Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200126 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"[Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak IPO terhadap return industrinya, secara umum menunjukkan bahwa IPO memiliki dampak yang tidak signifikan terhadap return industrinya, dari dampak secara umum IPO terhadap return industrinya tersebut yang tidak signifikan secara statistik, penelitian ini mencoba mengklasifikasikan IPO berdasarkan 2 dampak yang berbeda yang menyebabkan IPO tidak signifikan (secara umum) terhadap industrinya, 2 dampak ini dipisahkan menjadi 2 model efek yaitu information effect dan competitive effect, masing – masing model mengklasifikasikan IPO sesuai dengan karakternya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan setelah IPO diklasifikasikan sesuai dengan karakternya masing – masing, IPO tetap tidak signifikan mempengaruhi return industrinya., Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak IPO terhadap return industrinya, secara umum menunjukkan bahwa IPO memiliki dampak yang tidak signifikan terhadap return industrinya, dari dampak secara umum IPO terhadap return industrinya tersebut yang tidak signifikan secara statistik, penelitian ini mencoba mengklasifikasikan IPO berdasarkan 2 dampak yang berbeda yang menyebabkan IPO tidak signifikan (secara umum) terhadap industrinya, 2 dampak ini dipisahkan menjadi 2 model efek yaitu information effect dan competitive effect, masing – masing model mengklasifikasikan IPO sesuai dengan karakternya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan setelah IPO diklasifikasikan sesuai dengan karakternya masing – masing, IPO tetap tidak signifikan mempengaruhi return industrinya.]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S58754
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benedictus Yuliando
"Initial public offering (IPO) merupakan salah satu cara perusahaan untuk memperoleh pendanaan. Beberapa penelitian membuktikan bahwa IPO yang dilakukan perusahaan akan memberikan dampak negatif pada harga saham perusahaan-perusahaan di dalam industri yang sama dengan perusahaan yang melakukan IPO. Tesis ini membahas dampak IPO terhadap abnormal return industri dengan menggunakan metode event study atas IPO yang terjadi di Bursa Efek Indonesia selama periode 2006 sampai dengan 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat bukti yang signifikan bahwa harga saham perusahaan-perusahaan dalam industri yang sama dengan perusahaan yang melakukan IPO akan mengalami cumulative abnormal return yang negatif pada periode terjadinya suatu IPO.

Initial public offering (IPO) is one of the financing methods of the company. Some researches conclude that companies in the same industry with the company which is doing IPO experience negative stock price reactions to completed IPO in their industry. The focus of this thesis is to analyze the effect of IPO on industry?s abnormal return by using event study on IPO during 2006-2011 period at Indonesia Stock Exchange. The result of this study shows that there is no significance evidence that the stock price of the companies in the same industry with the company which is doing the IPO experiences negative cumulative abnormal return during IPO in their industry."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T32209
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Titin F. Nur
"ABSTRAK
PT. Persero Jakarta Industrial Estate Pulogadung (PT. Persero JIEP) merupakan badan usaha
milik negara yang sahamnya dimiliki Departemen Keuangan RI dan Pemerintah DKI Jakarta.
Berlokasi di daerah Pulogadung, PT. Persero JIEP mengelola Kawasan Industri Pulogadung,
yang merupakan pioneer kawasan industri di Indonesia. Pendapatan utama perusahaan ini adalah
dari penjualan tanah kapling industri dan penyediaan sarana dan prasarana bagi investor yang
ingin berbisnis di kawasan ini. Namun dalam perkembangannya, pendapatan utama perusahaan
mulai bergeser dan penjualan tanah kapling industri yang semula memberikan kontribusi terbesar
kini bergeser dengan pendapatan dan penyewaan bangunan yang disebabkan oleh persediaan
lahan industri yang semakin terbatas.
Sejalan dengan perkembangan ekonomi dan pertumbuhan Indonesia, PT. Persero JIEP
semakin memantapkan diri menjadi pengembang properti kawasan industri dan bisnis terkemuka
untuk mengembangkan kawasan bisnis dengan basis industri bernilai tambah tinggi. Hal ini
sejalan dengan RUTR DM Jakarta tahun 1985 ? 2005 yang menetapkan orientasi pembangunan
dan pengembangan di wilayah timur dan barat, sehìngga Kawasan Industri Pulogadung yang.
berada di sentra timur menjadi makin berada di pusat kegiatan bisnis dan pemukiman.
