Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3461 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hong Kong: Arena, 1996
AS
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Farhah Abidah
"Perkembangan ekonomi di ASEAN bukan hanya dapat dimanfaatkan perusahaan untuk berkembang dan memperluas kegiatan bisnisnya, namun dapat pula memberikan risiko. Risiko akibat volatilitas nilai tukar adalah salah satu risiko utama yang dihadapi dalam perkembangan aktivitas internasional tersebut. Strategi hedging dilihat sebagai suatu cara yang dapat digunakan dan mulai diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di ASEAN, sehingga menarik untuk diteliti. Dengan menggunakan sampel perusahaan non-keuangan pengguna derivatif di ASEAN-5 pada periode 2008-2013, penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penggunaan financial hedging terhadap foreign exchange exposure di wilayah ASEAN. Penelitian ini juga membandingkan pengaruh financial hedging pada periode krisis dan non-krisis.

ASEAN developing economy is not only giving the oppportunity for corporations to grow and expand their business, but also giving risks. Risk from the exchange rate volatily is one of the risk that raise with international activities. Hedging is considered as a strategy that could be used and is starting to implemented by ASEAN corporations, this makes hedging and exposure interesting for this study. Using the sample of ASEAN-5 non-financial firms that use hedging in 2008-2013, this study aims to see the effect of financial hedging on foreign exchange exposure in ASEAN. This study also provide the difference of financial hedging effect during crisis and non-crisis period."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S60019
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Ivan Sudibyo
"Dalam penelitian ini peneliti memberikan bukti empiris yakni pentingnya faktor positive feedback trading bagi perilaku nilai tukar. Dengan mengandalkan model GARCH augmented feedback model yaitu model nilai tukar Laopodis (2005) peneliti menganalisis parameter autokorelasi nilai tukar dan volatilitas untuk mendapatkan wawasan lebih dalam mengenai karakteristik nilai tukar yang diinduksi oleh trader yang mengikuti strategi positive feedback trading. Dugaan peneliti adalah positive feedback trader memiliki pengaruh terhadap volatilitas nilai tukar Negara-Negara ASEAN dan menginduksi autokorelasi negatif return selama periode volatilitas yang tinggi.
Hasil penelitian adalah selama periode 1995-2014, hanya negara Singapura yang terdapat positive feedback trading secara signifikan, sedangkan pada periode krisis 1997-1998, negara yang terdapat positive feedback trading secara signifikan adalah Thailand, Indonesia, Malaysia, Filipina, Brunei, Singapura.

In this study, researcher provides empirical evidence of the importance of positive feedback trading factor for the behavior of the exchange rate. By relying on the model of the exchange rate Laopodis(2005) which is GARCH augmented feedback model, researcher analyzed autocorrelation parameters and volatility of exchange rates to gain more insight into the characteristics of the exchange rate induced by traders who follow positive feedback trading strategy. The alleged researcher are positive feedback traders have an influence on the exchange rate volatility of ASEAN Countries and induce negative autocorrelation return during periods of high volatility.
Results of the study are during the period 1995-2014, only Singapore that there is positive feedback trading significantly, while in the period 1997-1998 crises, Thailand, Indonesia, Malaysia, Philippines, Brunei, Singapore, there are any positive feedback trading significantly.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T44187
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Afzhi Wefielananda
"Gas rumah kaca merupakan salah satu dampak lingkungan yang menjadi fokus para peneliti sejak lama. Salah satu komponen terbesar yang dikandung oleh gas rumah kaca adalah gas karbon dioksida. Banyak faktor yang mempengaruhi keberadaan gas ini. Salah satu penyebabnya diduga akibat kegiatan perdagangan antar negara (Ahmed dan Long, 2012; Fernández-Amador et al., 2016; Wang dan Ang, 2018; Andersson, 2018). Perdagangan antar negara terjadi melalui transaksi. Transaksi-transaksi tersebut terjadi melalui pembayaran alat tukar yang disepakati oleh negara-negara terikat berupa mata uang. Secara tidak langsung, nilai tukar berperan dalam pergerakan ekonomi, begitu pula terhadap lingkungan (Lee dan Yue, 2017; Zhang dan Zhang, 2018; Bahmani-Oskooee dan Aftab, 2021; Baek dan Nam, 2021). Namun, sejauh ini belum banyak penelitian yang membahas perubahan nilai tukar sebagai faktor penyebab emisi. Padahal nilai tukar merupakan motor penggerak interaksi ekonomi antar negara. Penelitian ini membahas pengaruh tidak langsung dari kestabilan perubahan nilai tukar yang dilihat dari nilai volatilitasnya terhadap emisi CO2 di 8 negara ASEAN selama periode tahun 1990-2016 dengan menggunakan analisis jalur (path analysis). Hasil yang didapat pada penelitian ini adalah volatilitas nilai tukar dapat menurunkan nilai impor maupun ekspor, namun hanya penurunan impor yang berdampak signifikan pada peningkatan emisi, sementara perubahan pada ekspor tidak berpengaruh signifikan pada emisi. Selain perdagangan, variabel mediator lain seperti GDP, FDI dan konsumsi energi juga diujikan dalam penelitian ini. Namun tidak ada satupun dari kegiatan perekonomian tersebut yang signifikan dan konsisten dalam memediasi hubungan volatilitas nilai tukar dengan emisi CO2 di ASEAN.

