Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160316 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indria Wahyuni
"ABSTRAK
Penelitian telah dilakukan di kawasan hutan mangrove cagar alam Pulau Dua
Serang, Banten pada bulan September hingga November 2011. Tujuan dari
penelitian adalah untuk mengetahui produksi dan potensi unsur hara, serata
menduga pelepasan unsur hara dari serasah ke lingkungan perairan laut.
Pengambilan sampel untuk analisis vegetasi mangrove dilakukan dengan
menggunakan metode transek-kuadrat. Guguran serasah ditangkap dengan littertrap
dan besarnya serasah yang dilepas ke perairan laut dilakukan pengujian
dengan menyaring serasah di aliran air yang menghubungkan antara hutan
mangrove dengan perairan laut, untuk produksi potensial unsur hara dari serasah
dilakukan analisis unsur hara (C, N, P) di laboratorium. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa jenis mangrove yang mendominasi yaitu Avicennia marina
dan Rhizophora apiculata dengan kerapatan relatif sebesar 51,43% dan 36,19%.
Hutan mangrove cagar alam Pulau Dua menghasilkan total rata-rata serasah
sebesar 4,05 gr/m2/hari atau 14,78 ton/ha/tahun dengan penyumbang terbesar dari
serasah daun. Produksi potensial unsur hara serasah yang dihasilkan sebesar
0,3456 gr-C/m2/hari atau 1,2616 ton-C/ha/tahun, 0,0091 gr-N/m2/hari atau 0,0333
ton-N/ha/tahun, 0,0008 gr-P/m2/hari atau 0,0031 ton-P/ha/tahun. Hutan mangrove
cagar alam Pulau Dua turut menyumbangkan serasahnya ke perairan laut sebesar
855,4724 gr/m3/hari.

ABSTRACT
The research has been conducted at mangrove forest of Pulau Dua conservation in
Serang town of Banten province from September to November 2011. The
purposes of study were to know the production and potential nutrient of mangrove
litter and to expect the nutrients released into marine environment. The sample
was taken by employing transect-square method. Mangrove litter avalanches were
caught by litter-trap and the size was examined by filtering the litter in water flow
which connected mangrove forest and marine. The potential nutrient production of
mangrove litter was analyzed by administering nutrient analysis of C, N, and P in
laboratory. The findings showed that the dominating mangrove types were
Avicennia marina and Rhizophora apiculata with 51.43% and 36.19%.of relative
density. The mangrove forest of Pulau Dua conservation produced 4.05 gr/m2 /day
litters on average total or 14.78 ton/ha/year litters, and the largest contributor was
leaves. The production of litters’ potential nutrient achieved 0.3456 gr-C/m2/day
or 1.2616 ton-C/ha/year, 0.0091 gr-N/m2/day or 0.0333 ton-N/ha/year, 0.0008 gr-
P/m2/day or 0.0031 ton-P/ha/year. Mangrove forest of Pulau Dua conservation
also contributed 855.4724 gr.day/m3 litters to marine waters."
Lengkap +
2012
T42026
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Filbert Kurnia Liwang
"ABSTRACT
Pembelajaran neuronatomi sangat membutuhkan kadaver terutama organ otak sebagai sarana pembelajaran. Hingga saat ini, pengawet paling umum yang digunakan adalah menggunakan cairan berbahan dasar formalin. Akan tetapi, kandungan formalin pada kadaver dapat menimbulkan berbagai efek yang merugikan bagi kesehatan manusia maupun lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan dekomposisi otak mencit yang diawetkan dengan cairan fiksatif formalin 4% dengan dan tanpa penambahan penetral formalin berbahan dasar gliserin. Penelitian ini menggunakan 18 ekor mencit (Mus musculus) yang dibagi secara acak menjadi 3 kelompok yaitu kelompok kontrol (tanpa pengawetan), kelompok yang hanya diawetkan dengan formalin 4%, dan kelompok yang diawetkan dengan formalin 4% ditambah dengan penetral gliserin. Penilaian tahapan dekomposisi dilakukan dengan skoring serta pengukuran massa total dan massa otak mencit yang dilakukan setiap minggu. Pada selisih massa otak mencit, didapatkan hasil berbeda bermakna pada minggu ke-2 pengukuran. Pada persentase selisih massa otak, didapatkan perbedaan bermakna antara kelompok formalin 4% dan gliserin dari seluruh waktu pengukuran. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan dekomposisi antara otak mencit yang diawetkan dengan formalin 4% dengan dan tanpa penambahan cairan penetral formalin berbahan dasar gliserin dimana kelompok gliserin terdekomposisi lebih cepat.

