Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115452 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Angelia Sabrina Lexthariana
"Asam lemak merupakan sumber daya alam yang banyak ditemukan pada minyak sawit. Salah satu komponen asam lemak yang paling banyak ditemukan adalah asam oleat. Asam oleat merupakan asam lemak tidak jenuh karena memiliki ikatan rangkap pada rantai karbonnya. Asam lemak memiliki berbagai senyawa turunan dengan beragam manfaat. Salah satu senyawa turunan asam lemak adalah ester asam lemak-sakarida atau ester sakarida. Senyawa ini dapat diperoleh melalui reaksi esterifikasi asam lemak dengan sakarida atau sakarida-alkohol. Ester asam lemak-sakarida memiliki berbagai manfaat di antaranya sebagai agen pengemulsi dan kandidat senyawa antikanker. Pada penelitian ini, akan dilakukan reaksi esterifikasi asam oleat dengan D-fruktosa, D-manosa, dan manitol menggunakan enzim lipase Novozyme Eversa® Transform 2.0 FG. Produk berupa ester asam oleat-fruktosa, ester asam oleat-manosa, ester asam oleat-manitol kemudian diidentifikasi menggunakan KLT (kromatografi lapis tipis) dan instrumentasi FTIR (Fourier transform-infrared). Hasil uji MTT menunjukkan nilai IC50 asam oleat, ester oleat-fruktosa, dan ester oleat-manitol masing-masing sebesar 49,10 ppm (µg/mL) (173,82 µM), 84,10 ppm (µg/mL) (189,15 µM), dan 89,74 ppm (µg/mL) (126,20 µM). Ester oleat-manosa memiliki persen inhibisi sebesar 42,02% pada konsentrasi 200 ppm (µg/mL). Nilai persen konversi asam oleat untuk produk ester oleat-fruktosa sebesar 20,67%, ester oleat-manitol sebesar 39,73%, dan ester oleat-manosa sebesar 19,11%. Uji kestabilan menunjukkan bahwa ester oleat-manosa memiliki potensi sebagai agen pengemulsi.

Fatty acids are natural resources that are mostly found in palm oil. One of the most abundant components of fatty acids is oleic acid. Oleic acid is an unsaturated fatty acid since it has double bonds in its carbon chain. Fatty acids have various derived compounds with various benefits. One of the fatty acid derivatives is the saccharide-fatty acid esters or saccharide esters. This compound can be obtained through the esterification reaction of fatty acids with saccharides or saccharide-alcohols. Fatty acid-saccharide esters have various benefits, including as emulsifier and candidates for anticancer compounds. In this study, the esterification reaction of oleic acid with D-fructose, D-mannose, and mannitol was conducted by using the lipase enzyme Novozyme Eversa® Transform 2.0 FG. The products obtained were fructose-oleic esters, mannose-oleic esters, and mannitol-oleic ester. Products were identified by using TLC (thin layer chromatography) and characterized by using FTIR (Fourier transform-infrared) instrumentation. Furthermore, the MTT test results show that the IC50 value of oleic acid, fructose-oleic ester, and mannitol-oleic ester, and is 49.10 ppm (µg/mL) (173.82 µM), 84.10 ppm (µg/mL) (189.15 µM), dan 89.74 ppm (µg/mL) (126.20 µM). respectively. As for mannose-oleic esters, it shows inhibition percentage of 42.02% at 200 ppm (µg/mL). The percentage conversion value of oleic acid for fructose-oleic esters is 20.67%, mannitol-oleic ester is 39.73%, and mannose-oleic ester is 19.11%. In addition, emulsion stability test shows that mannitololeic ester has potential as an emulsifier."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
JMIPA3-4(1-2)1998/1999
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wulida Elmiya
"PT. Unilever Indonesia yang bergerak dibidang consumer goods. mempunyai divisi home and personal care yang salah satu produknya adalah deterjen cair. Proses pembuatan deterjen cair berlangsung secara batch dengan kapasitas 10 ton setiap batchnya. Waktu pembuatan (cycle time) yang dibutuhkan berkisar 90 - 104 menit. Cycle time ini lebih lama dibandingkan dengan pembuatan produk lain yang seperti fabric sofiener mempunyai cycle time 60 menit dan Floor Cleaner 60 menit.
