaitu „Besuch vom Lande“ (1929) karya Erich Kästner dengan pendekatan mengenai konsep kota dan masyarakat urban Georg Simmel.
ABSTRACTAs one type of literature, poetry besides giving a message or visual a certain atmosphere, it also contains the values of life and social-psychological feature. In this paper, the author will analyze the characteristics of urban life and urban community in the urban poetry early 20th century, namely "Besuch vom Lande" (1929) by Erich Kästner with the approach of the concept of city and urban communities by Georg Simmel., As one type of literature, poetry besides giving a message or visual a certain atmosphere, it also contains the values of life and social-psychological feature. In this paper, the author will analyze the characteristics of urban life and urban community in the urban poetry early 20th century, namely "Besuch vom Lande" (1929) by Erich Kästner with the approach of the concept of city and urban communities by Georg Simmel.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Olivia Syafitri
"Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan alur dalam cerita pahlawan sebagai manifestasi dari pembentukan kepribadian individu. Kepribadian individu yang dianalisis adalah tokoh utama bernama Sinclair dalam novel berjudul Demian: Die Geschichte von Emil Sinclair Jugend. Pembentukan kepribadian Sinclair sebagai manifestasi kisah pahlawan dapat dilihat dengan menganalisis perkembangan kepribadian dari masa kanak-kanak hingga dewasa, serta menganalisis relasinya dengan tokoh-tokoh lain yang muncul di dalam novel. Penelitian ini menggunakan teori arketipe pahlawan Carl Gustav Jung dan tahapan perjalanan pahlawan Joseph Campbell. Dari hasil analisis, terlihat bahwa alur dan struktur tokoh dalam novel sesuai dengan yang digunakan, yaitu tiap-tiap tokoh memiliki peran dan fungsi tersendiri dalam pembentukan kepribadian Sinclair.
The objective of this study is to describe the plot of the hero's story as a manifestation of personality formation. The studied personality is the main character in the novel Demian: Die Geschichte von Emil Sinclair Jugend named Sinclair. Sinclair's personality as a manifestation of the hero story can be seen by analyzing the development of personality from childhood to adulthood, and to analyze its relation to other character who appear in the novel. This study uses the theory of Carl Gustav Jung's archetypes of the hero and Joseph Campbell's seventeen stages of monomyth. From the analysis, appears that the plot and characters structure in the novel are in accordance with the theory used. Each character has its own role and function in Sinclair's formation of personality."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52518
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library