Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177558 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indria Wahyuni
"Penelitian telah dilakukan di kawasan hutan mangrove cagar alam Pulau Dua Serang, Banten pada bulan September hingga November 2011. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui produksi dan potensi unsur hara, serata menduga pelepasan unsur hara dari serasah ke lingkungan perairan laut. Pengambilan sampel untuk analisis vegetasi mangrove dilakukan dengan menggunakan metode transek-kuadrat. Guguran serasah ditangkap dengan littertrap dan besarnya serasah yang dilepas ke perairan laut dilakukan pengujian dengan menyaring serasah di aliran air yang menghubungkan antara hutan mangrove dengan perairan laut, untuk produksi potensial unsur hara dari serasah dilakukan analisis unsur hara (C, N, P) di laboratorium.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis mangrove yang mendominasi yaitu Avicennia marina dan Rhizophora apiculata dengan kerapatan relatif sebesar 51,43% dan 36,19%. Hutan mangrove cagar alam Pulau Dua menghasilkan total rata-rata serasah sebesar 4,05 gr/m2/hari atau 14,78 ton/ha/tahun dengan penyumbang terbesar dari serasah daun. Produksi potensial unsur hara serasah yang dihasilkan sebesar 0,3456 gr-C/m2/hari atau 1,2616 ton-C/ha/tahun, 0,0091 gr-N/m2/hari atau 0,0333 ton-N/ha/tahun, 0,0008 gr-P/m2/hari atau 0,0031 ton-P/ha/tahun. Hutan mangrove cagar alam Pulau Dua turut menyumbangkan serasahnya ke perairan laut sebesar 855,4724 gr/m3/hari.

The research has been conducted at mangrove forest of Pulau Dua conservation in Serang town of Banten province from September to November 2011. The purposes of study were to know the production and potential nutrient of mangrove litter and to expect the nutrients released into marine environment. The sample was taken by employing transect-square method. Mangrove litter avalanches were caught by litter-trap and the size was examined by filtering the litter in water flow which connected mangrove forest and marine. The potential nutrient production of mangrove litter was analyzed by administering nutrient analysis of C, N, and P in laboratory.
The findings showed that the dominating mangrove types were Avicennia marina and Rhizophora apiculata with 51.43% and 36.19%. of relative density. The mangrove forest of Pulau Dua conservation produced 4.05 gr/m2 /day litters on average total or 14.78 ton/ha/year litters, and the largest contributor was leaves. The production of litters’ potential nutrient achieved 0.3456 gr-C/m2/day or 1.2616 ton-C/ha/year, 0.0091 gr-N/m2/day or 0.0333 ton-N/ha/year, 0.0008 gr-P/m2/day or 0.0031 ton-P/ha/year. Mangrove forest of Pulau Dua conservation also contributed 855.4724 gr.day/m3 litters to marine waters.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T42026
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selvianti Asmara Putri
"Penelitian mengenai peran siput Terebralia dalam mengurai serasah mangrove dan menyimpan karbon telah dilakukan pada bulan November hingga Desember 2013. Hasil penelitian kepadatan, Terebralia palustris memiliki nilai kepadatan yang paling tinggi yaitu 25 individu/m2. Sedangkan Terebralia sulcata memiliki nilai kepadatan yang lebih rendah yaitu 15 individu/m2. Kandungan karbon yang tersimpan dalam tubuh T. palustris berkisar antara 16,27?18,89% dengan rata-rata sebesar 17,45%. Sedangkan karbon yang tersimpan dalam tubuh T. sulcata berkisar antara 15,98?17,62% dengan rata-rata 16,87%. Potensi penyimpanan karbon oleh T.palustris sebesar 4374 gr C/m2 dan T. sulcata, berpotensi menyimpan karbon sebesar 2609 gr C/m2. Berdasarkan analisis statistik, terdapat korelasi antara panjang maupun berat T. palustris terhadap total karbon dengan masing-masing P= 0,001 dan P= 0,002. Sebaliknya, pada T.sulcata tidak terdapat korelasi antara panjang maupun berat cangkangnya terhadap total karbon yang dikandungnya dengan masing-masing P= 0,071 dan P= 0,289.
