Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143530 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Anisa Amidha
"Studi ini bertujuan untuk menguji dan membandingkan Skala Kegigihan yang telah dikembangkan (Nu Grit) dengan skala yang telah ada sebelumnya (Grit S). Tujuan lain dari studi ini adalah untuk mengukur Skala Kegigihan (Nu Grit) dengan skala-skala yang mengukur konstruk-konstruk lain, seperti ketelitian dan keberhasilan akademik. Hipotesis utama dari studi ini adalah skor tinggi pada skala Nu Grit memprediksi skor yang tinggi pula pada skala Grit S. Partisipan studi ini adalah dua ratus empat puluh delapan mahasiswa University of Queensland yang mengambil mata kuliah Measurement in Psychology (PSYC3020). Partisipan diminta untuk menyelesaikan survei online yang terdiri dari empat skala ukur yaitu Nu Grit, Grit S, skala validasi ketelitian (NEO Personality Inventories), skala validasi kontrol diri (Self Control Behavior Inventory), dan OP Score untuk memvalidasi keberhasilan akademik. Lalu jawaban dari survei tersebut dikumpulkan melalui Qualtrics. Cronbach Alpha dari studi ini adalah (𝛼 = .86) yang menunjukkan realibilitas skala Nu Grit tergolong tinggi. Selain itu, delapan belas dari sembilan belas item dalam indeks item diskriminasi memperlihatkan angka yang relatif baik. Sesuai dengan hipotesis utama, hasil dari studi ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki skor tinggi pada skala Nu grit juga akan memiliki skor yang tinggi pada skala Grit S (r = .69). Selain itu, hasil menunjukkan korelasi antara kegigihan dengan ketelitian (r = .70), serta korelasi antara kegigihan dengan kontrol diri (r = .60). Namun, studi ini menemukan hubungan yang tidak signifikan antara kegigihan dan keberhasilan akademik (r = -.10). Dengan kata lain, hasil analisis dari studi ini mendukung korelasi Nu Grit dengan Grit S dan ketelitian, tetapi studi ini tidak menemukan korelasi antara Nu Grit dengan keberhasilan akademik.

This study is primarily sought to compare and test the newly constructed grit scale (Nu Grit) with the existing grit scale (Grit S). The study also intended to examine the relationships between Nu Grit with the scales that measure other constructs, such as, conscientiousness and academic performance. The main hypothesis of this study is that people who obtained high score in Nu Grit would also obtain high score in Grit S. In this study, 248 undergraduate students of University of Queensland who are enrolled in Measurement in Psychology course (PSYC3020) are involved as participants. The participants completed online surveys that contained four scales that include Nu Grit, Grit S, validating scale for conscientiousness (NEO Personality Inventories), validating scale for self-control (Self-Control Behavior Inventory), and OP Score to validate academic success. All answers of the survey were submitted to Qualtrics. In this case, the reliability of Nu Grit was considered high which could be observed through its Cronbach Alpha (𝛼 = .86). Moreover, 18 out of 19 items in item discrimination indices were found to be relatively good. In accordance to the main hypothesis, the result indicated that people who scored higher in Nu Grit also score higher in Grit S (r = .69). Moreover, the results are corresponding to the second and third hypotheses that grit correlates with conscientiousness (r = 70), and grit correlates with self-control (r = .60). However, the study found non-significant relationship between grit and academic success (r = -.10). To conclude, the findings of this study support the correlation between Nu Grit, Grit S, and conscientiousness, while it does not support the relationship between Nu Grit and academic success.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Karisa Elisabeth Lokita
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji validitas dan reliabilitas dari alat ukur Academic Grit Scale AGS yang baru dikonstruksi untuk mengukur academic grit. Validitas kriteria dan validitas konvergen digunakan dengan mengkorelasikan AGS dengan conscientiousness pada Big-Five Personality, Short Grit Scale Grit-s , dan indeks prestasi akademik IPK . Partisipan pada penelitian ini merupakan 155 orang mahasiswa jurusan psikologi di University of Queensland. Ditemukan bahwa AGS valid untuk mengukur academic grit. Hal ini dibuktikan dengan adanya korelasi yang positif antara AGS dengan conscientiousness, Grit-S, dan IPK. Reliabilitas dari AGS juga memiliki nilai yang baik =0,76 . Meskipun begitu, diperlukan perbaikan pada satu buah item dengan indeks diskriminasi item yang rendah. Item-item lainnya memiliki indeks diskriminasi item yang berkisar antara 0,28-0,69. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa AGS merupakan alat ukur yang valid dan reliabel untuk mengukur academic grit. Selanjutnya, alat ukur ini masih dapat dikembangkan dengan memperbaiki indeks diskriminasi item dan mengurangi jumlah item. Penggunaan AGS dapat membantu merancang intervensi untuk meningkatkan academic grit pada siswa yang nantinya akan membantu meningkatkan performa akademik mereka.