Kondisi tersebut menuntut langkah antisipatif dan kegiatan yang terfokus agar dapat
memberikan kontribusi pada pertumbuhan dan perkembangan kota Jakarta sebagai service city,
khususnya di wilayah Jakarta Timur. Sejalan dengan visi dan misi perusahaan serta berbekal
pengalaman dalam mengembangkan Bangunan Pabrik Siap Pakai, serta memenuhi permintaan
pasar untuk melakukan kegiatan bisnis, perdagangan, distribusi dan kantor secara terpadu
berbasis hightech yang non polutan PT. Persero JIEP merencanakan untuk membangun Multi
Used Building (MIJB).
Penyelesaian masalah restrukturisasi perbankan yang sampai saat ini masih tertunda-tunda,
mengakibatkan sulitnya pemberian kredit baik itu untuk pembebasan tanah, pematangan dan
pembangunan prasarana proyek skala menengah dan skala besar. Sehingga pilihan pendanaan
bagi sektor properti bertumpu pada modal sendiri, atau dari dana strategic partner melalui
penjualan saham (Privat placement) atau bersumber dari hasil pencatatan saham di Bursa Efek.
Karya akhir ini membahas kelayakan PT. Persero JIEP untuk melakukan initial Public
Offering, sebagai alternatif pembiayaan proyek tersebut diatas yang rencananya akan dibiayai
100% dan pengumpulan dana hasil Go Public .Kelayakan Go Public bagi PT. Persero JIEP
ditinjau dari berbagai segi, antara lain kondisi makro Indonesia, kemungkinan pertumbuhan
perusahaan dan penghitungan saham perdana.
Kondisi ekonomi makro Indonesia tidak saja dipengaruhi oleh faktor dari dalam negeri,
tetapi juga dari luar negeri. Serangan terhadap Gedung World Trade Centre di Amerika Senkat
pada bulan November 2001, juga memberikan implikasi yang kurang baik bagi Indonesia karena
merosotnya perekonomian dunia. Imbas dari krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1998,
dan tertundanya penyelesaian masalam di dalam negeri dan ketidak konsistensian pemerintah
dalam mengeluarkan kebijakan yang memberikafl rangsangan terhadap investasi mengakìbatkan
optimisme pasar terhadap sektor properti kurang. Hal ini tercermin dalam kinerja emiten properti
di bursa saham per Qktober 2001, hampir semua mengalami kerugian rata-rata 26%.
Dan segi pertumbuhan1 PT. Persero JIEP memiliki prospek yang cukup baik. Laba
perusahaan dari tahun ke tahun niengalami peningkatan, bahkan saat Indonesia dilanda krisis
ekonomi, laba setelah pajak perusahaan tetap menunjukkan peningkatan. Hal ¡ni dibarengi
dengan kondisi perusahaan yang selalu dalam kondisi ?Sehat Sekali?.
Salah satu aspek yang cukup menentukan keberhasilan go publik adalah harga saham.
Perhitungan harga saham dilakukan dengan menggunakan metode Discounted Freecashflow
mendapatkan nilai per lembar dengan range harga Rp 1.231,- sampai dengan Rp 1.284,-
Sedangkan dengan metode P/B Rasio, yaitu berturut-turut sebesar Rp 1.704 per lembar. Satu
satunya perusahaan yang sejenis yang telah masuk bursa yaitu PT. Jababeka,Tbk menawarkan
saham pada harga perdana sebesar Rp 4.950 dengan nilai nominal Rp 1.000 per lembar. Dalam
perkembangan tiga tahun terakhir harganya terus turun, bahkan berada dibawah harga nominal.
Pada tahun 2001 rata-rata harga saham berada dibawah kisaran Rp 200 per lembar. Future value
harga sahani KIJA tahun 2003 dengan r 14% adalah sebesar Rp 294,-.
Dengan melihat kondisi tersebut diatas, penulis menyarankan PT. Persero JIEP untuk
mencari alternatif pembiayaan lain dengan biaya yang lebih murah. Go publik tidak selalu
berhasil seperti yang diharapkan, selain itu biaya go publik juga tidak sedikit. Pendanaan
pembangunan Multi Used Building disarankan dengan penawaran obligasi. Hal ini
mempertimbangkan kondisi pertumbuhan perusahaan yang cukup baik, serta komparatif
advantage perusahaan yang berlokasi di daerah yang sangat strategis.