Greenhouse gases are one of the environmental impacts that have been the focus of many researchers for years. One of the largest components contained by greenhouse gases is carbon dioxide gas. Many factors affect the presence of this gas. One of the causes is thought to be due to trade activities between countries (Ahmed and Long, 2012; Fernández-Amador et al., 2016; Wang and Ang, 2018; Andersson, 2018). Trade between countries occurs through transactions. These transactions occur through the payment of a medium of exchange agreed upon by the bound countries in the form of currency. Indirectly, exchange rates play a role in economic movements, as well as the environment (Lee and Yue, 2017; Zhang and Zhang, 2018; Bahmani-Oskooee and Aftab, 2021; Baek and Nam, 2021). However, so far not many studies have discussed changes in exchange rates as a factor causing emissions. Whereas the exchange rate is the driving force of economic interaction between countries. This study discusses the indirect effect of the stability of changes in the exchange rate seen from the value of its volatility on CO2 emissions in 8 ASEAN countries during the period of 1990 until 2016 using path analysis. The results obtained in this study are that exchange rate volatility can reduce the value of imports and exports. However, only a decrease in imports has a significant impact on emissions increase, while changes in exports have no significant effect on emissions. In addition to trade, other mediator variables such as GDP, FDI and energy consumption were also tested in this study, but none of these economic activities were significant and consistent in mediating the relationship between exchange rate volatility and CO2 emissions in ASEAN."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setiawan Arif Hartanto
"Kebijakan moneter dengan kerangka kerja penargetan inflasi adalah sebuah kerangka baru dalam kebijakan moneter yang dewasa ini telah umum digunakan di berbagai negara, baik negara maju maupun negara berkembang. Kerangka ini pertama kali diterapkan di Selandia Baru pada tahun 1990 dan semakin lama semakin banyak dianut oleh berbagai negara seiring dengan terjadinya perubahan pada pendekatan yang digunakan dalam kebijakan moneter, dari pendekatan kuantitas ke pendekatan harga, yang semakin mengemuka. Perubahan strategi kebijakan moneter dari kerangka kerja penargetan uang beredar menuju penargetan inflasi didasari suatu temuan bahwa semakin lama semakin sulit ditemukan hubungan yang stabil antara uang dengan pertumbuhan ekonomi, khususnya dalam jangka panjang. Di sisi yang lain, perubahan juga terjadi pada sistem nilai tukar yang digunakan. Kecenderungan yang terjadi adalah perubahan sistem nilai tukar tetap menjadi sistem nilai tukar mengambang bebas. Perubahan ini terjadi untuk memenuhi tuntutan kebutuhan dari semakin meningkatnya derajat keterbukaan ekonomi dan keuangan di hampir semua negara. Derajat keterbukaan ekonomi dan keuangan serta sistem nilai tukar yang mengambang bebas ini akan meningkatkan pengaruh eksternal, yang muncul dari perubahan yang terjadi pada nilai tukar, terhadap inflasi domestik. Seperti yang dijelakan oleh Preposisi Taylor (2000) bahwa terdapat hubungan yang erat dan saling mempengaruhi antara Inflation Targeting Framework (ITF) dengan Exchange Rate Pass-through (ERP). Taylor menyatakan bahwa penerapan ITF akan menurunkan derajat ERP, derajat ERP yang rendah pada gilirannya akan menurunkan tekanan inflasi eksternal yang dapat membantu terjaganya inflasi domestik pada tingkat yang rendah dan stabil. Melalui penelitian ini penulis bermaksud untuk menganalisis dan membahas bagaimana dampak atau pengaruh penerapan ITF terhadap derajat exchange pass-through to domestic inflation dengan mengambil ruang lingkup pembahasan tiga negara ASEAN, yaitu Indonesia, Filipina, dan Thailand. Lebih jauh lagi, studi ini dimaksudkan untuk menguraikan pengaruh penerapan Inflation targeting Framework (ITF) terhadap besaran koefisien exchange rate pass-through jangka pendek dan jangka panjang untuk inflasi Consumer Price Index (CPI) dan inflasi Producer Price Index (PPI). Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode persamaan simultan Two Stage Least Squares (2 SLS) dalam mengestimasi hubungan antara penerapan ITF dan exchange rate pass-through. Penulis melakukan estimasi 2 SLS dengan menggunakan dua indikator harga, yaitu inflasi Consumer Price Index (CPI) dan inflasi Price Producer Index (PPI). CPI merupakan proksi atas tingkat harga barang non-tradables. Dengan demikian, dampak depresiasi nilai tukar terhadap inflasi CPI menunjukkan efek langsung dari shock nilai tukar yang terjadi terhadap inflasi domestik. PPI digunakan sebagai proksi atas tingkat harga barang tradables sehingga pengaruh depresiasi nilai tukar terhadap inflasi PPI menunjukkan indirect effect atas yang shock yang terjadi pada nilai tukar terhadap inflasi domestik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
