Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152589 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Astri Dita Ferany
"Lu Xun adalah salah satu sastrawan Cina modern yang menaruh perhatian pada kondisi sosial masyarakat Cina di dalam beberapa karya sastranya. Salah satu karyanya yang terkenal adalah cerita pendek berjudul “药Yao” atau Obat. Melalui penokohan, metafora, dan gambaran kondisi sosial yang terdapat dalam cerita pendek Obat, Lu Xun mengungkapkan kondisi masyarakat yang sebenarnya terjadi pada masa pemerintahan dinasti terakhir di Cina, yaitu Dinasti Qing. Makalah ini membahas cerita pendek Obat yang merefleksikan kondisi sosial masyarakat pada masa akhir Dinasti Qing.

Lu Xun is one of the modern Chinese writers which pay attention to the social conditions of Chinese society in his several literary works. His one of the most famous writing is a “药Yao” or Medicine short story. Through the characterizations, metaphors, and descriptions of social conditions that are contained in the Medicine short story, Lu Xun revealed the real conditions about the society that happened during the reign of the last dynasty in China, which is called Qing Dynasty. This paper discusses about the Medicine short story that reflected society’s social condition at the end of the Qing Dynasty.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Theressa Sarma Margaretha
"Cheongsam sudah melewati berbagai macam perubahan dari masa ke masa. Perubahan yang paling signifikan terjadi dari akhir pemerintahan Dinasti Qing sampai berdirinya Republik Rakyat Cina. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan karakteristik perubahan pengaruh budaya asing yang ada pada Cheongsam pada awal abad 20. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekriptif analisis. Data yang digunakan berasal dari berbagai foto yang berasal dari akhir abad 19 sampai 1949 serta tabel data pengukuran Cheongsam dari Museum Pakaian Universitas Donghua. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa perubahan model busana Cheongsam merepresentasikan budaya asing dan mencirikan karakteristik pada masa tersebut.

Cheongsam has gone through various changes from time to time. The most significant changes appeared from the end of Qing Dynasty until the founding of People's Republic of China. This research aims to show the characteristics of changes especially Western culture influences that existed in Cheongsam in the early 20th century. The method used in this research is descriptive analysis method. The data that used are from various Cheongsam photographs from the late 19th century to 1949, and also tables of Cheongsam measurement data from the Donghua University Clothing Museum. The results of this research is that changes in the Cheongsam represent foreign cultures and characteristics of social conditions at that time."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alexandra Sawitri Ekapartiwi
