Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57726 dokumen yang sesuai dengan query
cover
MUL 2:9 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen P & K, 1987
899.211 CAR (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
KI Samid
Jakarta: Departemen P & K, 1988
899.211 KIS c ;899.211 KIS c (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Anadya Demy Putri
"Pada masa pendudukan Jepang (1910-1945), masyarakat Korea mengalami penderitaan yang berat akibat pengekangan yang dilakukan pemerintah kolonial Jepang dengan berbagai cara. Selama masa pendudukan Jepang tersebut, banyak karya sastra yang lahir, salah satunya adalah puisi Dak karya Yun Dong-ju. Puisi ini ditulis pada tahun 1936 dan menggunakan diksi-diksi simbolik yang ironis sehingga menyiratkan keresahan yang dirasakan penyair mengenai kehidupan masyarakat Korea yang terkekang saat pendudukan Jepang. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan interpretasi puisi Dak karya Yun Dong-ju. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan semiotika dengan mengacu pada teori Michael Riffaterre. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik studi pustaka. Kemudian data-data yang terkumpul diolah dengan menggunakan teknik analisis data secara kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam puisi Dak penyair banyak menggunakan diksi-diksi simbolik seperti ‘ayam’, ‘langit’, dan ‘kandang’. Diksi-diksi tersebut merepresentasikan masyarakat Korea dan kondisi kehidupan mereka yang pada masa itu tidak memiliki kebebasan di tanah air sendiri.

During the Japanese occupation (1910-1945), the Korean people experienced severe suffering due to the restraints carried out by the Japanese colonial government in various ways. During the Japanese occupation, many literary works were born, one of which is the poem Dak by Yun Dong-ju. This poem was written in 1936 and used ironic symbolic dictions to convey the anxiety the poet feels about the life of the Korean people who were confined during the Japanese occupation. This study aims to describe the interpretation of Yun Dong-ju's poem Dak. In this study, the author uses a semiotic approach with reference to Michael Riffaterre's theory. This research uses descriptive analysis method with a qualitative approach. Data collection is done by using literature study techniques. Then the collected data is processed using qualitative data analysis techniques. The results of the research show that in Dak's poetry the poet used a lot of symbolic dictions such as 'chicken', 'sky', and 'cage'. These dictions represent Korean people and their living conditions who at that time did not have freedom in their own homeland.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Juhdi Syarif
"Tesis ini berjudul KONSEP MANUSIA SEMPURNA PADA PEMI KIRAN IBN `ARABI, suatu kajian tentang sistem pemikiran seorang sufi-filsuf. Penelitian ini bertujuan ingin mengungkapkan pemikiran Ibn `Arabi tentang konsep asal manusia yang tertuang dalam karya-karyanya, terutama dalam kitab Al-Futuhat Al-Ma Idyyah (Wahyu-wrrhyu Me/cab) dan Fusus Al-Hikam (Untaian Hrkmab) yang ditulisnya dalam bahasa Arab. Yang dimaksud dengan konsep asal Manusia Sempuma ialah proses munctilnya manusia sempurna melalui `penampakan diri', ' manifestasi' atau `pancaran suci Ilahi' (tajalli Al Hagq) pada alam.
Penelitian ini pada dasarnya merupakan penelitian kepustakaan melalui sumber utama dua karyanya, yang telah disebut di atas. Untuk memahami sistematika pemikiran Ibn 'Arabi, penulis menggunakan pendekatan fenomenologi hermeneutilsa dan kerangka berpikir yang diajukan oleh W.T. Stace tentang "paradoks panteistik". Dengan metode ini dan kerangka berpikir State, penulis berusaha mendeskripsikan pemikiran Ibn 'Arabi, terutama tentang konsep asal Manusia Sempurna yang bertumpu pada doktrin Wahdat al-Wujud, 'Kesatuan Wujud'.