This study aimed to evaluate the validity and reliability of the newly constructed Academic Grit Scale AGS , measuring academic grit. Criterion and convergent validities were tested by correlating AGS with Big-Five conscientiousness, Short Grit Scale Grit-s , and grade point average GPA . Study was conducted to 155 psychology students at University of Queensland. AGS was found to be a valid measure of academic grit, where its results correlated positively with conscientiousness, Grit-S, and GPA. Reliability of the scale was also good a = .76 . However, one item had poor item discrimination index that needed to be improved. Other items had item discrimination indices from the range of .28-.69. In conclusion, AGS was a valid and reliable measure of academic grit. The scale could still be improved, by improving the items rsquo; item discrimination indices and decreasing the number of items. Future use of AGS could support creation of intervention to increase students rsquo; academic grit, which will consequently help their academic performance.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Zenithesa Gifta Nadirini
"Individu memiliki attachment awal dengan orang tua sebagai care giver-nya dan dapat beralih ke teman sebaya saat masa remaja. Remaja tidak terpisah dengan dunia pendidikan yang memiliki peranan penting bagi pembangunan negara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan parent dan peer attachment dengan prestasi akademik remaja di SMA Labschool Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analisis dengan pendekatan cross-sectional pada 87 responden dipilih melalui teknik cluster sampling. Peneliti melihat attachment menggunakan kuesioner IPPA-R dan prestasi akademik menggunakan nilai rapor semester akhir.
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 50,6% responden memiliki insecure attachment dengan kedua orang tuanya dan 52,7% memiliki insecure attachment dengan teman sebaya. Sebanyak 51,7% responden memiliki prestasi atas rata-rata. Analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara parent attachment dan peer attachment dengan prestasi akademik (p=0,068; p=0,578; ɑ=0,05). Penelitian selanjutnya dapat dilakukan studi komparatif antara sekolah swasta dan sekolah negeri agar didapatkan hasil yang lebih bervariasi.

Individuals have initial attachment with parents as their care giver and may switch to peers when they reach adolescent. Adolescents are inseparable from education with its important role for the development of the country. The aim of this research is to identify the relation between parent and peer attachment with adolescents’ academic achievement in SMA Labschool Jakarta. This research used analytic descriptive design with cross-sectional approach on 87 respondents was involved with cluster sampling technique. Researcher used IPPA-R questionnaire to study attachment and last semester grades to measure academic achievement.
The result showed that 50,6% respondents has insecure attachment with parent whilst 52,7% respondents has insecure attachment with peer. 51,7% respondents has above average academic achievement. Bivariate analysis result showed that there was no relation between parent and peer attachment on academic achievement (p=0,068; p=0,578; ɑ=0,05). The future research should conduct comparative studies between private and public schools to get vary result.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S59564
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joyce Carol Gabrielle
"Latar Belakang: Pandemi COVID-19 yang masih berlangsung di Indonesia sejak awal tahun 2020 telah mengubah banyak sistem di negara ini, salah satunya adalah sistem pendidikan. Kegiatan belajar mengajar yang semula dilakukan secara tatap muka/luring, kini mau tidak mau dilakukan secara daring. Perubahan yang terjadi memaksa para pelajar untuk ikut beradaptasi dengan cepat. Hal ini tentunya berdampak secara tidak langsung kepada prestasi yang diraihnya. Pelajar/mahasiswa yang memiliki kegigihan dan ketahanan diri yang baik akan dapat lebih mudah beradaptasi dengan keadaan, sehingga perubahan yang terjadi tidak seharusnya menjadi hambatan yang berarti untuk tetap berprestasi.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara kegigihan dan ketahanan diri mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi UI dalam belajar, keadaan sosioekonomi, dan sosiodemografinya terhadap prestasi yang diraih selama masa pandemi.