"Kaum Ksim di Cina menjelang akhir Dinasti Qing. Kaum kasim adalah sekelompok atau segolongan laki-laki yang te1ah menjalani 'pengebirian' sebagai bagian dari kodratnya. Kelompok ini muncul dalam jumlah yang cukup besar di negara Cina sejak zaman dinasti Zhou (+1122-256 BC) hingga hancurnya dinastiitu (16144-1912). Pada jaman 1416, pengaruh kaum kasim tidak la_gi sebesar seperti jaman dinasti-dinasti sebelumnya. Penulis mengambil jaman peralihan dari dinasti ke republik, yaitu jaman dinasti Qing ke pemerintahan moderen, dapat mewakili kaum kasim keseluruhan di negeri itu. Pada awalnya kaum kasim merupakan orang-orang hukuman yang dihukum rata, secara perlahan-lahan dengan jalan mengebiri alat vital mereka. Namun hukuman ini tidak membuat mereka segera arti seperti yang diharapkan para penguasa, sehingga bebera_pa penguasa mengambil kebijkasanaan untuk memakai tenaga mereka. Pada jaman dinasti Tang (610--907) pengaruh dan kedudukan mereka semakin berkembang luas, hal ini disebabkan campur tangan per_maisuri atau ibusuri. Dorongan yang terkuat untuk memporkokoh kedudukan mereka datang dari kaisar yang masih kanak-kanak atau kaisar yang tidak bijaksana, dengan menunjuk kaum kasim ini dengan penasehat/menteri, bahkan kadang-kadang mewakili kaisar menemui pejabat--pejabat pemerintah lainnya. Kesempatan seperti ini merupakan peluang besar bagi kaum kasim untuk mengorgani_sir kelampoknya ke dalam satu wadah politik dengan nama Tian Li Jiao (organisasi Jalan Surga). Ambisi politik kaum kasim kadang berhasil, tetapi kebanyakan tenggelam dalam persaingan pribadi. Mereka yang kalah dalam persaingan biasanya dibunuh, begitu te_rus menerus dari satu dinasti ke dinasti lainnya. Gejolak pemberontakan dan runtuhnya satu dinasti dapat dikatakan sebagai akibat adanya kaum kasim ini. Ibusuri Ci Xi, kasim An Dehai dan Li Lianying adalah tiga serangkai pendukung runtuhnya kejayaan dinasti-dinasti di Cina. Ambisi politik dan keporcayaan Ibusuri Ci Xi yang be_sar terhadap dua kasim terdekatnya, tidak lagi dapat memperko_koh pemerintah Qing yang memang telah keropos. Kehancuran moral, pejabat-pejabat banyak yang korupsi, kaisar yang dikendalikan ibusuri, dan kaum kasim yang terlalu banyak ikut campur semakin membawa ke puncak kehancuran. Dinasti Qing hanya tinggal namanya saja"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S12859
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silmina
"Xiao Hong adalah salah satu penulis wanita Cina yang terkenal akan novel dan cerita pendeknya pada 1930-an. Sebagai penulis ia berperan bersar dalam membangun kembali semangat bangsa Cina melalui karya sastra. Dalam menulis karyanya Xiao Hong lebih banyak menyampaikan kritik kelemahan moral manusia sebagai tema utama dalam karyanya. Salah satu karyanya yang berjudul `Tangan` (手Shǒu) yang terbit pada tahun 1936 menceritakan perjuangan seorang gadis yang mendapat diskriminasi dari teman-teman dan gurunya di sekolah karena memiliki tangan yang hitam. Dalam cerita pendek手, Xiao Hong memberikan gambaran mengenai tokoh Wang Yaming yang berasal dari keluarga miskin berusaha untuk memperbaiki kondisi ekonomi keluarganya. Tangan hitamnya yang disebabkan oleh pekerjaan mewarnai pakaian memberikan gambaran status sosial yang menjadi penyebab utama semua permasalahan yang dihadapinya di sekolah. Penelitian ini akan menganalisis makna tangan yang kerap muncul dalam cerita pendek手dengan menggunakan metode deskriptif analitis. Dari penelitian ini penulis ingin melihat bahwa tangan dan warna memiliki makna yang dapat merujuk pada status sosial dalam masyarakat Cina. Hasil analisis dalam penelitian ini akan memberikan makna serta gambaran tentang pesan yang ingin disampaikan oleh penulis.