"
2002
T5011
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nahusuly, Samuel James
"ABSTRACT
Penelitian ini menyelidiki hubungan porsi saham yang ditawarkan ke publik oleh perusahaan pada saat melakukan initial public offering (IPO) dengan kinerja jangka panjang saham perusahaan di Indonesia. Sampel penelitian meliputi 140 IPO perusahaan non-keuangan di Indonesia pada periode 2000-2010. Metode pengukuran kinerja jangka panjang saham menggunakan market-adjusted cumulative abnormal returns dan buy-and-hold returns. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan nonlinear antara porsi kepemilikan saham publik (free float) dengan kinerja jangka panjang saham pada periode 36 bulan setelah IPO dilakukan. Hubungan nonlinear antara free float dengan kinerja jangka panjang saham bertahan setelah dikontrol terhadap kinerja operasional perusahaan satu tahun sebelum IPO

ABSTRACT
This research aims to investigate the relationship between percentage of stocks offered to the public by firms (public float) at the time they went public and their long-term aftermarket performances. Research sample includes 140 IPOs of Indonesian non-financial listed companies within 2000-2010 periods. Market-adjusted cumulative abnormal returns and buy-and-hold returns methods are used to measure the long-term performance. The research finding shows the existence of a nonlinear relationship between public float percentage and long-term aftermarket performance 36-months after the IPO. This nonlinear relationship persists even after controlling pre-IPO operating performance."
2014
S55999
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hudiyanto
"ABSTRAK
Karya akhir ini merupakan penclitian kembali fenomena underpricing pada penawaran
umum saham perdana yang terjadi di Bursa Efek Jakarta. Beberapa penelitian sejenis telah
dilakukan pada waktu sebelumnya, sebagaimana oleh Hanafi dan Husrian (1991), Hanafi
(1997), Rufitialfian (1999), Daijono (2000), Herniawan (2000), serta Kusumaningtyas (2000).
Dalam berbagai literatur keuangan disebutkan bahwa harga penawaran perdana
(offering price) pada penawaran umum saham perdana (IPO) Iebih rendah dan nilai wajarnya
atau mengalami underpriced. Hal ini menyebabkan diperolehnya first-day abnormal return
yang positif dan siginifikan bagi pembeli saham di pasar perdana dan menjual kembali saham
tersebut di hari pertama atau kedua setelah diperdagangkan di pasar sekunder.
Karya akhir ini rnempunyai tiga tujuan utama, yaitu untuk mengetahui keberadaan dan
besarnya underpricing saham perdana, perilaku saham perdana, serta menentukan variabel
variabel yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat underpricing. Kajian karya akhir ini
juga ingin meneliti hubungan antara besaran underpricing dengan kondisi pasar modal
Indonesia yang terpengaruh oleh krisis moneter yang mulal berdampak pada bulan Juil 1997.
Penelitian mengambil sampel dari emiten-emiten yang melakukan IPO di Bursa Efek Jakarta
dad tahun 1996 sampai dengan 2000.
Hasil penelitian menunjukan bahwa selama periode tahun 1996 sampai dengan tahun
2000, saham perdana mengalami derpricing sebesar 21 96% secara rata-rata dan siginifikan
pada saat pertama kali perdagangan. Perhitungan tersebul menggunakan metode market
adjusted abnormal return.
Penelitian juga mendapalkan fakta bahwa kondisi bursa yang terpengaruh oleh krisis
moneter Juli 1997 mempengaruhi secara signifikan terhadap tingkat underpricing. Jika pada
periode 1996 sampai dengan JuIi 1997 tingkat underpricing IPO yang terjadi sebesar 14,77%,
maka pada periode Agustus 1997 sampai dengan 2000 tingkat underpricing meningkat tajam
sebesar 109,07% menjadi 30,88%. Hal ini menyimpulkan bahwa semakin besar risiko
investasi di pasar modal maka semakin besar pula tingkat underpricing IPO.