Metode: Studi cross-sectional berupa kuesioner online pada mahasiswa Preklinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia tahun 2021 dengan pengambilan sampel berupa total population sampling berjumlah 372 mahasiswa pada bulan Juli hingga Agustus 2021. Kuesioner terdiri dari 14 pertanyaan. Digunakan uji korelasi bivariat melalui uji Kendall’s Tau dan uji beda rerata dengan melihat nilai p-value dan r (koefisien korelasi) untuk analisis statistik.
Hasil: Berdasarkan uji korelasi Kendall’s Tau, terdapat perbedaan hubungan yang signifikan (p<0,05) antara kegigihan mahasiswa terhadap Prestasi yang dinilai melalui Indeks Prestasi Mahasiswa serta terdapat hubungan antara ketahanan diri terhadap prestasi yang dinilai melalui keikutsertaan lomba selama pandemi. Untuk beberapa faktor sosiodemografi dan sosioekonomi lainnya juga memiliki hubungan yang signifikan terhadap prestasi yang diraih selama pandemi.
Kesimpulan: Kegigihan dan ketahanan diri mahasiswa dalam belajar memiliki korelasi positif dengan prestasi yang diraihnya. Namun kenyataannya, selama pandemi masih banyak mahasiswa yang memiliki kegigihan dan ketahanan diri yang rendah. Oleh karena itu, faktor sosiodemografi dan sosioekonomi diharapkan dapat memberi dukungan supaya kegigihan dan ketahanan diri dapat meningkat.

Introduction: COVID-19 pandemic in Indonesia has changed many systems in this country, including the education system. Teaching and learning activities that were originally carried out physically, are now being held online. This adaptation has an indirect impact on their achievements. Students who have good grit and resilience will be able to adapt to the situation easier, so that changes that occur should not be a significant obstacle to keep achieving good grades.
Objective: To find out the relationship between the grit and resilience of preclinical dental students in Universitas Indonesia with different sociodemographic factors and socioeconomic conditions, with the academic achievements during the pandemic.
Methods: Cross-sectional study in the form of online questionnaires for Preclinical Dental Students with total population sampling of 372 students collected from July to August 2021. The questionnaire consists of 14 questions. The mean difference and correlation test is used to determine the relationship of all variables and by looking at the p-value and correlation coefficient for statistical analysis.
Results: Based on the correlation test, there’s a significant difference in the relationship between student Grit and GPA scores. There’s also a relationship between resilience and academic achievement assessed through participation in competitions during the pandemic. Some other sociodemographic and socioeconomic factors also contribute to the academic achievements achieved during the pandemic.
Conclusion: Preclinical dental students who display higher grit and resilience scores, achieve higher GPA and more participation in competitions during pandemic. Therefore, it is crucial for dental students to consider these values and the impact that they might have on their overall progress.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfiana Nisa Wiegati
"Berbagai seleksi dilakukan untuk dapat memprediksi kesuksesan akademik mahasiswa, namun belum ada seleksi yang yang berkaitan dengan kemampuan regulasi diri, motivasi akademik, dan berpikir abstrak. Executive function terbukti berkaitan dengan regulasi diri, motivasi akademik, dan berpikir abstrak. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan dan pengaruh executive function terhadap prestasi akademik pada mahasiswa. Partisipan berjumlah 144 mahasiswa Universitas Indonesia. Komponen-komponen executive function diukur dengan alat ukur Backward Digit Recall Test, Kelancaran Verbal Fonemik dan Semantik, Tower of Hanoi, dan Stroop Color and Word Test. Hasil perhitungan multiple regression menunjukkan secara bersama-sama komponen-komponen executive function tidak dapat memprediksi prestasi akademik. Namun jika dihitung menggunakan simple regression, ditemukan bahwa tiga dari empat komponen executive function yang diteliti, yaitu working memory, generativity dan inhibition secara signifikan dapat memprediksi prestasi akademik. Cognitive flexibility ditemukan tidak dapat memprediksi prestasi akademik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa dalam memanipulasi dan menyimpan informasi, memunculkan ide, serta menahan respon yang tidak sesuai konteks berpengaruh terhadap prestasi akademik.