Penelitian mengenai penguraian seresah dilakukan hanya menggunakan Terebralia dewasa yaitu, Terebralia palustris lebih dari 5 cm dan Terebralia sulcata lebih dari 3 cm. Dalam pengambilan data selanjutnya, dibuat 30 titik kuadran dengan ukuran 0,25 x 0,25 m yang ditentukan secara acak. Rata-rata persentase penguraian serasah oleh T. palustris adalah sebesar 3,48% ± 0,18 /hari untuk R. apiculata dan 8,28% ± 0,13 /hari untuk R. stylosa. Sedangkan T. sulcata mengurai serasah rata-rata sebesar 4,07% ± 0,12 /hari untuk R. apiculata dan 4,93 % ± 0,15 /hari untuk R. stylosa.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak ditemukan korelasi antara panjang dan berat T.palustris dengan persentase penguraiannya. Begitu pula dengan T.sulcata, tidak ditemukan korelasi antara berat dengan laju penguraiannya. Sebaliknya, terdapat korelasi antara panjang T. sulcata dengan persentase penguraiannya.

Research on the role of Terebralia snails in mangrove leaf litter removal and store carbon was held in November and December 2013. Density of research results, Terebralia palustris has the highest density value of 400 individu/m2. While Terebralia sulcata has a lower density value is 240 individu/m2. Carbon content stored in the body T. palustris ranged from 16.27 to 18.89 % with an average of 17.45 % . While the carbon stored in the body of T. sulcata ranged from 15.98 to 17.62 % with an average of 16.87 %. Potential carbon storage by T. palustris is 4374 g C/m2, whereas T. sulcata potentially storing carbon at 2609 g C/m2. Measurement of litter removal activity was carried out in mangrove dominated by Rhizophora sp. The research location was located in the intertidal mangrove affected part tide.
Research conducted using only adult Terebralia such as, Terebralia palustris more than 5 cm and Terebralia sulcata more than 3 cm. In subsequent data collection, we made 30 points quadrant with 0.25 x 0.25 m size was determined at random. The average percentage of leaf litter removal by T. palustris is equal to 3,48% ± 0,18 / day for R. apiculata and 8,28% ± 0,13/ day for R. stylosa. While T. sulcata litter parse an average of 4,07% ± 0,12 / day for R. apiculata and 4,93 % ± 0,15 / day for R. stylosa.
The results also show that there were no correlation was found between the length and weight percentage T.palustris with decay. Similar with T.sulcata, no correlation was found between the weight of the rate of decay. Instead, there is a correlation between the length of T. sulcata with the percentage of decay.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T42828
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Sari Nurhidayati
"Penelitian di ekosistem mangrove Tanjung Lesung, Banten bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang struktur dan komposisi vegetasi; potensi produksi dan kecepatan dekomposisi serasah, dan produksi C,N, P; serta kemampuan menyimpan dan menyerap karbon mangrove. Struktur dan komposisi vegetasi diukur dengan transek kuadrat dengan total luasan pengamatan 3300 m2. Produksi serasah dihitung menggunakan perangkap serasah ukuran 1x1 m2. Laju dekomposisi serasah diukur selama 84 hari dengan pengamatan setiap 14 hari sekali. Cadangan karbon diestimasi dengan persamaan allometrik. Total spesies vegetasi yang ditemukan di areal penelitian adalah 7 spesies dari 6 famili. Vegetasi tingkat pohon dan belta didominasi oleh Lumnitzera racemosa dengan kerapatan 670 pohon/ha dan 2252 pohon/ha. Produksi serasah sebesar 1,571 ± 0,924 g/m2/hari, tersusun atas daun 1,563 ± 0,916 gr/m2/hari (99,50%) dan ranting sebesar 0,008 ± 0,048 gr/m2/hari (0,50%). Laju dekomposisi serasah sebesar 0,09 ± 0,07 gr/hari dengan persentase serasah daun yang terdekomposisi/hilang sebesar 47,9 ± 15,5%. Potensi unsur hara dari serasah daun sebesar 0,025 ± 0,002 g C/m2/hari; dan 0,001 ± 0,0006 g N/m2/hari; serta 0,0003 ± 0,00026 g P/m2/hari. Rata-rata unsur karbon yang terlepas dari serasah daun selama proses dekomposisi sebesar 5,36 ± 2,24%, sementara untuk nitrogen sebesar 0,009 ± 0,008%, dan total phosfat sebesar 0,0012 ± 0,00038%. Biomassa dan kandungan karbon di atas dan bawah permukaan tanah sebesar 24,29 ton/ha dengan 11,4 ton C/ha, kandungan karbon tanah sebesar 127,88 ton C/ha. Total cadangan karbon mangrove di Tanjung Lesung sebesar 139,296 ton C/ha, sebesar 91,8% cadangan karbon tersimpan dalam tanah. Kemampuan menyerap CO2 atmosfer sebesar 24,522 Ton CO2/ha untuk tingkat pohon dan 4,79 Ton CO2/ha untuk tingkat anakan.