S26370
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angestika Wilandari
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh fluktuasi nilai tukar terhadap ekspor di lima negara pendiri ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Singapura dengan periode penelitian dari tahun 2003 hingga 2012. Nilai tukar masing-masing negara sampel dipatok berdasarkan nilai dollar. Variabel dependen dari penelitian ini adalah ekspor dengan variabel indepeden berupa produk domestik bruto negara pengekspor, produk domestik bruto negara pengimpor, harga relatif, fluktuasi nilai tukar, serta jarak di antara dua negara yang berdagang. Untuk mengukur fluktuasi nilai tukar, dalam penelitian ini digunakan tiga pengukuran; Standard Deviation (SD), Moving Average Standard Deviation (MASD), dan General Autoregressive Conditional Heteroscedasity (GARCH). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan uji panel unit root, uji kointegrasi, dan regresi data panel menggunakan model random effect. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa fluktuasi nilai tukar baik dengan menggunakan pengukuran SD, MASD, dan GARCH tidak berpengaruh signifikan terhadap ekspor di lima negara pendiri ASEAN pada periode 2003-2012.

The aim of this study is to analyze the effect of exchange rate volatility against export from five countries of the ASEAN founders i.e. Indonesia, Malaysia, Philippines, Thailand, and Singapore with a period of the research 2003 until 2012. Exchange rate of this study from the sample countries against to dollar. The dependent variable of this research is export along with the independent variables are gross domestic product of exporting country, gross domestic product of importing country, relative price, exchange rate volatility, and distance between two countries. For measuring exchange rate volatility, in this research used three measurements; Standard Deviation (SD), Moving Average Standard Deviation (MASD), and General Autoregressive Conditional Heteroscedasity (GARCH). Method of this research is quantitative with panel unit root test, cointegration test, and panel data regression by using the random effect model. The results of this study find that exchange rate volatility either by using measurement of SD, MASD, and GARCH has no effect significantly for export in five countries of ASEAN founders period 2003-2012."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S58397
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifa Starlika
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak volatilitas nilai tukar efektif riil REER terhadap ekspor jasa riil Indonesia, Thailand, Singapura, Malaysia, dan Filipina ke dunia pada periode 2005 ndash; 2014 dalam periode waktu per kuartal dan per tahun. Dengan menggunakan standar deviasi sebagai pengukuran volatilitas nilai tukar efektif riil dan regresi panel fixed effects dalam estimasinya, hasil penelitian menunjukkan perbedaan dampak volatilitas REER terhadap sektor jasa dalam periode per kuartal dan tahunan. Dalam periode kuartal, volatilitas nilai tukar efektif riil tidak signifikan mempengaruhi ekspor jasa riil kelima negara ASEAN ke dunia. Hal ini dapat dikarenakan dalam periode kuartal yang pendek, eksportir sulit dalam melakukan penyesuaian barang modal dan tenaga kerja untuk ekspor. Dalam periode tahunan, volatilitas REER secara signifikan mempengaruhi ekspor jasa riil secara positif. Ekspor jasa riil tetap menujukkan peningkatan meskipun terdapat peningkatan risiko yang tercermin dalam volatilitas REER. Hal ini dapat dikarenakan oleh eksportir yang memiliki tingkat risk aversion yang rendah, terdapat tingkat fleksibilitas yang lebih tinggi untuk menyesuaikan volume ekspor, dan eksportir yang memiliki akses terhadap fasilitas keuangan lindung nilai hedging sehingga ekspor jasa dapat meningkat meskipun volatilitas naik.