Sebagai perusahaan yang mempunyai komitmen menjadi pabrik kelas dunia, PT. Unilever Indonesia memakai TPM (Total Productive maintenance) sebagai sarana untuk mencapainya. Dimana salah satunya adalah diterapkannya sistem zero losses yaitu tidak boleh terjadi adanya kerugian. Dalam pembuatan deterjen ini waktu yang dibutuhkan diharapkan dapat dikurangi sehingga kerugian biaya karena waktu bisa dihilangkan.
Pada tahapan proses pembuatan deterjen cair ini, waktu untuk mengatur pH dan viskositas mempunyai waktu yang paling lama diantara tahapan proses lainnya. Sehingga diperlukan penelitian untuk mengetahui mengapa pengaturan pH dan viskositas menjadi lama. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan 4 M (Man, Methode, Machine and Material} untuk mencari penyebab lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengatur pH dan viskositas yang sesuai dengan target produk . Pada Penelitian ini hanya aspek material dan metode saja yang akan dipelajari dengan asumsi aspek machine dan man sudah sesuai standar.
Dari hasil penelitian didapatkan untuk material SLES dan LAS semakin tinggi kadar aktifnya akan mengakibatkan viskositas produk yang didapatkan semakin besar. Sedangkan untuk air semakin banyak jumlah yang digunakan akan menyebabkan viskositas turun. Dan kadar aktif optimum yang bisa untuk mencapai target viskositas adalah untuk SLES 68,7 - 70,5 % dan untuk LAS yaitu 95,8 - 97,8 %. Sedangkan untuk mengatur pH digunakan buffer asam cilric acid untuk memudahkan pencapaian pH target."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49493
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azkiah Sekar Andini
"Deterjen merupakan produk rumah tangga yang digunakan sehari-hari. Di Indonesia, tingginya permintaan terhadap deterjen membuat persaingan yang ketat dalam industri tersebut sehingga penggunaan iklan menjadi sangat penting demi memasarkan dan membedakan produk masing-masing. Namun, suatu merek tidak bisa hanya mengiklankan produknya begitu saja, tetapi perlu mempertimbangkan pesan dan konsep iklan agar lebih menonjol dibandingkan dengan produk lainnya. Salah satunya adalah dengan membuat iklan yang melakukan perbandingan terhadap produk pesaing atau iklan komparatif. Namun, penggunaan iklan komparatif harus tetap mengikuti etika periklanan. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan iklan komparatif pada merek deterjen di Indonesia, yakni Surf, Rinso, dan So Klin pada periode yang berbeda (2011 dan 2015). Analisis penggunaan iklan komparatif ini dilakukan secara tematik dengan menelaah penggunaan perbandingan dalam TVC masing-masing merek dari segi teks deskripsi, kata dan kalimat, dan visual yang digunakan. Berdasarkan temuan, iklan deterjen kerap memiliki adegan yang menyandingkan dan membandingkan produknya dengan produk lain yang dianggap sebagai produk kompetitor. Perbandingan yang dilakukan mengacu pada pesaing yang tidak disebutkan namanya (indirect comparative advertising). Selain itu, produk kompetitor selalu digambarkan tidak lebih bersih, tidak lebih cerah, tidak lebih wangi, tidak lebih banyak menghasilkan cucian, dan tidak lebih praktis atau cepat daripada produk deterjen yang sedang diiklankan. Penggunaan iklan komparatif pada merek deterjen juga memiliki kecenderungan melanggar Etika Pariwara Indonesia (EPI) karena merendahkan produk kompetitor dan dapat menyesatkan khalayak.