Tesis ini diawali dengan pemahaman tentang hubungan Tuhan dengan alam menurut Ibn `Arabi yang dirumuskannya dengan Hanwa la Huwa 'Dia bukan Dia' (He/Not He). Konsekwensi logisnya realitas ini mempunyai dua aspek: aspek ketuhanan yaitu Realitas Absolut dan aspek kernanusiaan, yaitu segala sesuatu yang relatif. Kedua aspek ini dikenal dengan istilah AI-Haqq yang dipandang sebagai esensi dari semua fenomena dan Al-Khalq sebagai fenomena yang memanifestasikan esensi tersebut. Kedua aspek ini muncul merupakan tanggapan akal semata, sedangkan pada hakikatnya segala sesuatu itu satu. Nampak di sini Ibn `Arabi memandang bahwa hanya ada satu realitas tunggal, yaitu Tuhan. Sedangkan alam fenomena hanya merupakan wadah `pancaran suci Bald' (tajalliA Hagq) saja. Dikatakan bahwa proses terjadi karma Tuhan ingin dikenal dan ingin melihat diri-Nya melalui alam tersebut. Namun alam yang serba ganda ini mash terpecah-percah tidak mampu meneri magambaran Tuhan secara sempurna, yang diibaratkan bagaikan cermin yang buram. Dan hanya pada Manusia Sempurnalah gambaran Tuhan secara utuh dapat diterima secara jelas, yang diibaratkan seperti bayangan pada cermin yang jernih.
Pemikiran Ibn. `Arabi tentang Manusia Sempurna meliputi pembicaraan tentang hubungan Tuhan dengan alam. Dengan dernkian untuk mengetahui konsep Manusia Sempurna, terlebih dahulu harus mengetahui konsepnya tentang Tuhan. Dalam filsafat Barat masalah ketuhanan ini dimasukkan dalam pembicaraan teologi kodrati yang didasarkan pada akal, dan dibedakan dengan teologi kodrati yang didasarkan kepada wahyu. Dan dalam konteks ini pula, refleksi filosofis mengenai Tuhan menurut Leahy lebih sutra disebut Usafat ketuhanan dalam. bahasa Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pendidikan Malaysia, 1990
899.211 KUR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ririn Liechtiana
"Pantun Sunda merupakan salah satu bentuk kesenian tutur yang hidup dan berkembang pada masyarakat Sunda. Pantun Sunda ditampilkan dengan seorang juru pantun yang menuturkan cerita dari masa lalu, seperti dongeng, legenda, dan mite sambil memainkan alat musik kacapi atau kecapi sebagai pengiringnya. Pertunjukan Pantun Sunda pada masa kini masih dapat ditemukan di kawasan Jawa Barat dan Banten. Walaupun demikian, frekuensi pertunjukan dan jumlah juru pantun semakin minim. Perubahan masyarakat dan zaman yang serbadinamis ikut memengaruhi keberadaan tradisi lisan ini. Hal tersebut akan terkait dengan makna dan fungsi pertunjukan Pantun Sunda di masyarakat pendukungnya. Masyarakat Sunda yang masih mendukung kesenian tradisional ini berada di Kabupaten Subang. Mereka menanggap tradisi lisan ini dalam salah satu perayaan penting. Tesis ini hendak membahas bentuk dan upaya pewarisan pertunjukan Pantun Sunda pada masyarakat pendukungnya. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan melakukan kerja lapangan dan wawancara.

