Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191664 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Francia, Maria Shisze
"ABSTRAK
Latar Belakang: Pola makan vegetarian diketahui memiliki efek positif terhadap
kesehatan. Penelitian mengenai status periodontal pada vegetarian masih sedikit.
Tujuan: Mengevaluasi kedalaman poket periodontal, resesi gingiva, dan kehilangan
perlekatan pada vegetarian secara klinis. Metode: Penelitian potong lintang pada 30
orang vegetarian dan 30 orang non-vegetarian berusia 16-65 tahun. Pemeriksaan
klinis jaringan periodontal meliputi kedalaman poket, resesi gingiva, dan kehilangan
perlekatan. Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05) rerata kedalaman
poket (Independent T-Test), resesi gingiva dan kehilangan perlekatan (uji Mann-
Whitney) antara vegetarian dan non-vegetarian. Kesimpulan: Hasil evaluasi klinis
terhadap kedalaman poket periodontal, resesi gingiva, dan kehilangan perlekatan
tidak berbeda antara vegetarian dan non-vegetarian.

ABSTRACT
Background: Vegetarian diet is known to have positive effects on health. Only
scarce data are available concerning the periodontal status in vegetarians.
Objectives: To evaluate the periodontal pocket depth, gingival recession, and
clinical attachment level in vegetarians clinically. Methods: A cross-sectional study
of 30 vegetarians and 30 non-vegetarians aged 16-65 years. Clinical examination of
periodontal tissues, including periodontal pocket depth, gingival recession, and
clinical attachment level. Results: No significant mean differences (p>0,05) on
periodontal pocket depth (independent T-test), gingival recession and clinical
attachment level (Mann-Whitney test) between vegetarians and non-vegetarians.
Conclusions: Clinical evaluation results of periodontal pocket depth, gingival
recession, and clinical attachment level in vegetarians are not different between
vegetarians and non-vegetarians."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Hermanda Putri
"ABSTRAK
Latar Belakang: Nutrisi pada makanan yang dikonsumsi oleh vegetarian dapat
memberi pengaruh yang baik terhadap kondisi periodontal. Tujuan: Untuk
mengetahui perbedaan status periodontal pada vegetarian dibandingkan nonvegetarian.
Metode: Penelitian deskriptif cross-sectional dengan subjek 60 orang
yang terbagi dalam dua kelompok, 30 orang vegetarian dan 30 orang nonvegetarian.
Dilakukan pengukuran indeks plak, kalkulus, OHIS dan PBI pada
masing-masing kelompok. Hasil: Nilai rerata indeks plak, kalkulus, OHIS, dan
PBI pada kedua kelompok tidak berbeda bermakna (uji Mann-Whitney; p>0,05
dan uji Independent T-Test; p>0,05). Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan
bermakna dari indeks plak, kalkulus, oral hygiene, dan perdarahan gingiva
kelompok vegetarian dibandingkan non-vegetarian dan semuanya tergolong ke
dalam kategori sedang dan baik.