Various selection is done to be able to predict the academic success of students, but there is no selection with regard to the ability of self-regulation, academic motivation, and abstract thinking. Executive function has been found associated with self-regulation, academic motivation, and abstract thinking. This study was conducted to see the relationship between executive function and academic achievement in students. Participants are 144 students of Universitas Indonesia. The components of executive function was measured by Backward Digit Recall Test, Phonemic and Semantic Verbal Fluency Test, Tower of Hanoi, and the Stroop Color and Word Test. Results of multiple regression calculation shows that together the components of executive function can not predict academic achievement. However, if calculated using simple regression, it was found that three of the four components of executive function, which are working memory, inhibition and generativity significantly predicted academic achievement. Cognitive flexibility was found not able to predict academic achievement. Results of this study indicate that students' ability to manipulate and store information, generate new ideas, and holding the inappropriate response affect academic achievement."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47721
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirza Adikresna Jaka Abid
"Kemajuan teknologi membuat orang tak terhindarkan dari multitasking. Perilaku multitasking tidak hanya meningkatkan kehidupan, tetapi juga dapat menciptakan masalah. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan perangkat teknologi secara bersamaan dapat secara positif mempengaruhi kontrol kognitif melalui olahraga. Namun, hasil penelitian lain menunjukkan bahwa multitasking pada perangkat teknologi dapat mengurangi kapasitas berpikir siswa dan menawarkan pembelajaran yang lebih dalam. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara multitasking saat mengerjakan tugas akademik atau belajar, dengan prestasi akademik pada mahasiswa Universitas Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Pearson. Penelitian ini menggunakan alat ukur multitasking dari Benbunan-Fich, Adler, dan Mavlanova (2009) yang telah dimodifikasi oleh Chang (2012), sedangkan kinerja akademik diukur dengan melihat IPK masing-masing partisipan. Partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Indonesia (N=116) dengan rentang usia 18-23 tahun dan memiliki perangkat teknologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara multitasking dan perangkat teknologi yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Indonesia saat mengerjakan tugas akademik terhadap kinerja akademiknya (p > 0,05, r = - 0,30). Hasil ini menunjukkan bahwa ada faktor lain yang mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa Universitas Indonesia.

Advances in technology make people inevitable from multitasking. Multitasking behavior not only improves life, it can also create problems. Several studies have shown that the concurrent use of technological devices can positively affect cognitive control through exercise. However, the results of other studies have shown that multitasking on technological devices can reduce students' thinking capacity and offer deeper learning. This study aims to see the relationship between multitasking while doing academic tasks or studying, with academic achievement in University of Indonesia students. This research is a correlational study using a quantitative research design with a cross sectional study approach. Data analysis was performed using the Pearson correlation test. This study uses a multitasking measuring tool from Benbunan-Fich, Adler, and Mavlanova (2009) which has been modified by Chang (2012), while academic performance is measured by looking at the GPA of each participant. The participants in this study were students from the University of Indonesia (N=116) with an age range of 18-23 years and had technological devices. The results showed that there was no significant relationship between multitasking and technological devices performed by University of Indonesia students while doing academic assignments on their academic performance (p > 0.05, r = - 0.30). These results indicate that there are other factors that affect the academic achievement of University of Indonesia students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Larasati
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara manajemen waktu, locus of control, dan prestasi akademik pada siswa SMA. Prestasi akademik merupakan merupakan hal yang penting pada siswa SMA sebagai bahan evaluasi performa mereka di akademik. Evaluasi tersebut membantu siswa untuk mengetahui pekerjaan yang tepat di masa depan. Penelitian ini dilakukan ke 66 siswa SMA. Pengambilan data dilakukan menggunakan alat ukur Time Management Behavior Scale (TMBS) untuk mengukur manajemen waktu, Levenson Multidimensional Locus of Control Scale (LMLoC) untuk mengukur locus of control, dan nilai rata-rata rapor untuk mengukur prestasi akademik. Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin tinggi kepercayaan siswa bahwa konsekuensi yang mereka terima disebabkan oleh orang lain, maka semakin rendah prestasi akademik siswa. Lebih lanjut, semakin tinggi kepercayaan siswa bahwa konsekuensi yang mereka terima disebabkan oleh faktor kebetulan, keberuntungan atau takdir, maka prestasi akademiknya semakin rendah.