Detergent is a household product that is used daily. In Indonesia, the high demand for detergents makes competition intense in the industry so that the use of advertising becomes very important in order to market and differentiate each product. However, a brand cannot simply advertise its products, but needs to consider the message and advertising concept to make it stand out from other products. One of them is by making advertisements that make comparisons to competitors' products or comparative advertisements. However, the use of comparative advertising must follow advertising ethics. This paper aims to determine the use of comparative advertising on detergent brands in Indonesia, namely Surf, Rinso, and So Klin in different periods (2011 and 2015). The analysis of the use of comparative advertising is carried out thematically by examining the use of comparisons in the TVC of each brand in terms of descriptive text, words and sentences, and visuals used. Based on the findings, detergent advertisements often have scenes that juxtapose and compare their products with other products that are considered competitors' products. The comparison made refers to indirect comparative advertising. In addition, competitors' products are always described as no cleaner, no brighter, no more fragrant, no more laundry, and no more practical or fast than the detergent product being advertised. The use of comparative advertising on detergent brands also has a tendency to violate the Indonesian Advertising Ethics (EPI) because it demeans competitors' products and can mislead the public."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Azkiah Sekar Andini
"Deterjen merupakan produk rumah tangga yang digunakan sehari-hari. Di Indonesia, tingginya permintaan terhadap deterjen membuat persaingan yang ketat dalam industri tersebut sehingga penggunaan iklan menjadi sangat penting demi memasarkan dan membedakan produk masing-masing. Namun, suatu merek tidak bisa hanya mengiklankan produknya begitu saja, tetapi perlu mempertimbangkan pesan dan konsep iklan agar lebih menonjol dibandingkan dengan produk lainnya. Salah satunya adalah dengan membuat iklan yang melakukan perbandingan terhadap produk pesaing atau iklan komparatif. Namun, penggunaan iklan komparatif harus tetap mengikuti etika periklanan. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan iklan komparatif pada merek deterjen di Indonesia, yakni Surf, Rinso, dan So Klin pada periode yang berbeda (2011 dan 2015). Analisis penggunaan iklan komparatif ini dilakukan secara tematik dengan menelaah penggunaan perbandingan dalam TVC masing-masing merek dari segi teks deskripsi, kata dan kalimat, dan visual yang digunakan. Berdasarkan temuan, iklan deterjen kerap memiliki adegan yang menyandingkan dan membandingkan produknya dengan produk lain yang dianggap sebagai produk kompetitor. Perbandingan yang dilakukan mengacu pada pesaing yang tidak disebutkan namanya (indirect comparative advertising). Selain itu, produk kompetitor selalu digambarkan tidak lebih bersih, tidak lebih cerah, tidak lebih wangi, tidak lebih banyak menghasilkan cucian, dan tidak lebih praktis atau cepat daripada produk deterjen yang sedang diiklankan. Penggunaan iklan komparatif pada merek deterjen juga memiliki kecenderungan melanggar Etika Pariwara Indonesia (EPI) karena merendahkan produk kompetitor dan dapat menyesatkan khalayak.
Detergent is a household product that is used daily. In Indonesia, the high demand for detergents makes competition intense in the industry so that the use of advertising becomes very important in order to market and differentiate each product. However, a brand cannot simply advertise its products, but needs to consider the message and advertising concept to make it stand out from other products. One of them is by making advertisements that make comparisons to competitors' products or comparative advertisements. However, the use of comparative advertising must follow advertising ethics. This paper aims to determine the use of comparative advertising on detergent brands in Indonesia, namely Surf, Rinso, and So Klin in different periods (2011 and 2015). The analysis of the use of comparative advertising is carried out thematically by examining the use of comparisons in the TVC of each brand in terms of descriptive text, words and sentences, and visuals used. Based on the findings, detergent advertisements often have scenes that juxtapose and compare their products with other products that are considered competitors' products. The comparison made refers to indirect comparative advertising. In addition, competitors' products are always described as no cleaner, no brighter, no more fragrant, no more laundry, and no more practical or fast than the detergent product being advertised. The use of comparative advertising on detergent brands also has a tendency to violate the Indonesian Advertising Ethics (EPI) because it demeans competitors' products and can mislead the public.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ahmad Arinaldi
"Saat ini identifikasi manusia menjadi salah satu bidang penelitian yang berkembang dalam rangka menyelesaikan berbagai permasalahan yang terkait dengan keamanan dan pembatasan akses. Identifikasi perlu dilakukan baik dalam bidang pencatatan sipil (misal e-KTP), bidang keamanan (misalkan kunci biometrik). Tujuan skripsi ini adalah mengimplementasikan sebuah algoritma identifikasi iris dan menganalisis pengaruh proses pembentukan mask dan pengubahan bentuk wavelet pada kinerja algoritma pencocokan pola iris mata yang didasarkan algoritma Daugman yang dirilis pada 2004. Algoritma yang telah disusun dalam skripsi ini memiliki performa CRR 99.8 % (threshold = 0.678) dan EER 3.01 % (threshold = 0.648) dan dengan menambahkan suatu algoritma pembentukan mask dengan mengabaikan 4 posisi piksel yang bersebelahan dengan mask meningkatkan performa deteksi dari segi penerimaan palsu, yakni penerimaan palsu dapat diturunkan sampai 3 kali. Selain itu, algoritma yang telah disusun dalam skripsi ini bekerja paling baik dengan bentuk wavelet yang paling optimum untuk pencocokan iris mata berdasarkan berbagai wavelet yang dianalisis adalah wavelet Gabor.