Xiao Hong is one of chinese female writer known for her novels and stories in the 1930s. As a writer she played a major role in rebuilding the spirit of chinese nation .Through her literary works. In writting her works, Xiao Hong delivered more about criticism of human moral weakness as main theme. One of her novels entitled " Hand" ( 手Shou ) was published in 1936 tells about the struggle of the girl who get discrimination from his friend and teacher at school because she has dark hand. In her shortstory 手,, Xiao Hong gives description of Wang Yaming who is always obedient, enterprising and patient in facing obstacles to be able to complete her education. This research will analyze the meaning of 手 that often appear in short stories by using descriptive analytical methods. From this research, the writer wants to see that ' hand and colors ' have meaning that can refer to the social status of chinese society.The result of the analysis in this study will provide meaning and an overview of the message to be conveyed by the author."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Frederick Martinus
"Bangsa Manchuria (满族 Mǎnzú) adalah bangsa non-Han dari kawasan (东北 Dōngběi) yang menjajah Cina dan mendirikan Dinasti Qing pada tahun 1644. Selama berkuasa di Cina, Dinasti Qing menerapkan kebijakan rambut tocang sebagai alat penunjuk superioritas bangsa Man terhadap bangsa Han. Kebijakan ini mengakibatkan rakyat Han merasa terhina, sehingga ingin membalaskan dendam mereka dengan melancarkan gerakan anti tocang di Cina. Gerakan ini menjadi reaksi berbasis identitas kebangsaan yang mempengaruhi perkembangan nasionalisme Cina, terutama pada akhir abad ke-19. Penelitian ini memaparkan karakteristik dan keterkaitan dari gerakan anti tocang yang dilancarkan oleh Kelompok Teratai Putih, Taiping, Reformis, dan Revolusioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun para pemimpin gerakan anti-tocang hidup pada dimensi waktu yang berbeda, mereka memiliki tujuan yang sama, yaitu menjunjung tinggi nasionalisme dan patriotisme untuk menyelamatkan dan memperkuat bangsa dan negara Cina. Skripsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menerapkan 4 tahapan metode penelitian sejarah, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.

Manchus is a non-Han race from 东 北 region who conquered China and established Qing Dynasty in 1644. During its reign in China, Qing Dynasty implemented queue hairstyle policy as symbol of Manchus superiority toward Hans. This policy caused Hans feel humiliated, thus they tried to seek revenge by launching anti-queue hairstyle movement. This movement becomes nation reaction that influences nationalism development in the end of nineteenth century. This research will explain, analyze, and seek links between White Lotus Society, Taiping, Reformist, and Revolutionary anti-queue hairstyle movement. Result shows that these four movement leaders have one same goal, which is to uphold nationalism and patriotism spirit to save and strengthen China country nation. This thesis uses qualitative research methods with 4 historical stages, such as heuristic, critic, interpretation, and historiography.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S66437
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andina Misana
"Pada tanggal 11 Maret 2011, Jepang dilanda bencana alam gempa bumi dan tsunami, yang kemudian diikuti dengan insiden kebocoran pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima. Rentetan bencana itu selanjutnya memberikan pengaruh dalam tiap aspek kehidupan masyarakat Jepang, termasuk juga di dalamnya adalah aspek
sastra.
Penulis-penulis Jepang mengekspresikan tanggapan mereka atas peristiwa bencana tersebut dengan berbagai macam cara. Umumnya karya-karya mereka menitikberatkan pada trauma korban dan kondisi sosial pasca bencana, khususnya kondisi yang berhubungan dengan peristiwa kebocoran PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) di Fukushima.
Penulis tertarik untuk mengkaji tanggapan-tanggapan yang diberikan oleh para penulis Jepang terkait dengan bencana Higashi Nihon Daishinsai tersebut. Beberapa tanggapan tersebut dituangkan dalam bentuk cerita pendek yang secara tidak langsung merefleksikan isi hati para penulis sebagai bagian dari masyarakat Jepang. Kumpulan cerita pendek tersebut diterbitkan dalam satu buku yang berjudul 「それでも三月は、また」(Soredemo sangatsu wa, mata). Tiga belas dari lima belas cerita pendek yang ada di dalamnya, yaitu #12300;不死の島」(Fushi no Shima) karya Tawada Yoko,「おまじ ない」(Omajinai) karya Shigematsu Kiyoshi, 「夜泣き帽子」(Yonaki boushi) karya Ogawa Yoko, 「神様2011」(Kamisama 2011) karya Kawakami Hiromi, 「三月の 毛糸」(Sangatsu no Keito) karya Kawakami Mieko, 「ルル」(Lulu) karya Ishii Shinji,
「美しい祖母の聖書」(Utsukushii Sobo no Seisho) karya Ikezawa Natsuki, 「ピース」 (Piisu) karya Kakuta Mitsuyo,「十六年後に泊まる」(Jyuuroku Nen go ni Tomaru) karya Furukawa Hideo,「日和山」(Hiyoriyama) karya Saeki Kazumi , 「ユーカリの小 さな葉」(Yuukari no Chiisana Ha) karya Murakami Ryu, dan 「惨事のあと、惨事の まえ」(Sanji no Ato, Sanji no Mae) karya David Peace.