This study was conducted to examine the relationship between time management, locus of control and academic achievement. Academic achievement is important to senior high school students as an evaluation of their perform. That evaluation help students knowing the right job for them in the future. 66 students participated in this study. Time management measured with Time Management Behavior Scale (TMBS), locus of control measured with Levenson Multidimensional Locus of Control Scale (LMLoC) and academic achievement measured with report card grades. The result of this study is the higher student’s trust that the consequences they received were caused by other people, the lower student’s academic achievement. Furthermore, the higher student’s trust that the consequences they received were caused by fate, luck, chance, the lower student’s academic achievement"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silitongah, Ivana Augustina
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara prestasi akademik dan adaptabilitas karir. Partisipan penelitian ini adalah mahasiswa tingkat akhir dari berbagai universitas di Indonesia sebanyak 429 orang. Pengukuran prestasi akademik dalam penelitian ini menggunakan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang diperoleh mahasiswa pada semester sebelumnya, sementara adaptabilitas karir diukur menggunakan Career Adapt-Abilities Scale (CAAS) yang dikembangkan oleh Savickas dan Porfeli (2012). Hasil uji statistic dengan teknik korelasi Pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara prestasi akademik dan adaptabilitas karir (r = .104, p < 0.05, two-tailed). Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa semakin tinggi prestasi akademik individu, semakin baik pula adaptabilitas karir yang dimiliki. Ditemukan juga hubungan yang signifikan antara prestasi akademik dan dua dimensi adaptabilitas karir, yaitu kepedulian karir (r = .135, p<0.01, two-tailed) dan keyakinan diri karir(r = .115, p < 0.05, two-tailed). Implikasi dari penelitian ini adalah menigkatkan kesadaran mahasiswa bahwa prestasi akademik yang dicapai penting untuk membantu peningkatan kemampuannya beradaptasi dengan karir terutama dalam masa transisi menuju dunia kerja.

This study aimed to find the relationship between academic achievement and career adaptability. The participants of this study were 429 final year students from various universities in Indonesia. Academic achievement measured by the students’s Grade Point Average (GPA) from the previous semester, while career adaptability is measured by using the Career Adapt-Abilities Scale (CAAS) developed by Savickas and Porfeli (2012). The results show that there is a significant relationship between academic achievement and career adaptability (r = .104, p <0.05, two-tailed). Based on these results, is known that the higher individual’s academic achievement, the better career adaptability possessed. This study also found a significant relationship between academic achievement and two dimensions of career adaptability, namely career concern (r = .135, p <0.01, two-tailed) and career confidence (r = .115, p <0.05, two-tailed). The implication of this study is toincrease student’s awarenessof the importance of academic achievement to improve their career adaptation ability, especially in the transitionfrom college to work-life period."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alita Dantrie
"Penelitian ini melihat hubungan antara persepsi kegunaan yang dirasakan oleh mahasiswa Universitas Indonesia dan kepuasannya setelah menggunakan SCELE-UI. Perbedaan individu memiliki peran penting untuk memprediksi tingkah laku pembelajar; karenanya trait conscientiousness yang erat kaitannya dengan pencapaian akademis digunakan sebagai moderator penelitian ini. Responden merupakan 236 mahasiswa dari Universitas Indonesia. Trait conscientiousness diukur menggunakan Big Five Inventory (John, Donahue, & Kentle, 1991) yang telah diadaptasi Ramdhani (2012). Kepuasan pengguna dan persepsi kegunaan menggunakan alat ukur Mohammadi (2015). Hasil penelitian menunjukkan, 1) terdapat hubungan antara persepsi kegunaan dan kepuasan pengguna; 2) terdapat hubungan antara conscientiousness dan persepsi kegunaan dan dengan kepuasan pengguna; 3) Tidak terdapat efek moderasi dari conscientiousness pada hubungan antara persepsi kegunaan dan kepuasan pengguna. Penelitian ini dapat menjadi dasar konsiderasi inovasi dan penyesuaian fitur SCELE-UI bagi KSDP UI.