Research in mangrove ecosystem of Tanjung Lesung, Banten aims to obtain information of vegetation structure and composition; production, decomposition rates, nutrient contribution of mangrove litter; and potential carbon stocks. Structure and composition of vegetation measured by quadrant method, with total observation area is 3300 m2. Litter production was collected using the litter-trap (1 x 1m) during two months. Litter decomposition rates were measured for 84 days with observations every 14 days. Carbon stock are estimated by allometric equation. The diversity of mangrove vegetation consists of 7 species from 6 families. At the tree level and sapling, vegetation is dominated by Lumnitzera racemosa has the density around 670 tree/ha and 2252 tree/ha. Litter production is about 1,571 ± 0,924 g/m2/day, that consist of leaf 1,563 ± 0,916 gr/m2/day (99,50%) and stalk 0,008 ± 0,048 gr/m2/day (0,50%). Litter decomposition rate is about 0,09 ± 0,07 gr/day with the percentage of litter decomposed of 47,9 ± 15,5%. The potential of litter nutrient are 0,025 ± 0,02 g C/m2/day; 0,001 ± 0,0006 g N/m2/day; and 0,0003 ± 0,00026 g P/m2/day. Carbon average that was detached from litter during decomposition is 5,36 ± 2,24%, while for nitrogen is 0,009 ± 0,008%, and total phosphate is 0,0012 ± 0,00038%. Biomass and carbon stock above and below the ground surface are 24,29 ton/ha with 11,4 tons C/ha. Carbon stock of sedimen mangrove is 127,88 ton C/ha. Total carbon stock of mangrove in Tanjung Lesung, Banten is about 139,296 ton C/ha, where 91,8% of them stored in sediment mangrove. The ability to absorb CO2 in atmosphere is 24,522 tons CO2/ha for trees level and 4,79 tons CO2/ha for sapling.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T46072
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meilisha Putri Pertiwi
"Penelitian komunitas ikan yang tertangkap dengan jaring push net dan kaitannya dengan produksi serasah hutan mangrove di Pulau Panjang, Teluk Banten telah dilakukan pada bulan Oktober?Desember 2014 saat pasang purnama. Tujuan penelitian untuk melihat keanekaragaman dan komunitas ikan serta mengetahui besarnya serasah yang dilepas ke perairan laut dan hubungan antara C, N, P serasah dengan C, N, P Chandidae (famili ikan dominan dalam penelitian). Metode penangkapan ikan dengan push net secara manual dan pemasangan perangkap serasah berupa paralon yang mengarah ke perairan laut di Stasiun 1 dan 2. Hasil tangkapan ikan yaitu 1.770 individu (14 famili, 16 marga, dan 22 spesies). Jumlah terbanyak di Stasiun 1 (1.213) dan bulan November (749). Nilai H? di Stasiun 1 (0,71) dan 2 (0,81) adalah rendah dan sedang, didukung rendahnya nilai E dan tingginya D. Sebanyak 51% ikan yang tertangkap adalah Ambassis gymnocephalus dari famili Chandidae. Ikan komersial yang tertangkap yaitu dari famili Mugilidae dan Serranidae. Mayoritas ikan yang tertangkap juga merupakan ikan penetap sejati (true resident) yaitu berjumlah 1.248 ekor. Biomassa serasah dan Chandidae terbesar yaitu di bulan Desember (219,49 g dan 75,85 g). Sementara Stasiun 1 memberikan biomassa terbesar untuk serasah (162,99 g) dan Stasiun 2 untuk Chandidae (19,14 g). Nilai serasah terbanyak yang dilepas ke laut yaitu pada bulan Desember di Stasiun 1 (47,47 g/m³/s). Nilai koefisien relasi C, N, P serasah dengan C, N, P Chandidae memberikan hasil yang sama yaitu 0,999. Model regresi yang terbentuk berturutturut yaitu Chandidae = 0,889 C Serasah, Chandidae = 11,367 N Serasah, dan Chandidae = 5,407 P Serasah.