Perilaku saham perdana yang dapat dilihat dari pola CAAR menunjukan bahwa tingkat
underpricing yang terbesar hanya terjadi pada hari pertama. Pada hari kedua, saham perdana
mengalami koreksi yang signifikan. AAR yang diharapkan positif pada hari-hari berikutnya
nampak tidak selalu terjadi. Yang terjadi adalah pola CAAR yang cenderung menurun
meskij,un tidak besar dan signifikan. Pada bulan ketiga, saham perdana menunjukan pola yang
menurun dan terjadi sampai akhir bulan ke enam. Lebih jauh lagi, penelitian yang mengkaji
tiga variabel yang diduga berpengaruh penting terhadap tingkat underpricing menyimpulkan
bahwa vaniabel kondisi bursa-lah yang mempengaruhi secara signifikan terhadap tingkat
underpricing. Sedangkan vaniabel besaran ROE dan DER tidak mempengaruhi secara
signifikan terhadap tingkat underpricing.
Fenomena underpricing pada saham perdana menjadi hal yang menarik karena
mempunyai implikasi yang luas. Bagi para akademisi hal ini dapat melemahkan teori hipotesa
pasar modal yang efisien, khususnya bentuk setengah kuat (semi strong). Bagi para pelaku
pasar modal, hal ini dapat dijadikan referensi untuk menyusun strategi yang tepat, bijaksana
dan rasional dalam merespon peristiwa penawaran saham perdana di masa depan.
"
2002
T2393
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Wahyu Hidayat
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh struktur corporate governance terhadap underpricing pada saat perusahaan melakukan Initial Public Offering (IPO). Penelitian ini didasarkan pada teori sinyal (signaling theory) yang menyatakan bahwa keberadaan struktur corporate governance yang baik pada saat perusahaan melakukan IPO akan memberikan sinyal kualitas perusahaan yang tinggi kepada investor potensial. Struktur corporate governance yang diuji meliputi jumlah anggota dewan komisaris, tingkat independensi dari dewan komisaris, dan keberadaan komite audit. Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan model regresi berganda dengan sampel 95 observasi dari perusahaan yang melakukan IPO yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama periode 2005-2012.
Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa: (1) jumlah anggota dewan komisaris berkorelasi negatif dan berpengaruh terhadap underpricing, (2) tingkat independensi dari dewan komisaris tidak memiliki pengaruh terhadap underpricing, (3) keberadaan komite audit tidak memiliki pengaruh terhadap underpricing, (4) struktur corporate governance (jumlah anggota dewan komisaris, independensi dewan komisaris, dan keberadaan komite adit) secara simultan memiliki korelasi positif dan memiliki pengaruh signifikan terhadap underpricing.

This objective of this research is to examine the effect of corporate governance structure on underpricing at initial public offering (IPO). This study is based on signaling theory to suggest that the existence of properly corporate governance structured at the time of the IPO may signal high firm quality to potential investors. The corporate governance structure tested include board size, board independence, and existence of audit committee. Testing hypotheses are conducted using multiple regression models with observations from 95 sample IPO companies listed in Indonesian Stock Exchange during the period of 2005-2012.
The empirical result show that: (1) board size have negative correlation and have effect on underpricing, (2) board independence have no effect on underpricing, (3) the existence of audit committee have no effect on underpricing, (4) corporate governance structure (board size, board independence, and the existence of audit committee) simultantly have positive correlation and have effect on underpricing.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S46638
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gandung Aryopratomo Yudokusumo
"Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor informasi yang memengaruhi initial return selama proses penawaran pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2001-2013. Initial return diukur dengan menghitung selisih antara harga saham pada penutupan hari pertama di pasar sekunder dengan harga saat penawaran umum dibagi dengan harga saat penawaran umum. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif serta pengujian hipotesis dengan menggunakan regresi data cross-section. Faktor informasi yang diuji dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu informasi akuntansi, informasi non-akuntansi, dan informasi terkait pasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur perusahaan dan reputasi penjamin emisi berpengaruh negatif terhadap initial return, sedangkan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia berpengaruh positif terhadap initial return.