Kesamaan yang terdapat dalam cerita-cerita pendek tersebut adalah adanya deskripsi mengenai kondisi sosial dan trauma pasca Higashi Nihon Daishinsai. Penulis berencana untuk menganalisis kondisi sosial dan trauma pasca bencana dalam cerita-cerita pendek tersebut, dan menghubungkannya dengan kondisi masyarakat yang sesungguhnya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosiologis yang berangkat dari keyakinan bahwa sastra adalah cerminan dari kondisi masyarakat;

On March 11 2011, Japan has experienced a strong earthquake and tsunami which was followed by a nuclear meltdown in Fukushima. Those disasters gave an impact to every aspect of Japanese life, including literature aspect.
The Japanese writers expressed their thoughts about the disaster in certain ways. Their works are often emphasized on victim?s trauma and social condition after disaster, particularly the condition which is related to the meltdown of nuclear power plants in Fukushima.
I am interested in reviewing the writer?s thought regarding Higashi Nihon Daishinsai?s disaster. Some of the thoughts were written in the form of short stories which reflected the writers thought as a member of Japanese society. Those short stories were published in a collection titled 「それでも三月は、また」(Soredemo sangatsuwa, mata). Thirteen of fifteen short stories inside are:「不死の島」(Fushi no Shima) written by Tawada Yoko,「おまじない」(Omajinai) written by Shigematsu Kiyoshi, 「夜泣き帽子」(Yonaki boushi) written by Ogawa Yoko, 「神様2011」(Kamisama 2011) written by Kawakami Hiromi, 「三月の毛糸」(Sangatsu no Keito) written by Kawakami Mieko, 「ルル」(Lulu) written by Ishii Shinji, 「美しい祖母の聖書」 (Utsukushii Sobo no Seisho) written by Ikezawa Natsuki, 「ピース」(Piisu) written by Kakuta Mitsuyo,「十六年後に泊まる」(Jyuuroku Nen go ni Tomaru) written by
Furukawa Hideo,「日和山」(Hiyoriyama) written by Saeki Kazumi , 「ユーカリの小さ な葉」(Yuukari no Chiisana Ha) written by Murakami Ryu, and 「惨事のあと、惨事 のまえ」(Sanji no Ato, Sanji no Mae) written by David Peace.
The resemblance between those short stories is a presence of a description about social condition and trauma after Higashi Nihon Daishinsai. I intended to analyze the social condition and trauma inside those short stories and relate it to the real condition inside Japanese society. This research is a qualitative research with a sociological approach with a belief that literature is a reflection of society?s condition."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reno Ade Saputra
"ABSTRAK
Dalam aspek sejarah, Prancis selalu memiliki hubungan yang erat dengan imigran. Pasca-PD II, imigran memiliki peran yang sangat penting dalam upaya restrukturisasi ekonomi di Prancis. Sejak saat itu pula, imigran Magribi masuk ke Prancis secara sporadis. Saat itu, masuknya imigran ke industri Prancis memberikan keuntungan yang besar bagi Prancis yang tengah mengalami krisis demografi akibat perang. Meskipun demikian, masalah mengenai imigran Magribi mulai muncul seiring dengan terjadinya krisis ekonomi di Prancis, seperti krisis 1973, krisis 2004, hingga krisis 2008. Permasalahan paling utama yang berkaitan dengan imigran Magribi pada masa krisis ekonomi, yakni isu mengenai pengangguran dan kekerasan. Pada masa pemerintahan Sarkozy, Prancis terkena dampak krisis ekonomi global yang pada akhirnya memengaruhi bidang ketenagakerjaan di Prancis. Masalah utama saat itu, yakni tingginya jumlah pengangguran. Terlebih, data menunjukkan bahwa pekerja imigran Magribi menjadi pihak yang paling tidak diuntungkan pada masa krisis, dengan tingginya jumlah pemutusan hubungan kerja yang mereka alami. Hal ini mengindikasikan bahwa pekerja imigran Magribi menjadi korban utama krisis ekonomi. Aspek pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan sangat penting untuk menjelaskan keadaan sosial-ekonomi para pekerja imigran Magribi.