This study attempts to assess the impact of real effective exchange rate REER volatility on real services exports of ASEAN 5 member states including Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapore, and Philippines to the world, with the period of analysis from 2005 ndash 2014. The analysis is divided into two time period, yearly and quarterly analysis. A standard deviation method of calculation is used to measure real effective exchange rate REER volatility. In addition, this study applies fixed effects panel regression for its estimation to verify the impact of REER volatility on services exports. The result finds a difference in its quarterly and yearly estimation result. In the quarterly period, result shows that real effective exchange rate volatility has no statistically significant on the real export of ASEAN 5 countries to the world. The result in yearly period however provides an evidence that real effective exchange rate volatility has an economically and statistically positive impact on services export. Exporter rsquo s low risk aversion, higher flexibility to adjust export rsquo s volume in a longer period, and sufficient access to financial instruments, such as hedging, to guard exporters from risk arising from real effective exchange rate volatility can explain the positive impact of REER volatility on services exports. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S67959
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Prakoso
"ABSTRAK
Dornbusch rsquo;s exchange rate overshooting hypothesis DOH merupakan salah satu teori terpenting dalam menjelaskan fenomena-fenomena dalam perekonomian internasional seperti pergerakan nilai tukar, harga, dan suku bunga. Namun, Rogoff 2002 berargumen bahwa teori tersebut tidak sepenuhnya dapat dibuktikan secaraempiris melalui data seperti yang ditemukan pada penelitian-penelitian sebelumnya contohnya: Kim Roubini, 2000, dan Favero Marcellino, 2004 . Melalui metodologi penelitiannya, Bjornland 2009 berhasil membuktikan bahwa DOH dapat dibuktikan secara empiris dengan menggunakan kerangka penelitian yang sesuai dengan asumsi-asumsi DOH. Meskipun demikian, penelitian tersebut memiliki kesimpulan yang bersifat unifikasi dan desain penelitiannya tidak menguji pelanggaran asumsi DOH namun hanya sebatas validasi atas metodologi yangdigunakan. Dengan menguji kedua reserach gap tersebut pada negara ASEAN-5, penelitian ini membuktikan bahwa DOH sensitif atau restriktif terhadap asumiasumsinya sehingga DOH tidak dapat dengan baik menjelaskan pergerakan nilai tukar, suku bunga, dan harga pada suatu negara yang memliki kondisi yang tidak sesuai dengan asumsi-asumsi DOH.

ABSTRACT
Dornbusch rsquo s exchange rate overshooting hypothesis DOH is one of most important theory on explaining international economics phenomenons especially related to exhange rate, price and interest rate movement. However, Rogoff 2002 comments that DOH may unable to be tested empirically as supported by some findings in prior research i.e. Kim Roubini, 2000 and Favero Marcellino, 2004 . By using new methodology, Bjornland 2009 found that DOH is able to explain the exhange rate, price and interest rate movement if tested by using research framework which inline with DOH assumptions. Despite using proven methodology, Bjornland 2009 displays conclusion separately on each country and does not perform testing on assumption violation. By testing those two research gaps, this research found that DOH is sensitive or restrictive to its assumptions hence DOH unable to properly explain exchange rate, interest rate and price movement on a country with condition which not inline with DOH assumptions."
2017
T47589
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
International Monetary Found
New York : International Monetary Found, 1997,
R 341.7 Int e
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Mahbubani, Kishore
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2017
341.247 3 MAH k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>