The purpose of this research is to analyze the factors of information during the public offering influencing the initial return of listed companies in Indonesia Stock Exchange for 2001-2013. Initial return is measured by dividing the first day return with the offering price. Research is conducted with quantitative methods and hypothesis testing using cross-section data regression. Tested factors are divided into three groups, which are the accounting information, the nonaccounting information, and the information that related to the market condition. Overall results reveal that age of company and reputation of underwriter negatively affect initial return. On the other hand, interest rate of Sertifikat Bank Indonesia positively affect initial return."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S56609
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Aginako
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ketakutan yang timbul akibat adanya pandemi covid-19 terhadap performa jangka pendek dan jangka panjang perusahaan yang baru melakukan IPO. Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu cross-sectional dan panel dengan sampel masing-masing sebesar 90 perusahaan yang baru IPO dan 182 perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2017. Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan model baseline dan random effect. Hasil studi menunjukkan adanya pengaruh negatif yang signifikan dari ketakutan akibat sentimen covid-19 terhadap underpricing dan pergerakan saham perusahaan yang baru IPO cukup sensitif terhadap covid-19.

This study aims to analyze the effect of fear arising from the COVID-19 pandemic on the short-term and long-term performance of companies that have just conducted IPO. This study uses two types of data, cross-sectional and panel with a sample of 90 companies that have recently IPOs and 182 companies that have been listed on the Indonesia Stock Exchange starting from 2017. The research method in this study uses a baseline and random effect model. This study shows that the effect of fear of COVID-19 is negatively significant on underpricing and the stock movement of companies that have recently IPOs is quite sensitive to COVID-19."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Marcia Tjandrawijata
"Penelitian ini membahas tentang terjadinya disposition effect dan pengaruhnya terhadap momentum saham di Indonesia. Disposition effect adalah kecenderungan investor untuk menjual saham winners terlalu cepat dan menahan saham losers terlalu lama. Momentum adalah salah satu anomali yang diamati di asset pricing, di mana return saham selalu berkelanjutan selama tiga hingga 12 bulan (jika positif, akan terus positif, jika negatif, akan terus negatif selama rentang waktu tersebut). Penelitian ini menggunakan data transaksi harian investor 30 security broker di Bursa Efek Indonesia dan data saham LQ45 selama tahun 2010-2013. Hasil dari penelitian ini membuktikan keberadaan disposition effect pada para investor dari 30 security brokers di Indonesia dan bahwa momentum tidak terdapat di Indonesia. Ketidakberadaan momentum ini dapat disebabkan oleh pemilihan saham yang likuid, karena saham yang likuid cenderung efisien.

This paper analyses behavioral finance phenomenon known as disposition effect and its impact on stock momentum in Indonesia. Disposition effect is investor's tendency to sell winning stocks too early and hold losing stocks too long. Momentum is one of the anomalies observed in asset pricing, where stock return is continuous for three to twelve months (if the return is positive, it will keep on being positive, and vice versa). This research uses daily transaction data of 30 security brokers investors at Indonesian Stock Exchange and daily data of LQ45 stocks in Indonesia for the years 2010-2013. The results prove that disposition effect occurs in 30 largest security brokers Indonesia and that momentum does not exist in Indonesia. Liquid stocks chosen as sample could affect this finding because liquid stocks tend to be efficient.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S55732
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Misykah Yudria Warma
"Penelitian ini menggunakan metode studi peristiwa dengan tujuan mengetahui apakah terdapat abnormal imbal hasil saham (abnormal return) yang negatif. Selain itu, penelitian ini juga melakukan pengujian apakah terdapat perbedaan imbal hasil saham dan aktivitas volume perdagangan (trading volume activity) pada saat sebelum dan sesudah konsolidasi saham (reverse stock split). Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2001-2012 yang melakukan konsolidasi saham. Analisis dilakukan dengan menggunakan uji t dan uji t berpasangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
1) Terdapat abnormal return yang negatif dan signifikan di sekitar pengunguman reverse stock split,
2) Terdapat perbedaan yang signifikan pada abnormal return sebelum dan sesudah pengunguman reverse stock split,
3) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada volume perdagangan pada saat sebelum dan sesudah reverse stock split.

The research uses event study method in order to examine the siginificance of negative abnormal return aroud announcement date and the difference on abnormal return and trading volume before reverse stock split and after reverse stock split. The sample used is listed company in Indonesian Stock Exchange for the period 2001-2012 which have done reverse stock split. The analyses of this research were performed using paired t test and t test.
The result showed that:
1) There is negative and significant anormal return around announcement date,
2)There is the differences on abnormal return before reverse sock split and after reverse stock split,
3) There is no significant differences on trading volume beforereverse stock split and after reverse stock split.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S54928
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>