ABSTRACT
In the historical aspect, France always closely related to the immigrants. Since the post-World War II, immigrants play an important role in France's efforts to restructure the economy. Since post-World War II, immigrants entered sporadically to France (especially Maghreb migrants). Immigrants at that time entered into the industry and were considered very beneficial because France was experiencing a demographic crisis due to the war. However, the problem of immigrants always appear when France suffered an economic crisis, such as during the 1973 crisis, the crisis of 2004, until the crisis of 2008. Issues that arise are generally caused by high unemployment and violence. In the Sarkozy administration (2007 -2012), France affected by the global economic crisis that led to employment problem. The biggest problem is the high number of unemployed. In the aspect of ethnicity, the Maghreb migrant workers always have the higher risk of being unemployed index than migrant workers from other countries. This indicates that the Maghreb immigrants become main victims of the economic crisis. Aspects of occupation, education, and income are important subjects to determine the social and economic conditions of Maghreb migrant workers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S66904
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carlo Alfred Karuwal
"Cerpen Anak Besi merupakan salah satu cerpen yang terdapat di dalam kumpulan cerpen berjudul The Sin (2002) karya Mo Yan. Cerpen Anak Besi menceritakan tentang tokoh Gou Sheng yang mengalami kehidupan masa kecil di Komune Rakyat dan kemudian bertemu dengan tokoh “Anak Besi”. Penelitian ini menekankan pentingnya unsur intrinsik cerita, terutama pada tokoh dan latar untuk mengungkap kondisi sosial ketika masa Lompatan Jauh ke Depan pada tahun 1958-1962. Tokoh Gou Sheng merupakan tokoh kunci untuk mengungkap berbagai hal yang digambarkan melalui cerpen. Ia tidak hanya menjadi representasi kehidupan anak-anak, namun sekaligus mengungkap kondisi sosial yang terekam dalam cerpen berkaitan dengan kehidupan pada masa Lompatan Jauh ke Depan. Cerpen Anak Besi menggambarkan dampak psikologis dan fisik dari kebijakan pemerintah terhadap keluarga dan masyarakat. Cerpen ini juga membuktikan ketajaman Mo Yan sebagai pengarang dalam melihat kondisi sosial di Cina ketika masa Lompatan Jauh ke Depan khususnya lewat sudut pandang kehidupan yang dijalani anak kecil bernama Gou Sheng. Penelitian ini tidak hanya memperkaya pemahaman tentang sejarah Cina, tetapi juga memperluas potensi studi sastra sebagai sumber alternatif dalam penelitian sejarah.

The short story Iron Child is one of the short stories in Mo Yan's The Sin (2002). The short story Iron Child tells about the character Gou Sheng who experiences childhood life in the People's Commune and then meets the character "Iron Child". This study emphasizes the importance of the intrinsic elements of the story, especially the characters and setting, to reveal the social conditions during the Great Leap Forward period of 1958-1962. The character of Gou Sheng is a key character to reveal various things depicted through the short story. He not only represents the life of children, but also reveals the social conditions recorded in the short story related to life during the Great Leap Forward. Anak Besi depicts the psychological and physical impact of government policies on families and communities. This short story also proves Mo Yan's sharpness as an author in seeing the social conditions in China during the Great Leap Forward, especially through the perspective of the life lived by a child named Gou Sheng. This research not only enriches the understanding of Chinese history, but also expands the potential of literary studies as an alternative source in historical research."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Emilia Riasesari
"Lu Xun adalah sastrawan Cina yang sangat memperhatikan tentang kondisi masyarakat Cina. Salah satu karyanya yang mendapat perhatian adalah cerita pendek Catatan Harian Orang Gila. Melalui kata kanibal yang menonjol dalam karya ini, Lu Xun menunjukkan pesan kepada seluruh masyarakat Cina tentang kritiknya terhadap sistem feodal tradisional dan pemikiran kuno bangsa Cina.