This study examined the relationship between perceived usefulness felt by University of Indonesia students and their satisfaction after using SCELE-UI. Individual differences have an important role to predict learner's behavior; hence conscientiousness trait, which is closely related to academic achievement, is used as the moderator of this research. The respondents were 236 students from University of Indonesia. Conscientiousness was measured using the Big Five Inventory (John et al., 1991) which had been adapted by Ramdhani (2012). User satisfaction and perceived usefulness was measured using instruments developed by Mohammadi (2015). The results show that, 1) there is a relationship between perceived usefulness and user satisfaction; 2) there is a relationship between conscientiousness and perceived usefulness and with user satisfaction; 3) There was no moderating effect from conscientiousness on the relationship between perceived usefulness and user satisfaction. This research can be a basis for innovation consideration and adjustment of SCELE-UI features for KSDP UI."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haniva Az Zahra
"Prestasi akademik sebagai salah satu prediktor kesuksesan siswa di sekolah dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Konstruk yang menjelaskan faktor internal dan eksternal yang memengaruhi prestasi akademik ini adalah school well being, dikembangkan oleh Konu & Rimpelä (2002). Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara school well-being dengan prestasi akademik bagi siswa berbakat akademik. Penelitian dilakukan pada siswa kelas XI SMA program akselerasi di Jakarta. Sebanyak 52 siswa menjadi sampel penelitian ini. Penelitian dilakukan menggunakan kuisioner untuk mengukur school well-being siswa dan tes prestasi akademik yang menggunakan soal Ujian Akhir Nasional pada mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia.
Hasil analisis menunjukkan bahwa school well-being memiliki hubungan positif yang signifikan dengan prestasi akademik pada siswa berbakat akademik. Hasil analisis tambahan, menunjukkan bahwa dimensi having memiliki hubungan positif yang signifikan dengan prestasi akademik pada siswa berbakat akademik. Selain itu, dalam penelitian ini ditemukan perbedaan yang signifikan pada prestasi akademik siswa berdasarkan latar belakang pendidikan ibu. Ditemukan pula perbedaan yang tidak signifikan antara school well-being dengan jenis kelamin, school well-being dengan latar belakang pendidikan orang tua, prestasi akademik berdasarkan jenis kelamin, dan prestasi akademik berdasarkan latar belakang pendidikan ayah.

Academic achievement is predictor of student success in school, affected by internal and external factor. One construct that describes internal and external factor that affects academic achievement is a school well being by Konu & Rimpelä (2002). This research was conducted to examine the relationship between school well-being of academic achievement for students with academic gifted. The research was conducted on the students of class XI Acceleration Program in high school. Total sample comprised 52 students.
Result indicated that school well-being has a significant positive correlation with academic achievement in academic gifted students. In comparison, it was found thas just only having dimension of school well-being that has a significant positive correlation with academic achievement in academic gifted students. In addition, there was a significant difference in the academic achievement of students based on maternal education. Moreover, there are no significant differences between the school wellbeing by gender, school well-being based on parental education, academic achievement by gender, and academic achievement based on father's education.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45439
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>