ABSTRACT
Background: Nutritions in vegetarians’s food can give a good effect to periodontal
condition. Objective: To analyze the differences of periodontal status in vegetarians
compared to non-vegetarians. Method: The research is cross-sectional descriptive
with 60 subjects who were divided into two groups, 30 subjects of vegetarians and 30
subjects of non-vegetarians. Examination were done using plaque, calculus, OHIS,
and PBI index in each group. Result: The mean of plaque, calculus, OHIS, and PBI
index scores in both of groups have no significant difference (Mann-Whitney test;
p>0,05 and Independent T-Test; p>0,05). Conclusion: There is no significant
difference of plaque, calculus, oral hygiene, and papila bleeding index in vegetarians
compared to non-vegetarians and they were classified to moderate and good
category."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Popy Sandra
"Latar belakang : Penyakit periodontal disebabkan oleh akumulasi plak mengandung kumpulan mikroorganisme patogen yang memicu respons imun host, menyebabkan pelepasan mediator inflamasi. Peradangan jaringan periodontal yang bersifat kronis menyebabkan inflamasi sistemik derajat rendah dan peningkatan kadar sitokin, seperti Interleukin 1 Beta (IL-1β). Respons imun yang konstan terhadap antigen terus menerus terjadi pada penderita long Covid. Terdapat persamaan respons inflamasi menunjukkan potensi hubungan antara periodontitis dengan infeksi COVID-19. Evaluasi parameter klinis periodontal subjek dengan dengan dan tanpa riwayat COVID-19 memberikan pemahaman dampak COVID-19 terhadap kesehatan periodontal Tujuan: Menganalisis hubungan penyakit periodontal dan riwayat COVID-19 dengan parameter klinis periodontal dan kadar sitokin IL-1β. Metode : Subjek penelitian berjumlah 36 orang terbagi menjadi tiga kelompok yaitu sehat periodontal, gingivitis dan periodontitis dengan parameter klinis periodontal yang diperiksa yaitu kehilangan perlekatan klinis / CAL, indeks plak / PI, perdarahan papila interdental / PBI dan gingival index (GI). Peneliti menganalisis hasil perbandingan nilai CAL, PI, PBI, dan GI pada subjek penyakit periodontal dengan riwayat COVID-19 dan kadar interleukin dengan ELISA. Hasil: Terdapat perbedaan subjek sehat, dan subjek penyakit periodontal dengan parameter klinis periodontal CAL, PI, PBI, GI yang signifikan (p<0.05). Kecenderungan peningkatan parameter klinis periodontal CAL, PI, PBI, GI sesuai keparahan penyakit periodontal. Subjek riwayat COVID-19 memiliki kadar sitokin IL-1β lebih tinggi dibandingkan tanpa riwayat (p<0.05). Terdapat hubungan parameter klinis Gingival Index (GI) pada subjek Gingivitis dan PBI dengan kadar sitokin IL-1β pada subjek riwayat COVID-19. Kesimpulan: Terdapat hubungan penyakit periodontal dan riwayat COVID- 19 dengan parameter klinis periodontal dan kadar sitokin IL-1β. Studi ini menunjukkan bahwa penyakit periodontal merupakan faktor resiko keparahan dari infeksi COVID dan sebaliknya.

Background: Periodontal disease, including gingivitis and periodontitis, is caused by the
accumulation of plaque containing a group of pathogenic microorganisms that trigger the
host's immune response, leading to the release of inflammatory mediators. Chronic
inflammation of the periodontal tissues causes low-grade systemic inflammation and an
increase in cytokine levels, such as Interleukin 1 Beta (IL-1β). Constant immune
responses to continuous antigen exposure occur in individuals with long Covid. The
similarity in inflammatory responses indicates a potential connection between
periodontitis and COVID-19 infection. Evaluating the clinical parameter periodontal of
subjects with and without a history of COVID-19 provides insights into the impact of
COVID-19 on periodontal health Objective: To analyze the relationship between
periodontal disease and a history of COVID-19 with clinical parameter periodontal and
IL-1β cytokine levels. Methods: The study included 36 participants divided into three
groups: a healthy periodontal group, a gingivitis group, and a periodontitis group. The
clinical parameter periodontal was assessed using clinical attachment loss (CAL), plaque
index (PI), papillary bleeding index (PBI), and gingival index (GI). The researcher
analyzed the mean values of CAL, PI, PBI, and GI in patients with periodontal disease,
considering their history of COVID-19 and interleukin levels using ELISA. Result:
Significant differences were found between subjects with healthy clinical parameter
periodontal and those with periodontal disease, as indicated by the values of CAL, PI,
PBI, and GI (p <0.05). There was a trend of increasing CAL, PI, PBI, and GI values in
line with the severity of periodontal disease. Subjects with a history of COVID-19 showed
higher levels of IL-1β cytokine compared to those without a history (p <0.05). There was
a relationship between clinical parameter periodontal (Gingival Index - GI) in subjects
with gingivitis and PBI with the IL-1β cytokine levels in subjects with a history of
COVID-19. Conclusion: There is relationship between periodontal disease and a history
of COVID-19 with clinical parameter periodontal and IL-1β cytokine levels. This study
suggests that periodontal disease is a risk factor for the severity of COVID-19 infection.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pakpahan, Omry
"Persalinan prematur definisi adalah persalinan prematur adalah persalinan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (WHO, 1993), penelitian Rooney B & Calhoun B.C, (2003) menjelaskan bahwa prematur terjadi masa kehamilan antara 20 minggu sampai kurang 37 minggu.