Lu Xun is a Chinese writer who concern about the condition of the Chinese society. One of his works that got the most attention of people is Madman Diary short story. Through the words of cannibals that stand out in this work, Lu Xun shows a message to the whole Chinese society about his criticism of the traditional feudal system and ancient Chinese thought.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Delsya
"Tesis ini menganalisis penyebab dan proses kemenangan Ansar Ahmad pada kompetisi pemilihan Gubernur Kepulauan Riau tahun 2020. Penelitian ini memberi kontribusi dengan mengajukan argumen baru yakni bagaimana basis legitimasi sosial yang dimiliki oleh dinasti politik berperan dalam kompetisi pilkada dan dapat mengalahkan petahana yang berasal dari dinasti politik. Penelitian ini menggunakan teori yang disebut Nishizaki (2004) sebagai identitas sosial positif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam kepada narasumber penelitian, serta pengumpulan data sekunder berupa dokumen-dokumen terkait. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ansar Ahmad memenangkan kompetisi pemilihan Gubernur Kepulauan Riau pada tahun 2020 karena mampu menciptakan identitas sosial positif bagi daerahnya dan mampu menjawab permasalahan yang menjadi narasi sosial kolektif sehingga membuat Ansar memiliki basis legitimasi sosial yang kuat di Kepulauan Riau. Namun berdasarkan penelitian, meskipun Ansar Ahmad memiliki basis legitimasi sosial yang kuat, basis legitimasi sosial tersebut tidak dapat membentuk dan menjamin keberhasilan dari anggota dinasti politik lainnya. Teori identitas sosial positif memberi sumbangan penting terhadap pembentukan simbol-simbol yang telah diciptakan Ansar Ahmad. Perbedaannya adalah dalam hal sumber daya produksi simbol, Nishizaki (2004) menjelaskan sumber produksi simbol dilakukan dengan menggunakan dana pribadi, memanfaatkan kelembagaan yang patrimonial, dan menjadi pengusaha politik. Sedangkan Ansar Ahmad memproduksi simbol-simbol melalui pemanfaatan SKPD, investor dan menjadi pengusaha politik dengan menggunakan pendanaan dari APBD, APBN, PAD dan investasi pihak swasta.

This thesis analyzes the causes and process of Ansar Ahmad's victory in the 2020 Kepulauan Riau Governor election competition. This research contributes by proposing a new argument, namely how the basis of social legitimacy owned by political dynasties plays a role in regional election competition and can defeat incumbents from political dynasties. This study uses a theory called Nishizaki (2004) as a positive social identity. Data collection techniques were carried out by in-depth interviews with research informants, as well as secondary data collection in the form of related documents. The results of this study indicate that Ansar Ahmad won the competition for the governor of Kepulauan Riau in 2020 because he was able to create a positive social identity for his region and was able to answer problems that became a collective social narrative, thus making Ansar have a strong social legitimacy base in Kepulauan Riau. However, based on this research, although Ansar Ahmad has a strong social legitimacy base, that social legitimacy basis cannot form and guarantee the success of members of other political dynasties. Positive social identity theory makes an important contribution to the formation of the symbols that Ansar Ahmad has created. The difference is in terms of symbol production resources, Nishizaki (2004) explains that the source of symbol production is done by using personal funds, utilizing patrimonial institutions, and becoming political entrepreneurs. Meanwhile, Ansar Ahmad produces symbols through the use of SKPD, investors and becomes a political entrepreneur using funding from the APBD, APBN, PAD and private investment."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>