The research of fish community and its correlation with the production of mangrove forest litter in Panjang Island, Banten Bay had been conducted from October to December 2014 while spring tide. The research?s aim was to know the fish diversity and fish community, to identify mangrove litter?s value to the sea and correlation between C, N, P of mangrove litter and C, N, P of Chandidae (the biggest fish family captured). The method was used push net manually active and also water pipes were put to captured mangrove?s litter to the sea at Station 1 and 2. In total, 1770 species were captured (14 families, 16 genera, and 22 species), the most large number were at Station 1 and in November (1.213 and 749 individus). H? value at Station 1 was low (0,71), meanwhile at Station 2 was moderate (0,81). It supported by low E value. 51% fish captured was Ambassis gymnocephalus from Chandidae family. Economic value fish captured were Mugilidae and Serranidae. Mostly fish captured also were true resident fish (1.248). The biggest biomass of mangrove litter was been at Station 1 (162,99 g), while Chandidae was been at Station 2 (19,14 g). The biggest removed mangrove litter to the sea water was in December and Station 1 (47,47 g/m³/s). The Pearson correlation from C, N, P of mangrove litter and C, N, P of Chandidae gave the same value (0,999). The model of Linear Regression were Chandidae = 0,889 C Mangrove litter, Chandidae = 11,367 N Mangrove litter, dan Chandidae = 5,407 P Mangrove litter.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T44340
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Maulidina Ashuri
"Penelitian dilakukan pada bulan Maret--Juni 2013 di Hutan Mangrove Pancer Cengkrong, Trenggalek, Jawa Timur. Penelitian bertujuan untuk memperoleh informasi komposisi vegetasi, potensi stok karbon, produksi, laju dekomposisi dan kontribusi nutrisi serasah mangrove. Komposisi vegetasi diukur menggunakan transek kuadran. Stok karbon diestimasi dengan persamaan allometrik. Produksi serasah dihitung menggunakan perangkap serasah ukuran 1x1m2. Laju dekomposisi serasah diukur selama 56 hari dengan pengamatan 2 minggu sekali. Kontribusi serasah ke perairan diperoleh dengan menyaring serasah pada saluran air saat laut surut. Sebanyak 26 spesies telah diidentifikasi (17 mangrove sejati dan 9 mangrove asosiasi). Vegetasi pohon didominasi oleh Sonneratia alba J.E. Smith dengan kerapatan 596 pohon/ha sedangkan anakan dan semai didominasi Ceriops tagal (Perr.) C.B. Robinson (kerapatan 1.745 anakan/ha; 34.745 semai/ha). Stok karbon dan biomassa total di lokasi penelitian masing-masing 185,81 ton/ha dan 400,45 ton/ha (total serapan CO2 sebesar 681,91 ton/ha). Sebagian besar sumbangan stok karbon berasal dari S. alba, Rhizophora apiculata Blume, dan Avicennia alba Blume. Produksi serasah 1,42 g/m2/hari, tersusun atas daun 84%, organ reproduksi 9% dan ranting 7%. Potensi nutrisi serasah 0,4 gC/m2/hari dan 0,012 gN/m2/hari. Serasah dilepas ke perairan sebesar 11,15 g/m3/hari. Laju dekomposisi serasah daun paling cepat ialah R. apiculata (0,20 g/hari). Nilai nutrisi tertinggi terdapat pada S. alba dengan rasio C:N 62,90.