Penelitian dilakukan untuk mengetahui risiko penyakit periodontal terhadap kejadian persalinan prematur berdasarkan pemeriksaan klinis, antara lain Level perlekatan klinis (Clinical Attachment Level/CAL), Periodontal poket dalam (Periodontal Pocket in Depth/PPD), Perdarahan probing (Bleeding on Probing/BOP) dan mengetahui ibu hamil menderita penyakit periodontal lebih berisiko terjadi persalinan prematur daripada tidak menderita penyakit periodontal.
Penelitian observasional dengan disain kasus kontrol yang dilakukan di fasilitas kesehatan (hospital based). Penelitian dilaksanakan pada beberapa rumah sakit di Pontianak seperti RSUD dr Soedarso, RSIA Anugrah Bunda Khatulistiwa, RSIA Jeumpa dan RS Kharitas Bakti. Besar sampel minimal dalam penelitian dengan kasus 87 responden dan kontrol 98 responden, pengumpulan data dilakukan bulan agustus 2014 s/d mei 2015.
Hasil penelitian diperoleh bahwa proporsi penyakit periodontal dengan persalinan prematur sebesar 71,40% dan pada persalinan aterm 49,00%. Sedangkan proporsi yang tidak menderita penyakit periodontal dengan persalinan prematur 28,60%, pada persalinan aterm 51,00%. Penyakit periodontal berhubungan bermakna dengan resiko 2,4 lebih besar dibandingkan tidak menderita penyakit periodontal. Sebagai konfonder berhubungan bermakna antara lain faktor resiko ANC dan Pekerjaan.
Saran penelitian ini, ibu hamil dapat melakukan pemeriksaan penyakit periodontal pada tata laksana ANC baik pada pelayanan dasar maupun rujukan pada ibu hamil.

Preterm labor is the definition of preterm labor is labor gestation less than 37 weeks (WHO, 1993), research Rooney B.C B & Calhoun (2003) explain that premature occur between 20 weeks gestation until less than 37 weeks.
The study was conducted to determine the risk of periodontal disease on the incidence of preterm birth based on clinical examination, including Clinical Attachment Level (CAL), Periodontal Pocket in Depth (PPD), Bleeding on Probing (BOP) that pregnant women suffer from periodontal disease is a risk of premature delivery than not suffer from periodontal disease.
Observational study with case control design conducted in health facilities (hospital based). The experiment was conducted at several hospitals in Singapore as dr Soedarso, RSIA Anugrah Mother Equator, RSIA JEUMPA and RS Kharitas Bakti. Minimum sample size in the study with the case of 87 respondents and 98 control respondents, data collection conducted in August 2014 s / d of May, 2015.
The result showed that the proportion of periodontal disease and preterm labor at 71.40% and 49.00% of term deliveries. While the proportion who do not suffer from periodontal disease and preterm labor 28.60%, 51.00% in labor at term. Periodontal disease significantly associated with the risk greater than 2.4 do not suffer from periodontal disease. As confounder significant relationship between other risk factors ANC and Employment.
Suggestion of this study, pregnant women can conduct examination of periodontal disease in ANC governance both at primary and referral services to pregnant women."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
D2217
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Ilham Hutomo
"Latar Belakang: Osteoporosis merupakan penyakit yang ditandai oleh penurunan massa tulang, sehingga menyebabkan perubahan mikroarsitektur tulang. Osteokalsin adalah protein penanda adanya pembentukan dan resorpsi tulang. Tujuan: Menganalisis hubungan antara kadar osteokalsin dengan status periodontal pada perempuan berisiko osteoporosis. Metode: Studi potong lintang pada 70 perempuan pascamenopause. Dilakukan pemeriksaan status periodontal dan kadar osteokalsin dalam serum menggunakan metode ELISA. Hasil: Tidak terdapat perbedaan kadar osteokalsin antara subjek osteoporosis, osteopenia, dan normal. Terdapat hubungan antara kadar osteokalsin terhadap kehilangan perlekatan klinis pada subjek osteoporosis. Kesimpulan: Ada hubungan antara kadar osteokalsin dengan status periodontal pada subjek osteoporosis.