Pantun Sunda is one form of speech art or oral tradition that lives and develops in Sundanese society. Pantun Sunda is performed by a repertoar telling stories from the past, such as fairy tales, legends, and myths while playing a traditional instrument, kacapi. The performance of Pantun Sunda nowadays can still be found in the regions of West Java and Banten. However, the frequency of performances and the number of pantun repertoars are decreasing. Dynamic changes in society and time also influence the existence of this oral tradition. It will also be related to the meaning and function of the performance of Pantun Sunda in its supporting community. Today, the Sundanese communities supporting the traditional art are in Subang Regency by perceiving the oral tradition as part of their important celebrations. This thesis elaborates inheritance forms and efforts of Pantun Sunda performance in Sundanesse community. The method used in this thesis is qualitative by doing fieldwork and interviews."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amiroh
"Latar Belakang :Pesantren merupakan institusi pendidikan di Indonesia yang menjalankan sistem tempat tinggal asrama. Kondisi status kesehatan gigi mulut di beberapa pesantren masih menunjukkan hasil sedang hingga rendah, padahal terdapat lebih dari empat juta remaja yang menempuh pendidikan di pesantren. Upaya meningkatkan kesehatan gigi mulut adalah melaksanakan program promosi kesehatan mulut berbasis sekolah, dan program ini dapat disusun dengan sebelumnya melakukan identifikasi perilaku kebersihan gigi mulut.Tujuan : Menganalisis hubungan antara perilaku kebersihan gigi mulut dengan indeks plak, laju alir saliva, dan kuantifikasi bakteri Veillonella Parvula dalam saliva di komunitas pesantren populasi anak usia 12 – 14 tahun. Metode: Penelitian dilakukan pada 101 siswa Ibnu Hajar Boarding School. Pengisian kuesioner indeks OHB untuk menilai perilaku kebersihan gigi mulut. Pengambilan sampel saliva tanpa stimulasi dan diukur lajur alir, dilanjutkan pemeriksaan indeks plak. Sampel saliva dibawa ke laboratorium untuk mengetahui kuantifikasi bakteri Veillonella parvula melalui metode RT-PCR. Hasil: Koefisien korelasi antara OHB dengan Indeks plak adalah r = 0.127 p-value = 0.204. Koefisien korelasi antara OHB dengan laju alir saliva adalah r = -0.211, p-value = 0.034. Koefisien korelasi antara OHB dengan Ct Veillonella parvula adalah r = -0.156 , p-value = 0.119. Kesimpulan: Terdapat hubungan berbanding terbalik dan bermakna antara perilaku kebersihan gigi mulut dengan laju alir saliva, dan hubungan tidak bermakna antara perilaku kebersihan gigi mulut dengan indeks plak dan kuantifikasi bakteri Veillonella parvula.

Background: Boarding schools in Indonesia operate as residential educational institutions. The oral health status in some boarding schools still indicates moderate to low results, despite more than four million adolescents pursuing education in these institutions. Efforts to improve oral health include implementing a school-based oral health promotion program, which can be designed after identifying oral hygiene behaviors. To date, there has been no study examining the relationship between oral hygiene behaviors and plaque index, saliva flow rate, and quantification of Veillonella Parvula. Objective: To analyze the relationship between oral hygiene behaviors and plaque index, saliva flow rate, and quantification of Veillonella Parvula in a population of 12- to 14-year-old students in a boarding school. Method: The OHB index questionnaire was used to assess oral hygiene behaviors. Unstimulated saliva samples were collected and saliva flow rate measured, followed by plaque index examination. Saliva samples were taken to the laboratory to determine the quantification of Veillonella Parvula bacteria using RT-PCR. Results: The correlation coefficient between OHB and the plaque index was r = 0.127, p-value = 0.204. The correlation coefficient between OHB and saliva flow rate was r = -0.211, p-value = 0.034. The correlation coefficient between OHB and Ct Veillonella Parvula was r = -0.156, p-value = 0.119. Conclusion: There was an inverse and significant relationship between oral hygiene behavior and salivary rate, and a non-significant relationship between oral hygiene behavior and plaque index and quantification of Veillonella parvula bacteria."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Intan Deliza
"Jurnal ini membahas tentang analisis makna puisi karya Munir Mezyed, seorang penyair asal palestina yang berjudul shuwarun fii Adz-dzakirah bait 1, 2, 3, 4, 5, dan 10 menggunakan teori ilmu balaghah. Selain aspek retorika, penulis juga menggunakan teori strukturalisme puisi untuk meneliti puisi tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis puisi tersebut dan juga aspek retorika yang terdapat dalam puisi tersebut. Puisi shuwarun fii Adz-dzakirah bait 1, 2, 3, 4, 5, dan 10 ini memiliki tema ghazal, atau tema yang sering digunakan oleh penyair arab klasik untuk menggambarkan sosok wanita, namun seiring dengan kemajuan kesusastraan Arab, tema tersebut mengalami perluasan dalam fungsinya, kini tema tersebut sudah banyak digunakan tidak hanya untuk menggambarkan sosok wanita, tapi juga perasaan, gejolak, dan pengaruh yang ditimbulkan oleh seorang wanita. Puisi ini termasuk ke dalam tema tersebut karena menggambarkan gejolak dan pengaruh ketika jatuh cinta kepada seorang wanita. Dari aspek retorika, puisi shuwarun fii Adz-dzakirah bait 1, 2, 3, 4, 5, dan 10 ini menggunakan ilmu bayan, ilmu ma rsquo;ani, dan ilmu badi rsquo;, namun ilmu badi rsquo; yang digunakan lebih sedikit di dalam puisi ini, yang lebih mendominasi yaitu ilmu bayan dan ilmu ma rsquo;ani. Puisi ini termasuk ke dalam jenis puisi prismatis karena mengandung banyak bahasa kias dan juga kosakata konotatif, sehingga sukar untuk diterka maksud dan tujuannyaKata kunci: Puisi, balaghah, Makna, Munir Mezyed.