ABSTRACT
Neuroanatomy learning requires cadaver, especially the brain, as a learning tool. Until now, the most common preservertive used was using formalin-based fixative liquids. However, formalin can cause various adverse effects to human health and to the environment. Therefore, we will compare the brain decomposition rate the mice preserved with of 4% formalin fixative liquid with and without addition of glycerin-based formalin neutralizer. This study used 18 mice (Mus musculus) which were randomly divided into 3 groups: control group with no additional fixative, group preserved with 4% formalin, and group preserved with 4% formalin, then neutralized with glycerin. Assessment of the stages of decomposition is done by scoring as well as measuring the total mass and brain mass of mice that are carried out every week. Difference in brain mass of mice only obtain significantly different results on the second week of measurement. In the percentage difference in brain mass, there were significant differences between the 4% formalin and glycerin in all measurement times. Therefore, there is a difference in the level of decomposition between the brains of mice preserved with 4% formalin with and without additional formalin neutralizer with glycerin content, whereas decomposition in glycerin group is faster."
Lengkap +
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titis Wahyu Utami
"Pertumbuhan produktivitas dapat didekomposisi menjadi sumber-sumber pembentuknya yaitu perubahan teknis, perubahan efisiensi teknis, dan perubahan skala usaha. Peranan masing-masing sumber tersebut penting untuk diketahui karena Indonesia mengalami penurunan pertumbuhan TFP pada tahun 1990-2015 yang menunjukkan adanya permasalahan produktivitas. Dari hasil studi-studi sebelumnya mengenai dekomposisi pertumbuhan produktivitas di sektor industri manufaktur di Indonesia dengan pendekatan stochastic frontier, masih terdapat pertentangan yang diduga disebabkan oleh perbedaan spesifikasi model efisiensi teknis yang digunakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa spesifikasi model efisiensi teknis yang berbeda menghasilkan kontribusi relatif sumber pertumbuhan TFP yang berbeda.

Productivity growth can be decomposed into its sources, namely technical changes, technical efficiency changes, and business scale changes. The role of each of these sources is important to be studied because Indonesia experienced a decline in total factor productivity (TFP) growth in 1990-2015 which indicates a productivity issue. The results of previous studies regarding the decomposition of productivity growth in the manufacturing industry in Indonesia using a stochastic frontier approach, there are still disagreement that is thought to be caused by the technical efficiency models specifications used. The results of this study indicate that different technical efficiency model specifications produce a different relative contribution of TFP growth sources."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Ardhyastuti
"ABSTRAK
Studi tentang estimasi ketebalan dan penyebaran lateral lapisan batubara di lapangan X Cekungan Sumatra Selatan. Lapisan batubara ditemukan di kedalaman 100-400 meter berada pada Formasi Muara Enim, dengan lingkungan pengendapan fluviodeltaic. Metoda Dekomposisi spektral telah digunakan untuk mengestimasi lapisan tipis batubara dimana memiliki temporal thickness Iebih kecil dari 1/4 x. Pelaksanaan metoda dekomposisi spektral ini diterapkan melalui transformasi fourier pada data seismik 2D dalam domain frekuensi Dalam domain frekuensi pada ketebalan lapisan tipis batubara diwujudkan sebagai uraian dari rekaman spektrumnya. Dengan mengukur ketebalan spektrum notch, lapisan tipis batubara dapat diestimasi. Dari hasil pengolahan data yang dilakukan dengan
metoda dekomposisi spektral (FFT), lapisan tipis batubara bervariasi dari 9-16 meter. Pada bagian Barat Laut daerah penelitian memiliki ketebalan 9-11 meter, sedangkan di bagian Tenggara memiliki ketebalan 12-16 meter, kemudian dipetakan penyebaran secara lateral dan kontur ketebalan dengan metoda kriging. Kontur kedalaman dalam bentuk time struktur permukaan pada lapisan batubara di lapangan X dibagi menjadi tiga zona; zona dalam, menengah dan dangkal serta mengalami pendangkalan ke arah Barat Laut.