In recent years, human identification has become a major area of study. This is due to the increased focus on security and access limitation. Identification is needed in a wide range of areas, such as civil documentation (e-KTP) and security (Biometric locks). The purpose of this work is to implement and analyze the effect of mask formation and wavelet shape on the performance of the iris matching algorithm based on Daugman's algotrithm released in 2004. The algorithm formulated in this work achieves CRR 99.8% (at threshold 0.678) and EER 3.01% (at threshold 0.648) and by using a masking algorithm which ignores 4 positions of pixels adjacent to the mask, false accept numbers can be improved 3 times, that is there are 3 times less false accept instances. It is also shown that from the various shapes of wavelets used, the wavelet that gives the best result in the algorithm formulated in this paper for iris matching is the Gabor wavelet.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56459
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Gustian Djuanda
"ABSTRAK
Penelitian ini mempunyai tujuan memperoleh hasil pengujian pengaruh Pakto 1988 terhadap pola penanaman dana masyarakat pada Bank Umum di Indonesia dan juga melihat pengaruh Pakto 1988 terhadap Portfolio Optimal penanaman dana tersebut pada Bank Umum di Indonesia.
Teori yang mendasari penelitian ini adalah teori statistik dan teori portfolio. Teori statistik digunakan untuk menelaah pengaruh Pakto 1988 terhadap Pola Penanaman Dana Dana Masyarakat Pada Bank Umum di Indonesia sedangkan teori portfolio digunakan untuk menelaah pengaruh Pakto 1988 terhadap Portfolio Optimal Penanaman Dana Masyarakat Pada Bank Umum di Indonesia.
Penelitian-penelitian yang dilakukan terhadap pengaruh Pakto 1988 tidak lengkap dan berdimensi waktu yang relatif pendek, sehingga tidak memberikan kesimpulan yang komprehensif. Selain itu penelitian terhadap Portfolio Optimal hanya dilakukan pada securities atas saham dan obligasi, sedangkan penelitian terhadap securities lainnya sedikit sekali dilakukan.
Penelitian ini dilakukan pada seluruh Bank Umum yang ada di Indonesia dengan mengklasifikannya pada empat kelompok yaitu kelompok Bank Pemerintah, kelompok Bank Swasta Nasional, kelompok Bank Pembangunan Daerah dan kelompok Bank Asing dan Campuran. Data yang digunakan adalah data sekunder dari Lapora Bulanan dan Mingguan Bank Indonesia sejak Januari 1983 sampai Desember 1993 berupa data pola penanaman dana masyarakat berupa giro, tabungan dan deposito serta tingkat bunga deposito. Tehnik analisa data yang digunakan adalah uji beda dua rata-rata dan Paket Komputer Analysis Portfolio dari Haugen.
Hasil yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah Pakto 1988 mempengaruhi Polo. Penanaman Dana Masyarakat dan Portfolio Optimalnya Pada Bank Umum di Indonesia. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil uji beda dua rata-rata yang menyatakan ada perbedaan yang signifikan antara pola penanaman dana masyarakat yang berbentuk giro, tabungan maupun deposito dengan adanya Pakto 1988. Selain itu Portfolio Optimal dari penanaman dana deposito masyarakat pada Bank []mum juga ikut berubah dengan adanya Pakto 1988. Bila kita bandingkan hasil portfolio optimal dengan realitanya, maka dapat dinyatakan masyarakat tidak memperhatikan portfolio optimal dalam menanam dananya.
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi berbagai pihak seperti Pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia dalam pengambilan kebijaksanaan lanjutan ataupun kebijaksanaan mengeliminasi dampak negatif dari Pakto 1988 dan pihak perbankan dapat menggunakannya dalam pembuatan atau penciptaan produk yang sesuai kebutuhan masyarakat dan tentu saja harus menguntungkan pihak perbankan.
Hal yang patut disayangkan pada penelitian ini adalah tidak dapat mengungkap portfolio optimal dari giro dan tabungan., karena tidak terdapatnya data tersebut pada Bank Indonesia. Oleh karena itu penelitian ini belum secara sempurna melakukan penelaahan terhadap portfolio optimal penanaman dana masyarakat, sehingga membuka peluang bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian dengan bahasan yang lebih sempurna dan komprehensif guns memberikan kontribusi yang iebih besar pada masyarakat dalam mencapai kesejahteraan yang adil dan makmur.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>