Background: Osteoporosis is defined as a bone disease characterised by a decrease in bone mass results in bone microarchitecture alteration. Osteocalcin is a valid biomarker for bone turnover and resorption. Aim: To analyze relationship between serum osteocalcin levels and periodontal status in osteoporotic risk women. Methods: A cross-sectional study was conducted on 70 postmenopausal women. Periodontal examination and serum osteocalcin levels was measured using ELISA method. Result: There is no difference of serum osteocalcin levels on osteoporotic, osteopenia, and normal subjects. Relationship between serum osteocalcin and clinical attachment loss was found on osteoporotic subjects. Conclusion: Relationship between serum osteocalcin levels and periodontal status was found on osteoporotic subjects.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhia Safira
"Latar Belakang: Impaksi makanan merupakan salah satu faktor lokal penyebab penyakit periodontal. Belum ada penelitian mengenai evaluasi impaksi makanan di Indonesia.
Tujuan: Memperoleh evaluasi klinis dan radiografis impaksi makanan gigi posterior serta hubungannya dengan jaringan periodontal.
Metode: Studi retrospektif menggunakan data sekunder dengan pendekatan potong lintang dari rekam medik RSKGM FKG UI periode 2015-2016.
Hasil: Didapatkan 53 subjek yang mengalami impaksi makanan di regio posterior dengan jumlah 124 kasus. Impaksi makanan lebih sering terjadi pada laki-laki, kelompok usia yang lebih tua, di ruang interdental antara molar-1 dan molar-2 maksila maupun mandibula.
Kesimpulan: Impaksi makanan paling sering terjadi akibat hilangnya kontak proksimal pada gigi 47, dengan kedalaman poket absolut dan kehilangan perlekatan sebesar 4-6 mm. Kerusakan tulang paling sering mencapai 1/3 servikal akar dengan pola vertikal, disertai dengan pelebaran ruang periodontal dan kerusakan lamina dura.

Background: Food impaction is one of the local factors contributing in periodontal diseases. There has been no research on the evaluation of food impaction in Indonesia.
Objective: Get the clinical and radiograph evaluation of food impaction in posterior teeth and its relationship with periodontal tissues.
Method: A cross sectional study using medical records in RSKGM FKG UI 2015 2016.
Result: There were 53 subjects that had food impaction in posterior teeth with total 124 cases. Food impaction is found more frequently in male subjects, elderly, and in interdental spaces between first and second molars in both maxilla and mandible.
Conclusion: The most common etiology is the loss of proximal contact in 47, with 4 6 mm periodontal pocket depth and attachment loss. Bone destruction vertically reaches 1 3 of tooth cervix.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuslikha K. Wardhani
"Pengenalan pengelolaan uang saku dan menabung pada anak (usia 6 - 9 tahun) di pemukiman A] Bahar dilakukan untuk menghindarkan anak terus hidup dalam Iingkaran kemiskinan. Program intervensi ini diadaptasi dari penelitian Roos dkk (2005) di Afrika Selatan dan menggunakan strategi psikologi intervcnsi Sosial. Landasan tcori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lewin is three-step model (1947) dan Kelman's altitude change theory (1958). Hasil dari program intervensi ini menunjukkan bahwa pemahaman dan identiiikasi anak terhadap konsep ckonomi meningkat. Latar belakang motivasi perilaku menabung anakjuga didiskusikan dalam Iaporan ini.