Research has been conducted in March--June 2013 on the Mangrove Forest Cengkrong Pancer, Trenggalek, East Java. The objectives were to obtain information of vegetation composition, potential carbon stocks, production, decomposition rates, and nutrient contribution of mangrove litter. There were 50 quadrants on tree stations for vegetation analysis. Potential carbon stock was calculated by allometric equations. Littertrap size 1x1 m2 used to calculate litter production. Decomposition rate calculated for 56 days by once observation in two weeks. Litter contribution to waters was obtained by filtering water channel at low tide. The total of 26 species were identified (17 true mangroves and 9 association mangroves). The vegetation dominated by Sonneratia alba J.E. Smith (596 trees/ha) while the saplings and seedlings dominated by Ceriops tagal (Perr.) C.B. Robinson (1,745 saplings/ha; 34,745 seedlings/ha). Total biomass were 400.45 ton/ha and carbon stocks 185.81 ton/ha (CO2 uptake 681,91 ton/ha). The carbon stocks were donated from S. alba, Rhizophora apiculata Blume, dan Avicennia alba Blume. The production of litter was 1.42 g/m2/day consisting of leaves 84%, reproductive organs 9%, and twigs 7% respectively. The litter contained 0.4 gC/m2/day and 0.012 gN/m2/day. In addition 11.15 g/m3/day litters flow towards the waters during high tide. The fastest decomposition rate of leaf litter was R. apiculata (0.20 g/day). While the highest nutritional value from S. alba with C:N ratio of 62.90."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Indonesia, 2014
T39122
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Via Apriyani
"Penelitian mengenai potensi stok dan serapan karbon ekosistem mangrove di Pulau Tunda telah dilakukan pada bulan April--Juni 2016. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi stok dan serapan karbon ekosistem mangrove, mengetahui spesies mangrove yang memiliki stok dan serapan karbon potensial, dan memperoleh estimasi harga karbon ekosistem mangrove di Pulau Tunda. Penentuan lokasi pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling pada enam stasiun bagian selatan dan timur Pulau Tunda.
Berdasarkan hasil analisis kandungan karbon ekosistem mangrove Pulau Tunda, diperoleh nilai biomassa 196,76 ton/ ha, stok karbon 91,48 ton/ ha, dan serapan karbon 335,06 ton/ ha. Proporsi stok dan serapan karbon terbesar tingkat pohon dan pancang mangrove di Pulau Tunda berasal dari spesies Excoecaria agallocha yaitu 107,47 ton/ ha dan 392,23 ton/ ha. Ekosistem mangrove Pulau Tunda memiliki estimasi harga karbon sebesar Rp 88.690.382--Rp 221.725.955 ton/ ha.

Research on the carbon uptake and stock potency of mangrove ecosystem in Tunda Island was conducted on April--June, 2016. The aim of the study was to analyze the mangrove ecosystem potency of carbon stock and its uptake, to know the mangrove species that has potential carbon stock and its uptake, and to estimate the potency of carbon price mangroveecosystem in Tunda Island. The location of sampling was determined by purposive sampling at six stations of south and east part Tunda Island.
The analysis result of carbon content at Tunda Island mangrove ecosystem showed that, biomass 196.76 ton/ ha, carbon stock 91.48 ton/ ha, and carbon uptake 335.06 ton/ ha. The largest proportion of the stock and carbon uptake at the level of mangrove tree and sapling in Tunda Island derived from Excoecaria agallocha, that is 107.47 ton/ ha and 392.23 ton/ ha. Tunda Island mangrove ecosystem have an estimated total carbon price of Rp 88.690.382--Rp 221.725.955 ton/ ha.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65336
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Irfan Fitriawan
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S31526
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Arfando
"Mangrove memiliki peranan yang sangat besar, terutama bagi pulau kecil seperti Pulau Panjang yang rentan akan pengaruh arus dan gelombang. Penelitian mengenai perubahan mangrove di Pulau Panjang dilakukan untuk mengetahui perubahan distribusi area dan kerapatan tajuk mangrove selama kurun waktu 17 tahun (1991-2008) melalui interpretasi citra Landsat yang dikaitkan dengan variabel perkembangan jumlah penduduk, perubahan penutup lahan dan kondisi fisik perairan Pulau Panjang. Dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif secara keruangan, terungkap bahwa mangrove di Pulau Panjang terus mengalami degradasi, baik dari segi luas area maupun kerapatan tajuknya, akibat dari peningkatan abrasi pantai, pertambahan jumlah penduduk dan konversi area mangrove, yang terutama terjadi di bagian luar area mangrove yang berbatasan dengan lahan terbangun maupun lahan terbuka.