This journal discusses the analysis of the meaning of a poem by Munir Mezyed, a Palestinian poet, entitled shuwarun fii Adh dzakirah. verses 1, 2, 3, 4, 5, and 10 using the theory of balaghah. In addition to aspects of the rhetoric, the author also uses structuralist theory of poetry to analyze the poem. The purpose of this study was to determine the types of poetry and rhetoric aspects contained in the poem. Poetry shuwarun fii Adh dzakirah verses 1, 2, 3, 4, 5, and 10 have ghazal theme, or a theme often used by classical Arabic poets to describe the female figure, but along with the advancement of Arabic literature, the theme was expanded in its function, the theme has now been widely used not only to describe the woman, but also feelings, turmoil, and the effect caused by a woman. The poem is included in this theme because it depicts the turmoil and influence when falls in love with a woman. When this poem viewed from the aspect of rhetoric,it uses ilmu bayan, ilmu Ma 39 ani, and also ilmu badi 39 , ilmu badi 39 used less in this poem, which dominates ilmu bayan and ilmu Ma 39 ani. This poem is included into the prismatic types of poetry because it contains a lot of figurative language and connotative vocabulary, so it is difficult to be able to guess the intent and purpose of this poemKeywords Poem, Balaghah, Meaning, Munir Mezyed
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aurelia Anissha Emily Damayanti
"Era 1980an merupakan era kejayaan bagi kesusastraan di Korea Selatan, khususnya puisi. Park Nohae, sebagai salah satu penyair di masa itu, merupakan penyair yang secara langsung merasakan kerasnya kehidupan yang dijalani para buruh di negara tersebut pada masa pemerintahan Park Chunghee hingga Chun Doohwan. Dalam buku kumpulan puisi pertamanya yang berjudul Nodong ui Saebyeok, Dawn of Labor), ia menuliskan banyak puisi mengenai perjuangan buruh serta perasaan buruh dengan berbagai simbol demi memberikan kritik terhadap pemerintahan Chun Doohwan selama era 1980an. Berdasarkan metode kualitatif-analisis, penulis menemukan bahwa 2 judul puisi yang ada dalam buku tersebut, di antaranya Haneul dan Heokkaebi memiliki simbol khusus untuk menggambarkan kritik terhadap pemerintahan yang dilakukan oleh para buruh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa puisi Haneul dan Heokkaebi memiliki kesamaan dalam menjabarkan orang-orang yang memiliki kekuasaan dalam pemerintah atau orang-orang terpelajar sebagai seseorang yang menakutkan atau orang yang hanya berbicara omong kosong di depan rakyat. Untuk memperkuat kritik dalam puisi, penyair menggunakan simbol utama yang digunakan pada kedua puisi tersebut sudah terlihat dari judulnya, yakni langit dan ilusi.

The 1980s era was best known as the era of literature in South Korea, poem in particular. Park Nohae as one of the poet from that era has faced the struggle of laborers during Park Chunghee and Chun Doohwans regime. In his first book collection of poems entitled Nodong ui Saebyeok, Dawn of Labor, Park Nohae has written many poems that told about the laborers struggles and their feelings about the regime in many symbolic meanings to criticize the Chun Doo Hwans government. By using the qualitative method of analysis, the researcher found that two poems titled Haneul dan Heokkaebi from Park Nohaes first book have specific symbol to deliver laborers criticism toward the government. As the result of this research is that Haneul and Heokkaebi contained the same way to describe people whom have powers in government and those who have good education as someone whose scary and speaks nonsense in front of the mass. To give more meanings to those poems, Park Nohae used a symbol which is the same as the title, sky and illution."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>