Abstract
The study estimates the thickness and lateral distribution of the "X" coal seam in the South Sumatra Basin. The coal seam is found at a depth of 100m-400m within the Muara Enim Formation whose sedimentary environment is fluvio-deltaic.
The spectral decomposition method has been applied in order to estimate the thickness of the seam whose temporal thickness is less than I/4 x. The implementation of spectral decomposition method is carried out by Fourier transforming (FFT) 2D seismic data to the frequency domain. In the frequency domain the thickness of the coal seam is manifisted as the elucidation of the notch spectrum. By measuring the width of the notch spectrum, the thickness of the coat seam can be estimated. The thickness of the coal seam varies from 9-16 meters. In the NW part of the stuady area the thickness is around 9-11 meters, while in the SE
part of the study area the thickness varies from 11-16 meters and then mapped by
its distribution with thickness contour with kriging's method. Time structure map of the surface representing the top structure of the layer where coal seam are deposited for three zones; deep zone, moderate depth, and shallow depth. It can be seen than structure shallowing toward the NW."
Lengkap +
2010
T29383
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Natalie Wijaya
"Pembelajaran anatomi dalam pendidikan kedokteran sering menggunakan kadaver. Usai digunakan, kadaver dikebumikan dengan metode deep burial. Hal ini menyebabkan pencemaran tanah yang terjadi akibat penggunaan formalin. Salah satu bahan alternatif formalin yang banyak diteliti adalah etanol-gliserin. Penelitian ini membandingkan tingkat dekomposisi tungkai belakang mencit Mus musculus yang telah diawetkan dengan etanol-gliserin dan formalin 4%. Mencit diawetkan terlebih dahulu dengan fiksatif primer formalin 10% yang menjadi standar pengawet kadaver, diikuti perendaman dengan fiksatif lanjut yaitu etanol-gliserin atau formalin 4%. Setelah itu, mencit dikebumikan selama 6 minggu dan dilihat tingkat dekomposisinya per minggu. Tingkat dekomposisi dinilai secara semikuantitatif dari penampilan, bau, dan keberadaan organisme pengurai. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat dekomposisi tungkai bawah mencit antar larutan fiksatif lanjut, dimana pada minggu ke-6 kelompok EG sampai pada tahap dry and remains sementara kelompok formalin masih berada di tahap advanced decay. Dapat disimpulkan bahwa, tungkai belakang mencit yang diawetkan dengan larutan fiksatif etanol gliserin memiliki tingkat dekomposisi yang lebih cepat dibandingkan dengan larutan formalin 4%.

Medical schools often use cadavers as a tool for learning anatomy. Once used, the cadavers are buried using the deep burial method. This may cause soil contamination due to the use of formalin. Several research have found promising results on the use of ethanol-glycerin as an alternative fixative solution for formalin. This study compared the rate of decomposition between the two fixative solutions, ethanol-glycerine and 4% formalin, on the hind limb of mice. The mice was first preserved using a standard primary fixative solution which is 10% formalin, following that procedure is preservation using advanced fixative solution, ethanol- glycerine or 4% formalin. Upon completing the preservation steps, the mice were buried for a duration of 6 weeks and observed weekly. The stages of decomposition was assessed semiquantitively by physical observations, smell, and presence of decomposers. Data obtained showed that there was a difference in the rate of decomposition between the two advanced fixative solutions, where in the 6th week the hind limbs of mice in the EG group was able to reach the dry and remains stage while the formalin group was still in the advanced decay stage. It is concluded that, the hind limbs of mice that were previously preserved with ethanol-glycerine advanced fixative solution had a faster decomposition rate than 4% formalin."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Adiwardhana
"Optimasi desain reaktor merupakan salah satu tahap penting dalam usaha peningkatan produksi karbon nanotube dan hidrogen melalui reaksi dekomposisi katalitik metana. Untuk mendukung hal ini, maka diperlukan suatu persamaan kinetika matematis yang akurat dan berlaku untuk kondisi operasi yang lebar. Pada penelitian, dilakukan studi kinetika reaksi dekomposisi katalitik metana menggunakan katalis Ni-Cu-Al dengan target komposisi 2:1:1 yang dipreparasi dengan metode kopresipitasi menggunakan presipitan larutan sodium karbonat.
Penelitian diawali dengan memformulasikan beberapa model persamaan kinetika dengan pendekatan analisis kinetika mikro (adsorpsi isotermis). Masing-masing model persamaan kinetika kemudian diuji dengan data kinetika yang diperoleh secara eksperimental. Data kinetika eksperimental diambil dengan variasi temperatur dari 650 °C sampai 750 °C pada tekanan amosferik kemudian data tersebut lalu diuji dengan model kinetika mikro yang diturunkan dari mekanisme reaksi permukaan katalis dan didapat model kinetika yang paling representatif dengan eksperimen adalah model kinetika reaksi adsorpsi metana sebagai tahap pembatas laju reaksi dengan energi aktivasi yang dibutuhkan 40.6 kJ/mol dan faktor pra-eksponensial sebesar 0.02.