Mangroves has very important function, especially for isle like Panjang Island which susceptable from wave and current influence. The research about mangroves change at Panjang Island is done to detect distribution change area and coronet closeness mangrove during range of time 17 year (1991-2008) pass image landsat interpretation relating with citizen total development variable, land cover change and waters physical condition in Panjang Island. By using qualitative descriptive analysis method according to spatial, revealed that is mangrove at long island then experiences degradation, either from vast aspect area also the coronet closeness, effect of enhanced abrasi coast, citizen total increase and conversion area mangrove, most off all happen at exterior area mangrove that abut on tune awaken also opened tune.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S34107
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asti Citra Pertiwi
"Penelitian mengenai analisis kerapatan dan persebaran vegetasi mangrove menggunakan teknologi penginderaan jauh berlokasi di Pulau Tunda, Kabupaten Serang, Provinsi Banten perlu dilakukan untuk memberikan informasi dan data ilmiah mengenai vegetasi mangrove di Pulau Tunda. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui komposisi spesies vegetasi mangrove, kerapatan vegetasi mangrove, dan zonasi vegetasi mangrove. Penelitian ini telah dilakukan pada 1--5 April 2016. Metode penelitian yang digunakan antara lain purposive sampling, metode transek garis berpetak, dan pengolahan citra landsat 8 OLI.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi mangrove sejati terdiri atas 9 spesies dari 7 famili, sedangkan mangrove asosiasi terdiri atas 9 spesies dari 8 famili. Kerapatan vegetasi mangrove berdasarkan transfomrasi NDVI (0,194) dan EVI (0,085) termasuk ke dalam kelas kerapatan mangrove jarang dan tingkat kesehatan mangrove rendah. Koefisien korelasi antara NDVI (0,147) dan EVI (0,007) dengan luas basal area berkolerasi positif tetapi tergolong rendah. Zonasi mangrove sejati yang paling dominan ialah 1) Rhizophora stylosa, 2) Excoecaria agallocha, dan 3) Sonneratia caseolaris, sedangkan zonasi mangrove asosiasi ialah 1) Pongamia pinnata, 2) Morinda citrifolia, dan 3) Pandanus odoratissima. Mangrove di Pulau Tunda memiliki kelas kerapatan jarang dan persebaran acak.

Research on analysis of the density and distribution of mangrove vegetation using remote sensing technology in Tunda Island, Serang Regency, Banten Province, was needed to give information and scientific data about mangrove vegetation in Tunda Island. The study aims to know species composition of mangrove vegetation, mangrove vegetation density, and mangrove vegetation zonation. The study was conducted on 1st -- April 5th, 2016. The method was used purposive sampling, partition line transect, and landsat satellite image 8 OLI processing.
The results showed that true mangrove composition consist of 9 species from 7 families, while associate mangrove consist of 9 species from 8 families. Mangrove vegetation density based transformation of NDVI (0,194) and EVI (0,085) was considered as rare class of mangrove density and mangrove healthy as low grade. Correlation coefficient between NDVI (0,147) and EVI (0,007) with basal area was considered as positive correlation but low grade correlation. The most dominant zonation of true mangrove vegetation were 1) Rhizophora stylosa, 2) Excoecaria agallocaha, and 3) Sonneratia caseolaris, while zonation of associate mangrove were 1) Pongamia pinnata, 2) Morinda citrifolia, and 3) Pandanus odoratissima. Mangrove in Tunda Island has rare class of density and random distribution.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64368
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Giri Sindu Nala
"ABSTRAK