In order to prevent perpetual poverty among children whom lived in low socioeconomy status context, an intruduction of pocket money management and wvitlg were proposed and conducted for children (age 6 - 9 years old) in Al Bahar area. Psychological and social intervention startegies to promote pocket money management and saving behaviour were used and the intervention programme was adapted from the reasearch of Roos et al (2005) in South Africa. The ground theories of the programme were Lewin's three-step model (1947) and Kelman's attitude change theory (1958). The result showed that performance on understanding and identification of economic concept improved after the programme was conducted. The motivational background for children’s saving behaviour was discussed."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T34161
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Doenges, Marilynn E., 1922-
Philadelphia, PA: F.A. Davis , 2004
610.73 DOE n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hanaa
"ABSTRAK
Latar Belakang: Periodontitis merupakan kondisi patologis yaitu terjadinya inflamasi atau peradangan yang menyebabkan hilangnya jaringan pendukung gigi seperti gingiva, ligamen periodontal, dan kerusakan tulang alveolar. Untuk mengatasi periodontitis dapat dikembangkan terapi menggunakan bahan alami yaitu propolis dimana propolis memiliki efek farmakologi, seperti anti-mikrobial dan anti-inflamasi. Tujuan: Mengetahui efektivitas gel propolis 5% terhadap periodontitis secara klinis dan kerusakan tulang pada model periodontitis Mus musculus dengan aplikasi ligature silk thread. Metode: 18 Mus musculus dibagi menjadi kelompok perlakuan, kelompok kontrol positif, dan kelompok kontrol negatif. Kemudian dipasangkan ligature silk thread 5.0 pada gigi molar dua kanan maksila untuk memicu periodontitis. Kemudian pada hari ke-7 dilakukan pelepasan ligature dan dilakukan pengaplikasian gel propolis 5% untuk kelompok perlakuan, gel metronidazole untuk kontrol positif, dan gel plasebo untuk kontrol negatif. Pengambilan sampel tulang alveolar dilakukan pada hari ke-14 dan dilakukan pengamatan pada bagian bukal menggunakan stereomikroskop. Pada hari ke-7 dan hari ke-14 juga dilakukan pengukuran kedalaman poket dan skor SBI. Hasil: Terdapat penurunan poket dan penurunan skor SBI pada kelompok gel propolis 5%, namun tidak memiliki perbedaan signifikan secara statistik dengan kelompok kontrol (p>0,05). Selain itu luas rata-rata kerusakan tulang antara kelompok gel propolis 5% tidak memiliki perbedaan signifikan secara statistik dengan kelompok kontrol. (p>0,05). Kesimpulan: Gel Propolis 5% tidak memiliki efek terapi terhadap periodontitis pada model periodontitis Mus musculus dengan aplikasi ligature silk thread."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiharto Wijaya
"Latar Belakang: Kerusakan jaringan periodontal terjadi karena inflamasi terhadap invasi bakteri. Human beta defensin-1 adalah peptida antimikroba dan pertahanan pertama terhadap infeksi.
Tujuan Penelitian: Membandingkan kadar ekspresi HBD-1 antara kelompok periodontitis kronis, periodontitis agresif dan normal
Bahan dan Metode: Kadar HBD-1 dari 94 sampel CKG subjek periodontitis kronis, periodontitis agresif dan normal diukur dengan ELISA
Hasil: Analisis Mann-Whitney menunjukkan perbedaan kadar HBD-1 antara periodontitis kronis dengan normal (p<0,05) dan tidak terdapat perbedaan signifikan (p>0,05) antara periodontitis agresif dengan normal, dan antara periodontitis kronis dengan periodontitis agresif.
Kesimpulan: Kadar HBD-1 pada CKG menurun pada kondisi periodontitis kronis dan periodontitis agresif.

Background: Periodontal disease is happened because inflammation reaction ro bacterial invasion. Human beta defensin-1 (HBD-1) is antimicroba peptide which regulate the first defense mechanism.
Objectives: To compare level of HBD-1 between chronic periodontitis, aggressive periodontitis, and normal group.
Material and Methods: Level of HBD-1 from GCF sample of chronic periodontitis, aggressive periodontitis, and normal group were assessed with ELISA.
Results: Mann-Whitney analysis show different level of HBD-1 expression between chronic periodontitis and normal (p<0,05) and there was no significant difference (p>0,05) between aggressive periodontitis and normal, and between chronic periodontitis and aggressive periodontitis.
Conclusion: Level of HBD-1 in GCF decreased in chronic periodontitis and aggressive periodontitis.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>