Optimization of reactor design is one important step in efforts to increase production of carbon nanotubes and hydrogen via methane catalytic decomposition reaction. To support this, it needs an accurate mathematical kinetic equation and is valid for a wide operating conditions. In the study, carried out the reaction kinetics study of catalytic decomposition of methane using the catalyst Ni-Cu-Al with a target composition of 2:1:1 which was prepared with coprecipitation method using sodium carbonate as a precipitating solution.
The research began by formulating a model kinetic equation with kinetic microanalysis approach (adsorption isotherm). Each kinetic equation model was then tested with kinetic data obtained experimentally. Experimental kinetic data were taken with temperature variation from 650 °C to 750 °C at atmospheric pressure Then data can then be tested with a micro kinetic model derived from the surface of the catalyst and the reaction mechanism obtained the most representative model of the kinetics experiment is a model adsorption of methane as a limiting step reaction rate with activation energy 40.6 kJ / mol and pre-exponential factor of 0.02.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51022
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dany Mulyana
"ABSTRAK
Dekomposisi kepstrum telah berhasil dilakukan untuk meningkatkan resolusi vertikal data seismik. Dalam aplikasi data sintetik, dekomposisi kepstrum dapat
mengidentifikasi lapisan dengan ketebalan kurang dari /8. Penggunakan lifter kotak dapat mendekomposisi wavelet dan impuls reflektifitas dari sinyal seismik
dengan sangat baik, namun lifter tersebut dapat memberikan hasil yang valid hanya jika kandungan S/N sinyal input tidak kurang dari 35. Penggunaan lifter
eksponensial dapat dimanfaatkan dengan baik jika kandungan S/N kurang dari 35 hingga 5, namun lifter eksponensial tidak dapat merekonstruksi wavelet dengan
baik. Penerapan data real menunjukkan hasil dekomposisi menyediakan data yang memungkinkan interpretasi geologi secara lebih detil, dimana pada penelitian ini, setting geologi yang dipilih merupakan suatu lingkungan pengendapan zona transisi yang pengendapannya dikontrol oleh naik-turunnya permukaan air laut, sehingga membentuk suatu bentuk geologi yang memerlukan analisa identifikasi lapisan tipis. Penerapan data real juga menunjukkan bahwa dekomposisi tidak memerlukan asumsi wavelet berfasa minimum seperti halnya pada dekonvolusi
konvensional"
Lengkap +
2007
T20989
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2000
S29706
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1990
S27301
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudy Kurniadhi
"Penyelidikan karakteristik reservoir memiliki peranan penting dalam bidang eksplorasi minyak dan gas bumi (Hydrocarbon). Penyelidikan ini bisa cukup sulit dilakukan dikarenakan oleh beberapa hal, salah satunya adalah memetakan reservoir lapisan tipis yang disebabkan oleh keterbatasan resolusi seismik. Ada banyak metode yang telah diterapkan terhadap data seismik dalam karakteristik reservoir. Dekomposisi spektral telah diaplikasikan untuk interpretasi data seismik 3D.
Metode yang digunakan adalah metode Continuous Wavelet Transform (CWT), metode ini diaplikasikan pada data sintetik dan data seismik riil lapangan Bonsville. Aplikasi dari metode CWT pada data sintetik bertujuan untuk mendapatkan frequency slicing dan mengetahui frekuensi tertentu dari masing-masing frekuensi yang digunakan untuk analisa dekomposisi spectral, selanjutnya diaplikasikan pada data riil lapangan Boonsville bertujuan untuk mendapatkan horizon slice.
Hasil analisis pada data riil seismik lapangan Boonsville yang didapatkan dari proses dekomposisi spektral menunjukan adanya distribusi channel pada formasi caddo.

Reservoir characteristic investigation has an important role in hydrocarbon exploration. The investigation cannot be done easily because of several problems, on of them is for mapping the thin beds reservoir which is caused by the limitation of the seismic resolution. Many methods have been applied to seismic data in the reservoir characterization. Spectral decomposition has been applied to 3D seismic data interpretation, such as by using Continuoaus Wavelet Transform (CWT) method.
These method are applied to, first synthetic data set and second, real seismic data set collected along Boonsville field. The application of method to the synthetic data set is used to get the best frequency slicing and to know a certain frequency from each frequencies such as by using analysis spectral dekomposition, hereinafter, method are applied to the real data of the boonsville field is get the best horizon slice.
The result of analysis on real seismic data set collected along Boonsville Field with spectral decomposition process can show distribusri channel in Caddo Formation."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S29280
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>