Penelitian mengenai kualitas dan efisiensi pakan dugong (Dugong dugon) serta jenis-jenis dan kelimpahan lamun dilakukan di Sea World Indonesia (SWI), Jakarta dan Perairan Bojonegara, Banten. Penelitian ini sangat penting mengingat keberadaan lamun sebagai pakan dugong di Indonesia sangat terbatas jumlahnya. Penelitian bertujuan untuk mengukur kualitas pakan (nilai nutrisi dan senyawa antinutrisi) serta jenis-jenis dan kelimpahan lamun pakan dugong. Metode pengukuran nilai nutrisi menggunakan analisis proksimat dan pengukuran senyawa antinutrisi menggunakan analisis fitokimia. Syringodium isoetifolium merupakan pakan yang lebih baik dibandingkan dengan Halophila ovalis dan Halodule uninervis. Nilai nutrisi Syringodium isoetifolium, Halophila ovalis, dan Halodule uninervis menunjukkan protein kasar 1,79%, 0,73%, 0,26%; serat kasar 4,23%, 4,48%, 1,58%; lemak kasar 0,04%, 0,03%, 0,02%; dan energi bruto 397 kal/gram, 332 kal/gram, 181 kal/gram. Syringodium isoetifolium mengandung senyawa antinutrisi (saponin, alkaloid, dan tanin) namun tidak mengandung senyawa flavonoid, sedangkan Halophila ovalis dan Halodule uninervis mengandung senyawa antinutrisi (saponin, alkaloid, tanin, dan flavonoid). Efisiensi pakan Syringodium isoetifolium dilakukan dengan analisis kecernaan secara in vivo pada dugong di SWI. Efisiensi pakan termasuk kategori baik. Nilai kecernaan pakan berupa protein kasar, serat kasar, lemak kasar, dan energi bruto secara berurutan adalah 98,16%, 98,85%, 97,93%, dan 98,04%. Jenis-jenis dan kelimpahan lamun dihitung menggunakan metode transek kuadrat. Hasil perhitungan menunjukkan adanya 7 jenis lamun. Kerapatan jenis dan frekuensi kehadiran jenis-jenis lamun, yaitu Enhalus acoroides 36--64 tegakan/m2 dan 0,88--0,94, Cymodocea rotundata 7,76--15,76 tegakan/m2 dan 0,12--0,23, Cymodocea serrulata 44--51,06 tegakan/m2 dan 0,35--0,59, Thalassia hemprichii 42,59--187,76 tegakan/m2 dan 0,29--0,53, Halodule uninervis 2,35--7,75 tegakan/m2 dan 0,17--0,19, Syringodium isoetifolium 339,06--489 tegakan/m2 dan 0,29--0,47, serta Halophila ovalis yang tidak masuk dalam transek kuadrat namun ditemukan. Kerapatan jenis yang tinggi dan frekuensi kehadiran yang rendah memperlihatkan bahwa Syringodium isoetifolium dan Thalassia hemprichii ditemukan dalam keadaan mengumpul pada salah satu tipe substrat, yaitu pasir lumpuran. Penelitian menyimpulkan bahwa Syringodium isoetifolium merupakan pakan yang lebih baik dibandingkan dengan Halophila ovalis dan Halodule uninervis, keadaan Syringodium isoetifolium mengumpul di substrat tertentu (pasir lumpuran), serta faktor pembatas keberadaan Syringodium isoetifolium, yaitu sedimentasi lumpur.

ABSTRACT
Quality and Efficiency of dugong?s (Dugong dugon) food and also species and abundance of seagrasses are studied at Sea World Indonesia (SWI) and Bojonegara waters, Banten. This study is very important because the presence of seagrasses as dugong feed in Indonesia is very limited. The objective of the study are to determine the quality (nutritional value and antinutritive compounds), efficiency, species and abundance of seagrasses as dugong feed. Food quality using proximate (nutritional value) and phytochemical (anti-nutritive compounds) analysis. The results of nutritional value Syringodium isoetifolium, Halophila ovalis, and Halodule uninervis showed crude protein 1.79%, 0.73%, 0.26%; crude fiber 4.23%, 4.48%, 1.58%; crude fat 0, 04%, 0.03%, 0.02%; and gross energy 397 cal/g, 332 cal/g, 181 cal/gram. Syringodium isoetifolium contains anti-nutritive compounds (saponins, alkaloids, and tannins) but no flovonoids compound, while Halophila ovalis and Halodule uninervis contain anti-nutritive compounds (saponins, alkaloids, tannins and flavonoids). The efficiency of food using in vivo digestibility analysis (Syringodium isoetifolium) carried on dugongs in SWI. The efficiency in good category. Feed digestibility values ​​showed crude protein, crude fiber, crude fat, and gross energy were 98,16%, 98,85%, 97,93%, and 98,04% respectively. The species and abundance of seagrasses was calculated by using square transect method. There were found 7 species of seagrasses. The density and frequency of seagrass species are Enhalus acoroides 36-64 stands/m2 and 0.88-0.94, Cymodocea rotundata 7.76-15.76 stands/m2 and 0.12-0.23, Cymodocea serrulata 44-51.06 stands/m2 and 0.35-0.59, Thalassia hemprichii 42.59-187.76 stands/m2 and 0.29-0.53, Halodule uninervis 2.35-7.75 stands/m2 and 0.17-0.19, Syringodium isoetifolium 339.06-489 stands/m2 and 0.29-0.47, and Halophila ovalis were not included in the square transect discovered yet. High density and a low frequency of attendance shows that Syringodium isoetifolium and Thalassia hemprichii clump together in one type of substrate, i.e. muddy sand. The conclusion of this study are Syringodium isoetifolium feed better than Halophila ovalis and Halodule uninervis, Syringodium isoetifolium clump together in a particular substrate (muddy sand), and also the limiting factor for Syringodium isoetifolium is the sedimentation of mud."
2013
T32633
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>